Pekanbaru dalam Kenangan…

Ini adalah postingan buat Susan Ashley alias Susan Awuy alias Uchen, teman se-jurusan saat kuliah di Bogor.  Kita beberapa minggu yang lalu  ngobrol by Facebook.  Uchen nanya2 tentang beberapa tempat di Kota Pekanbaru yang tersimpan kuat dalam memorynya. Ternyata Susan yang lahir dan sempat menghabiskan masa kecilnya di Rumbai, sebuah daerah di wilayah Kota Pekanbaru yang menjadi pemukiman dan perkantoran bagi PT. Caltex Pacific Indonesia (sekarang PT. Chevron Pacific Indonesia), ternyata rindu dengan kota ini..  So, Tati berjanji bercerita tentang sisi Kota Pekanbaru yang sempat kita bicarakan..

So, my dear Uchen.. This is the memory of Pekanbaru, our beloved town…

sukaramai_dulu

Ini adalah gambar bagian depan Pasar Pusat Kota Pekanbaru jaman dulu.  File digital photo ini Tati dapat dari men-scan koleksi photo bagian Humas Pemko Pekanbaru, saat Tati beberapa tahun yang lalu ditugaskan membuat bahan presentasi kepala daerah.  So, buat pemilik hak cipta photo ini, dengan sepenuh hati Tati mohon izin untuk mempublikasikannya…

Pasar ini dari dulu merupakan pusat kota Pekanbaru, dan berada di jalan Jendral Sudirman yang membelah pusat kota, mulai dari daerah Simpang Tiga sampai di tepi Sungai Siak.

Di deretan ini dulunya ada toko obat, toko buku, tukang koran/majalah, toko jam dan juga toko Fauzi, yang menjual pecah belah (kamu tau dan ingat tentang toko ini, Chen?).  Tati kecil kerap sekali ke toko Fauzi, karena almarhum ibu biasa belanja di toko ini baik untuk memenuhi kebutuhan rumah, maupun untuk membeli kado buat pesta2 perkawinan.  Zaman itu kalau ada yang pesta biasanya orang memberikan kado, bukan “angpau” seperti sekarang.  Tati bahkan ingat almarhum ibu pernah membelikan satu set peralatan makan dari melamin dengan gambar disney character di toko ini, juga sebuah boneka Panda yang cantik..  Hmmmm, dimana ya boneka ini sekarang…? I really miss it…

Tati gak tau kapan pasar ini berdiri, Tapi sejak Tati nyadar tentang lingkungan di kota ini, pasar ini sudah ada..  Deretan toko  di photo ini sebenarnya berumur cukup panjang, karena pasar yang dibagian belakangnya malah sempat dibongkar dan dibangun kembali, sebelum akhirnya sama-sama  dimusnahkan untuk dijadikan Plaza Sukaramai.

Toko Indola dan Benson, seperti yang kita bicarakan…?   Hmmm toko2 itu dulunya berada di jalan HOS Cokroaminoto, atau dari deretan toko-toko yang ada di photo di atas kita tinggal belok kiri..  Ya.., di jalan HOS Cokroaminoto memang terdapat sederet toko-toko yang sangat prestisius di tahun 1970-1980-an di kota Pekanbaru..  Sekarang toko-toko yang dideretan kedua toko itu udah gak ada lagi… Sudah menjadi pelataran parkir Plaza Sukaramai.  Deretan yang di seberangnya masih ada, tapi udah gak seprestisius dulu lagi..

Tati yakin Uchen ingat banget dengan Studio Photo & Washery Jaya Baru yang tepat berada di seberang Toko Indola,..  Ya…, karena dulu di samping toko itu adalah tempat parkir bus Caltex yang membawa orang-orang Rumbai turun belanja ke Pekanbaru setiap hari Sabtu..

Toko Indola, adalah toko yang menjual pakaian dewasa, remaja dan anak, tas, jam tangan, accecories bahkan mainan anak yang semuanya barang-barang dari luar dengan model dan kualitas yang tinggi..  ini adalah tempat belanja paling bergengsi di zamannya..  Tati ingat toko ini pada generasi kedua dimiliki oleh Tante Jenny, yang entah sudah dimana kini.  Sebelum toko ini tutup, si Afung ipar Tante Jenny yang mengelola toko ini bilang Tante Jenny menetap di Singapore. Setelah Tati besar dan ngobrol dengan banyak teman, Tati akhirnya tahu ternyata dulu banyak orang yang gak berani menginjakkan kaki di toko ini, sangkinkan prestisiusnya..

