Teman-teman Warga Negara Indonesia, yang mejalani pendidikan di Indonesia, tahu donk tentang Sumpah Pemuda….? Keterlaluan, kalau gak tahu… Hehehehe… Secara cerita tentang sumpah yang satu ini disampaikan ke kita melalui pelajaran Sejarah dan pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) berkali-kali selama 12 tahun mengikuti pendidikan Dasar sampai Menengah… 😀 Masih ada gak siyy pelajaran ini sekarang…?
Ceritanya pada tanggal 11 Mei 2015 sampai dengan 10 Juni 2015, diriku mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang Perencanaan Pembangunan Daerah yang diadakan Pemerintah Daerah tempatku bekerja, bersama Lembaga Penyelidikan dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Indonesia (LPEM – FEB UI). Pelatihan dilaksanakan di gedungLPEM FEB UI di Kampus UI Salemba. Akomodasi kami disediakan di hotel Ibis Kramat Raya… Jadi selama sebulan Kramat dan Salemba menjadi wilayah beredar diriku dan teman-teman.. 😀
Sekitar hari kedua pelatihan, salah satu narasumber, klo gak salah namanya Pak Budi, nanya dimana kami diinapkan. Saat kami jawab kami diinapkan di Hotel Ibis Kramat, beliau bilang, “Yang di sebelah Museum Sumpah Pemuda, ya?” Upppssss…. Ternyata, Museum Sumpah Pemuda itu hanya beda satu kavling dari tempat kami menginap.. Bahkan atapnya menjadi pemandanganku saat melihat ke luar jendela kamarku, kamar 612..
So…, pada hari Kamis tanggal 14 Mei 2015, yang kebetulan hari libur, aku memutuskan untuk berkunjung ke tetangga tersebut… Tapi apa daya, karena hari libur, Museum ditutup… sad Dan aku baru bisa kembali ke Museum tersebut hari Sabtu, tanggal 06 Juni 2015, di hari-hari terakhir di Jakarta…
Museum Sumpah Pemuda dari kamar ku nampak terdiri dari satu bangunan yang cukup besar, dan satu bangunan tambahan di bagian belakang dan sebuah taman alias ruang terbuka di depannya…
Apa yang dipamerkan di Museum Sumpah Pemuda…?
Di teras museum terdapat beberapa patung setengah badan dari tokoh-tokoh Sumpah Pemuda, antara lain Prof. M. Yamin dan Dr. Leimena… Dari catatan di dinding sisi utara teras museum terdapat keterangan bahwa Gedung Ex-Indonesisch Club-Gebouw ini dipugar pada 5 April – 20 Mei 1973 oleh Pemda DKI. Menurut bincang=bincang dengan petugas museum tersebut, pada saat ini museum itu dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Bangunan induk museum ini terdiri dari 2 ruangan di sayap selatan, 3 ruangan di sayap utara, dan dua ruang besar di tengah.. Pintu masuk museum membawa kita masuk ke ruang tengah.. Yang di dalamnya ada patung-patung yang mengambarkan aktivitas para pemuda penggagas Sumpah Pemuda..
Dari ruang tengah ini kita bisa bergerak ke ruang selatan, di situ ada deskripsi tentang Jong Java, Jong Sumatera dan lain-lain. Ada juga patung pemuda yang lagi mendengar radio, media komunikasi yang menebarkan semangat persatuan saat itu..
Di ruang belakang di bagian tengah ada patung-patung yang menggambarkan pemimpin sidang pemuda, juga ada patung WR Supratman yang memainkan biola.. Di dinding-dinding di ruangan tersebut terdapat salinan undangan kerapan pemuda, undangan hasil rapat pemuda, serta notasi dan teks lagu Indonesia Raya..
Di ruangan-ruangan di bagian utara rumah, terdapat ruang yang bercerita tentang WR Supratman, juga terdapat biola milik beliau, serta deskripsi biola beliau…
Di ruang terdepan di sisi utara terdapat display dari tulisan-tulisan para pemuda pencetus Sumpah Pemuda.. Tulisan-tulisan yang seharusnya disosialisasikan saat ini untuk menumbuhkan kembali semangat kebangsaan, semangat untuk membangun bangsa dan negeri kita, yang hanya bisa dilakukan salah satunya dengan menghentikan perilaku korup yang telah begitu merajalela, dan nyaris mendarah daging…
Apa yang terdapat di bangunan tambahan gedung ini…? Selain kantor, terdapat juga ruang tentang sejarah kepanduan di Indonesia…, kepanduan yang merupakan salah satu wadah untuk membangun rasa cinta tanah air bagi para pemuda.. Sedangkan di ruang terbuka, selain terdapat Monumen Sumpah Pemuda yang berupa sebuah tangan kanan yang terkepal, juga terdapat dinding direlief berupa diorama Proklamasi..
Oh ya… Berapa harga tiket masuk ke museum ini…? Mahal kah… Tidak…, hanya Rp.2.000,- (Dua Ribu Rupiah), saja. Rasanya tidak mahal untuk masyarakat dari berbagai kelas ekonomi, terutama para pelajar dan mahasiswa.. Pada saat kunjungan diriku yang kedua, aku bahkan bertemu dengan rombongan pelajar salah satu SMA di Jakarta yang sedang touring mengunjungi museum-museum sejarah yang berada di sekitar Jakarta Pusat.. Menurut diriku, itu proses belajar yang keren… Karena insya Allah akan lebih bisa dihayati, dirasakan, dibanding bila mereka hanya mengetahui dari buku-buku pelajaran sejarah..
Buat teman-teman yang akan berkunjung ke Jakarta, apa lagi akan membawa anak-anak berlibur ke Jakarta, mari berkunjung ke museum Sumpah Pemuda.. Agar tidak datang pada saat museum sedang tutup, silahkan lihat info museumnya di sini… ***
#CintakuNegeriku #CintaMuseum #WonderfulIndonesia #PesonaIndonesia