Thank you, foot ! 

img1490070163776.jpg

Kemaren saat duduk menghadiri sebuah acara di ballroom hotel,  aku tak sengaja memandang kalian yang menyentuh lantai.  Satu per satu. Kanan. Kiri. Bergantian. Kalian yang dibungkus si biru yang casual.

Tiba-tiba diriku terpikir betapa luar  berjasanya kalian berdua bagiku.  Kalian mendukung diriku sejak awal kehidupanku di dunia.  Sejak aku mulai bisa merangkak, kalian membawa tubuhku berpindah dari satu titik ke titik, dari satu ruang ke ruang lain, dari satu tempat ke tempat lain.  Kalian yang selalu membawaku ke  ke sini dan ke sana, kemana-mana.

Kalian tentu kadang merasa tak nyaman dengan hobbyku berjalan kaki menyusuri ruang-ruang terbuka.  Sesekali juga ruang-ruang tertutup.  Bobotku yang menurut orang-orang kurang seimbang dengan ukuran kalian yang relatif mungil, 39.  Apa lagi kebiasaanku melangkah dengan cepat, bahkan kadang seperti setengah berlari, tentu membuat beban kalian terasa berat.   Tapi kalian tetap mendukung dan mengikuti kehendak hati dan pikiranku. Terima kasih ya !

Meski di sepanjang kebersamaan kita aku lebih sering memberikan sneakers  atau keds loafers, mary-jane dan wedges sebagai alas dan pelindung kalian, aku mohon maaf bila dulu diriku juga acap kali bersikap kurang bijak dengan memakaikan kalian alas kaki bertumit tinggi dan kurang nyaman di berbagai aktivitas.  Semua itu hanya agar terlihat  gaya, keren dan lebih feminim (oh no !).   Maafkan diri ini sangat jarang memanjakan kalian dengan pijitan dan pedicure, atau sekedar rendaman di air hangat bergaram.   Mohon maaf juga bila ucapan terima kasih pun langka terucap.

Tapi setelah begitu banyak perlakuan kurang ramah dari diri,  aku berharap kalian tetap mendukungku untuk menjalani kehidupan, meraih impian.  Aku berharap, berdoa, agar Pemilik kalian, berkenan meminjamkan kalian untuk menemaniku, mendukungku sampai akhir hayatku.

Aku sayang kalian.  Aku cinta kalian, kaki-kakiku. ♡♡♡***

Arti Sebuah Nama..

Nama menurutku adalah pemberian orang tua yang tak hanya melekat pada jazad seorang anak manusia sejak dilahirkan ke muka bumi, tapi nama melekat juga di ruh, bahkan mungkin sampai di hari akhir nanti.

Nama adalah identitas, doa dan harapan orang tua pada anaknya.

Sebagai identitas, untuk mengetahui asal usul keturunan, beberapa suku atau etnis menggunakan family name atau nama keluarga alias marga.  Suku Batak, misalnya.

Sebagai keluarga  yang berdarah Batak, kami menggunakan family name, Siregar.  Family name itu tetap kami pakai,  meski terkadang membuat kami diberi cap sebagai pendatang di kota tempat kami menetap lebih dari 45 tahun.  Mengapa tetap dipakai, kan akan lebih mudah diterima di semua kalangan kalau gak pakai marga?  Ya, karena nama adalah identitas. Tetap memakai marga adalah cara kami menghargai leluhur yang telah membawa kami sampai pada tahap kehidupan yang sekarang ini.

Di dalam keluarga kami juga ada kebiasaan untuk memberikan nama leluhur kepada generasi yang lebih muda.  Abang sepupuku, cucu laki-laki paling tua dari Opung kami, diberi nama Pieter.  Itu adalah nama Opung Godang kami, alias ayah dari Papaku.  Adik perempuanku bernama Uli, mengambil nama dari ibunya Mamaku, Mastora Ulina boru Siregar.

Putra pertama kakakku diberi nama Parlindungan, yang merupakan gelar adat alm ibu. Putra kedua kakakku diberi nama Barumun, itu gelar adat opung kami.  Putra ketiganya diberi nama Sornong, itu nama buyut Papaku. Sedangkan putri kakakku diberi nama Ira Menmenita. Menmen itu adalah nama kecil ibunya Papaku.

Kebiasaan itu dilanjutkan adik-adik dan ponakanku.  Putra pertama adik laki-lakiku, David, diberi nama Arden Thomann Denaldy Siregar.  Arden Toman adalah nama Papa kami.  Putra ketiganya diberi nama Abner Harryndra.  Harry adalah nama abang Papa kami. Nama Harry juga diberikan ponakanku, Parlindungan, pada putra pertamanya, Harry Muhammad Kartawidjaja.. Sedangkan puteri satu-satunya David, diberi nama Ajere, diambil dari nama saudara perempuan buyut kami, Anjere.  Adik perempuanku Uli, memberikan nama buyut kami, Samuel, pada anak lelakinya. Uli juga memberikan nama mama kami pada putrinya.

Nama-nama yang sama berulang-ulang digunakan dalam keluargaku.  Untuk mengenang kehadiran orang-orang yang disayangi.

Bagaimana dengan nama diriku?  Sondha Monalisa Siregar.

Sondha bukan nama yang umum dipakai dalam keluarga Batak.  Yang biasa itu, Sondang.  Menurut alm Mama, Sondha itu adalah nama teman sekolahnya, sosok yang cantik, lembut dan baik hati dalam kenangan alm Mama.

Monalisa ? Ya, nama itu diambil alm Mama dari masterpiece karya Leonardo Da Vinci yang saat ini dipamerkan di   Denon Wing, di Musèe du Louvre.  Sepertinya saat Mama memberikan nama itu padaku beliau belum tahu ada begitu banyak dugaan-dugaan tentang sosok yang menjadi inspirasi sang maestro.  Bahkan ada dugaan bahwa Monalisa adalah versi perempuan dari sang maestro.

Sepertinya Mama berharap anak perempuannya yang paling besar ini menjadi perempuan yang cantik, lembut dan baik hati.  Semoga diriku bisa.   I miss you, Mom.  Rest in peace
Sebenarnya, diriku punya nama yang lain.  Nama yang diberikan oleh seorang pemilik pesantren di pinggiran Kota Bogor sekitar 30 tahun yang lalu.  Tapi nama yang indah itu, Sofia, tak pernah diriku pakai, karena aku menghormati orang tuaku dan tetap memakai nama pemberian orang tuaku.  Nama yang digunakan dalam semua dokumen yang ada di sepanjang hidupku.  Nama Sofia itu tetap ku simpan di dalam hati.

Lalu, apa sih arti sebuah nama?

Shakespeare bilang, “Apalah arti sebuah nama. Bila setangkai mawar diberi nama yang lain, dia akan tetap mawar  karena baunya tetap wangi.”

Jadi menurut Shakespeare, yang penting itu sikap, perilaku manusia, bukan namanya.

Bagiku, nama yang indah, berisi identitas, harapan dan doa itu juga penting.  Sama penting dengan sikap dan perilaku.   Dan buat ku yang juga penting adalah nama itu sesuatu yang harus dijaga.   Perjalanan hidup acap kali tak memungkinkan kita untuk benar-benar bersih, tanpa noda.   Semoga Allah memberi kita hidayah dan kekuatan iman di sepanjang perjalanan hidup, sehingga kita mampu memegang nilai-nilai dan mengambil pilihan-pilihan yang bisa membawa kita mendekati keadaan saat kita dilahirkan.  Kalau pun ada khilaf, semoga bisa segera kembali dan husnul khotimah. Aamiin ya Rabbalalaamiin ***

screenshot_2017-03-10-18-40-34-1.png

Bagaimana Rasanya ?

Temans, postingan kali ini adalah sebuah tulisan tentang perasaan. Tapi sungguh bukan sebuah tulisan yang baper, bawa perasaan.  Alhamdulillah setelah perjalanan yang cukup panjang, nyaris setengah abad, insya Allah, diriku sudah mulai bisa menerima dan mensyukuri apa yang ada di diriku, yang ada di hidupku saat ini.  Tulisan kali ini adalah jawabanku atas sebuah pertanyaan yang disampaikan seorang teman tadi malam, saat diriku dan beberapa teman kumpul-kumpul di Wang Bistro, sebuah resto di kawasan lama Kota Pekanbaru.

bagaimana-rasanyaDi sela-sela percakapan ramai-ramai, temanku bertanya, “Ndha, apa rasanya gak punya anak?”  gubbbbrrrrraaaaaakkkksssss 😀

Hmmmm….  Petanyaan yang bagi kebanyakan orang bisa berkesan tak berperasaan.  Tapi  aku yakin pertanyaan temanku itu pertanyaan yang tulus.  Pertanyaan yang hadir karena rasa ingin tahu.  Diriku bisa melihat ketulusan itu dari sorot matanya saat bertanya.   Dan diriku juga mengerti kalau temanku yang usianya 2 tahun lebih tua dari diriku itu adalah sosok yang secara duniawi memang bisa dibilang tak pernah tak punya. Lahir, besar dalam keluarga berada, menikah dengan laki-laki yang juga berada, punya anak.  Dia mungkin tak pernah merasakan tak punya, sehingga ingin tahu bagamana rasanya tak punya. 😀

Apa rasanya gak punya anak ?  Apa yaaa….?