Di sebelah toko Indola adalah Toko Benson.  Tati gak ingat siapa nama pemiliknya.  tapi Tati sempat tau bahwa salah seorang putra pemiliknya sempat menikah dengan Tante Jenny, pemilik Toko Indola generasi kedua.  Yang jelas laki-laki dari keluarga pemilik toko Benson ini mirip-mirip : gendut-gendut, bulat dengan rambut pada tipis…   Tati gak heran kalo kakak2 Uchen ngeledekin kalo Uchen adalah anak pemilik toko ini yang diambil oleh orang tuanya…  Hehehe…

Toko Benson menjual makanan kering.  Kamu ingat gak deretan toples kaca yang gede2 berisi biskuit, kacang-kacangan dan permennya…?  Hmmmm… Aku yakin, kamu kenal permen kojak, chelsea, fox dan pocky-pocky di toko itu, seperti juga aku.  Hehehe…

Pemilik Toko Benson ini juga memiliki Toko Mewah, sebuah toko yang berada di seberang deretan Toko Benson, tapi lokasinya agak ke dekat jalan jendral Sudirman, cuma beberapa toko dari Rumah Makan Kota Buana, yang kelezatan nasi bungkusnya tetap kamu ingat sampai sekarang… Hehehe..  Toko Mewah ini juga gak ada lagi..

Di sebelah toko Benson ada kedai kopi, tapi Tati gak ingat namanya.  Seingat Tati, Tati hanya pernah sekali masuk ke kedai kopi itu, saat bosan menunggu almarhum ibu belanja.  Lalu Toko Life, yang seperti juga toko Benson menjual makanan kering.  Tati ingat, selalu singgah di toko ini untuk membeli ice cream flipper atau woody.  Hmmmm… , Tati masih ingat es woody rasa orange yang seger banget…  Toko Life sekarang juga gak ada lagi.  Tapi menantu pemilik toko ini, Suzy, adalah salah satu pemilik boutique yang cukup punya nama di Pekanbaru saat ini : La Moda.

Di samping Toko Life ada Toko Bali.  Toko ini seperti juga Toko Indola menjual pakaian dll, tapi plus perlengkapan golf.  Tati ingat…..  almarhum ibu membelikan Tati bola golf di toko ini untuk….. main kucing-kucing alias bekel..  Hehehe..  Ukuran dan pantulan bola golf emang enak banget buat main kucing-kucing…

Di samping Toko Bali, ada Studio Photo Hollywood.  Studio ini sangat terkenal di Pekanbaru karena hasil karyanya yang bagus dan everlasting..  So, banyak sekolah yang merekomendasikan anak muridnya untuk membuat pasphoto buat ijazah-nya di sini.. Tati membuat pasphoto ijazah TK, SD, SMP, SMA dan Universitas di sini.  Pada kesempatan pulang ke Pekanbaru setelah lulus ujian tapi belum wisuda (jarak ujian dengan wisuda sekitar 3 bulanan), Tati sempat-sempatin bikin photo di sini..  Hasil karya Hollywood, bisa dilihat di sini...  Studio Photo Hollywood masih ada sampai saat ini, lokasinya sekitar 50 meteran dari depan Toko Indola.

Di samping Toko Hollywood adalah Toko Buyung, satu-satunya toko di deratan itu yang pemiliknya urang awak.  Toko ini menjual pakaian dan kelengkapannya bahkan juga koper.  Kamu tau gak siyy Chen, kalo Toko Buyung ini awalnya berada di Boom Baru.  Itu lho deretan toko-toko dekat jembatan lama yang menghubungkan bagian kota Pekanbaru dengan Rumbai.  Jembatan yang dibuka jam 6 pagi dan sore supaya kapal-kapal bisa lewat..

Kota ini sudah berubah,  banyak bangunan tua yang telah musnah ditelan zaman dan kalah dengan kepentingan ekonomi.. Tapi kenangan masa kecil yang indah yang bertebaran di pojok-pojok kota ini akan selalu tersimpan dalam diri kita..   Keindahannya akan selalu mengisi reluang hati kita…

Ini ada beberapa blog yang memuat photo2 beberapa sisi kota Pekanbaru..

  1. Diversity in Harmony

2.  Selamat Datang

Mudah2an kita bisa ngobrol lagi tentang kota ini dan perkembangannya ya…

A Sunday with Friends…

Hari Minggu yang lalu, hari terakhir liburan, Tati isi dengan JJ alias jalan-jalan dengan dua orang tetangga yang udah kayak keluarga sendiri.. : Mama Chyntya dan Mama Naya, plus kedua putri mereka : Chyntya dan Naya, si anak lorong.  Kedua teman Tati ini sangat mensupport Tati mentally menghadapi saat-saat sulit beberapa waktu yang lalu.  Maksiyy ya ibu-ibu..

