Undangan di Doi Suthep

Sekitar 2 minggu yang lalu, seorang teman seangkatan di SMA Negeri 1 Pekanbaru menghubungi diriku, ngajak untuk ikut arisan, yang uangnya untuk biaya umrah bareng teman-teman. Ajakan untuk pergi umrah, mengingatkan diriku pada sebuah PERJALANAN yang menjadi penyebab diriku pergi umrah pada tahun 2014 yang lalu. Perjalanan yang mengantarkan aku untuk menerima undangan Allah untuk mengunjungi Baitullah. Perjalanan ke Doi Suthep.

Ceritanya di bulan Juni 2013, diriku pergi ke Bangkok untuk menghadiri sebuah event. Daku pergi bersama sahabatku, yang kukenal saat bertugas di Pemerintah Kota Pekanbaru, kak Viviyanti. Saat kami merencanakan perjalanan, kak Vivi mengajakku untuk meneruskan perjalanan ke Chiang Mai, Thailand Utara, karena di sana ada Worulak, sahabat kak Vivi saat kuliah di New Zealand.

So, setelah travelling beberapa hari di Bangkok, tanggal 18 Juni 2013 kami menempuh 685 km dengan terbang selama 2 jam dari Bandara Don Muang untuk sampai di Bandara Internasional Chiang Mai. Worulak dan suaminya menjemput kami di bandara.

Worulak meski bekerja di Chiang Mai, tapi tinggal dan menetap di Kota Lamphun, sebuah kota kecil 12 km di selatan Chiang Mai. Waktu tempuh Chiang Mai – Lamphun lebih kurang 35 menit dengan mobil pribadi. Jadi selama perjalanan di Chiang Mai, kami menginap di rumah Worulak di Lamphun.

Kami pergi ke Doi Suthep tanggal 20 Juni 2013.  Setelah dua hari sebelumnya kami isi dengan jalan-jalan ke Moslem District dan Night Safari serta keliling kota tua Lamphun.

Doi Suthep adalah daerah pegunungan, dengan jarak sekitar 37 km atau waktu tempuh sekitar 45 menit ke arah tenggara kota Chiang Mai.  Sama seperti kawasan puncak di Bogor, Doi Suthep berudara sejuk, dan didominasi alam hijau.  Di sana juga banyak yang jual buah dan sayur hasil budidaya masyarakat lokal, banyak juga yang jual jagung bakar, jagung rebus dan asinan.

ceritasondha-doi-suthep-1

Doi Suthep, Cable Car dan Tangga

Apa istimewanya Doi Suthep? Di Doi Suthep terdapat salah satu kuil yang diagungkan umat Budha di Thailand Utara, namanya Watt Phra Thatt Doi Suthep Ratcha Warawihan.  Kuil tersebut berada di bukit tertinggi di pengunungan Doi Suthep.  Untuk mencapai kuil tersebut dari jalan raya, ada dua akses, yaitu dengan cable car dan melalui ratusan anak tangga.  Untuk menghemat tenaga dan waktu, untuk naik kami memilih naik cable car.  Harga tiketnya sekitar TB 50 atau sekitar Rp.19.000,-.  Pulangnya menyusuri tangga.

ceritasondha-doi-suthep-2

Pagaoda Emas di What Phra That Doi Suthep

Apa yang bisa kita lihat di Watt Phra Thatt Doi Suthep Ratcha Warawihan? Di sana ada pagoda berlapis emas, yang di sisi depannya dipasang sebuah payung,  berwarna emas juga.  Dalam ritualnya para umat Budha yang berkunjung di Watt Phra Thatt Doi Suthep Ratcha Warawihan mengelilingi pagoda sambil membawa bunga lotus.  Dan setelah selesai berkeliling, mawar merahnya diletakkan di lantai di tepi pagar pagoda.

ceritasondha-doi-suthep-3

What Phra That Doi Suthep

Di kompleks kuil ini ada bangunan sarana prasarana kuil berarsitektur khas Thailand dengar ornamen-ornamen keemasan yang luar biasa cantik.  Di sana juga ada sebuah bangunan kecil berbentuk dome, tapi bersegi-segi.  Ada patung replika binatang di atasnya, dan di semua sisinya ada semacam laci-laci..  Setelah mengamati beberapa tulisan-tulisan dan foto-foto  yang ada di sisi -sisi luar “laci”, aku mengerti kalau laci-laci itu adalah tempat menyimpan abu jenazah.

Aku lalu berkeliling mengamati benda-benda, bangunan dan taman yang ada di kuil tersebut.  Puas berkeliling, sebelum pulang aku berdiri di pintu kawasan sembahyang di kuil, sekali lago mengamati gerak gerik umat Budha yang melakukan ibadah di sana.  Tiba-tiba aku menyadari bahwa mereka juga sedang melakukan “tawaf”.  Hanya saja lokasinya berbeda, benda yang dikelilingi berbeda, arahnya berbeda, caranya berbeda.

Umat Muslim bertawaf di Masjidil Haram di Mekah Al Mukaromah, umat Budha di Kuil.  Umat Muslim mengelilingi Ka’bah, umat Budha mengelilingi pagoda.   Umat Muslim bergerak melawan arah jarum jam, umat Budha bergerak serah jarum jam.   Umat Muslim mengelilingi Ka’bah 7 kali tanpa membawa apapun, umat Budha mengelilingi pagoda sambil membawa bunga lotus.

Kesadaran yang datang membuat diriku berpikir, Aku ini ngapain yaa? Aku pergi ke tempat umat Budha beribadah, melihat mereka melakukan “tawaf”, sementara diriku belum pergi ke Tanah Suci dan bertawaf di tempat seharusnya aku melakukan tawaf.”  Saat itu aku bertekad tak akan melakukan perjalanan lagi sebelum aku pergi Tanah Suci dan bertawaf mengelilingi Baitullah, kecuali perjalanan yang terkait dengan tugas dan urusan keluarga.

Kesadaran agar bersegera pergi ke Tanah Suci adalah undangan Allah SWT padaku untuk datang ke rumah-Nya.  Dan undangan itu sungguh disampaikan dengan cara yang luar biasa.  Alhamdulillah.  Dan Alhamdulillah juga Allah memberi diri ini rezeki untuk bertamu ke rumah-Nya 11 bulan kemudian.***

satu-minggu-satu-cerita

Berhati-hati…

dandelionsJangan biarkan diri kita menerima pemberian dari orang-orang yang kita tahu tidak menjalankan kewajiban untuk menafkahi keluarganya…  Karena itu berarti kita mengambil apa yang seharusnya menjadi hak orang lain…

Jangan kita berbangga hati dicintai oleh seseorang, yang kita tahu seharusnya bertanggung jawab atas kesejahteraan, kebahagiaan hidup orang lain..  Karena sesungguhnya kita mengambil apa yang seharusnya menjadi hak orang lain…

Mari berhati-hati… Agar kita tidak menjadi orang yang ikut serta menyakiti hati orang lain..  Mari berhati-hati agar kita tak menari di atas derita orang lain…***

The Story of Holly Land Trip

Ini tulisan tentang perjalanan yang diriku lakukan bulan Mei 2014 yang lalu…  Perjalanan ke tanah suci.  Ke Madinah al Munawaroh lalu ke Mekah al Mukkaromah.  Semoga bisa jadi masukan bagi teman-teman, terutama yang awam, yang ingin berumroh.

Asmaulhusna1a


Perjalanan umroh yang pertama ini sangat berarti bagi diri ku.  Karena sebenarnya aku sudah mulai punya Tabungan Haji sejak tahun 2005.

Saat itu sesuai dengan pendapatan, aku setiap bulan menyisihkan sebahagian untuk tabungan haji. Namun karena selama beberapa tahun, sejak awal tahun 2007 aku mencicil si sparky, maka tabungan haji itu pun terlupakan.  Justru kakak ku yang juga mulai buka tabungan haji pada tahun yang sama dengan ku, pergi haji pada tahun 2010..

Perjalanan hidup yang bergelombang membuat aku rindu untuk pergi ke Baitullah.

Aku lalu bilang ke kakakku, bagaimana kalau kami pergi umrah bersama.. Tapi kakak ku bilang, sebaiknya  aku menggenapi dulu tabungan haji ku untuk bisa mendaftar, sehingga bisa dapat nomor porsi..  Setelahnya baru, kami pergi umrah…  Jadilah di akhir tahun 2013 aku fokus untuk menggenapi tabungan haji ku..  Lalu mendaftar…  Alhamdulillah wa syukurillah…. Meski aku harus mengantri selama 15 tahun, bila kuota haji masih seperti tahun- tahun ini, aku tetap bersyukur…  Ada teman-teman yang menyarankan agar pendaftaran haji reguler yang ku lakukan itu, dialihkan saja ke ONH Plus, biar lebih cepat.. Antriannya katanya hanya 5 tahun.. Tapi aku sampai saat ini masih bertahan di kelompok reguler, karena aku ingin kalau pergi haji bisa 40 hari.. Belum mau pergi haji hanya 2 mingguan di sana…  Pengen berlama-lama di sana…  Semoga Allah membuka pintu rezeki bagiku agar bisa segera pergi haji,  yaaa….

Lalu mulai awal tahun 2014, aku dan kakak ku mulai mencari-cari informasi tentang travel umroh.., serta mencari-cari kemungkinan waktu untuk aku cuti dari kantor.. Karena tugas ku di kantor itu ada sepanjang tahun…  😀  Tapi dari hasil diskusi dengan pimpinan ku, beliau menyarankan aku untuk berangkat setelah bulan Maret..  Dan setelah mencocokan paket-paket yang ditawarkan dengan kesesuaian jadwal, kami memutuskan untuk ambil paket yang berangkat di awal Mei 2014…

Apa pertimbangan untuk mengambil paket tersebut…?  Ada beberapa hal…

Pertama, agen dari travel umroh yang ada di Jakarta itu kenalanku..  Meski gak terlalu akrab, tapi kami kenal cukup baik..

Kedua, paket yang ditawarkan 15 hari.. Itu paket yang terlama dari yang ditawarkan travel-travel yang aku lihat-lihat..
Aku dan juga kakak ku menginginkan kita selama mungkin di tanah suci.. Toh, pimpinan ku mengizinkan.. 😀

Ketiga, karena itu paket promo, jadi harganya relatif murah dibanding paket-paket yang aku lihat..

Lalu apa saja yang aku siapkan sebelum berangkat umroh..? Selain menyiapkan hati, tentunya…

Sebagai perempuan…, aku harus mempertimbangkan siklus biologis ku…  Karena dengan waktu yang hanya 15 hari pulang pergi, tentu aku ingin bisa full beribadah..  Jadi sebulan sebelum berangkat aku pergi ke dokter obgyn, alias spesialis kandungan..  Kebetulan oleh menantu kakak ku, yang bekerja di Rumah Sakit Awal Bross Panam, Pekanbaru, aku direkomendasikan ke dokter kandungan perempuan, yang berjilbab syar’i..  Alhamdulillah beliau sangat membantu.., bahkan beliau memberikan pin BB nya agar bisa dihubungi bila kita butuh masukan…  Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap kondisiku, dan hasil diskusi kami,  si ibu dokter memberi aku resep pil KB.. Jumlah yang diberikan tidak 30 butir, tetapi lebih untuk mengantisipasi perlunya meningkatkan dosis, karena pertimbangan kondisi tubuh ku..