Dulu saat belum menikah dan melihat teman-teman punya anak,  aku sempat terpikir, “Mereka punya anak.  Ada yang mendoakan kalau nanti mereka sudah meninggal.  Lalu, siapa yang akan mendoakan diriku, kalau aku tak punya anak ?”

Tapi punya anak kan gak segampang beli boneka.  Datang ke toko, pilah pilih, bayar, lalu bawa pulang.  😀  Anak harus dirawat, diisi jiwa dan pikirannya, agar dia bisa menjadi manusia yang utuh pada waktunya.  Dengan kehidupanku yang saat itu melajang, dan selalu mengisi waktu dengan bekerja dan bepergian, aku gak berani untuk mengadopsi anak.    Gak usahkan anak, kucing dan ikan aja aku gak berani pelihara di rumah.  Takut mati kalau ditinggal-tinggal.

So saat itu  aku berpikir kalau mau punya anak, ya menikah.  Tapi  menikah kan bukan cuma urusan bertemu seseorang, lalu bareng-bareng pergi ke KUA.  Menikah butuh 2 manusia, 2 hati, 2 pikiran yang mau berkomitmen untuk berjuang bersama membangun sebuah kehidupan bersama, sampai maut memisahkan.   Butuh orang yang frekuensi berpikirnya sama dengan diri kita, agar bisa conneted meski sebagai dua individu punya banyak perbedaan.

So, jadilah aku menunggu untuk punya anak dari pernikahan.  tapi penikahan datang padaku di usia yang sudah tidak muda.  Masa dimana jam biologis tak lagi seproduktif di usia muda.  Saat menikah, sebenarnya aku dikarunia seorang anak dari pernikahan terdahulu lelaki yang menjadi jodohku.   Sungguh mendapatkan bonus berupa anak adalah salah satu hal yang aku syukuri saat itu.   Tapi dengan berakhirnya pernikahan,  membuat diriku tak sempat mengurus dan merawatnya.

Setelah perjalanan yang panjang,  berkutat dengan berbagai pikiran selama bertahun-tahun, aku akhirnya sampai pada pemikiran bahwa bagaimana  pun perjalanan di masa lalu, keadaanku saat ini tak lepas dari ketentuan Allah SWT, izin Allah.  Ini lah keadaan yang terbaik bagiku saat ini.  Pasti ada hikmahnya.  Harus disyukuri, tak perlu bersedih, tak perlu berduka.    Lagi pula saat ini aku punya 13 keponakan dan 4 cucu dari kakak, abang dan adik-adikku.  Mereka mewarnai hidupku, membuat hidupku meriah.  Semoga rasa cinta dan kasih sayang antara diriku dengan mereka cukup kuat, sehingga tetap ada, meski diriku kelak sudah tak lagi bersama mereka.

Jadi apa rasanya tak punya anak bagiku?  Gak ada rasa apa-apa juga.  Yang ada rasa baik-baik saja.  Alhamdulillah.  ***

“Teman” Wajib Kala Bepergian

1st-GA-Jalan-Jalan-KeNaiTadi malam, Mechta, teman seangkatan di Kampus Rakyat, dan sesama blogger, mencolekku.  Dia menulis Dua Penghuni Wajib Tasnya, dan menanyakan apa yang “wajib” aku bawa bila bepergian?  Pertanyaan itu adalah pertanyaan Chi, yang mengadakan Give Away dengan Judul  Benda Yang Wajib Dibawa Saat jalan-jalan.

Pertanyaan Mechta sempat membuat aku mengubek-ubek tasku, saat sampai di rumah tadi malam… 😀  Tapi kemudian aku berpikir kalau jawaban atas pertanyaan ini tentu bukan semata isi tas…  Tapi benda-benda apa yang memang selalu bersamaku, menjadi Teman Wajibku saat aku pergi jalan-jalan. Dan jalan-jalan itu definisinya bisa jalan-jalan di sekitar kota atau bepergian jauh…  😀

Bila bepergian keluar kota, selain membawa koper, aku selalu membawa ransel dan sebuah sling bag (tas bertali panjang yang bisa disilangkan di badan).  Ransel berisikan laptop, kamera dan perangkat pendukungnya, termasuk external harddisk, sedangkan sling bag biasanya diisi dengan dompet uang, dompet kartu dan dokumen pribadi, serta beberapa perlengkapan perempuan lainnya.

Kenapa selalu membawa laptop dan kamera? Sebagian besar perjalananku keluar kota terkait dengan pekerjaan, jadi peralatan kerja harus dibawa.  Kalau pun perjalanan itu karena alasan pribadi, laptop tetap dibawa, karena laptop memudahkan diriku berkomunikasi dengan teman-teman satu tim, terutama menyangkut data yang mereka olah dan harus diriku periksa.  Kenapa membawa kamera? Tentu karena senang memotret, dan mengumpulkan bahan buat tulisan.  Bahkan kalau aku ke suatu tempat, dan menemukan deskripsi tentang sebuah obyek yang menarik perhatianku, selain memotret si obyek, aku juga memotret deskripsi tersebut.

Lalu apa perlengkapan perempuan di dalam sling bag itu ?

Barang-barang yang wajib dibawa..  *Ini bukan iklan*

Barang-barang yang wajib dibawa.. *Ini bukan iklan*

1.  Panty liners.. Upppssss….   Ya.. Karena ingin bisa tetap nyaman dan bersih, sehingga tak ragu dengan kebersihan pakaian, meski dalam perjalanan, panty liners menjadi kebutuhan pokok buat diriku.  Wajib ada.  Tidak hanya saat melakukan perjalanan,  setiap hari panty liners ada di dalam tasku.. Ketika menjelang dan selama “tamu” datang, maka panty liners tidak sendiri di dalam tas, ada temannya yang berkuran lebih besar dan tebal, menemani..

2.  Pouch yang berisi peralatan manggung… Hehehehe… Teman-teman yang biasa begaul dengan diriku, mungkin  heran mengetahui keberadaan benda yang satu ini selalu bersamaku. 😀  Meski aku cenderung santai soal penampilan, tapi perlengkapan perempuan, berupa foundation, bedak, lipstick dengan warna natural, pinsil alis dan lip balm, selalu ada di tas. Biasanya benda-benda ini hanya digunakan setelah mandi dan mau keluar rumah, serta touch up setelah sholat, atau saat harus memberi kesan rapi, padahal sudah lecek karena habis wara wiri. 😀

3.  Di dalam pouch peralatan manggung selalu terselip Disposable Paper Toilet Seat Cover.  Benda yang satu ini memang jarang sekali tersedia di toilet umum, yang menyediakan toilet duduk.  Aku kalau bisa memilih, lebih senang menggunakan toilet jongkok di toilet umum, untuk meminimalisir kontak tubuhku dengan fasilitas umum, yang aku tidak tahu siapa yang memakai sebelum diriku dan bagaimana kondisi kesehatannya.

4.  Tissue basah.. Tissue basah selalu aku perlukan untuk membersihkan lensa kacamata, tangan dan kaki bila kotor dan belum ada air yang bisa digunakan untuk membersihkan..  Kalau perjalanan keluar negeri, tissue basah sangat penting, karena tidak banyak toilet di sana yang menyediakan air untuk membilas.

Itulah “teman-teman wajibku kala bepergian…  Apa “teman” wajib teman-teman saat bepergian?

1st GA – Benda yang Wajib Dibawa Saat Jalan-Jalan

I’m in the middle of no where…

I’m in the middle of no where..

in the middle of nowhere

.

Unwritten….

Saat iseng ngikutin quiz “what is your song” beberapa tahun yang laly di FB, hasilnya lagu ku adalah UNWRITTEN – nya  Natasha Bedingfield.. Padahal sumpe saat itu aku gak tahu yang mana lagunya, apa lagi penyanyinya….  Tapi kata Veni, itu lagu memang aku bangetssssszzzz….  😀

Aku akhirnya mencari “unwritten”…  Ternyata setelah mendengar musik dan liriknya, aku mengerti kenapa lagu ini dianggap lagu aku bangetssszzzz….