Saat ketemu di rumah Mama Chyntya minggu pagi, Naya udah bilang “Bou, ayolah kita ke KA..!!!”. KA itu bahasa Naya untuk menyebutkan Mall SKA, mall terbesar di Pekanbaru saat ini.  Entah mengapa Naya seneng banget ke KA.  Dan lucunya, dia ikut2an manggil Tati dengan sebutan Bou, ngikutin Chyntya dan abangnya Dasdo.  Mungkin karena dia merasa dia juga anak keluarga Purba, seperti yang selalu dia bilang ya…  “Naya kan boru Purba…” Hehehehe..

Saat udah di jalan dan ditanya mau ke mal mana, Naya justru mintanya ke Mall Ciputra, yang jaraknya paling jauh dari rumah kita.  Entah kenapa  Naya lagi doyan ke sana…  Senyumnya langsung mengembang begitu si Sparky bergerak meninggalkan lorong rumah kita…  Dan di sepanjang jalan dia gembira dan hebooohhhh banget…  Bahkan jatah susu yang disediakan buat pengantar tidur  dalam perjalanan pulang juga diembat… Hehehe..  Waktu Mamanya bilang, “Nanti gak ada lagi lho susunya..”.  Dia bilang “Enggak apa-apa…!!”  Hehehe… Urusan nanti ya nanti lah ya, nak…!!!

Di Mall Seraya kita muter2, tengok kiri dan kanan.. Biasalah rombongan emak-emak dan anak-anaknya..  Hehehe.. Mama Naya sempat beli baju yang lucu banget buat Naya…  Trus acara wajibnya ya makan2…  Jangan tanya gimana senengnya Chyntya dan Naya, si Mall Mania.. Lihat aja dari senyumnya…

Naya nyoba baju baru, yang dipikir bakal kegedean buat dia, ternyata pas lho…!!!

Naya dan Mama

Chnyta, Mama dan Naya

Anak Lorong…

Kehidupan bertetangga di lorong tempat Tati tinggal relatif bersahabat. Ada siyy beberapa yang ajaib, tapi umumnya mereka adalah para penyewa dan akhirnya malah pada ngabur ndak jelas, tanpa permisi dan meninggalkan rumah yang dikontrak begitu saja….

Tati si nona yang suka sok sibuk, rasanya adalah orang yang paling banyak mendapat manfaat dari lingkungan yang bersahabat ini.. Selalu ada yang perduli dengan si Nona yang Home Alone, ada yang berbaik hati menyalakan lampu teras rumah kalo si Nona pulang malam, ada yang menyala dan mematikan lampu sekaligus memantau2 rumah kalo si Nona keluar kota. Mungkin buat orang lain itu adalah hal yang sepele.. But…., if you live alone, kepedulian tetangga akan menjadi sesuatu yang sangat sangat berharga…

Nah, salah satu tetangga yang menjadi sahabat Tati dan teman-teman yang lain, adalah Mama Naya, seorang ibu muda beranak satu, yang kerja di perusahaan minyak. Lokasi kerjanya di camp yang berjarak sekitar 2 jam-an dari Pekanbaru. Karena jarak tempuh yang lumayan, perusahaan tempat beliau bekerja menetapkan sistem 10-5. Artinya mereka kerja (dan tinggal di camp) selama 10 hari, lalu libur 5 hari. Rasanya enak juga ya, banyak liburnya.. Tapi buat seorang ibu dengan 1 anak yang masih balita, ini pasti situasi yang sangat berat, entah berapapun pendapatan yang diterima dari pekerjaan tersebut.

Sebenarnya situasi ini baru terjadi 6 bulan. Sebelumnya, sejak Naya lahir sampai 6 bulan yang lalu, bagian administrasi kantor Mama Naya berada di Pekanbaru. Sejak bayi Naya udah jadi anak gaul di lingkungan kita, karena Mamanya selalu melepaskan dia untuk bermain dengan anak-anak lain yang rata-rata lebih besar dari Naya. kayaknya Efek bergaul membuat Naya jadi lincah, pinter, berani daaaannnnnn cerewet banget nget nget nget…!!!