Bagaimana dengan pakaian…? Sesuai dengan masukan dari sahabat-sahabatku yang sudah pergi umroh, aku tidak membawa banyak baju.. Jadi apa saja yang aku bawa…?

Beberapa lembar baju yang bahannya sangat ringan (aku bawa empat lembar)  plus legging bahan kaus yang menyerap keringat;  Sekitar 2 buah baju dengan bahan katun;  4 buah mukena (atasannya saja) yang ringan dan adem, plus sajadah kecil; 1 gamis putih dan 1 buah mukena putih, niatnya buat saat umrah.  Tapi ternyata gak harus kok…Jilbab atau kerudung cukup 3 buah saja, termasuk yang dipakai saat berangkat;
Beberapa kaus kaki; Sepatu sendal yang nyaman buat jalan kaki;  Sling bag (tas sandang menyilang badan) yg kecil,
yang tidak menghalangi saat berdesak-desakan saat tawaf dam umrah, dan gak perlu dilepas saat sholat.  Tas ini buat menyimpan dompet, dan buku cacatan doa; Biasanya travel memberikan sling bag, tapi buat aku rasanya kebesaran.. Menghalangi kalau gak dilepas saat sholat. Tas kain untuk bawa Al Qur’an dan tempat air minum. Kantong tempat sepatu; Sun glasses, lip balm, cream pelembab kulit, tissue basah, tissue kering, dan toilet paper (kertas untuk alas duduk di toilet umum); Beberapa buah gantungan baju, seperti yang biasa kita dapat dr laundry. Jadi gak merasa rugi kalo harus ditinggal saat pulang; 😀 dan beberapa perlengkapan pribadi lainnya…

Kok jilbab cuma tiga…? 😀

Jadi selama di tanah suci, kita kan aktivitasnya hanya mundar madir ke masjid Nabawi dan masjdil Haram.. Kalau ada yang mau dibeli biasanya juga dalam perjalanan menuju atau sepulang dari sholat di masjid.  Jadi busana yang nyaman adalah, baju yang ringan, lalu pakai mukena yang juga ringan, plus kaus kaki…  Jadi baju katun yang dua dan jilbab itu dipakainya saat travel membawa kita berkunjung ke berbagai masjid, saat di Madinah.. Juga saat diajak berkunjung ke Jeddah.., dan saat kembali ke tanah air..   Baju yang ringan, seperti juga pakaian dalam, mudah dicuci dan dijemur di kamar mandi hotel.. Kalau mau nge-laundry juga bisa siyy… Tapi saran saya, gak perlu kita bawa mukena cantik yang bordirnya besar-besar.. Beraaattt….. 😀

Oh ya di pesawat perlu bawa apa aja?

Saran saya, bawa koper buat cabin deehhh… Apa aja isinya? Baju ganti 1 stel, peralatan bersih-bersih diri, juga handuk kecil.. Di tas tangan sediain tissue kering, tissue basah, kertas alas duduk di toilet, shawl, kaus kaki tebal, dan klo saya bawa sarung tangan tebal untuk saat tidur di pesawat biar gak kedinginan. Bawa juga cemilan kesukaan,
atau lauk kering kesukaan.. Buat mengganjal perut kalau menu yang dihidangkan gak cocok di lidah… 😀

Sesuai jadwal, kami, aku, kak Lintje, Kak Yai dan Olan, putra kak Lintje berangkat tanggal 2 Mei 2014 sore ke Jakarta. Menurut jadwal kami tanggal 2 Mei sekitar jam 23-an akan berangkat dari Jakarta menuju Jedah via Kuwait. Kenapa ke Jakarta?  Karena travel umroh yang akan membawa kami base-nya di jakarta. Dan kenapa via Kuwait? Karena paket 15 hari itu menggunakan Kuwait Airlines..

Ternyata begitu kami landing di jakarta, kami diberi tahu bahwa pesawat Jakarta – Kuwait ditunda keberangkatannya sampai besok pagi, jam 06.00. Dan seluruh penumpang akan diinapkan di salah satu hotel di Jakarta.  Hmmmm…. Secara kami tidak menyiapkan koper untuk dibawa di cabin, kami terpaksa membongkar koper untuk mengambil baju tidur dan beberapa perlengkapan pribadi untuk keperluan menginap… Kejadian yang sama berulang saat kami dalam perjalanan pulang setelah umrah…  Penerbangan Kuwait Air Kuwait – Jakarta di-delay sekian jam, sehingga kami harus diinapkan di hotel di dalam bandara di Kuwait City.

Berdasarkan pengalaman ini, saya menyarankan teman-teman yang akan pergi ke luar negeri dan akan transit, membawa koper kecil di cabin yang berisi perlengkapan pribadi kalau mendadak harus menginap.. 😀

So, setelah mengambil beberapa perlengkapan, kami pun bergabung sama puluhan orang lain calon penumpang Kuwait Air yang didelay.. Ramai banget.., karena ada juga rombongan besar yang akan ziarah ke Jerusalem.  Ada 3 bus besar yang disediakan untuk mengangkut kami ke Hotel Aston di Kawasan Pluit.  Memang, airlines menyediakan fasilitas, tapi rasanya capek lho.. Apa lagi bersama saya ada 2 orang kakak yang tak muda lagi usianya.
Dan salah satu kakak saya, punya masalah dengan saraf di tulang belakang, yang membuat beliau jalan agak bungkuk dan tak selincah orang muda.

Keesokan paginya, jam 3 pagi kami sudah dibangunkan. Karena jam 4an sudah harus ke bandara lagi..

Saat kami berangkat, ternyata kami dari Pekanbaru ada 6 orang. Yang 2 lagi sepasang suami istri. Rombongan lain sebagian besar berasal dari Purworejo, dan ada juga beberapa orang dari Jakarta. Rombongan dari Purworejo dipimpin langsung oleh agen travel yang di Purworejo, yang kebetulan seoramg ustad.  Beliau beserta istrinya lah yang memimpin rombongan kami.  Alhamdulillah setelah beberapa hari bersama, mereka mengetahui keadaan kakak saya, mereka kemudian justru menjaga kami, terutama pada saat sai…  Bu ustad tetap mengiringi saya dan kakak saya, meski kami berjalan sangat pelan, karena kakak saya sempat tertatih-tatih di beberapa putaran terakhir, namun tak mau menyerah untuk menggunakan kursi roda.  Bu Ustad akhirnya bilang, di awal perjalanan mereka tidak mengetahui kondisi kakak saya itu, tidak ada yang menyampaikan kepada mereka.. Sehingga ketika boarding di Bandara Soettta dan turun naik di Bandara Kuwait, mereka tidak sadar bahwa kami berjalan sangat perlahan, dan sempat merasa tidak nyaman karena hampir tertinggal oleh rombongan. Merasa diabaikan…

Sebenarnya ada beberapa hal yang menjadi catatan buat teman-teman bila ingin mengambil paket umroh..  Terutama yang masih awam, seperti kami…

Pertama, tanyakan betul jalur perjalanan.. Saat presentasi, kami diberi tahu bahwa perjalanan kami Jakarta – Kuwait,
lalu langsung Medinah.  Sebagai orang awam kami berpikir dari Kuwait kami akan terbang ke Medinah.  Ternyata pesawat yang mendarat di Medinah itu hanya Saudi Air. Jadi yang bukan Saudi Air mendaratnya di Jeddah..
Dari Jeddah ke Medinah itu jalan darat sekitar 5 jam. Hal ini sebenarnya tidak masalah kalau ada pemahaman sejak awal… Tapi kami tahunya hanya beberap hari menjelang keberangkatan.  Bahkan kami tidak diberi tahu bahwa penerbangan itu tidak langsung dari jakarta ke Kuwait, melainkan singgah dulu beberapa jam di Bandara KLIA, Kuala Lumpur, tanpa penumpang turun dari pesawat.  Demikian juga saat pulang.

Kedua, pastikan betul lokasi hotel tempat kita akan menginap.  Berapa jaraknya  dari Masjid Nabawi, mau pun Masjidil Haram.Kalau kita dengan usia relatif muda, dan fisik sehat, jalan 400 meter pulang pergi 4 kali sehari , 2 kali di terik cuaca padang pasir, in sha Allah tidak apa-apa.  Anggap saja olah raga… Tapi buat yang usianya tak lagi muda,
dan untuk berjalan pun tak semudah yang sehat, ini adalah hal yang betul-betul perlu dipertimbangkan.  Bila kita  rasanya butuh hotel yang lebih dekat dari yang ditawarkan travel, tanyakan kemungkinan untuk meng-upgrade hotel.
Karena ternyata umumnya travel bisa menyediakan fasilitas tersebut. Apa lagi bila kita itu perginya bersama keluarga atau teman, yang akan sekamar bersama-sama.. Kalau dianggap bikin repot, karena ada rombongan yang terpisah,
itu bukan alasan yang kuat, karena selama di Madinah dan Mekah, di luar kegiatan umrah dan ziarah ke masjid, kita lebih banyak melakukan aktivitas pribadi, ke masjid.

Kalau bisa hotel itu cukup dekat, sehingga bila kita sedang menunggu waktu sholat berikutnya tapi mendadak ingin ke toilet, atau wudhlu batal, kita bisa kembali ke hotel.  Hal ini terutama di Masjid Nabawi.  Karena toilet perempuan di masjid Nabawi lokasinya jauh di bawah, dan ada dua tingkat. Terlalu beresiko untuk turun ke sana sendiri, apa lagi di malam hari.  Sedangkan di Masjidil Haram, kalau ingin ke toilet saya keluar dari masjid, pergi ke mall yang dipojok
di depan Masjidil Haram.  Di lantai 2 ada toilet wanita.  Kebetulan setiap  saya ke sana petugasnya seorang TKW dari Indonesia, yang ramah, bernama Patma.

Apa yang saya jalani selama umroh…?
Apa yang saya rasakan…?
Saya sharing di postingan berikutnya ya teman-teman..
Ini sudah sangat larut.. Dan saya sedang berada di Pasir Pangaraian,
ibu Kota Kabupaten Rokan Hulu, . ***

Bertemu Wiwiek

Sekitar 3 minggu yang lalu, atasan ku bilang, “Ndha kamu ikut bagian promosi ke Kalimantan ya…” Entah kenapa, pikiran saya, “Kalimantan ” itu adalah Kalimantan Timur, tempat 2 dari 4 orang adik ku menetap… Ternyata oohh ternyata, Kalimantan yang dimaksud adalah Kalimantan Timur, tepatnya Kota Pontianak..