 

UNWRITTEN

I am unwritten, can’t read my mind, I’m undefined
I’m just beginning, the pen’s in my hand, ending unplanned

Staring at the blank page before you
Open up the dirty window
Let the sun illuminate the words that you could not find

Reaching for something in the distance
So close you can almost taste it
Release your inhibitions
Feel the rain on your skin
No one else can feel it for you
Only you can let it in
No one else, no one else
Can speak the words on your lips
Drench yourself in words unspoken
Live your life with arms wide open
Today is where your book begins
The rest is still unwritten

Oh, oh, oh

I break tradition, sometimes my tries, are outside the lines
We’ve been conditioned to not make mistakes, but I can’t live that way

Staring at the blank page before you
Open up the dirty window
Let the sun illuminate the words that you could not find

Reaching for something in the distance
So close you can almost taste it
Release your inhibitions
Feel the rain on your skin
No one else can feel it for you
Only you can let it in
No one else, no one else
Can speak the words on your lips
Drench yourself in words unspoken
Live your life with arms wide open
Today is where your book begins

Feel the rain on your skin
No one else can feel it for you
Only you can let it in
No one else, no one else
Can speak the words on your lips
Drench yourself in words unspoken
Live your life with arms wide open
Today is where your book begins
The rest is still unwritten

Staring at the blank page before you
Open up the dirty window
Let the sun illuminate the words that you could not find

Reaching for something in the distance
So close you can almost taste it
Release your inhibitions
Feel the rain on your skin
No one else can feel it for you
Only you can let it in
No one else, no one else
Can speak the words on your lips
Drench yourself in words unspoken
Live your life with arms wide open
Today is where your book begins

Feel the rain on your skin
No one else can feel it for you
Only you can let it in
No one else, no one else
Can speak the words on your lips
Drench yourself in words unspoken
Live your life with arms wide open
Today is where your book begins
The rest is still unwritten
The rest is still unwritten
The rest is still unwritten

Oh, yeah, yeah

 

Rasa……..

Rasa…… ? Iya…, rasa…, perasaan… Bukan Ice Cream Rasa yang ada di Jl. Tamblong Bandung, yang dulu sering aku kunjungi dengan adikku David… He…

So, ada apa dengan rasa, ada apa dengan perasaan…??? Ada apa dengan rasa ku, dengan perasaanku..

Aku tahu ada beberapa orang terdekatku yang sering menjadi tempat aku bercerita, melepas marah, tangis dan kecewa, serta sedikit tawa yang amat jarang mengisi hidupku 12 tahun terakhir..  Tapi aku juga mengerti bahwa mereka pun mungkin tak mengenal rasa ku secara utuh.. Mereka tidak tahu isi hati ku…  Mereka tidak mengerti gejolak yang terjadi di hati ku, luka-luka di hati ku…

Perjalanan hidup yang penuh liku membuat aku cenderung memendam rasa…, dan tak membiarkan orang-orang di sekitarku menjenguk ke tempat penyimpanannya..: hati  Bahkan aku cenderung menutup pintu2 dan jendelanya rapat2, agar tak banyak yang tahu apa isi sesungguhnya…, sementara jiwa berusaha tetap tegar menjalani kehidupan…

Tapi hati memang ruang pribadi yang sangat pribadi, yang mungkin hanya bisa dibagi dan dimengerti oleh pasangan jiwa..

Demi penyembuhannya, aku selalu mencari dan mencari obat bagi hati ku… Beberapa mingu yang lalu, sebuah perjalanan menghantarku ke sebuah tempat yang  dapat membantu menunjukkan jalan menghidupkan kembali hati… Sebuah tempat yang memberikan kesadaran bahwa kita tak bisa merubah apapun, kecuali diri kita… Sebuah tempat yang memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang selarik kata yang telah berbelas tahun terekam dalam otak ku.. “This Life is Yours, Take the power to make you happy, no one else can do it for you…”.   Subhanallah…

Lalu di awal upaya menghidupkan  kembali rasa, aku secara tak sengaja alias kebetulan (apakah memang ada yang namanya kebetulan dalam peredaran jagat raya ini??)  menemukan Perahu Kertas, yang  kubeli di 02 Desember 2009, namun lalu terabaikan  di tumpukan buku2 yang menanti dibaca di sebuah sudut di kamar ku..  Kertasnya mulai menguning…., seakan mengekspresikan rasa kecewa karena aku mengabaikannya… Aku lalu memutuskan untuk membacanya… Daaaaannnn, sungguh sulit mengalihkan mata ku dari lembar2 menguning itu…

Membacanya membawa aku ke dunia yang lain, dunia dimana rasa, perasaan diberi ruang untuk bertahta… Karena semua tokoh utama dalam ceritanya menggunakan hati sebagai pembimbing langkah mereka.., penentu keputusan2 mereka…

Buku yang sekilas berkesan “just a young love story” ini justru menguatkan keyakinan, bahwa sudah waktunya aku kembali masuk ke dalam hatiku, lalu membuka pintu dan jendelanya lebar2 agar mentari kembali bisa menyapa, membantu menyembuhkan  luka2 yang selama ini dipendam, sehingga hati bisa menjadi penuntun arah langkahku..   (Thank you Dee…, buku kamu indah sekali…)***

Suara………….

Suara..  Dengarkan lah aku… (Hijau daun)

Lusi & Aku : Mall Ambassador, 9 Juli 2010

Kali ini aku ingin cerita tentang suara.. Iya suara…  Aku merasa suaraku biasa2 aja..  Gak istimewa atau apa.. Dan aku memang tidak  ngurusin soal suara, karena so far bukan penyanyi atau apa lah yang mengandalkan suara dalam pekerjaannya..  Tapi alhamdulillah wa syukurillah aku punya suara sehingga bisa mengekspresikan perasaan dan pikiranku..

Beberapa belas tahun yang lalu saat aku bekerja untuk sebuah perusahaan yang komunikasi dan transaksi dilakukan sepenuhnya by phone, beberapa teman laki-laki dari perusahaan rekanan bilang kalo I have a sexy voice… Huahahahahaha… Aku gak ngerti dari sebelah mana dan apa kriterianya sehingga suaraku bisa mereka bilang sexy… Mereka bilang mereka senang ngobrol denganku…  Padahal kalo menurut aku, mereka betah ngobrol dengan aku ya karena omongannya “nyambung”… Coba bayangkan klo ada suara yang sexxxxxxyyyyy banget tapi gak nyambung klo ngomong, apa bisa bikin betah ngobrol berlama2…? Hehehehehe…

Saat itu sangkin penasaran, aku mencoba mendengarkan kaset2 dokumentasi kantor yang berisi rekaman transaksi…  Yang aku dengar siyy suara orang yang serak dan rada2 bindeng… hahahaha… Sumpeee… menurut aku gak ada sexy-sexy nya…

Lalu beberapa waktu yang lalu, seorang kenalan keluarga yang beberapa kali ngobrol di telpon bilang, “Sondha suara kamu keren banget, husky dan sexy”… Gubrrraaaakkkkssss….  Hehehehe…

Tapi buat aku semua komentar itu cuma buat lucu2an.. karena gak memberikan efek apa pun… Gak bisa dijual sehingga jadi duit… Hehehe dasar cewek matree…!!! Juga gak bisa bikin karir ku meningkat….  Hmmmmm…., bener kan…? Ada opini yang berbeda, teman2…?

Naaahhhh beberapa minggu yang lalu ada kejadian yang istimewa, yang melibatkan suara..

Ceritanya, aku jalan ke Mall Ambassador di Kuningan Jakarta..  Saat itu aku baru saja menyelesaikan pekerjaan yang membuat aku terkurung di sebuah hotel di daerah Pecenongan selama 5 hari, trus aku janjian mau jalan sama temanku di daerah Kuningan..  Sementara menunggu jam pulang kantornya temanku dan ingin mengisi perut yang lapar banget, aku ke Bakmi GM di Lt5 Ambass…

Selesai makan, saat  akan turun, di lantai 3 aku melihat toko yang menjual gorden2 cantik… Sebenarnya aku sudah sering lewat di depan toko ini, tapi gak pernah tertarik untuk masuk…  Tapi kali ini, aku pengen masuk ke sana…

Gorden yang dijual ternyata emang cantik2.. , harganya pun sangat reasonable.. Satu potong yang ukuran sedang sekitar 45ribuan..  Saat aku ngobrol dengan pelayan toko, tiba2 seorang perempuan yang lebih dahulu ada di toko itu bicara sambil memutar tubuh yang  tadinya membelakangiku : “Kayaknya gue tahu deehh suara ini… Gue kenal suara ini….”