Pergantian situasi kerja mamanya gak membuat Naya hilang dari peredaran, malah bertambah.. Dia bisa main di rumah keluarga Ronald Purba yang berada di depan rumah Tati, sejak siang sampai malam hari. Bahkan bukan satu dua kali, baru bisa dibawa pulang setelah tertidur. Bahkan Naya bisa bilang kalo dia itu juga boru Purba, kayak kak Chyntya, anak keluarga Ronald Purba. Hehehe.. Kali lain Naya bisa main di rumah bang Raihan, yang berada di depan rumahnya.. Pokoknya suka-sukanya deh…

Karena Naya gaul banget, dan main dari rumah ke rumah di lorong tempat kita rtinggal, Tati bilang kalo Naya tuh Anak Lorong. Tapi jangan coba2 ngomongnya di depan Naya, bisa diplototin… Hehehe..

Naya yang udah TK itu hobbynya ke KA (Mall SKA, salah satu mall terbesar di Pekanbaru saat ini). Kalo diyanya mau kemana, pasti jawabnya ke KA. Gak ada jawaban lain. Jangan tanya kalo diajak jalan ke KA pasti segera ngikut. Bukan satu dua kali di saat Mama-nya gak ada dia ngambek jejeritan. Buat ngebujuk, Tati dan Mama Chyntya alias bu Purba, ngajakin dia jalan-jalan. Cuma kadang karena sudah malam dan kita juga udah capek, kita tuh akhirnya cuma ngajak muter2 naik mobil sambil nyalain tape dan pasang AC plus dikasi botol susu, dengan harapan dia akan segera tertidur.. Tapi Naya seringkali terlalu cerdas untuk dialihin… Begitu nyadar kalo arah mobil gak ke KA, dia akan bilang, “Tante niyy pura-pura dia..” Hoaaaalllaaahhhhh…..

Nah, ari minggu lalu.. Kita, para tetangga diundang ke pesta keluarganya Papa Naya, tempat Naya biasa dititipin saat pulang sekolah. Anak yang punya rumah nikahan. Naya, as usual, ya jadi yang paling sibuk dan paling heboh.. Karena katanya dia mau jadi pengantin kecil, jadi badannya mesti dilangsingin dulu… Huahaha.. Mau pingsan deh gue, yang genduat ini, ngedengernya…

Saat Tati datang ke pesta bersama Mama Chyntya beserta kedua anaknya : Chyntya dan Dasdo, plus Bude (tetangga kita juga) Naya sibuk deh pamer baju pengantin kecilnya dan juga kedua belah tangannya yang dipakein henna.. Tapi gak tau apa, setelah pake baju pengantin dia malah cemberut, juteg abiz…

Nahhh pada saat kita mau pulang, dia malah ngikut.. Minta dibawa ke SKA.. Watau watau watau….!!! Biar ngamuknya berhenti, Tati ajak aja ikut rombongan kita pulang, tapi dia bilang “Tante jangan pura-pura, Naya mau ke KA..!!”. Gubraaakkkk….!!!

Tati, Mama Chyntya, Chyntya, Dasdo dan Bude lalu membawa Naya masuk ke mobil. Saat mobil bergerak ke arah SKA, Naya bilang “Tante gak pura-pura rupanya.” Huahahaha…. Akhirnya, kita jadi juga ke SKA…

Anak-anak keluarga Purba : Bang Dasdo, Naya dan kak Chyntya

Setelah ditraktir Mama Chyntya makan ayam plus nasi lalu es krim di AW, baru deh dia senyum lagi.. Dasar barudak…

L – R : Bude, Papa Naya, Kak Chyntya, Naya, Mama Naya, Mama Chyntya dan Bang Dasdo. Tati mana? Tati yang motret… Hehehe..

What A Neighbor…!!

Sejak hari selasa yang lalu, si Samsungy, yang biasa mempermudah Tati dalam urusan cuci mencuci pakaian dll, ngadat… Kalo ditekan tombol on (setelah volume air, kapasitas cucian dan proses yang diinginkan diatur), maka timer langsung menunjukkan penurunan waktu sebanyak 3 menit, lalu langsung tet tet tet tet…. errorWalaaahhhhh, piye toohh…?

Hari rabu Tati menelpon service center keluarga si Samsungy. Ternyata untuk hari Kamis jadwal kunjungan tehnisi mereka udah penuh.. Tati dijanjikan untuk dikunjungi hari Jum’at tapi belum tau bisanya jam berapa. So mereka bilang mereka akan nelpon ke hp bila akan datang ke rumah..