Kecewa…? Ya enggak laahhh.. Secara belum pernah ke Pontianak…, ini jadi kesempatan untuk melihat salah satu daerah lagi di Indonesia…, yang dikenal sebagai Negeri Khatulistiwa..  Lagi pula di situ ada Bu Wiwiek alias Tri Widiastuti, salah satu teman baik ku..

Sondha & Wiwiek

Sondha & Wiwiek

Siapa siy Wiwiek…?

Aku berkenalan dan kemudian berteman dengan Wiwiek saat kami sekelah di Program Magister Penginderaan Jauh di UGM tahun 1999.  Secara kelas itu hanya diikuti oleh hanya 13 orang dan hanya 3 di antaranya perempuan, yaitu aku, Wiwiek dan Aida, dan karena usia ku dengan Wiwiek tak beda jauh, hanya beda beberapa bulan, dan kami berasal dari daerah dengan culture yang mirip, Melayu,  obrolan kami jadi lebih nyambung… Dan kemudian otomatis kami jadi dekat..

Aku biasa berkunjung ke rumah Wiwiek dan keluarga… Ya Wiwiek kuliah ke Yogya dengan memboyong keluarganya.. Jadi dia menyewa sebuah rumah utuh, dengan 4 kamar..  Rumah nya tak terlalu jauh dari paviliun tempat aku tinggal..  Cuma butuh waktu 5 menit naik motor..  Rumah Wiwiek jadi tempat aku dan Aida bermain.  Kehadiran Rifki dan Dea, kedua anak Wiwiek memberi warna berbeda dari dunia sekolah dan pergaulan dengan teman-teman yang nyaris seusia…

Karena di Yogya bersama keluarga, kedua anak dan kakek (ayahnya Wiwiek), sementara suaminya memang bertugas di luar kota, aktivitas Wiwiek tidak hanya urusan kuliah aja..  Ada urusan rumah tangga, urusan sekolah anak dan…. urusan bakulan, alias dagangan…  Ya, Wiwiek bekerja sama dengan kakaknya, saat itu mempunyai bisnis pakaian..  Karena rumah kami berdekatan, dan Wiwiek suka cemas bawa kedua anaknya naik motor di keramaian lalu lintas Yogya, maka jadilah aku sering pergi bersama mereka..

Wiwiek gak tahu bahwa kalau membawa dia naik motor, apa lagi bila juga dengan kedua anaknya,  membuat aku takut… Takut aku tidak cukup waspada dan bisa menjaga keseimbangan  membawa istri orang, ibu dua anak.., apa lagi plus dua anaknya…  Huhuhuhu…  Alhamdulillah… Berkali-kali kami pergi bersama tak lah pernah terjadi hal-hal yang tak diinginkan…  Alhamdulillah…  Dan yang paling heboh adalah kalau aku menemani Wiwiek belanja buat kulak’an (jualan)nya..  Kami bisa bawa belanjaan satu karung besar naik motor dari Bring Hardjo ke rumah Wiwiek di sekitar Kaliurang KM 7…   Karena dia ngurusin kulak’an sambil kuliah, Wiwiek suka bilang kalau selesai sekolah dia bukan mendapat gelar MSi (Master of Science) tapi MBH (Master of Bring Hardjo)…   Hahahahahaa…

So, begitu tahu aku akan ke Pontianak, aku langsung menghubungi Wiwiek, dan kami  merencanakan untuk bertemu…

Wiwiek menemui ku di Pontianak Covention Center, tempat Kalbar Smesco UKM Expo dilaksanakan…  Meski sudah janjian, aku tetap merasa sangat surprised dengan kehadirannya…  Sungguh gak pernah menyangka kami bisa bertemu lagi setelah hampir 13 tahun tidak bertemu…  Sungguh ada kebahagiaan yang luar biasa bisa bertemu dengan sahabat lama..Apa lagi bebrerapa bulan terakhir ini aku beberapa kali menghubungi Wiwiek, berbagi cerita…   Berbagi duka di hati..  Tanpa sadar air mata ku mengalir saat memeluk Wiwiek…

Aku lalu meminta izin pada teman2 yang sama2 bertugas ke Pontianak untuk pergi bersama Wiwiek beberapa jam, dengan janji akan bertugas di sore sampai malam sebagai kompensasi.. 😀

Aku dan Wiwiek lalu pergi… Kemana? Melakukan sesuatu yang ingin kulakukan beberapa bulan terakhir, dan tetntu saja bernostalgia dengan teman lama…  Dan kami naik motor seperti zaman kami kuliah di Yogya.. Hanya kali ini di Pontianak… Wiwiek seperti dulu, juga grogi saat harus menggonceng ku yang bertubuh jauh lebih besar dari dirinya.., apa lagi aku pakai rok pula… Hehehee..

Alam Hijau

Selesai mengurus seuatu yang sudah kami rencanakan, aku diajak Wiwiek ke tokonya, toko baju muslim “Alam Hijau” di daerah Sungai Raya, Pontianak..  Toko yang semula dibuat di garase rumah, sekarang sudah berkembang menjadi toko yang berlokasi di jalan besar, tak jauh dari rumah Wiwiek.. Alhamdulillah senang melihatnya..  Apa lagi di lantai 2 toko, Wiwiek membuka kursus GIS, ilmu yang kami pelajari saat kuliah…

Bakmie Kering Haji Aman

Dari toko Wiwiek, kami makan siang di  Bkmiie Kering Haji Aman yang merupakan cabang dari Singkawang..   Lalu kami ke rumah Wiwiek, menunggu Dea pulang sekolah..  Dea bukan lagi gadis kecil berusia 4 tahun, seperti yang aku lihat 13 tahun yang lalu..  Usianya sudah 17, dan duduk di kelas 3 SMA.. Dan abangnya Rifki sudah sekolah ke Yogya..  Time flies so fast…

Karena sudah sore, aku diantar oleh Wiwiek dan Dea kembali ke tempat tugas..  Kami tak lagi bergoncengan motor, karena ada Dea yang nyetir mobil… Untuk urusan begini, Wiwiek kalah laahhh sama Dea.. Hehehe…

Setelah pertemuan yang pertama ini, aku dibawa Wiwiek berwisata kuliner, dan jalan-jalan ke bahagia lama Kota Pontianak..  Semua perjalanan itu akan aku tulis, in shaa Allah di tulisan2 berikut…

di Sukahati

Over all… Sungguh bertemu dengan sahabat lama, sangat menyenangkan rasanya…

Terima kasih atas waktu, bantuan dan hadiah2nya ya Wiek..  Semoga kita bisa ketemu lagi, segera.. Juga dalam suasana yang menyenangkan…  Hug.Bighug ***

Happy Eid Mubarak 1433 H….

Teman dan sahabat… setelah perjalanan 1 tahun, dan 29 hari bulan Ramadhan, alhamdulillah kita sampai pada tanggal 1 Syawal 1433 H..

Perkanankan lah saya mengucapkan …

 

, تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَمنٌِكُمٌ صِيَامَنَا وَصِيَامَكُمٌ كُلُّ عَامٍ وَ أَنْتُمْ بِخَيْرٍ اَللّهُمَّ اجٌعَلٌنَا مِنَ الٌعَاءِدِيٌنَ وَالٌفَاءِز.

mohon maaf lahir dan batin  …..
Sondha Siregar  & Keluarga
└┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴✽̶⌣̊✽̶.

Bila Waktu Tlah Berakhir…

Bila Waktu Tlah Berakhir – Opick

Bagaimana kau merasa bangga
Akan dunia yg sementara
Bagaimanakah bila semua hilang dan pergi
Meninggalkan dirimu

Bagaimanakah bila saatnya
Waktu terhenti tak kau sadari
Masikah ada jalan bagimu untuk kembali
Mengulangkan masa lalu

Dunia dipenuhi dengan hiasan
Semua dan segala yg ada akan
Kembali padaNya

Bila waktu tlah memenggil 
Teman sejati hanyalah amal
Bila waktu telah terhenti
Teman sejati tingallah sepi

Kupu-kupu…

Aku menemukan postingan yang menurut aku indah sekali di sini…  Tulisan yang mencerahkan..  Aku reposting dengan harapan aku bisa membaca dan membacanya lagi, serta mungkin berbagi dengan teman2…

Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Suatu hari lubang kecil muncul dari kepompong. Orang itu duduk dan mengamati selama beberapa jam bagaimana si kupu-kupu berjuang memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.

Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya.

Ternyata, Kupu-kupu itu mempunyai tubuh yang gembung dan kecil, dan sayapnya mengkerut.

Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yg mungkin akan berkembang dalam waktu.

Ternyata Semuanya tak pernah terjadi. kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang.

Kebaikan dan ketergesaan orang tersebut merupakan akibat dari ketidak mengertiannya bahwa kepompong yg menghambat, dan perjuangan yg dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu berpindah ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga sayapnya menjadi kuat, dan siap terbang begitu memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Kadang-kadang pejuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yg semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.

Saya memohon Kekuatan ….. Dan Tuhan memberi saya Kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.

Saya memohon Kebijakan … Dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.

Saya memohon Kemakmuran …. Dan Tuhan memberi saya Otak dan Tenaga untuk bekerja.

Saya memohon Keteguhan hati … Dan Tuhan memberi saya Bahaya untuk diatasi.

Saya memohon Cinta dan Kasih sayang…. Dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong.

Saya memohon Kemurahan/kebaikan hati…. Dan Tuhan memberi saya kesempatan-kesempatan dan tantangan untuk diatasi.

Saya tidak memperoleh yg saya inginkan……. Tetapi … Saya mendapatkan segala yang saya butuhkan.  ***

20 Hari Lagi..

Ramadhan tinggal 20 hari lagi..

Aku harus bersiap-siap agar bisa menjalankannya dengan baik..   Agar aku bisa benar-benar kembali pada fitrahku pada saat Ramadhan berakhir nanti…  Agar aku bisa benar-benar memulai hidupku kembali…

Menanti Ramadhan…***

Ujian Syahadat…

Ujian syahadat…

Ujian syahadat adalah sebuah perjalanan hidup yang menguji apakah engkau sanggup untuk menerima kehendak Allah SWT atas dirimu..  Apakah kau sanggup untuk ikhlas… Sanggupkah engkau untuk percaya bahwa apa yang terjadi benar-benar yang terbaik bagi mu, bagi hidupmu, bagi hari akhirmu.. Sanggupkah engkau tetap bersyahadat di sisa usia, setelah rasa sakit yang tertoreh.. Sanggupkah engkau untuk tetap mengatakan “hidupku, matiku hanyalah untuk Allah”

Age is Not Just Lived, but Survived..