Subhanallah… Perempuan itu adalah Lusi yang biasa kami panggil Uci, putri bungsu Wak Ida, kakaknya Mamaku yang memang menetap di Jakarta sejak tahun 1970-an.  Kami tidak terlalu sering bertemu, karena kesibukan masing-masing.  Terakhir ketemu di Medan akhir tahun 2009, saat Lusi dan keluarga berlibur, lalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan Bujingnya (tante dalam bahasa Batak Angkola) alias Mamaku..  Aku sendiri terakhir bertemu dengan Wak Ida (mama nya Lusi) awal Mei lalu,  saat berkunjung ke rumah Wak Ida di kawasan Cempaka Putih di sela2 waktu bertugas ke Jakarta.

Lusi bilang : “Kak, suara kakak itu khas banget suara keluarga kita, suara keluarga Hanopan (nama kampung tempat Mamaku berasal).  Suara kakak sama dengan suara Mama, suara Bujing, sama dengan suara Uli (adikku) dan beberapa anggota keluarga kita.”

Oaaallllaaahhhhh…. Ternya suara sexy itu turunan toohhh…. Hehehehe…

Tapi hebat banget si Uci ini ya..  Sangat mengenali suara keluarganya… dan betapa luar biasanya faktor “kebetulan” yang mempertemukan kami di toko itu..  kata Uci, “Itu bukan kebetulan kak..  Hubungan darah itu menjadi magnet yang menarik kakak masuk ke toko yang di dalamnya ada Uci…”  Mungkin Uci benar..Secara, entah sudah berapa belas bahkan puluh kali aku melintas di depan toko itu dalam dua tahun terakhir ini, tapi gak pernah tertarik untuk singgah ke sana…

Senangnya bisa bertemu dengan sepupu dengan cara yang tidak biasa… ***

Tajam kaaannnn…..?

Kemaren sore, as usual, aku ngobrol sama David adikku.. Ternyata dia lagi geleuuhhh sama anak laki2nya yang paling besar, bang Aldy. Geleuuhhh kenapa..?

Ceritanya Aldy sehari sebelumnya manjat jendela di asramanya, trus jatuh dan lengannya kena kaca, sehingga robek. Mengalami luka seperti itu, Aldy bukannya langsung nelpon ke rumah, dan minta Papinya untuk bawa dia ke rumah sakit, tapi malah diam dulu sehari. Setelah dibawa ke dokter, ternyata harus dijahit, dan karena telat dan ada luka yng mulai mengering, bekas luka itu akan membentuk bekas yang seharusnya bisa diminimalisir kalau pengobatan dilakukan lebih cepat. Naahh David itu geleuuhhh, kok Aldy gak langsung ngasi tau… Padahal dia tau Papinya pasti akan langsung mengurus dia, begitu dia kasi tau.. Papi juga geleuhh karena kok Aldy yang merasa udah mulai mandiri dengan memilih sekolah boarding school masih bertindak konyol dengan manjat jendela.

Kalo aku ngeliat itu kenakalan anak2.. Aldy yang meski udah berusia 12 tahun dan udah tinggal di asrama hampir satu tahun kan belum dewasa sepenuhnya.. Orang yang umurnya udah dewasa aja kadang melakukan kesalahan yang juga konyol, bahkan bisa sangat konyol.. Trus soal telat ngomong ke Papinya, yaaa namanya anak2, kan acap kali lebih senang menyembunyikan msalah, dengan harapan akan berlalu dengan sendirinya…

Kejadian ini mengingatkan aku pada kejadian di masa kecil… Kejadian yang lucu dan konyoooolllll…….. Hehehehe…

Sebagai anak yang agak2 cerdas (wweeeekkkkk………, kok mendadak mau muntah rasanya yaa… hahahaha…), aku adalah anak yang punya rasa ingin tau yang kuat, suka nyoba2… Karena masih ingusan, otaknya belum berkembang, jadi belum mikir soal resiko..

Kejadian ini terjadi saat aku berusia sekitar 8 tahunan… Salah satu hobbyku saat pulang sekolah, kalau gak ada kegiatan, adalah bermain.. Terkadang main sendiri di rumah, terkadang sama anak2 tetangga.. Salah satu permainan yang mengasyiikan, adalah main boneka yang dibuat dari kertas yang dilipat2 dan disusun seperti bentuk cross alias salib. Asyiknya apa…? Asyiknya, bikin baju2 boneka dari kertas yang digunting2…

Sebenarnya permainan ini tidak disenangi oleh ibuku.. Beliau gak suka kalo aku bermain dengan benda2 tajam, termasuk gunting. Begitu juga kali ini, begtu melihat aku bermain dengan gunting, ibuku langsung bilang : “Naaannngg, jangan main gunting….!!!” Tapi dasar anak bandel, ya teteuuupppp aja main gunting.

Setelah sekian lama bikin2 baju.., rasa bosan pun muncull… Kalo udah gitu, rasa iseng dan ingin tahu pun berkembang… Kali itu rasa ingin tahu nya tentang seberapa tajam gunting yang ada ditangan.. Maka mulailah membongkar2 rumah, mencari2 kertas yang lebih tebal, seperti karton.. lalu mencoba menggunting… Ternyata bisa.. Tajam ya, guntingnya…

Selanjutnya,aku mulai mengumpulkan beberapa jenis daun.. Pengen nyoba apa guntungnya cukup tajam buat menggunting daun.. Buat menghindari pelototan ibu, lokasi bermain pindah ke teras keluarga Pasaribu yang berada di depan rumah. Setelah dicoba memotong daun…, ternyata guntingnya tajam…!!!

Lalu… pengen nyoba, apa cukup tajam buat menggunting kain… Karena kain yang ada di sekitarku hanya baju yang ku pakai, maka aku coba menggunting pinggiran baju ku.. Padahal kalo gak salah ingat, bajunya masih baru dan cantik… Hehehe.. Ternyata kainnya tergunting.. Tajam ya, guntingnya… Hehehehe…

Terusssss, apalagi yang dicoba… Gilaku kumatttt…Aku mencoba gunting tersebut di tanganku, di sela antara jari jempol dan telunjuk telapak tangan kiriku… Ternyata…, guntingnya tajam… Tanganku berdaraaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh…. Hehehehe…

Tahu, ini terjadi karena salah diri sendiri, aku gak nangis meski rasa sakit menyerang.. Aku juga gak berani pulang, karena tau setelah dikasi obat, ibu pasti mengomeli aku.. Hahahaha… Aku lalu masuk ke rumah keluarga Pasaribu dan minta obat merah ke Tante Pasaribu. Tante Pasaribu yang tau aku mau menghindar dari tanggung jawab, mengatakan : “Kok minta obat merah ke sini, ayo pulang sana, minta sama ibu kamu”. Hikssssssss………

Akhirnya, aku terpaksa pulang.. Menemui ibu dan minta diobat.. Ibu seperti biasa, dengan penuh sayang memberikan obat daannnn bous berupa cubitan di lengan, sambil berkata : “Tajam kan ‘nang guntingnya….? Apalagi yang mau digunting?” Hahahaha…

I love U, bu.. I miss U so much… Semoga Alloh SWT memberikan tempat yang lapang, sejuk dan penuh cahaya Ilahi..

It’s A Beautiful Life….

Rangakaian kata2 ini tidaklah asing buat kita, yang sempat jadi penikmat musik di tahun 1990-an.. Yuuppp…. Itu salah satu judul lagu group music asal Swedia, Ace of Base.. Lyrics lagu ini memang indah…, sangat indah… Bahkan paduan music & lyrics dapat menebarkan rasa optimist bagi yang menikmatinya… Teman2 dapat menikmatinya di sini…

Tapi postingan kali ini bukan membahas lagunya Ace of Base itu, tapi tentang pikiranku tentang perasaanku.. Hmmmm……. Kok kesannya sok cerdas dan sok deep thinking yaaa… hehehehe… But, com’on my dear friends.. Give me chance to share it…!!!

Pikiran dan rasa ini muncul beberapa waktu yang lalu, ketika aku baru kembali dari suatu perjalanan., dan aku harus singgah di Hypermart di SKA Mal Pekanbarul buat makan malam dan juga membeli bahan makanan, karena saat meninggalkan rumah bahan makanan nyaris habis, dan aku juga minta tolong teman baikku untuk ”membersihkan” isi kulkasku.. Selesai belanja, aku duduk di Solaria yang berada di depan Hypermart, lalu memesan kwetiau goreng sapi, menu favorite-ku di Solaria…

Saat menunggu pesanan, aku memandang sekitar… Mengingat-ingat percakapan dengan adik2ku selama 2 minggu beristirahat di rumah mereka…Tiba2, aku bisa merasakan bahwa Meski Tidak Sempurna Hidupku Indah… Kok bisa begitu mikirnya…?