Hari Jum’at, tunggu punya tunggu sampai siang, gak juga ada telpon.. Tati lalu menelpon ke service center, ternyata si tehnisi udah dalam perjalanan pulang ke kantornya.. Lho kooookkkkk…? Si mbak yang menerima telpon berjanji akan bicara dengan tehnisi setelah beliau sampai di kantor…

Saat sampai di rumah sore hari, Tati menemukan sepotong stiker yang ditempel di lonceng di samping pintu rumah. Isinya pemberitahuan dari tehnisi bahwa mereka sudah datang, tapi gak ada orang di rumah. Jadi silahkan hubungi service center kembali… Tati lalu menghubungi kembali service center, akhirnya mereka janji akan datang hari sabtu jam 10-an. Tapi karena Tati harus ke kantor, Tati minta mereka datang lagi aja hari senin..

Problemnya… hari ini, sabtu, Tati ada kegiatan di kantor. Gimana mau nyuci secara manual…, gak sempat lah.. Padahal baju kotor selama satu minggu belum satu potong pun dicuci, termasuk beberapa stel baju kantor yang akan dipakai lagi minggu depan..

Terus gimana donkkkk baju2 kotor yang menumpuk itu? Tati lalu menelpon kak Tutik minta dia nyuciin baju secara manual dengan janji extra payment.. kak Tuti ternyata bisanya datang jam 11-an, sementara Tati jam 7.30 pagi udah harus berangkat. Jadi, pagi2 sebelum berangkat, Tati singgah di rumah keluarga Purba, untuk memberitahukan rencana kedatangan kak Tutik, dan mohon untuk memberikan kunci pintu rumah ke kak Tutik..

Begitu tau masalahnya, ibu Purba alias Mama Dasdo & Chyntya, langsung meminta Tati membawa kain kotor ke rumahnya aja, biar dimasukkin ke mesin cuci beliau.. Haaaa…? Beliau ngotot untuk menolong Tati dengan pertimbangan, kalo kak Tuti baru datang jam 11, lalu mencuci manual, kapan kain2 tersebut mau dijemur? Kapan mau kering, mengingat di sini cuacanya hujan melulu..? Kapan kak Tutuk mau nyetrika…? Beliau juga maksa untuk menjemput kain2 kotor tersebut sebelum Tati berangkat ke kantor… Ammmpppuuuunnnnn deeehhh… What A Neighbor…!!! Dimana ya ada tetangga yang baik banget begini…? I’m blessed having Purba Family as a neighbor…

Sore, setelah selesai acara kantor, boss menyuruh Tati menyusul beliau di Paparon Pizza di Jl. Diponegoro. Beliau sedang di situ bertukar pikiran dengan teman2 beliau dari communication agency. Pulangnya udah jam 22 lewat… Naahhh… sampai di rumah Tati melihat pakaian2 Tati sudah kering, dan tinggal diangkat dari jemuran… Alhamdulillah.. Nikmat yang tak tertara yang sudah diberikan Alloh melalui tangan Mama Dasdo dan Chyntya.

Hari gini dimana mau dapat tetangga yang sifat kekeluargaannya kayak zaman bahuela…? Tetangga yang peduli dengan kiri kanan.. Mama Dasdo & Chyntya selalu membuat kehidupan Tati di rumah yang sekarang terasa lebih nyaman dan mudah.. Gimana enggak…? Kalo Tati pulang kemalaman (dan lebih banyak pulang kemalamannya dari pada pulang sore), Tati selalu menemukan lampu teras sudah menyala, gorden2 jendela sudah diturunkan.. Ini semua kerjaan Mama Dasdo & Chyntya.. I’m really blessed… Semoga Alloh selalu melindungi dan memberkahi tetangga Tati ini… Amin ya Rabbal alamin.

Happy Birthday Naya..

Tadi malam arisan tetangga, di rumah Mama Naya.. Seharusnya siyy di rumah Eko karena yang dapat arisan bulan lalu adalah Eko. Tapi karena Naya ultah tanggal 13 Februari, jadi Mama Naya minta arisannya di rumah Naya aja dulu.. Di rumah Eko nanti aja kalo Mama Naya yang dapat arisan.. Kok aneh ya..? Tempat arisannya bisa diputer2, gitu.. Ya bisa lah yaww… secara tujuan arisan kita emang bukan cuma buat ngumpulin duit.., tapi tujuan utamanya supaya kita kumpul2, at least sebulan sekali..