Beberapa bulan yang lalu, saat kami bertemu di Medan, adikku David menyuruh aku untuk melihat sebuah video clip di BB-nya… Aku gak bisa menahan air mataku menetes saat melihat clip tersebut.. Video clip apa…?  Tentang apa…

Itu video clip tentang harapan orang tua (Parent’s Wish) pada anak-anaknya di usia senja mereka..  Teman-teman bisa lihat video itu di sini…

 

A PARENT’S WISH FOR THEIR CHILDREN DURING THEIR OLD AGE

 To my dear child,
On the day when you see me old, weak and weary..
Have patience and try to understand me,
If I get dirty when eating,
If I can not dress on my own,
Please bear with me and remember the times I spent feeding you and dressing you up..
If, when I speak to you I repeat the same things over and over again,
Do not interupt me, Listen to me..
When you were small, I had to read to you the same story a thousand and one times until you went to sleep..
When I do not want to have shower, neither shame nor scold me…
Remember when I had to chase you with your thousand excuses to get you to shower?
When you see my ignorance on new technologies,  give me the necessary time and not look at me with your mocking smile..
I taught you how to do so many things,
To eat the right foods, to dress appropriately, to confront life..
When at some moment I lose the memory or the thread of our conversation,
Let me have the necessary time to remember..
And if I can not, do not become nervous..
As the most important thing is not our conversation,
But surely to be with you and to have you listening to me…
If Iever I do not feel like eating, do not force me..
I know well when I need to and when not to eat..
When my tired legs give way and do not allow me to walk without a cane,
Lend me your hand..,
The same way I did when you tried your first faltering steps..
And when someday I say to you that I do not want TO LIVE ANYMORE..,
THAT I WANT TO DIE…
Do not get angry.. Some day you will understand..
Try to understand my age is not just lived but survived..
Someday you will realize..
That despite my mistakes, I always wanted the best for you..
And I tried to prepare the way for you..
You must not feel sad, angry nor ashamed..
For having me near you..
Instead, try to understand me and help me.. like I did when you were young..
Help me to walk..
Help me to live the rest of my life with love and dignity…
I will pay you with a smile and by the immense love I have always had for you in my heart..
I LOVE YOU MY CHILD..
 –          Your Loving Parent –
 

Larik-larik kalimat di video itu so touching buat aku.., karena aku merasakannya beberapa tahun  terakhir ini…

Papa & Mama di Hillpark, Sibolangit, 02 September 2011

Setelah serangan stroke di pertengahan Juni tahun 2007, Mama menjadi begitu membutuhkan uluran tangan, perhatian dan pengertian serta dukungan dari anak-anaknya..  Beliau yang biasanya begitu sangat mandiri, gesit menjadi harus terikat dengan kursi rodanya..  Telapak tangan kanan menjadi sulit untuk dibuka, bahkan digerakkan.. Kaki kanan juga menjadi sulit untuk digerakkan..

Perubahan yang terjadi membuat psikologi Mama menjadi lebih sensitif, cenderung menuntut perhatian dan penerimaan atas keputusan-keputusan yang diambilnya.  Efeknya bahkan bisa membawa kesabaran anak-anaknya ke tepi jurang…  Tapi justru di saat-saat seperti itulah kami anak-anaknya mendapat kesempatan belajar melebarkan rentang kesabaran kami.., belajar untuk menepiskan pikiran tentang apa nanti pendapat orang, apa nanti penilaian orang..  Yang penting itu tidak melanggar norma agama, dan itu memberikan kenyamanan bagi ibu kami..

Kami belajar untuk menikmati saat-saat membahagiakan Mama dengan mendorong wheelchair nya ke tempat-tempat yang Mama mau..  Kami belajar untuk mengikuti kehendak beliau walau terkadang berkesan tak praktis bagi yang berusia lebih muda dan gerak tak terbatas…  Kami belajar untuk menikmati acara Driving Mrs. Ani, alias membawa Mama berjalan-jalan keliling kota Medan,  di saat kami pulang ke rumah, karena hanya itulah satu dari sedikit kesenangan hidup yang masih bisa beliau nikmati…

Melihat Mama berjuang untuk  masuk ke toilet agar bisa mandi sendiri, dan hanya minta dibantu untuk menggosokkan punggung dan kaki-kaki yang tak bisa dicapainya sendiri, menghadirkan rasa kagum yang luar biasa atas semangat, atas ketegaran menerima keterbatasan yang terjadi pada dirinya…  

Tapi satu kalimat yang sangat luar biasa dari clip itu buat aku adalah… age is not just lived but survived.   Usia yang panjang bukan hanya sekedar hidup tapi juga hasil dari kemampuan untuk survive menghadapi cobaan kehidupan, baik cobaan yang bersifat fisik maupun phisikis… Tekanan berupa perubahan kemampuan fisik sejauh ini dapat dihadapi Mama dengan mental yang kuat… She’s really extra ordinary woman… Kerap aku bertanya dalam hati, “Mampu kah aku setegar Mama bila keterbatasan itu menimpa ku… ?”  Sungguh aku berharap Allah memberikan yang terbaik bagi aku, bagi orang tua ku, bagi saudara-saudara ku, bagi sahabat-sahabat ku, bagi setiap manusia dan makhluk di muka bumi…

I love you so much, Mom…!!!

Paket Kelima…

Paket kelima….? Yaaaa…. paket pelajaran akan kepemilkan, batas waktunya, serta kehendak Alloh kembali datang pada ku…  Sebelumnya ada 4 paket pelajaran yang sudah terlebih dahulu datang…

Paket kelima hadir hari Sabtu siang, 4 Juni 2011 di Samarinda…

Siang itu aku pergi mengunjungi Desa Pampang, desa budaya milik masyarakat Daya Kenyah..  I’ve been there many times…  Hanya kali ini aku mengunjunginya bersama BG, seorang teman yang ikut aku berlibur mengunjungi keluarga ku di Samarinda..  Beliau baru kali ini ke Samarinda dan belum pernah mengunjungi desa Dayak..

Sepulang dari Desa Pampang, aku mengajak BG menikmati gelato di Pissa Caffe.   Di perjalanan, kami singgah di sebuah masjid untuk sholat…, dan setelahnya kami melanjutkan perjalanan yang “menghebohkan”..

Menghebohkan..? Ya, BG yang menyetir mobil tak tahu blas jalan-jalan di Kota Samarinda… Aku…? Podo…!!  Setelah 1,5 tahun tidak berkunjung, rasanya juga bingung…   Patokan ku hanyanya jalan yang berada di sepanjang tepi Sungai Mahakam… Jadi lah kami jalan dengan menduga-duga, sambil bertanya tiap sebentar pada orang-orang yang kami temui di tepi jalan…  Heboh kan…?

Setelah jalan dalam kebingungan berkali-kali, aku baru menyadari kalau anting-antingku yang sebelah kiri tidak lagi berada di tempatnya, di telinga kiriku… Anting-anting berbentuk sederhana dengan beberapa berlian itu sudah menjadi milik ku sejak aku belia..Aku menyayanginya..

Aku lalu meminta BG memutar arah mobil, dan kembali ke masjid… Aku tahu itu pasti menyebalkan..  Aku bilang pada BG, “Aku hanya ingin melakukan usaha terakhir meraih apa yang sudah menjadi milik ku sejak aku masih kanak-kanak.. Kalau nanti kita menemukan nya, alhamdulillah, benda itu masih menjadi milik ku.. Bila tidak, alhamdulillah juga, sampai di situ lah perjalanan nya bersama ku.. Insya Alloh aku ikhlas…  Sekarang temani aku, antarkan aku untuk melakukan upaya terakhir…

Kami lalu kembali ke masjid itu… Dan begitu tiba aku bergegas ke kamar mandi satu-satunya di masjid itu yang tadi aku gunakan untuk berwudhu…  Saat aku tiba, aku melihat seseorang baru saja keluar dari kamar mandi itu…, aku lalu masuk ke kamar mandi itu, daaaaannnnnnnnn…. Subhanallah, anting-anting kecil itu terletak begitu saja di lantai di tepi dinding kamar mandi…  Aku segera memungutnya, menyatukannya dengan pasangannya, dan segera menyimpannya dalam cosmetic pouch yang ada di dalam tas ku..  Aku ternyata masih diberi kesempatan untuk memilikinya…, menggunakannya…  Alhamdulillah…

Setelah mobil kembali dijalankan, aku memalingkan wajah ku pada BG dan berkata, “Terima kasih sudah memberi saya kesempatan melakukan upaya terakhir, sebelum pasrah dan mengikhlaskan…”

Jadi tetap lah berupaya dan berupaya, meski itu adalah upaya terakhir.. Karena hasil bukan wilayah kita, tapi wilayah Alloh SWT, penentu segala keputusan… ***

For : BG, this is d 1st time I mention your name in my blog.. I hope there’ll be many in future…

Alloh Yang Menentukan…

Dua tahun terakhir Alloh memberi pelajaran indah untuk ku.. Pelajaran yg tidak diberikan dalam satu paket, tapi dalam beberapa paket… Paket2 yg istimewa… Pelajaran yang istimewa, sangat istimewa..

Paket pertama sampai padaku di suatu hari minggu di bulan Juli tahun 2009..

Sehari setelah pelaksanaan reuni dgn teman2 SD ku, SD Negeri Teladan Tahun 1974 – 1980, aku mengantarkan Yasmine Attailah, sahabatku saat SD.  Dia datang dari Banda Aceh khusus untuk menghadiri reuni.  Aku menemaninya menyusuri kota Pekanbaru. Mulai dari mengunjungi kompleks SD Negeri Teladan di Jl. Hang Tuah, mengunjungi tetua masyarakat Aceh di Pekanbaru, melihat dari kejauhan bekas rumahnya, melihat masjid Annur, dan terakhir mengunjungi Pasar Bawah utk membeli oleh2.

Saat keluar dari keramaian Pasar Bawah, setelah sekitar 1,5 jam di sana, aku baru menyadari kalau kedua hp ku yang disimpan dalam satu case tak lagi ada di dalam tas yang aku sandang. Innalillahi wa innailahi roji’un..  Alhamdulillah tidak ada rasa panik.. Dengan menggunakan hp Yasmin aku menelpon ke kedua nomor hp ku, utk beberapa saat ada nada panggil, tapi  kemudian, tak ada nada lagi.  kedua nomor itu sudah mati.  Ada rasa was-was, takut pihak yg tak berkepentingan menyalahgunakan nomor telpon keluarga dan temanku yg ada di phonebook yg ada di kedua hp tersebut. Mana nomor2 anggota keluarga dibuat jadi satu group pula..

Setelah mengantarkan Yasmin ke bandara SSQ II, aku langsung menuju ke kantor. Aku memang sudah janji dengan Andi, seorang junior di kantor untuk menyelesaikan laporan yang harus diantarkan hari senin pagi.  Begitu sampai di kantor, aku langsung membuka koneksi ke internet dan membuka FB. Lalu meninggalkan pesan di inbox adik ku David.. Memberi tahu kalo kedua hp ku hilang dan minta dia mengingatkan anggota keluarga agar tidak menanggapi kalau ada yg memberi kabar tak baik dari nomor-nomor tersebut. Alhamdulillah adik ku langsung merespon.