Ya… Hidupku memang belum sempurna…
Di usia segini aku belum menikah, apalagi punya anak-anak yang lucu, yang mengisi hidupku dengan tawa dan teriakan mereka…
Aku nyaris hidup sendiri dan acap kali merasa kesepian di kota ini, karena keluargaku tinggal di kota yang berbeda….
Karirku juga tidak istimewa…, banyak teman2 seangkatanku saat masuk kerja sudah memegang jabatan yang lebih tinggi dan strategis…
Keinginan buat menambah ilmu dan mempelajari hal-hal yang menjadi minatku seperti menulis dan photography, seringkali belum bisa menjadi prioritas untuk dilakukan…
Impianku untuk bisa berkelana ke Ancient World alias Eropa, juga belum terwujud…

Tapi… Alhamdulillah.. Aku tidak kekurangan.. Aku punya hidup yang nyaman, meski tak berlebihan…
Aku bisa memutuskan apa yang ingin kulakukan, dan apa yang tidak… Aku manusia bebas.. Otoritas yang nampaknya sepele, tapi sungguh, sungguh temanku, itu sangat berharga.. Bayangkan seandainya kita kehilangan kebebasan untuk melakukan kehendak kita yang paling sederhana.. Kehendak untuk memilih menu yang ingin kita santap, kehendak untuk pergi ke suatu tempat untuk menemui keluarga, sahabat atau teman… So, hidup ini indah karena kita punya kebebasan untuk melakukan kehendak kita… Dan kebebasan yang merupakan salah satu anugrah Sang Pencipta ini rasanya tak layak untuk ditukar dengan apa pun… Yang harus kita lakukan adalah bersyukur dan menjaga otoritas itu sehingga tetap dalam genggaman tangan kita, sampai saat perjanjian itu tiba..… Bukan begitu teman…?

Pics diambil dari sini

Rindu…

Writing woman Saat wara wiri mengurus reuni SD Negeri Teladan Pekanbaru Angakatn 1974 – 1980, aku bertemu dengan teman sekelasku saat SD.  Temanku yang kerja di sebua Bank Pemerintah Daerah Provinsi Riau itu cerita kalo dia sering membaca blog-ku ini, dan menurut dia tulisanku asyik itu dibaca..

Sebelumnya, seorang teman yang berasal dari daerah yang sama, yang mengenal ku dari blog juga pernah meninggalkan pesan di inbox Facebook ku.  Dia menanyakan kenapa sudah begitu lama tidak ada postingan baru, padahal setiap hari dia membuka blogku dan berharap menemukan postingan baru…

Bukan cuma kalian yang rindu dengan tulisanku…  Aku pun rindu, sangat rindu untuk kembali menulis…

Setelah tidak menulis berbulan2 kecuali beberapa, menulis rasanya menjadi agak sulit.. Rasanya seperti kehilangan keterampilan bermain dengan kata2…

Di satu sisi ada rasa rindu untuk menulis, tapi di sisi lain pekerjaan dan segala permasalahannya seakan menyerap seluruh energi… Padahal ada begitu banyak aktivitas, ada begitu banyak kejadian yang bisa menjadi tulisan…

Semoga aku bisa kembali menulis dan menulis.. Sehingga kerinduan ini bisa terobati…

Lagipula adikku David tadi malam bilang, “Jangan berhenti menulis, kak..!! Jangan buang talenta yang diberikan Tuhan pada kamu..”

I will…  I will…   I will write again…!!!  Because I love it so much…

Single Happy..

Malam iniaku dapat kiriman ISTIMEWA dari seorang sahabat di dunia maya..   Seseorang yang luar biasa karena maniz hatinya dan cool pikiran2nya…

Apa kirimannya…  Hmmmmm… sebuah video clip yang keren abizzz…  Yang “Me” banget…, dan isinya mengingatkan ku pada tulisanku yang ini, yang aku buat hampir 2 tahun yang lalu…

Thank you ya, mbak Fitra…  Aku benar2 senang nerimanya…  Being Single is Not Bad at All, right…?

SINGLE HAPPY by : Oppie Andaresta

Mereka bilang aku pemilih dan kesepian
Terlalu keras menjalani hidup
Beribu nasehat dan petuah yang diberikan
Berharap hidupku bahagia

[!]
Aku baik-baik saja
Menikmati hidup yang aku punya
Hidupku sangat sempurna
I’m single and very happy

[!!]
Mengejar mimpi-mimpi indah
Bebas lakukan yang aku suka
Berteman dengan siapa saja
I’m single and very happy

Mereka bilang sudah saatnya karena usia
Untuk mencari sang kekasih hati
Tapi ku yakin akan datang pasangan jiwaku
Pada waktu dan cara yang indah

Back to [!][!!]

I’m single and very happy

Waktu terus berjalan
Tak bisa ku hentikan
Ku inginkan yang terbaik untukku

Kompot……….!!!

shorthair-woman1Teman2 pernah dengar kata “KOMPOT”…? Kompot..   Ka O eM Pe O Te..  Kompot lho, bukan kompos alias pupuk yang dibuat dari sampah yang diproses…

Kata ini keluar begitu saja dari mulutku siang ini saat ngobrol dengan kak Indria, salah seorang senior di kantor, yang beberapa bulan terakhir menjadi sahabatku…

Ceritanya kita lagi ngobrol…  Aku melihat klo rambut kak Indria di bagian samping mengintip dari sela-sela kerudungnya… Itu pasti karena potongan rambutnya pendek, sehingga gak bisa diikat atau ditahan oleh anak kerudung di bagian dalam..

Tanpa sadar dari mulutku bilang “Kak, rambut kakak tuh kompot ya…?”  Huahahaha….  Kak Indria langsung ketawa ngakak…  Dia lalu bilang, “Sondha, dari mana awak tu tau bilang kompot? dah jarang orang tau kata itu..  Coba tanya sama anak2 sekarang apa mereka tau arti kompot?  Kakak yakin mereka tak tau…”

Apa siyy artinya kompot..?  Kompot itu kayaknya siyy bahasa Melayu..  Aku tau kata ini sejak masih kecil bin imut2…  Karena almarhum ibu yang campuran Batak dan Melayu seringkali menggunakan bahasa Indonesia yang dibaur dengan kosa kata Melayu dalam percakapan sehari-hari…   Kompot itu istilah rambut yang potongannya pendek banget.., kalo orang negeri sono bilangnya yongen skoop..  Secara waktu kecil sampai dengan kelas 4 SD rambut ku selalu dipotong pendek, jadi aku selalu dengar almarhum ibu bilang rambutku kompot…

Cuma rasanya memang kata ini hampir punah…  Sudah sangat jarang digunakan…  Mestinya sekolah2 kita selain mengajarkan anak2 kita untuk mampu menggunakan bahasa international, juga mengajarkan bahasa daerah plus kosa katanya yang unik2…  Sehingga bahasa itu gak punah..

Ini niyyy si rambut kompot….

tk

Little Me...

My Way…

woman-on-d-streetIni lagu jadul yang kayaknya dikenal oleh siapa aja di seantero dunia…  Para pengemar oldies song rasanya gak ada yang gak hapal lagu ini..  Para penggemar karaoke, apalagi…

Meski jadul, tuwir dan sejuta istilah lainnya yang mengekspresikan kekunoan…, tapi aku seneng banget ama lagu ini…  Karena mampu mengekspresikan rasa confidence karena udah “bersikap”, meski jalan itu mungkin berbeda dengan jalan yang umum dilakukan orang di sekitar…

Bukankah ini yang sering terjadi di dalam hidup kita…? Kita kerap kali harus memilih jalan yang bukan jalan yang umum…  Pilihan yang kadang membuat orang memandang sinis, dan berjuta anggapan negatif lainnya..

Pilihan untuk go my own way acap kali terkesan egois, egocentris, atau apalah yang terkait dengan sikap gak perduli apa pendapat dan pikiran orang lain..  Padahal gak selalu begitu..  Pikiran, pengalaman, pengetahuan seringkali membuat seseorang  punya cara sendiri untuk menjalankan sesuatu, termasuk hidupnya…

So, kalau menurut aku, menurut aku niiiyyyy, selagi  jalan itu tidak melanggar aturan Sang Pemilik, dan dilakukan dengan niat Lillahi ta’ala…? Mengapa tidak…  Berjalan lahhhhh…  Insya Alloh baik buat diri kita dan orang disekitar kita….  Amin.

MY WAY…

And now, the end is near;
And so I face the final curtain.
My friend, Ill say it clear,
Ill state my case, of which Im certain.

Ive lived a life thats full.
Ive traveled each and evry highway;
And more, much more than this,
I did it my way.

Regrets, Ive had a few;
But then again, too few to mention.
I did what I had to do
And saw it through without exemption.