So.. tadi malam kita2 pada ngerayain ultah Naya yang… ketiga. Tapi biar usianya baru 3 tahun, Naya itu lagaknya udah kayak anak usia 5 tahun.. Mungkin karena “salah gaul” kali yaaaa… Hehehe.. Iya, Naya itu bergaulnya sama kakak2 & abang2 yang udah sekolah di SD.. Jadi karena stimulusnya tinggi, Naya jadi berkembang dengan pesat.. Lucu deh kalo denger dia ngomong.. Gak ada gaya anak usia 3 tahunan…

Nahhh, tadi malam tuhh Naya si tomboy pake gaun putri2.. Mana bajunya ada bagian yang backless pula… Lucu deh..!! Waktu para tamu datang, Naya sibuk dengan kado dan amplop… hehehe.. Kecil2 mata duitan.. Matanya berbinar2 kalo ada yang datang bawa kado..!! Tapi setelah acara tiup lilin, potong kue dan makan2 selesai, boro2 dia ingat kado dan amplop2nya… Dia langsung ngabur ke halaman, main dengan gank-nya…!! Dasar anak2…

Happy Birthday Naya…
Semoga panjang umur, sehat, jadi anak yang pintar, baik hati, selalu dalam lindungan Allah SWT, sayang sama Papa & Mama…

Akhir Pekan Kali Ini..

Akhir pekan kali ini aktivitas Tati lumayan penuh. Gak seperti minggu sebelumnya, dimana Tati 2 hari penuh mendekam di rumah, gak kemana2 kecuali jalan sore nyari keringat.. Ngapain aja akhir pekan kali ini?

Hari Sabtu pagi sampai siang, Tati dengan kak Lintje menghadiri training ESQ. Secara kak Lintje juga udah pernah ikut ESQ tahun 2005. Cuma waktu itu belum ada kartu alumni, jadi si kakak gak pernah datang lagi ke acara2 training ESQ. So dengan hadir kali ini kak Lintje bisa sekalian bikin kartu alumni ESQ, jadi lain kali kalo mau datang gak sungkan.

Saat mengahadiri training, sebuah sms masuk. Ternyata dari Elly Suryani. Dia mengundang Tati hari Sabtu malam ke rumahnya untuk menghadiri tahlilan 40 hari ayahnya, oom Masfar Husin yang berpulang ke rahmatullah tanggal 30 Oktober 2007 yang lalu.

Siapa sih Elly Suryani? Elly adalah kakak kelas abadi buat Tati.. Maksudnya? Iya, Elly (dan juga Alfiani Irza alias Fenny) adalah kakak kelas Tati sejak di SD Teladan, SMPN 4, SMAN 1 dan di IPB. Cuma waktu di UGM aja yang enggak.

Lalu rumah Elly yang berlokasi di depan SMPN 4 merupakan tempat Tati dan teman2 lain menunggu jemputan.. Jadi ingat pohon bambunya yang rimbun…, sekarang udah gak ada lagi, udah ditebang… Sebenarnya sih, yang teman seangkatan dengan Tati tuh, adiknya Elly, Endriany alias Yenny. Tapi karena sama2 di Bogor, Tati jadi lebih dekat dengan Elly. Kita juga sering bareng2 menghadiri acara2 Himpunan Alumni IPB (HA-IPB) Riau.

So, akhirnya setelah magrib Tati bersama kak Lintje dan Ira pergi ke rumah Elly. Di sana kita ketemu dengan teman2 lama dan keluarganya. Jadi kayak reuni kecil2an deh.. Kita ketemu Ida beserta Bang Yuda, suaminya, dan juga Mamanya. Jadi pada ngobrol deh..

Dari rumah Elly, kita lalu pergi makan malam di Pizza Hut Sudirman.. Pulangnya Tati rasanya udah ngantuk banget.., mata udah sulit buat dibuka.. So dari pada bahaya karena nyetir dalam keadaan ngantuk berat, Tati milih gak pulang ke rumah Pandau. Tati nginap aja di rumah Jl. Durian.

Pagi.. setelah subuh Tati nyambung tidur sampai jam 08-an.. Hehehehe.. Bangun2 kak Lintje ngajak belanja ke pasar lalu sarapan bubur ayam di Kings. Setelahnya Tati harus buru2 pulang ke Pandau karena jam 10, ada arisan tetangga. Karena nyampe di Pandau udah jam 10-an, dengan sejuta permohonan maaf, Tati terpaksa menghadiri arisan tanpa mandi dulu.. Hehehe.