Begitu Andi sampai di kantor, aku menanyakan apa kah dia mau menemani ku ke mall Pekanbaru yang banyak toko hp nya.. Karena Andi gak keberatan, kami langsung pergi. Dan gak lama, kami kembali ke kantor dgn membawa 1 hp CDMA dan 1 hp GSM plus kartunya masing2. Kartu2 ini dipakai sementara, sampai aku bisa ke customer service perusahaan seluler untuk menerbitkan kartu pengganti dgn nomor yang lama.  Alhamdulillah, semua lancar.. Hari senin siang berikutnya kedua hp baru dgn nomor lama sudah berfungsi.. Tinggal aku mengumpulkan nomor telpon keluarga, teman dan jaringan kerja kembali… 🙂

Paket Kedua…  Paket ini datang padaku di awal Agustus Tahun 2010, jam 19:40 wib..

Rencananya sehari kemudian aku dengan Yuli, seorang teman kantor akan berangkat ke Batam untuk mengikuti rapat yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI. Sebelum jam kantor usai, bendaharawan kantor menyerahkan uang perjalanan dinasku dan menitipkan uang perjalanan dinas Yuli, karena Yuli hari itu ke Kabupaten Kampar dan gak sempat ke kantor untuk mengambil uamg tersebut.

Saat aku keluar dari kantor, aku bertemu dengan kak Indria, salah seorang senior di kantor. Kak Indria mengajak ku ke Pasar Buah, salah satu super market besar di Pekanbaru. Kami lalu pergi  menggunakan Sparky.  Sebelum ke Pasar Buah kami sempat singgah ke Penjahit Santa untuk mengambil jahitanku.  Di Pasar Buah aku membeli beberapa toiletories untuk dibawa ke Batam. Saat membayar di kasir aku melihat jejeran batere, mengingatkan aku pada remote mobil ku yg sudah tak nyala beberapa hari…  Tapi di super market itu tidak menjual batere untuk remote mobil.. Kak Indria bilang, nanti saat aku akan mengantarkannya pulang, sebaiknya kami singgah di toko jam yang ada di jalan menuju rumahnya…

Keluar dari Pasar Buah, aku meletakkan kantong belanjaan serta tas ku di jok belakang  Sparky.., lalu mengarahkan Sparky ke Jl. Tuanku Tambusai, melalui Jl. Jend Sudirman..  Kami berhenti di depan Toko Jam Abbas Baru, sekitar 100 meter dari jl Jend Sudirman,  dan di seberang terminal  Mayang Terurai.. Setelah memarkirkan mobil secara paralel di tepi jalan, aku turun dan mengambil tas ku dari jok belakang, mencantolkannya di bahu, lalu berhenti sejenak untuk memeriksa pintu mobil apa sudah terkunci atau belum…  Tiba2 tubuhku tertarik, terputar... Innalillahi wa innailahi roji’un...  Tas ku ditarik orang bermotor… Aku dirampok….

Suara ku menjeritkan kata “Rampooooooooooookkkk..!!!!!!!!!” tidak bermakna apa-apa… Tidak ada orang yang mengejar perampok yang menggunakan motor bebek itu….  Mereka hanya melihat…  Bahkan laporan ke aparat keamanan terdekat tak menghasilkan apa-apa kecuali selembar surat Laporan Kehilangan.. 🙂

Apa yang ikut raib bersama tas itu…?  Uang perjalanan dinas ku dan Yuli.. Masing2 sekitar 3,8 jeti..  Lalu ada uang pribadiku sekitar 2 jetian.., kamera, external hard disk yang menyimpan data pekerjaan  dan foto2 perjalananku selama 2 tahun terakhir, buku-buku tabungan, passport…, bahkan juga ada kalung dan liontin berlian kesayanganku..  Iya tas itu sudah ready untuk dibawa berangkat keesokan harinya…

Awalnya aku pikir dompet yang berisikan KTP, kartu2 ATM dan berbagai surat2 penting lainnya ikut hilang, juga tiket pesawat Pekanbaru – Batam pp atas  nama ku dan teman seperjalanan. Ternyata dompet terletak di dashboard di mobil setelah membayar uang parkir, dan lupa dimasukkan kembali dalam tas…  Sedangkan tiket ternyata entah mengapa saat menjelang pulang kantor, aku pindahkan dari tas ke dalam amplop coklat besar yang berisikan surat-surat untuk perjalanan dinas… Amplop coklat itu aku letakkan di jok belakang mobil saatkeluar dari kantor. Aku baru tahu kalau dompet dan tiket tidak hilang saat aku sampai di rumah sepulang dari kantor polisi njelang jam 01 pagi.. Jadi begitu kejadian aku sibuk menelpon customer service beberapa bank yg menerbitkan ATM yang aku miliki untuk meblokir rekeningku…

Apa rasanya kehilangan seperti itu… Rasanya blank…, kosong… Rasanya bagai manusia tanpa identitas.. Gak punya KTP dan surat2 yang menyatakan identitas diri… Gak punya uang, bahkan gak punya akses untuk mengambil uang milik kita yang ada di rekening bank…   It’s really so sad.. Tapi aku tidak menangis sama sekali… Saat itu sempat terpikir ini baru kehilangan materi dan akses, bagaimana kalau kehilangan yang lebih besar lagi…? Kehilangan orang-orang yang kita cintai dengan segenap hati, atau bahkan kehilangan jiwa kita sendiri…? Astagfirullah al adzim… Tapi itu akan terjadi.. akan terjadi pada setiap manusia…  Yang penting adalah bagaimana kita menyikapi kehilangan-kehilangan itu….

Tangis ku baru pecah ketika adikku David yang ku kabari lewat sms, menelpon…  Rasa gamang yang aku simpan dalam hati jebol juga…. Tapi setelah bicara dengan David dan diberikan jalan keluarnya, bebanku rasanya terangkat… David  keesokan harinya mengirimkan sejumlah uang ke rekening Yuli yang melakukan perjalanan bersama aku..  Sehingga semua bisa running well sebagaimana yang direncanakan…Tak tahu lah apa jadinya kalau Alloh tidak mengirimkan David untuk selalu ada di sekitarku, meski sebenarnya secara fisik kami terpisah ribuan kilometer….

Peristiwa dirampok di pinggir jalan juga menimbulkan trauma bagi ku.. Untuk menghilangkan trauma, aku memaksa diriku menyetir sendirian melintasi jalan itu pada waktu yang hampir sama dengan kejadian perampokan itu…  Hasilnya bukannya trauma hilang, tapi tubuhku malah gemetar dan akhirnya aku nangis terhisak-hisak…  Aku merasa tidak lagi aman berada di kota ini.. Kota yang sejak aku kecil rasanya adalah “rumah” ku…  Bagaimana tidak, aku dibesarkan di kota ini sejak usia satu tahun, sejak kota ini belum seramai sekarang, sejak jalan-jalan masih lengang dan aku bisa bersepeda ria ke sana ke mari…  Tapi ternyata tidak lagi.. Kota ini bukan tempat yang aman lagi buat aku.. Kota ini sudah penuh kejahatan, yang salah satunya pun menyentuh aku… Astagfirullah al adzim..

Aku bahkan sempat kehilangan semangat kerja karena banyak surat2 yang harus diulang pembuatannya karena arsip digital ikut lenyap bersama external hard disk.. Aku bahkan memutuskan untuk pulang beberapa hari ke Medan menemui Papa dan Mama untuk memperoleh spirit ku kembali… Cinta dan restu orang tua sungguh obat mujarab dari segala rasa tak berdaya…

Paket ketiga tiba pada ku beberapa hari menjelang Idul Fitri sekitar September tahun 2010 yang lalu…

Setelah menghitung2 berapa uang yang aku terima sebagai hasil kerja ku selama setahun sejak lebaran sebelumnya, aku menelpon mba Puji, seorang teman di FKA Riau.. Kami untuk selang waktu yang lumayan sudah bekerja sama untuk suatu kegiatan sosial.  Aku ingin memberikan uang yang ku sisihkan dari pendapatan ku itu kepada pihak yang menerima rezeki yang kami sisihkan setiap bulan…, dengan harapan bisa menjadi modal usaha mereka kecil-kecilan…  Aku membuat janji dengan mba Puji agar bisa ke sana pada saat yang sama, dan waktu yang ditetapkan adalah beberapa hari menjelang Idul Fitri, ba’da Ashar…

Pada hari yang sudah kami tetapkan, aku datang ke rumah keluarga yang akan kami temui.. Rumah itu berada di kompleks masjid yang besar di Pekanbaru..  Setelah memarkirkan mobil ku di tepi jalan dekat salah satu pintu gerbang halaman masjid, aku memasukkan amplop putih yang berisikan uang yang baru saja aku ambil dari atm ke dalam tas ku…  Aku lalu berjalan dan masuk ke rumah yang mau ku kunjungi.., dan mba Puji sudah menunggu di sana…

Setelah ngobrol-ngobrol sejenak dan menyampaikan apa yang biasa kami sampaikan setiap bulan, aku pun bersiap untuk menyampaikan niat ku.. Tapi saat membuka tas untuk mengeluarkan amplop putih itu…, innalillahi wa innailahi roji’un… Amplop itu tak ada di dalam tas…  Aku langsung lari ke luar, ke tepi jalan ramai tempat aku memarkirkan mobil ku…

Allohu akbar….  Di tengah aspal hitam, di samping mobil ku yang di parkir, tergelak dengan manisnya amplop putih itu… , dengan posisi terbuka, menampakkan lembar-lembar uang berwarna biru…..

Jalan itu jalan yang ramai, di seberang rumah dinas petinggi negeri Melayu ini.., pada jam dimana orang mundar mandir menjelang buka puasa… Kok bisa tak seorang pun melihatnya…? Kok tak seorang pun memungutnya…?  Siapa yang menutup amplop putih di atas aspal hitam dari pandangan orang-orang yang lalu lalang di jalan itu….????  Subhanallah….  Aku benar-benar terdiam, terbungkam…

Uang di dalam amplop ini adalah hak orang miskin sejak aku meniatkannya…, dan Alloh menjaganya sehingga sampai ke tangan yang berhak, meski aku lalai dan ceroboh sehingga amplop itu terjatuh….  Alloh menentukan apa yang masih jadi hak seseorang apa yang tidak…  Kita harus berupaya menjaga segala milik kita, segala yang menjadi tanggung jawab kita untuk menjaganya…  Tapi ada Alloh yang Maha Penentu, apa kah yang kita jaga itu akan tetap bersama kita atau tidak..