I planned each charted course;
Each careful step along the byway,
But more, much more than this,
I did it my way.

Yes, there were times, Im sure you knew
When I bit off more than I could chew.
But through it all, when there was doubt,
I ate it up and spit it out.
I faced it all and I stood tall;
And did it my way.

Ive loved, Ive laughed and cried.
Ive had my fill; my share of losing.
And now, as tears subside,
I find it all so amusing.

To think I did all that;
And may I say – not in a shy way,
No, oh no not me,
I did it my way.

For what is a man, what has he got?
If not himself, then he has naught.
To say the things he truly feels;
And not the words of one who kneels.
The record shows I took the blows –
And did it my way!

The Wind Beneath My Wings

It must have been cold there in my shadow
 To never have sunlight on your face
 You were content to let me shine, that's your way
 You always walked a step behind

So I was the one with all the glory
 While you were the one with all the strength.
 A beautiful face without a name, for so long
 A beautiful smile to hide the pain

 Did you ever know that you're my hero
 And everything I would like to be
 If I can fly higher than an eagle
 You are the wind beneath my wings

It might have appeared to go unnoticed
 But I've got it all here in my heart
 I want you to know I know the truth
 Of course I know it
 I would be nothing with out you

 Fly, fly, fly away
 You let me fly so high
 Oh, fly, fly
 So high against the sky
 So high I almost touch the sky
 Thank you, thank you, thank god for you
 The wind beneath my wings

By : Bette Midler

hawk

Finally aku benar2 menyadari bahwa “the wind” yang aku harapkan selalu “beneath”  sayap2ku, tidak ada lagi…

Menangis…?  Hmmm….  I have cried many years ago for loosing..  Tapi itu kan tidak membuat keadaan lebih baik..  “The wind” yang diharapkan ternyata  punya pandangan yang berbeda tentang our relationship.  Penantian dan upaya bertahun2 tidak membawa hasil yang positif, malah memunculkan tuduhan yang rasanya tak pernah dilakukan..

Setahuku, seingatku, sesadarku, aku tidak melakukan  seperti yang dituduhkan…  Aku tidak pernah berniat untuk sombong, angkuh dan merasa hebat..  I have nothing to be like that…  Aku tidak pernah berpikir tentang “menang dan kalah” atau  “lebih hebat dan lebih lebih lemah” pada orang yang kupikir adalah “wind” ku.

Mungkin yang terbaik adalah tidak lagi berharap “the wind” akan “beneath my wings”.  Justru aku harus step back, agar tidak ada lagi friksi.. Agar masing-masing bisa melanjutkan hidupnya dengan tenang…

Lagi pula rasanya aneh kalo harus  meneteskan air mata untuk hal yang itu dan itu lagi…

Yang bisa dilakukan dan harus dilakukan adalah tetap terbang…  Insya Alloh akan ada “angin2” lain yang hadir dalam kehidupan yang bisa membuat sayap ku berkepak lebih dari sebelumnya…

Yang bisa dilakukan adalah tetap berkarya dan berkarya, Insya Alloh ini akan membuat hidup lebih indah, lebih membawa kebahagiaan…  Dan… waktu akan menyembuhkan…

Like my brother said a few days ago..  “Keep on your integrity, sist…!!  Don’t let anybody take it from you...”

So, I have to step in a new episode of my life…

Resep Mandiri Ala Tati… (1)

Waktu Tati pertama kali kost, di Jl. Cirahayu No. 4 Bogor… Tati asli gak mandiri banget… Kalo cuma pergi kuliah atau ke toko atau ke mana siang hari siyy gak masalah.. Tapi ke kamar mandi yang terletak di ssmping kamar sendiri pada malam hari…., sumpe kagag beraniyy.. Kok? Iya, kamar2 kost di CR4 itu letaknya menghadap taman yang ada kolamnya.. Jadi kalo kita buka pintu kamar, ya langsung ke taman itu.. Sementara di kiri rumah kost adalah tanah kosong, sedangkan di kanan rumah kosong. Lalu di belakang rumah… tanah kosong yang merupakan Daerah Milik Jalan (DMJ) Tol Jagorawi..

Terus gimana kalo malam2 kebelet pe-i-pe-i-es…? Tati pasti teriak2 dulu manggil Opi yang berada di kamar sebelah…

Tati : Pi…, bangun dooonnkkk, gue mau pipis niyy….!! Hehehe..
Opi yang baik ati tapi bertampang judes itu selalu bangun sambil ngerundel : Iya, gue bangun…! Cepetan sana..!!
Tapi Tati akan segera teriak lagi : Loe keluar doonnkkk, gue gak berani keluar kalo gak ada orang di luar..

Maka setelah Opi dengan rambut yang awut2an dan bibir manyun keluar dari kamarnya, baru deh Tati berani keluar kamar. Dan selama Tati di kamar mandi, Opi dengan setianya akan nunggu di selasaran depan kamar, atau di dapur kecil yang berada tepat di depan kamar mandi…

Kelakuan Tati yang satu ini berlangsung berbulan2..
Opi emang baik banget.. Selalu mau diganggu..
Gue udah pernah bilang makasih belum siy sama elho, Pi? Makasih, ya Say…!!

Hantaman yang besar terjadi pada suatu siang, saat Tati jalan kaki di Jl. Riau Bogor… Saat itu Tati pulang les dari sekolah musik yang berlokasi di situ.. Jarak satu rumah dari rumah yang digunakan sebagai sekolah musik tsb, terdapat tangga yang menghubungkan Jl. Riau dengan Mesjid Raya Bogor yang berada di Jl. Raya Pajajaran, persis di samping Terminal Bogor.

Naaahhh…, saat Tati melintasi ujung tangga tersebut, ada seorang lelaki yang turun dari tangga tersebut, dia lalu berjalan di belakang Tati. Setelah beberapa puluh meter, si bapak tsb tetap aja berjalan di belakang Tati, padahal Tati jalannya pelan, normalnya dia pasti udah mendahului Tati.. Rasanya jarak dia dengan Tati kok dekat banget, ya.. Tati jadi deg2an.., mana jalannya sepi banget lagi.. Gak ada orang di jalan itu kecuali Tati dan orang itu. Tapi deg2an itu hilang saat si bapak menegur seorang anak yang sedang nebas rumput di lapangan yang ada di jalan tersebut. Pikiran Tati, si bapak itu berarti orang daerah situ. Tapi tiba2….. di leher Tati terasa ada tangan orang. Tangan tersebut menarik dengan keras kalung yang ada di leher Tati.. Tati benar2 shock, dan jatuh terduduk di jalan… Dari mulut Tati hanya keluar teriakan “Toloooooooooooooooooooooooooong.., rampoooooooookkkk……..!!!”

Begitu dengar Tati teriak, si perampok lari ke arah terminal, naik ke salah satu angkot yang sedang lewat kayaknya siyy dia emang preman di daerah situ.. Terus Tatinya gimana? Tati lama gak bisa berdiri.. sampai harus dipapah dulu ke pinggir jalan oleh salah seorang yang juga sedang lewat di jalan itu tapi datang dari arah berlawanan.. Belakangan Tati baru tau ternyata orang yang nolong Tati itu orang Pekanbaru juga, kakak kelas Tati, tapi sekitar 4 angkatan di atas, namanya Bang Yan. Lama Tati terduduk di pinggir jalan, sampai kaki udah bisa berdiri dan dilangkahkan..

Setelah kejadian itu.., Tati sempat untuk waktu yang lama jadi parno. Dengar pintu dibuka denga keras, Tati bisa deg2an. Di jalan kalo ada yang berjalan dalam jarak dekat dengan Tati, bisa bikin Tati gemeteran.. Pokoknya parno deehhhhh..

Tati lalu sadar bahwa kalo ke-parno-an ini dibiarkan terus menerus, akan menjadi penyakit.. Jadi harus dilawan.. Tati lalu memaksa diri untuk jalan sendiri setelah magrib dari tempat kost ke Toko Roti Jumbo yang berlokasi di Jl. Pajajaran, di depan kampus. Itu artinya Tati harus melintasi Jl.Cidangiang yang gelap dengan pohon2 besar dan rindang di kiri kanannya.. Hihihi… Sereeeemmmm…!!! Waktu pertama kali dilakukan, Tati bukannya jalan.. tapi lariiiiii….. Hehehe.. Tapi Tati lakukan lagi lagi dan lagi… Perlahan2 ke-parno-an itu tersembuhkan..

Tapi…, berbagai kejadian buruk kembali terjadi…: diincer copet di angkot atau saat turun angkot., diganggu preman saat jalan kaki di sepanjang Jl. Raya Pajajaran, seperti udah jadi makanan rutin.. Sampai akhirnya Tati mikir, yang salah itu bukan cuma para penggangu itu.., pasti ada dari diri Tati juga yang gak beres sehingga membuat mereka selalu tertarik untuk menjadikan Tati sasaran empuk.