Arisan kali ini adalah buka putaran baru.. Putaran kali ini diikuti 13 peserta. jadi insya Allah, putarannya akan berakhir di bulan Desember 2008. Lucunya, anak2 juga memutuskan untuk bikin arisan juga… Judulnya siyy arisan anak2, tapi yang bayar emak2nya jugaaa… Cuma arisannya anak2 tuh mingguan, Rp.10.000,- per minggu. Karena peserta arisan anak2 cuma 8 orang, Tante Sondha diminta menggenapi jadi 10 peserta dengan mengambil 2 nomor.. Hehehehee.. buat ngerame2in.., iya deh…

Selesai arisan, Tati buru2 deh pulang buat mandi dan beres2 karena mesti kembali lagi ke kota buat mengahdiri undangan Ida. Sahabat Tati yang satu ini tanggal 12 Desember bersama Bang Yuda, suaminya, akan berangkat menunaikan ibadah haji. So hari minggu ini mereka megundang keluarga dan kerabat untuk berpamitan dan bermaaf2an.

Dari Pandau Tati kembali ke rumah Jl. Durian buat jemput kak Lintje karena juga diundang.

Di rumah Ida, Tati ketemu dengan teman2 sejak kecil.. Senang rasanya menemukan pertemanan yang tulus, apa adanya, meski perjalanan hidup kita masing2 udah mewarnai diri kita… I love my old friends..

Buka Puasa Bersama…

Sabtu tanggal 6 September, Tati dan tetangga satu lorong di Perumahan Pandau mengadakan acara buka puasa bersama, sekaligus arisan ibu2 bulan Oktober.

Sebenarnya acara makan2 bersama sudah dinginkan oleh para bapak2 sejak beberapa bulan yang lalu… Secara para bapak2 merasa jealous ngeliat para ibu yang tiap awal bulan kumpul2 dan makan2 pada acara arisan. Mana kalo ibu2 arisan, anak2 biasanya ikutan kumpul dan makan, tapi bapak2nya silahkan jaga rumah aja.., atau kumpul2 sesama para bapak di tembok salah satu rumah tapi gak pake makan2…
Kecian dech…..

2 minggu yang lalu, setelah mengunjungi pasangan muda yang baru menikah di lorong, para ibu2 yang meneruskan dengan bincang2 tiba2 punya ide buat mengadakan acara buka bersama yang diadakan pada saat acara arisan bulanan. Kita malam itu juga merundingkan menu yang akan dibuat serta pendanaannya. Setelah melalui proses pematangan…, kita pun melaksanakannya…

Persiapan dimulai sejak pagi.. Dimulai dengan Papa & Mama Naya belanja daging dan tulang untuk dibuat sup.. Lalu jam 07an, Tati beserta Mama Naya dan Mama Chyntya pergi belanja ke Pasar RS yang berjarak sekitar 3 km dari rumah. Selesai belanja, Tati dan Mama Chyntya berangkat ke kota. Kita mau belanja bahan minuman buat buka puasa.. Pulang dari kota, Tati gak tahan lagi, rasanya ngantuuuuuukkkk banget. Sebenarnya sejak nyetir ke kota juga udah mulai ngantuk, cuma ditahan2.. Untung ibu2 lain pengertian dan merelakan Tati buat tidur dulu. Gak sopannya, sangkin ngantuk, jan waker yang disetel untuk membangunkan 30 menit kemudian gak kedengeran. Tati baru bangun setelah tidur 2 jam… Hehehe, dasar kebo..!! Setelah dzuhur, Tati langsung lari ke rumah Mama Naya, rumah yang akan dijadikan lokasi makan2 sekaligus tempat masak, bergabung dengan ibu2 lain. Setelah semua masakan beres, para ibu2 pulang buat bersih2…

Menjelang jam 18an… para bapak, ibu dan anak2 mulai berkumpul di rumah keluarga pak Mail alias Papa Naya.. Begitu adzan magrib terdengar, semua langsung menyerbu makanan dan minuman yang telah terhidang… Ternyata, makanannya pada enak2 banget… Sup tulang dan dagingnya langsung jadi menu favorite, apalagi malam itu cuaca emang dingin banget, setelah hujan lebat dan angin kencang melanda Pekanbaru sore harinya… Para bapak2 dengan malu2 kembali mendekati panci sup sambil cengar cengir dan ngomong “Aduh, kami lagi enggak enak badan, jadi perlu nambah makanan yang hangat lagi niihhh”. Hihihi… Anak2…? Podo…!! Semua pada bulak2 balik ke meja makan tempat semua makanan dihidangkan… Sup tulang, ayam goreng bumbu, ikan asin campur terong digoreng dengan cabe ijo, kelepon, tahu isi, es honey melon.., semua diserbu…. Seru sekaleee… Alhamdulillah, nikmat banget.