Paket keempat… Paket keempat hadir saat aku sedang bergembira ria bersama teman-temanku di akhir Maret 2011 yang lalu…

Aku saat itu sedang travelling bersama dengan teman-teman mainku di Sumatera Barat.. Di hari kedua, setelah makan malam di daerah Jl. Ahmad Yani Bukit Tinggi, kami berjalan kaki menuju Jam Gadang dan berfoto-foto di sekitarnya.. Puas berfoto-ria kami berjalan kaki menuju hotel Bagindo yang berjarak gak sampai 1 km dari Jam Gadang…

Saat menjelang tidur, dan mau mencharge hp, aku tidak menemukan Nokia E71 ku di  dalam ransel..  Seluruh isi ransel ku tumpahkan ke atas tempat tidur, tapi E71 tetap tak nampak. Kesimpulannya E71 jatuh di jalan antara tempat makan, Jam Gadang sampai ke hotel Bagindo.., karena sambil berjalan kaki dari tempat makan menuju Jam Gadang, aku masih sempat menelpon Mama dengan menggunakan Nokia E71 kesayanganku itu….

Ya.., E71 yang telah berusia nyaris 2 tahun itu sangat aku sayang..Meski harganya sudah merosot jauh dari saat aku membelinyaa… :  Fitur-fitur nya sangat mendukung aku yang mobile.  Kapasitas phonebook nya luar biasa, selain jumlah yg disimpan bisa sangat banyak, data personal yang bisa dimuat juga banyak..Untuk  setiap contact, aku bisa menyimpan nomor teleponnya beberapa buah, alamat email, tanggal lahir, alamat rumah, dan lain-lain.. Bahkan aku menyimpan nomor rekening bank keluarga dan teman-teman arisan di situ.  E71 juga menyediakan akses untuk surfing di dunia maya, akses untuk email, Notes untuk membuat catatan-catatan penting, GPS dan Map.. Belum lagi fasilitas untuk musik dan lain-lain.. Pokoknya E71 ok banget buat ku..  Yang parahnya lagi, telepon ini menyimpan nomor telepon sejuta umat…, mulai dari nomor telepon keluarga, teman dan sahabat, sampai nomor telepon networking ku…. Hikkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkssssssssssssssssssssss… 😥

Rasanya telpon itu harus dicari.. Aku harus menyusuri kembali jalan yang sudah kulalui sebelumnya…  Tapi hari sudah malam…, sangat malam.. Karena setelah sampai di hotel, sementara menunggu giliran mandi, Linda dan Veny yang menjadi teman sekamarku malam itu duluan, aku sempat ngobrol sama Yulisman dan Nana di teras kamar lebih dari 1 jam…

Aku lalu memandang Veny dan Linda.. Keduanya telah  tertidur dengan nyenyak.. Apalagi Linda yang malam sebelumnya tidak bisa tidur sama sekali…  Aku lalu berjuang untuk memasrahkan diri ku… Pasrah bahwa aku tidak boleh menggangu istirahat teman-temanku yang telah lelah.., pasrah bahwa kalau sudah sampai di akhir jodohku untuk bersama dengan si E71 kesayangan itu, tak ada yang bisa menghalangi.. Kalau masih ada jodoh, insya Alloh akan ada jalan yang mempertemukan ku kembali dengannya…  Alhamdulillah setelah gelisah beberapa menit, aku pun akhirnya tertidur nyenyak….

Saat bangun pagi, aku baru bercerita pada Veny tentang si E71 yang entah kemana..  Veny lalu mengajak aku menyusuri jalan yang telah kami lewati tadi malam…  Tapi tidak ketemu…. Hmmmmmm…, berarti sampai di situ lah jodoh ku dengan E71 itu…

Apa rasanya kehilangan kali ini….???? Sedih..? Pastilah…Yang menyedihkan itu adalah kehilangan data contacts ku….  Tapi saat aku melihat wajah teman-teman ku…, aku rasanya gak sanggup merebut kegembiraan mereka, kebahagiaan mereka, dengan kesedihan ku atas kehilangan E71...

Yaaa… , perjalanan ini adalah reunion travelling.. Sebuah perjalan bersama dari teman-teman main saat kuliah di Sosek IPB sektar  tahun 1987 sampai dengan 1992-an… Sebuah perjalanan yang telah dirancang sejak beberapa bulan sebelumnya…  Rasanya gak pantas dirusak oleh rasa  sedih karena kehilanganku.. Lagi pula ini ketentuan Alloh.., pasti yang terbaik..  Aku pun kembali bergabung bersama teman-teman ku dengan segenap keceriaan yang aku punya..  Menikmati kembali perjalanan yang sudah kami rencanakan ini…  Alhamdulillah.., rasa  sedih karena kehilangan itu menguap…   Bahkan tak tersisa… Aku bisa menikmati tawa canda bersama teman-teman, aku bisa menikmati Lembah Anai, nasi kapau, bahkan aku bisa menikmati semilir angin yang berhembus di Danau Singkarak…  Alhamdulillah…  Semua ternyata tergantung niat kita.. Niat baik menepis kesedihan agar teman-teman bisa menikmati perjalanan, alhamdulilah berbuah kebaikan bagi diriku sendiri…

Setelah kembali ke Pekanbaru, aku membeli hp pengganti dan mengurus ke provider untuk menerbitkan nomor ku kembali, sehingga jaringan ku bisa tetap menghubungi aku…  Alhamdulillah sejauh ini semua baik-baik saja… Aku kembali mengumpulkan satu persatu nomor contact ku, meski  masih jauh dari yang pernah ada, tapi tidak menghalangi kelancaran pekerjaan ku sejauh ini.. Sekali lagi, Alhamdulillah… ***

Sebelum Cahaya….

Menjelang tidur malam ini tiba-tiba lagu Sebelum Cahaya yang dinyanyikan Noe Letto ini mengalun di benak ku… Liriknya yang mengatakan

ku teringat hati
yang bertabur mimpi
kemana kau pergi cinta
perjalanan sunyi
engkau tempuh sendiri
kuatkanlah hati cinta

Subhanallah… di keheningan malam, di kesendirian..  saat diri sepenuhnya berbincang dengan diri…, acap kali menyeruak kesepian….  Tapi, alhamdulillah ada keyakinan yang merebak dalam diri bahwa aku tidak sendiri, ada Sang Pencipta yang menemaniku…, begitu dekat dengan ku, bersama ku…  Tak perlu ada tangis kesedihan, tangis kesepian…,  tak perlu mucul rasa gelisah…

Yang harus dikuatkan adalah keyakinan bahwa semua yang terjadi adalah yang terbaik, karena Yang Memberikannya pada ku lebih tahu dari diriku…  Dia lah yang tahu apa yang terbaik bagi  setiap umatnya…

Yang harus dipertebal adalah keimanan.. agar bisa ikhlas menerima ketetapan2 Nya setelah berjuang dengan segenap daya…

Yang harus dilakukan adalah mencoba mengerti “yang terbaik” menurut Dia, bukan menurut keinginan kita…

Yang harus diingat adalah Embun Pagi Bersahaja Yang Menemani kita Sebelum Cahaya…,

Yang harus diingat adalah Angin Yang Berhembus Mesra Yang Kan Membelaimu Cinta…

SEBELUM CAHAYA…

ku teringat hati
yang bertabur mimpi
kemana kau pergi cinta
perjalanan sunyi
engkau tempuh sendiri
kuatkanlah hati cinta

ingatkan engkau kepada
embun pagi bersahaja
yang menemanimu sebelum cahaya
ingatkan engkau kepada
angin yang berhembus mesra
yang kan membelaimu cinta

kekuatan hati yang berpegang janji
genggamlah tanganku cinta
ku tak akan pergi meninggalkanmu sendiri
temani hatimu cinta

ingatkan engkau kepada
embun pagi bersahaja
yang menemanimu sebelum cahaya
ingatkan engkau kepada
angin yang berhembus mesra
yang kan membelaimu cinta

ku teringat hati
yang bertabur mimpi
kemana kau pergi cinta
perjalanan sunyi
engkau tempuh sendiri
kuatkanlah hati cinta

ingatkan engkau kepada
embun pagi bersahaja
yang menemanimu sebelum cahaya
ingatkan engkau kepada
angin yang berhembus mesra
yang kan membelaimu cinta

Bandel……

Tugasku di kantor adalah membantu menyusun rencana kerja, termasuk budgeting…

Pada sekitar bulan oktober saat menyusunkan budget tahun 2011, oleh instansi perencana dikasi pagu yang hampir setengah dari tahun sebelumnya.. Pagu itu termasuk komponen gaji.. Akibatnya anggaran untuk kegiatan harus turun sampai 25% dari tahun sebelumnya..

Berharap bisa mendapatkan tambahan anggaran dari komponen gaji, aku lalu meminta pegawai yang bertugas mengelola gaji untuk merevisi anggaran gaji supaya usulannya mendekati angka real, tidak berlebih2.. Tapi pegawai tersebut sedang cuti melahirkan.., jadi tidak masuk kantor.. Saat aku tanya siapa pegawai lain yang bisa membantu menghitungkan kembali, dia bilang tidak ada.  Saat aku tanya lagi apakah dia bersedia untuk menghitungkan kembali, dia bilang dia tidak bisa karena harus istirahat.  Jadi komponen gaji tidak bisa ku utak-atik… Maka aku harus pasrah dengan anggaran kegiatan yang terjun bebas sampai sekitar25% dibanding tahun 2010…

Lalu di akhir tahun 2010, ternyata realisasi gaji hanya mencapai 11,2 Milyar.. Ada dana 3.3 Milyar yang tidak terpakai, karena si petugas membuat perhitungan kebutuhan sekitar 14,5.. Subhanallah.. Perhitungan yang meleset jauh banget….  Perhitungan yang sama dia gunakan untuk tahun 2012 ini… Bayangkan sebenarnya ada dana lebih yang bisa digunakan untuk kegiatan..Nyebelin gak siyyy…? Urrrggggghhhhh…..

Beberapa hari yang lalu, aku memanggil pegawai tersebut.. Meminta dia membuat hitungan yang lebih rasional agar dilakukan perubahan…

Saat aku tanya kenapa dia bikin perhitunga yang terlalu jauh, dia bilang supaya ketersediaan dana aman, gak bakal kekurangan.. Alasan lebay….

Lalu aku jelaskan betapa sayangnya segitu banyak uang menganggur…, dia jawab dengan entengnya, “Kan uangnya gak diambil.. Jadi gak ada masalah..”

Sumpeeee,  hati dan otakku panas mendengar jawabannya.. Karena itu berarti dia tidak mengerti konsep penganggaran yang lebih makro.. Dia hanya tahu dunianya dia..