Setelah berpikir dan berpikir, Tati lalu yakin, pasti sifat manja, gak mandiri dan penakut tercermin dari gerak tubuh Tati, sadar maupun enggak. Tati lalu memutuskan untuk men-train diri Tati lagi, lebih keras, lebih sering. Finally.. Tati akhirnya jadi lebih beranian, malah jadi kesannya tomboy buanget… Meski kalo di suruh melintasi kampus Baranang Siang malam2 sendiri tetap aja ngibrit… Hehehe.

Kok Bisa…?

Seorang kenalan lama yang udah kayak kakak sendiri malam ini bertanya…

Kok bisa ya ‘Ndha, kamu yang kecilnya manja skali, selalu dilindungi dan dijaga, sekarang tinggal sendiri, kemana2 sendiri…?

Kok bisa ya ‘Ndha, kamu yang kecilnya keliaran pake singlet dan celana renda2, berjalan megol2 dari satu rumah tetangga ke rumah tetangga di kompleks ini sekarang bisa dengan tegarnya menjalani apa2 sendirian…?”

2 pertanyaan ini selalu ditanyakan oleh orang2 yang kenal Tati dari kecil.. Ada satu pernyataan seorang kanalan lama ke sahabat Tati, si mami Eko.

Kok, bisa ya Ko..? Kakak pikir dia gak bisa hidup kalo gak ada Ibu-nya. Kakak pikir dia gak akan mampu bertahan kalo gak ada Ibu-nya lagi..

Alhamdulillah, temans.. Tati tuh masih sehat waalfiat, meski Ibu telah kembali ke Pangkuan Allah lebih dari 20 tahun yang lalu.. Semuanya karena lindungan Alloh SWT.

Iya…, Tati emang manja banget waktu kecil, bahkan cenderung terlalu dilindungi sehingga membuat orang2 di sekitar berpikir kalo Tati gak akan bisa mandiri.. Tapi ternyata kok sejauh ini bisa…? Ya itulah yang namanya kehendak dan perlindungan Alloh (pastinya…!!) Itu lah yang namanya keajaiban perjalanan hidup.., proses pendewasaan diri... Apa aja… ? I’ll tell you tommorow ya.. Sekarang udah ngantuk banget.. Secara malam ini pulangnya juga udah larut banget… CU…

Ternyata Tati itu bolot…..!!!

Kemaren malam saat ngecek email di inbox hotmail, Tati menemukan sebuah email dari Taufik Purwanto. Nama tersebut gak ada di dalam contact list Tati, jadi Tati gak tau siapa sosok yang ngirim email ini…

Isi email tersebut antara lain :

Ketika saya searching di google dengan key word
“penginderaan jauh” pada halaman 3 saya menemukan blog
ini
😦http://tatinya-anak-anak.blogspot.com/2007/08/penginderaan-jauh1.html)
Semula saya pangling siapa yang nulis, tetapi setelah
melihat foto dan isi tulisan yang bagus sekali yang di
ada menyinggung nama aris “kalimantan” sekarang jadi
aris “Purworejo” maka saya memastikan ini adalah mbak
Sondha S-2 PJ Fak Geografi UGM.

Saya salut atas tulisannya tentang PJ, rupanya mbak
Sondha bakatnya seperti Andrea Hirata “Laskar
Pelangi”. Tulisannya sangat menawan cocok untuk lebih
memperkenalkan penginderaan jauh kerennya “remote
sensing” ya.. mbak..
Nulis novel aja mbak biar terkenal kaya Andrea biar
bisa mempopulerkan PJ.

Kalau boleh titip, terus nulis tentang PJ dan promosi
PJ mbak, biar lebih dikenal lagi …
Saya juga punya pengalaman ketika cari buku
penginderaan Jauh Pak Tanto sama penjaga tokonya
diambilkan buku Paranormal.

Sukses buat mbak Sondha.

Salam hangat,

Taufik
Sekjur SIGPJ
Fak. Geografi UGM

Begitu ngebaca kalo yang mengirim email ini tahu perkembangan keberadaan Aris (teman Tati waktu ikut kursus PUSPICS di Geografi UGM), dalam pikiran Tati orang ini adalah adiknya Aris, yang mahasiswa S1 Geografi saat itu, tapi Tati belum ingat namanya. Entah kenapa pikiran Tati juga ngebaur dengan sosok seorang dosen muda di Fakultas Geografi UGM yang juga ngambil S2 Penginderaan Jauh, dan barengan diwisuda pada Januari 2002. So Tati ngebalas email itu dengan pikiran2 tersebut….

Tapi setelah email itu terkirim, saat melayangkan pikiran ke masa lalu, masa2 Tati “menari-nari” di lorong2 kampus Geografi.. Tati baru nyadar… nama adiknya Aris itu adalah Habib.. Dan nama dosen muda yang bareng lulus dengan Tati adalah pak Sigit.. Lalu siapa Pak Taufik….??? Yang mana sosoknya…?

Tati berusaha mengurai benang2 memory yang mulai kusut dimakan waktu… Akhirnya.. Ya ampuuunnnnn… Pak Taufik itu kan nama dosen muda yang juga ngajar kita di Laboratorium SIG.. Beliau kan seangkatan dengan Aris waktu S1 dan berteman baik pula, jadi wajar kalo beliau tahu kalo Aris udah pindah ke Purworejo. Kok Tati gak ngeh dengan tulisan si bapak bahwa beliau saat ini adalah sekretaris jurusan Penginderaan Jauh UGM. Ya ampuuunnnnn bapak, maaf ya.. Ternyata saya itu lemot dan bolot.. Waktu 6 tahun aja ternyata mulai mengikis ingatan saya… Maaf ya….

Mengenai pujiannya, terima kasih ya Pak.. Tapi saya belum ada apa2nya.., belum pantas lah untuk dibandingkan dengan Andrea Hirata “Laskar
Pelangi”. Mudah2an suatu saat saya benar2 bisa jadi penulis.. Dan mudah2an saya bisa memenuhi harapan Bapak untuk mempopulerkan ilmu yang kita cintai, Penginderaan Jauh. Sehingga ilmu yang satu ini tidak lagi dikaitkan dengan telepati apalagi paranormal.. Hehehe.. Secara, ilmu yang satu ini kesannya masih berada di menara gading.., dan sesuatu yang belum banyak terlihat oleh adik2 kita sebagai suatu limu yang asyik untuk ditekuni.. Padahal negeri kita yang luas banget benar2 membutuhkan ilmu ini dalam pengelolaan sumberdaya alamnya..

Sekali lagi saya mohon maaf..

Btw, kejadian ini mematahkan ucapan beberapa orang bahwa Tati itu punya memory yang kuat.. Kenyataannya, TATI itu ternyata BOLOT.. BOLOT… Hehehe…

Gak Berubah & Awet Muda……?

Hari ini dari Tati kembali menghadiri training ESQ. Kok doyan siiiyyyy….? Hmmm gimana ya..? Selain menemukan hal2 baru dari materi yang disampaikan. Dalam artian pada training yang pertama kita nangkap seluruh materi secara general, tapi gak nangkap detail terhadap keseluruhan materi, nah kali kedua datang kita bisa menangkap lebih detail materi sessi ke 2, kali ketiga datang kita bisa menagkap lebih detail materi sessi ke sekian… Belum lagi trainer yang berbeda mempunyai kelebihan dalam penyampaian materi a, trainer lain lebih menonjol dalam penjelasan materi f dan z. Jadi tiap kali datang rasanya kita mendapat sesuatu yang baru..

Itu baru soal materi pelatihan.. Hal lain yang bikin selalu ingin datang adalah komunitasnya.. Komunitas yang memegang prinsip 3 S, yaitu senyum simetris 2 cm kiri 2 cm kanan, selalu melakukan salam semut (ssttt.. gak berlaku untuk cross gender, hehehe) dan bersikap sabar, membuat hati kita merasa nyaman.. Komunitas yang memandang orang tanpa embel2nya… Prinsipnya kita adalah teman, sesama hamba Alloh….