Lalu aku jelaskan, bahwa dana yang dibiarkan menganggur itu, kalau dipostkan secara tepat akan bermanfaat bagi kegiatan pembangunan.., akan menggerakkan ekonomi… Aku jelaskan, kalau ada 20 orang aja pengelola gaji kayak dia di lingkungan pemerintah kami, akan ada dana nganggur sekitar 40 M dan itu bisa bangun jembatan, bisa membangun jalan beberapa kilometer…

Dia bilang, “Aku kan gak tau, kak.  Aku gak ngerti kalau sampai ke situ dampaknya.”

Aku dengan nada tegas karena jengkel bilang, “Makanya kamu, kalau gak ngerti kerangka pikir yang besarnya, itu ditanya.  Jangan bilang gak bisa, gak bisa. Lagian apa susahnya ikut saja apa yang saya suruh.  Gak akan saya menyuruh kamu untuk sesuatu yang sia-sia.”

Pegawai tersebut terdiam, meninggalkan ruang kerjaku dengan wajah rada jengkel untuk melakukan rasionalisasi hitungannya…

Tadi malam, saat menjelang tidur kejadian itu berputar ulang di kepalaku..  Persis seperti nonton film…  Tiba-tiba terlintas dalam pikiranku, “BUKANKAN SIKAP PENGELOLA GAJI ITU SERING  KITA LAKUKAN SAAT KITA MENGHADAPI PERINTAH ALLOH…?”

KITA SEBENARNYA TIDAK MENGETAHUI SKENARIO ALLOH SECARA KESELURUHAN TERHADAP HIDUP KITA… TAPI KITA ACAPKALI NGEYEL, DAN GAK MAU MENGIKUTI PERINTAHNYA… KITA MEMBANDEL… !!! Astagfirullah al adzim…

Semoga hati kita melembut, melembut untuk mengikuti perintahnya,  menerima takdir2nya dalam kehidupan kita, yang seringkali terasa berat dan menyakitkan, karena sesuangguhnya kita belum tahu rencana utuh yang Alloh telah tetapkan…

Azaz Manfaat….

Azaz manfaat…? Kamsute’ opo iki…. (maksudnya apa ini…?)????  Maksudnya, seseorang dimanfaatkan oleh orang lain untuk kepentingannya.. No sincerely.. Gak ada ketulusan… Lebih gamblangnya  suatu interaksi itu dilakukan karena ada unsur kepentingan…

Klo dulu, zaman kuda masihh gigit besi, kalau aku tahu seseorang itu berinteraksi dengan ku karena ada maksud tertentu, ada kepentingan tertentu, rasanya kok gak nyaman yaa.., ada rasa sakit di hati…

Hampir sepuluh tahun yang lalu…, ketika seseorang yang pernah begitu berarti dalam hidupku, seseorang yang pernah begitu mewarnai hidupku berkata dalam suatu percakapan yang sebenarnya coda alias penutup setelah seharian bersama-sama,  “Kalo menurut aku ‘Dha, kalau ada orang yang bisa dimanfaatkan, ya dimanfaatkan saja…”

Saat itu rasanya ditampar habis2an…  Ada pikiran yang muncul di hatiku bahwa aku pun bisa jadi adalah orang yang dia manfaatkan… Sakit rasanya, karena orang yang berkata demikian adalah orang yang kita sayangi dengan sepenuh hati…  Tak kuasa menahan air mata yang menitik namun malu untuk terlihat, serta harga diri yang tergores membuat aku hanya mampu memalingkan wajah seraya memintanya untuk pulang dan kembali besok saja.. Dengan harapan aku bisa berpikir jernih dan gak sensi berlebihan…

Tapi kekerasan hati dari pihak yang lainnya untuk memaksa minta penjelasan atas air mata justru meruntuhkan kebersamaan sampai berkeping2… Tidak ada lagi saling pengertian, tidak ada lagi rasa saling mengalah dan mencoba mengerti….  Tidak ada pihak yang saling mau mendengar jeritan hati masing2.. Yang tersisa, rasa kehilangan, rasa rindu, kepedihan…, kesedihan..

Lalu…, dalam kehidupan sehari2 bukan lah hal yang langka ketika seseorang yang sering menyakitkan hati kita tiba2 menjadi baik dan ramah.. Kemudian, selang beberapa waktu muncul lah satu dua permohonan, ada yang dengan kata atau cara lainnya..  Itu sudah menjadi hal yang biasa, jamak dalam kehidupan di masa sekarang ini..  Lalu ada lagi pihak2 yang menyesatkan kita dalam suatu situasi yang jauh dari sesungguhnya karena ada kepentingan…

Bagaimana kita menghadapi hal-hal seperti ini…?????

Di usia sekarang, alhamdulillah… Meski tak bisa dipungkiri ada hati yang tergores, tapi insya Alloh goresannya tidak dalam… Dan ada bagian di dalam hati yang berkata, “Alhamdulillah, kamu masih bisa bermanfaat buat orang lain.. Soal niat yang tak lurus, itu bukan urusan kita.. Biar lah itu menjadi urusan yang punya niat… Energi yang negative akan kembali kepada yang melepaskannya.., sebagaimana energi positive akan kembali kepada yang menebarkannya…”

So, kenapa harus takut kalau kita dimanfaatkan orang.. Tetap lah berbuat baik… Karena urusannya antara kita dan Sang Pemilik Diri kita…. Bukan begitu teman2…????

Tulisan kak Ibeth…

Siapa siyy kak Ibeth…? Kak Ibeth adalah temanku di komunitas Alumni ESQ.. Kami sering bertemu saat menghadiri training2 ESQ..  Kami menjadi lebih mengenal pada bulan Juli 2010, ketika kami diberi amanah untuk membantu pada salah satu kegiatan Peduli Anak Yatim dan Duafa yang diadakan Forum Komunikasi Alumni ESQ Riau, berupa Sunatan Massal.  Sesekali kami ngobrol dan bertukar pikiran.. Kami juga sering di-tag di Notes oleh teman2 kami sesama Alumni ESQ..

ESQ

L – R : Kak Ibeth, Kak Eva & Aku, saat ikut training ESQ Lanjutan E=SC2

Kemaren, di sebuah Notes Facebook Pak Harry Abrir, kak Ibeth meninggalkan comment yang indah sekali… Comment yang rasanya sayang bila suatu saat nanti tak bisa dilihat lagi karena Notes kalau sudah lama sulit dilihat kembali..  For that reason, aku mereposting comment tersebut, dengan harapan dapat dilihat kembali dan kembali, terutama ketika hati sedang bergejolak menghadapi godaan…

Here d beautiful words…

Bila engkau baik, orang mungkin akan menuduhmu menyembunyikan motif egoismu.
Walaupun begitu, tetaplah bersikap baik…

Bila engkau jujur dan berterus terang, orang mungkin akan menipumu.
Walaupun begitu, tetaplah berbuat jujur dan berterus terang…

Bila engkau sukses, mungkin engkau akan mendapat teman-teman palsu dan musuh-musuh sejati.
Walaupun begitu, tetaplah meraih sukses…

Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun, mungkin akan dihancurkan oleh seseorang dalam semalam.
Walaupun begitu, tetaplah membangun…

Bila engkau menemukan ketenangan dan kebahagian,
orang mungkin akan iri hati dan dengki.
Walaupun begitu, tetaplah berbahagia dan temukan kedamaian di hati…

Kebaikan yang kau lakukan hari ini,
mungkin akan dilupakan orang keesokan harinya.
Walaupun begitu, tetaplah lakukan kebaikan…

Berikan pada dunia milikmu yang terbaik, dan mungkin itu tak akan pernah cukup.
Walaupun begitu, tetaplah berikan pada dunia milikmu yang terbaik.

Ketahuilah, pada akhirnya semua ini adalah masalah antara engkau dengan Tuhan-mu…
Bukan antara engkau dengan mereka… 🙂

Jazakumullah khoiroo 4 d beautiful words kak Ibeth… Semoga Alloh SWT senantiasa memberikan inspirasi bagi kak Ibeth melahirkan kalimat2 yang indah dan bisa menjadi penguat hati…

Percakapan Indah di Sore Hari…

Hari Jum’at 21 Januari 2011 siang, Friska,  seorang junior di kantor menyapaku di FB chat…   Nona  cantik ini ceritanya ingin “membayar hutang”nya pada ku…

Hutang…?  Hehehehe.. Hutang nraktir ice cream…!!!  Iya  beberapa waktu yang lalu, lebih dari setahun deeh kayaknya, gara2 ngebahas ice cream  “one of the keys to turn my mood when I am sad”,  Friska janji kami akan menikmati ice cream bersama, dan dia yang akan bayar..  Tapi kesibukan pekerjaan masing2, kami gak sempat2 pergi bareng… By FB chat, kami berjanji untuk menikmati ice cream bersama sepulang kantor Jum’at sore itu…

So, sore itu menjelang magrib kami membawa mobil kami masing2 ke Free Day…, sebuah resto di kompleks Toko Bahan Bangunan “Global” di jl. T. Tambusai di kota kami…

Sambil menikmati  makanan dan ice cream yang kami inginkan, kami ngobrol.. Kami sudah lama juga tidak ngobrol… Terakhir saat sama-sama mengikuti training ESQ – Self Controlling & Strategic Collaboration (SC2) di Hotel Pangeran akhir Oktober 2010 yang lalu…

Kami berbagi cerita tentang apa yang terjadi dengan hidup kami masing2.. Friska mengingatkan ku agar lebih taktis dan bijak menghadapi masalah2 yang ada di lingkungan kerja kami…  Dia mengingatkan agar aku lebih bijak dalam menyampaikan protes2ku terhadap situasi yang buruk, karena bila tidak, justru akan memberikan kesan buruk tentang aku, yang dia mengerti menginginkan perubahan, menginginkan keadaan yang lebih baik..  She’s really a wise young girl… Punya visi dan ketetapan hati untuk mencapai visinya…

Lalu, Friska bertanya pada ku, “Kak Sondha, apa kah kakak gak terpikir untuk berkeluarga? Kalau kakak gak punya keluarga, siapa yang akan mendoakan kakak bila kakak telah berpulang nanti?”

Subhanallah….. Peringatan yang so touchy…. Tq so much, darling…

Aku lalu berbagi cerita tentang keinginan dan impian akan kehadiran sosok yang baik, yang bisa membimbing untuk menjadi makhluk Alloh SWT yang lebih taqwa… Sosok yang bisa menjadi tempat aku memperoleh dukungan dalam menjalani pasang surut kehidupan..

Friska yang jauh lebih muda dari aku mengingatkan bahwa aku harus berjuang meraih hal-hal baik dalam hidupku.., termasuk berjuang meraih sosok yang akan membawa kebaikan dalam hidupku.. Tq for d suggest, darling…

Friska lalu menanyakan apakah aku bisa melepaskan pekerjaanku saat ini? Karena kalau dilihat dari kacamata yang wajar tidak akan ada suami yang paham agama yang mau istrinya bekerja seperti yang aku lakukan saat ini…

Subhanallah…..