Nah di training kali ini, Tati ketemu Yanti, yang katanya dia teman sekolah Tati waktu di TK. Pertiwi Pekanbaru. Kita sebenarnya udah beberapa kali ketemu, karena kita sama2 alumni. Dan Tati memang merasa gak asing dengan wajahnya, cuma gak ingat dimana. Seperti biasa, Tati kan paling o’on soal ingat mengingat kenalan lama di jaman jadul… Tapi Yanti bilang, dia masih punya foto Tati dan dia waktu TK… Hayyyaaaahhhhhh Pinjam donk….!!! Biar bisa di-scan… Buat nambah arsip… Hehehe.. Yanti bilang, dia bisa ngenalin Tati karena wajah Tati gak beda dengan waktu TK, gak berubah.. kecuali tambah cantik… Ehhhhhhhhmmmmmmmmm, yang terakhir kayaknya dia salah ngomong deeehhhh… Hehehe…

Tapi tentang wajah Tati yang gak berubah sejak kecil bukan untuk pertama kalinya Tati dengar… Apa iya..? Coba teman2 lihat di 2 pics di posting ini… Coba dibanding2kan, masa siyy gak berubah dalam 35 tahun ?

Satu hal lagi… beberapa teman yang baru kenal, terus ngobrol2, pasti gak percaya kalo Tati keceplosan bilang usia Tati udah 40 tahun bulan Oktober 2007 yang lalu.. Mereka bilang, gak mungkin laaaahhhh…. Paling mentok 35 tahun… Bahkan ada nanya apa resep awet muda ala Tati. Hoaaaalllllllllahhhhhhh… Muka yang mulai punya garis2 usia di beberapa bagian wajah ini dibilang awet muda.. Jadi malu…!! Tapi kalo orangnya ngotot juga pengen tahu rahasia Tati, ya Tati bilang aja kalo Tati tuh seneng banget ketawa, bahkan cenderung gampang ketawa melihat hal2 yang lucu, meski cuma moment2 kecil.. Mana kalo ketawa Tati sering nagakak pula.. Bahkan Bang Mo senior di kanto bilang, “Sondha tuh kalo ngomong kesannya kayak orang Sunda, kaleeeeeemmmmm banget. Tapi jangan coba kalo ketawa…, keluar Be A Te A Ka-nya…. alias BATAK. Hehehe.. Gak tau ya, I love laughing.. Mungkin karena dasarnya I’m orangish yellow person, kali ya…?

Blog Evaluation….

Saat mengamati blog archive di sisi kanan blog Tati, terlihat angka 2007(184). Artinya selama tahun 2007, tepatnya mulai 11 juni 2007 sampai dengan 31 Desember 2007, sekitar 6 bulan setengah, Tati udah nulis 184 posting.. Artinya nyaris 1 postingan per hari.. Busset deh…!!!

Kok bisa? Apa aja yang ditulis? Kok punya waktu? Kan kerjaan di kantor lumayan banyak? Belum lagi urusan “mencari sesuap nasi dan semangkok besar berlian serta segepok rupiah buat angsuran si sparky” (hehehe) di asuransi? Kapan waktunya buat nulis…?

Apa aja yang ditulis?
Enggak tau ya.. Rasanya kok ada aja yang bisa ditulis.. Acara buka membuka album lama bisa menjadi inspirasi tulisan yang asyik.. Ketemu ortu, abang, adik dan ponakan juga bisa jadi inspirasi tulisan.. Apalagi ketemuan atau telepon2an dengan teman lama… Bahkan sekedar teringat dengan orang2 yang pernah melintasi hidup pun juga bisa menjadi tulisan… Yang unik.., bahkan perkenalan dengan pembaca blog-pun bisa jadi tulisan.. kayaknya apa aja deh.. selagi mood buat nulisnya ada, semua bisa jadi tulisan dan diposting di blog.. Soalnya gak ada editor dan Badan Sensor Blog.. Kalo ada, bisa jadi 99.88% tulisan Tati belum layak dipublikasi.. Hehehe..

Kok punya waktu..?
Waduuuuhhhh… Kayaknya ini gak perlu dipertanyakan deeeeh… Karena ibarat punya sesuatu yang disenangi.. dicintai.., pacar misalnya.. Hehehe.. Pasti deh kita akan bela2in buat meluangkan waktu.. Biar malam2 saat mata udah tinggal 1/2 watt.., tetap aja nulis.. Atau kalo ada unek2 di hati yang pengen dikeluarin.., bisa2nya Tati gak keluar dari kantor buat makan siang.., cukup dengan mesan makanan di kantin dan tetap duduk di kursi kerja sambil nge-blog.. Bela2in deh pokoknya…!! VIVA BLOGGERS..!!! Hehehe…

Tapi sebenarnya ada satu sisi hidup yang belum bisa diungkapkan dalam blog Tati.. Mungkin hal ini juga menjadi pertanyaan2 yang tidak terungkapkan dalam hati pembaca blog yang jeli.. Tapi karena ini merupakan hal yang sangat peka dan sensitif.., mungkin lebih baik disimpan saja dulu.. Mungkin akan datang masanya Tati menemukan wadah untuk berbagi tentang perjalanan hidup yang satu ini.. Karena tidak lah baik berbagi dengan orang lain, tetapi menyakitkan buat orang2 yang sangat kita cintai.. Mungkin sisi diri yang satu ini memang harus menjadi RAHASIA HATI.. Kayak judul lagu yaaaa…!!!

Anyway…, temans, thanks for being my friends.., being my blog readers.. May God always be with us..

Life Begin at Fourty…?

Fourty years old…?
Yup…., I am today…

Empat puluh bukan usia yang sedikit… Empat puluh boleh dikatakan suatu fase dimana “siang hari telah lewat dari satu periode kehidupan anak manusia”…

Pagi ini Tati lalui dengan air mata…
Air mata memohon pada Allah agar diberi umur yang barokah, entah berapapun itu, entah panjang entah pendek…
Memohon pada Allah agar memberi Tati hati yang mencintai Allah dan Rasulnya dengan sunguh2, di setiap detik, di setiap helaan nafas…
Memohon pada Allah agar menjaga Tati tidak tersesat, setelah Dia menunjukkan jalan yang diridhoi-Nya..
Memohon pada Allah agar Tati dapat menjadi hamba-Nya yang benar2 hidup di jalan yang dikehendaki-Nya..
Memohon pada Allah agar bila waktunya tiba, Tati menghadap Dia dengan sukacita tanpa rasa sakit dan siksa, melainkan dalam keadaan khusnul khotimah..
Memohon pada Allah agar menjaga keluarga Tati selalu dalam lindungan-Nya..
Memohon pada Allah agar memberi pasangan hidup yang bisa menjadikan rumah tangga sebagai lembaga pendidikan bagi Tati untuk semakin mencintai Allah..
Memohon pada Allah agar berkenan melimpahi rahmat bagi orang tua, abang, kakak, adik, ponakan2 dan para sahabat yang telah begitu mencintai Tati di sepanjang usia ini…
Memohon pada Allah untuk memberkahi orang2 yang telah menorehkan rasa pedih dalam hidup Tati..
Semoga Allah berkenan mengabulkan permohonan Tati..

Airmata saat berbicara pada Papa..
Mengucapkan rasa terima kasih karena beliau telah berkenan memberi Tati kesempatan untuk hidup.. Bisa mencapai usia 40 tahun, bisa menikmati warna2 kehidupan.., yang cerah ceria, yang suram, yang semuanya merupakan proses untuk menjadikan Tati jadi manusia yang utuh.
Dan Papa bilang, Papa bersyukur telah diberi kesempatan melihat anak2 Papa tumbuh dan berkembang menjadi orang2 yang punya pemikiran yang mapan… (Makasih, ya Pa…!!!)

Sayangnya, Tati pagi ini belum sempat bicara dengan Mama, karena Tante Po masih tidur, sehingga hp-nya gak diangkat2. Mama karena masih proses penyembuhan, sulit meraih fix phone di rumah.

Ingat kata2 “Life Begin at fourty”, mungkin ada benarnya..
Menjelang ulang tahun ke-40, dalam games “Menyikat Sepatu” saat ESQ, Tati kebetulan mendapatkan kata “BELAJAR“.
Tati meyakini “kebetulan” adalah suatu metode dari Sang Pemilik Kehidupan untuk mendorong kita masuk ke suatu jalur yang telah ditetapkan-Nya. Sehingga Tati yakin bahwa “BELAJAR” merupakan perintah Allah kepada Tati..
Bila selama ini Tati belajar untuk memperoleh ilmu dunia, belajar untuk menunjang karir, belajar untuk memiliki keterampilan agar dapat menghasilkan sesuatu untuk hidup. Tati memahami perintah “BELAJAR” kali ini adalah perintah untuk belajar mengenal Allah dan Rasul-Nya, belajar mengenai perintah2-Nya, belajar menjadi hamba-Nya yang sholeh dan taat, selain tetap belajar ilmu2 dunia sebagaimana sebelumnya.

Semoga Allah memberkahi langkah Tati.. Semoga Allah berkenan mengabulkan permohonan Tati. Semoga Allah ridho terhadap hidup Tati. Amin Ya Rabbal alamin.