Aku mengerti, sangat mengerti, gak akan ada suami yang paham agama yang mengizinkan istrinya menghabiskan waktu dan energinya di luar rumah, dan pulang dalam keadaan lelah fisik dan psikologis… Gak akan ada suami yang mau istrinya pergi sendiri ke sana ke mari berhari-hari, berkali-kali dalam setahun… Gak akan ada suami yang paham agama yang mengizinkan istrinya menjalani kehidupan kerja yang acap kali berada di zona abu-abu…  Karena suami yang baik harus berjuang  membawa pasangannya ke jalan yang lurus…

Tapi sungguh aku tak bisa menjawab pertanyaan Friska dengan cepat dan spontan…  Aku terdiam…, aku termangu…

Friska kembali bertanya, untuk apa aku hidup…

Subhanallah…  Pertanyaan yang sudah berkali-kali dipertanyakan padaku, bahkan di ruang-ruang training ESQ…

Aku tahu hidupku adalah sesuatu yang sementara, sesuatu yang fana.., sesuatu yang akan segera menjadi tiada… Hidupku hanyalah suatu kesempatan untuk berbuat kebaikan sebagai hamba Alloh agar aku mendapat izin dari Nya untuk bertemu dengan Dia Sang Pemilik Diri ku…

Aku lalu menjawab “Friska, aku tidak pernah berpikir untuk menjadi wanita karir.. Ibu dan Mama, 2 sosok perempuan yang  hadir di awal kehidupan dan menjadi role model ku adalah ibu rumah tangga. Awalnya bagiku bekerja hanyalah sesuatu yang harus dilakukan setelah aku mendapat pendidikan…  Lalu pekerjaan menjadi bagian kehidupanku karena aku harus financing myself.”

Sungguh, tidak ada target karir.. Semuanya mengalir begitu saja…, melakukan yang terbaik yang bisa ku lakukan dalam tugas2 ku…  Apalagi ketika beberapa tahun yang lalu dibukakan kesadaran bahwa aku adalah satu bagian yang sangat sangat sangat kecil dari alam semesta yang harus bergerak untuk menjalankan tugasku, sebagaimana unsur alam semesta lainnya.. Aku menterjemahkan diriku harus menjalankan tugasku sebagaimana aku dalam pekerjaanku..

Perjalanan hidup dan pengalaman di masa lalu membuat aku tak terlalu memikirkan kodratku yang terlahir sebagai perempuan, meski kadang naluri sebagai perempuan itu acap hadir di sela-sela hari…  Bukan tak ada rasa perih di dada saat melihat adik2ku berinteraksi dengan anak2nya…  Bukan tak ada rasa perih di dada saat melihat Papa ku bercanda dengan Ananda, cucunya, karena rasanya secara logika aku tidak akan sempat menikmati hal yang sama…

Astaghfirullah al adzim… Penuhi dadaku dengan rasa syukur pada Mu ya Alloh atas hidup yang ada di tanganku, jangan biar kan yang tidak bisa ku gapai membuatku menjadi hamba yang tak bersyukur…

Lalu aku melanjutkan : “Aku tidak pernah berpikir untuk meninggalkan pekerjaanku yang sudah ku jalani beberapa belas tahun ini…  Tapi kalau dipikir-pikir gak ada masalah juga kalau aku harus meninggalkannya, asal pasangan hidupku adalah sosok yang benar-benar komit memperjuangkan kesejahteraan hidup keluarganya.  Cuma sebagai makhluk yang telah mendapat kesempatan pendidikan, sudah biasa berkarya, aku pasti butuh wadah untuk berkarya agar aku tidak ke hilangan keseimbanganku..“

Friska : “Kenapa kakak tidak mencoba menjadi penulis.  Tulisan-tulisan kakak mudah dimengerti.”

Hmmmm….  Opini seperti bukan pertama kali aku dengar..  Mungkin sudah seharusnya aku lebih serius mengali bakatku yang ini…, agar pada waktunya nanti bisa menjadi wadah untuk keseimbangan diri,  dan mungkin juga jadi sumber rezeki…  Amin…

Friska lalu menyemangatiku untuk meraih makhluk baik yang beredar di semesta kehidupanku..  Friska bilang : “Laki-laki baik itu langka, kak Sondha.  Berjuang lah untuk mendapatkannya.  Itu tidak salah.. Agama kita membenarkannya.. Bahkan Bunda Khadijah (istri Rasulullah SAW) pun telah melakukannya…”

Subhanallah…. Terima kasih buat ice creamnya adiku.. Terima kasih buat waktunya.. Terima kasih buat percakapannya… Terima kasih atas nasihat2nya.. Terima kasih atas dorongan-dorongannya…  Semoga Alloh berkenan memudahkan jalanmu meraih lelaki terbaik yang akan membawamu ke surga yang dijanjikan Alloh bagi umat Nya yang taqwa…

Insya Alloh..

Aku dapat mp3 lagu ini dari Bunda Zur, seorang guru, teman ku sesama alumni ESQ..  Pas aku dengar kok kayaknya musicnya asyiK banget, nenangin… Setelah aku dengar lamat2 liriknya.. Subhanallah… Indah banget.. Menguatkan…

Coba dengar, teman2…

INSYA ALLOH

Everytime you feel like you cannot go on
You feel so lost
That your so alone
All you is see is night
And darkness all around
You feel so helpless
You cant see which way to go
Don
t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side

Insya Allah 2x
Insya Allah you`ll find your way

Everytime you can make one more mistake
You feel you cant repent
And that its way too late
Your
re so confused,wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame

Dont despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side
Insya Allah 2x
Insya Allah you
ll find your way
Insya Allah 2x
Insya Allah you`ll find your way

Turn to Allah
Hes never far away
Put your trust in Him
Raise your hands and pray
OOO Ya Allah
Guide my steps don
t let me go astray
Youre the only one that showed me the way,
Showed me the way 2x
Insya Allah 2x
Insya Allah we
ll find the way

Ramadhan Berlalu…

Ramadhan berlalu…. Idul Fitri pun datang….

Allohu akbar… Allohu akbar… Allohu akbar…

La illa ha illah hullohu akbar..

Allohu akbar wa lillah ilham……

Gema takbir selalu membuat air mata menitik tanpa bisa ditahan….

Satu Ramadhan lagi telah berlalu…

Dulu saat masih belia… Yang heboh itu, yang penting itu Lebaran… Ramadhan rasanya hanya suatu jalan panjang dan berat sebelum lebaran.., sebelum bersenang-senang..

Bersenang-senang…?  Ya iya laaahhhh….. Gimana enggak…? Coba liat memories ku ini…

Beberapa hari sebelum lebaran “Sondha kecil” akan dengan senang hati duduk di teras rumah atau di bangku dari semen di bawah pohon jambu bol di samping rumah…  Ngapain…? Nunggu parcell2 berdatangan… Saat itu setiap lebaran rumah kebanjiran parcell yang isinya berbagai makanan kaleng yang mengundang air liur untuk menitik (zaman itu belum musim tuhhh parcell berisi barang) … : coklat dan permen dari berbagai merk dengan kemasan yang luar biasa, biscuit dan minuman… Bahkan ada pula yang melengkapinya dengan minuman keras yang berkemasan cantik, seperti cinzano,johny walker,  brendy dan sebagainya… (Klo sekarang aku mikirnya “heran kok bisa2nya tuuhh orang ngasi minuman keras untuk merayakan hari yang fitri…? Apa yang nagsi dan nyusun parcell2 itu gak tau kalo minuman2 itu hhaaarrrrrraaaaammmmm…..!!!!”)..  Bahkan aku dan bang Aris, tetangga yang udah kayak keluarga sendiri dan selalu di rumah, balapan siapa di antara kami yang menerima parcell kiriman lebih banyak…

Hari-hari menjelang lebaran adalah hari2 yang meriah karena semua orang di rumah sibuk berberes, merapikan rumah… Hari-hari bulak balik ke paar bersama almarhum ibu, belanja buat lebaran.. Dari belanja kue2an minuman kaleng, sampai belanja baju dan kelengkapannya, bahan terkadang sampai belanja beberapa perabot rumah tangga…

Beranjak besar… teteuuuuppp fokusnya masih ke hari raya…  Sehari sebelum Hari Raya adalahhari yang melelahkan…, karena sudah terlibat dengan urusan dapur… Membantu memotong2 bahan masakan, sampai ikut mengaduk masakan yang gak bisa berhenti diaduk karena umumnya pakai santan, yang kalau ditinggal dan tidak diaduk akan pecah santan alias keluar minyaknya, sehingga gak enak lagi…  Belum lagi kakak ku yang pintar masak acap kali menerima pesanan pudding yang bisa sampai 40 loyang buat hari pertama lebaran… Kebayang gak siyy menjelang tengah malam bikin pudding sekitar 4 atau 5 macam lengkap dengan vla nya dengan total 40-an loyang…  Akibatnya…? Bangun pagi menjelang di hari raya selalu telat… Lalu setelah sholat Ied, setelah menikmati hidangan lebaran, langsung nyari posisi ueeennaaakkk buat tidur…. Paling baru bangun bila dikasi tau ada kerabat atau kenalan yang datang berkunjung…  Setelah menyalam dan menghidangkan minuman dan makanan, lanjuuuuttttttttttttttttttttt tidur lagi…  Begitu lah lebaran bertahun2…

Tapi sekarang, ketika usia sudah jauh dari remaja, bulan Ramadhan jauh lebih berharga dan bermakna dari hari raya…  Yang akbar itu justru hari2 berpuasanya…Yang penting itu hatinya… Subhanallah….  Hari raya tidak lagi memerlukan persiapan yang heboh… Asal ada baju yang rapi buat sholat, ada mukena dan sajadah yang bersih dan rapi untuk sholat itu sudah cukup..    Rasanya senang sekali tidak ikut berdesak2an  di pasar dan mall2 menjelang lebaran.. , karena salah seorang temanku sempat “semput” saat belanja bareng2 menjelang Lebaran dengan teman2 yang lain di sebuah mall…  Jangan sampai lah yaaa….

Semoga kita masih diperkenankan bertemu dengan Ramadhan di tahun depan…

Taqaballah minal wa minkum.. Minal wa minkum taqabal ya kariim..

Mohon maaf lahir dan bathin ya teman2…

Ramadhan is Coming…

Teman dan sahabatku, hari ini sudah 29 Sya’ban 1431 H..  Nanti malam kita sudah mulai sholat taraweh.. besok kita sudah mulai sahur dan menjalankan ibadah puasa..  Mohon maaf lahir dan bathin yaa.. Semoga Ramadhan kali ini menjadi Ramdahan yang indah. Yang membawa kita semakin dekat dan cinta kepada Alloh SWT..

Ini ada file Doa Harian Ramadhan yang aku dapat dari Diaz, seorang teman blogger, beberapa tahun yang lalu.. Semoga bermanfaat…

Selamat menjalankan ibadah bulan Ramadhan saudara2ku…