Jam 20an, para Bapak2 bubar… ada yang ke mesjid buat tarwehan, ada yang melanjutkan kerjaannya… Ibu2…, ngobrol samapai jam 23an… Ngobrol apa aja sih ? Macam2. Ngerencanain arisan baru (bulan depan adalah arisan terakhir di putaran ini), berbagi info tentang situasi di lingkungan, dll. Tau gak sihhh…, ngobrolnya tuh sambil pada tidur2an di ruang keluarga di rumah Naya.. Bahkan, para anak2 ada yang sampai tidur dan pulangnya digendong… Hehehe..

Mudah2an keakraban semakin kuat di lingkungan kami… Mudah2an kami bisa saling menjaga dan saling peduli. Bukankan tetangga adalah keluarga terdekat kita..? Semoga lingkungan rumah kami menjadi lingkungan yang dirahmati Allah. Amin.***

Ini beberapa pics lagi..

Pesta 17an di Pandau Permai…

Tati hampir lupa posting pics waktu Pesta 17an di lingkungan perumahan tempat Tati tinggal.. Pestanya diadakan 2 malam…, tanggal 25 dan 26 Agustus. Kalo tanding2annya sih sejak awal bulan udah dimulai…

Ini beberapa picsnya….

Tarian Selamat Datang…, Para penari sedang menyodorkan Tepak Sirih kepada para tamu VIP..
Chyntya si pemegang tepak di tarian Selamat Datang…
Kelompok Paduan Suara… Tati keliatan gak? Dirinya di barisan belakang.. Kita nyanyiin 7 lagu… Heboh deh pas saat terakhir, karena kita nyanyiin 2 lagu Batak, terus banyak bapak2 yang ngasi duit…. Lumayan buat bantu Panitia nambah dana.. Hehehe..***

Single….?

Membaca blogs Fluffy’s Mom tentang status baru beliau, meningatkan Tati tentang pengalaman hidup Tati saat mulai tinggal sendiri di lingkungan rumah yang sekarang…

Mungkin memang gak lazim buat orang2 di kota kecil (masa sih Pekanbaru tergolong kota kecil?? Kayaknya kalo lomba2, Kota Pekanbaru tergolong kota besar kok!), seorang perempuan single tinggal sendiri.. Mana yang ngedatangin juga jarang banget… Sehingga menimbulkan berbagai dugaan… Waktu awal, Tati selain melapor ke Pak RT dengan menyerahkan fotocopy KTP dan KK, Tati juga memperkenalkan diri sama tetangga di kanan dan depan rumah (rumah yang di kiri pemiliknya tinggal di luar kota).

Tetangga yang di depan, kebetulan orang Tapanuli marga Purba. Untuk mendekatkan diri dan menetapkan batas dari awal, Tati memangil Ito ke si Bapak dan Eda ke si Ibu, meski kalo ditelusurin gak nyambung banget deh… Tapi maksud Tati, kalo ke si Bapak menggunakan panggilan Ito (artinya saudara laki2), hubungannya kan jadi saudara. Ini diharapkan akan menutup kesempatan berkembangnya dugaan yang tak terduga dari berbagai pihak. Alhamdulillah, ini berjalan… Hubungan kita yang memang baik dari awal, semakin baik dari waktu ke waktu.. Anak2 keluarga Purba memanggil Bou ke Tati, bahkan Bapak dan Ibu Purba ikut2 memanggil Bou… So, Tati nambah ponakan 2 orang lagi…, nambah 1 saudara laki2 dan nambah 1 ipar perempuan… Bahkan Tati dan Ibu Purba menjadi sahabat bagi satu sama lain, saling menguatkan bila ada masalah…

Demikian juga, hubungan dengan keluarga Pak Ali, orang Sumatera Barat di sebelah kanan rumah. Hubungan Tati juga baik.. Kalo si Bapak mau pergi, sementara si Ibu belum pulang kerja, anak2 mereka, Muti dan Nala biasa nunggu di rumah Tati sambil nonton TV… Semua berjalan baik dengan tetangga.. Alhamdulillah, gak adalah yang berburuk sangka dengan status Tati yang single dan sudah tua pula… Hahaha…

Nah yang jadi masalah, justru sama orang yang bukan tetangga sama sekali… Gak tau, gimana ceritanya… Tahu2 suatu hari minggu pagi, ada bapak2 yang bertamu ke rumah..
Tamu tak dikenal : “Pagi Bu. Apa betul ibu yang kerja di Pemda A?”
Tati : “Betul, Pak. Ada apa ya?”
Tamu tak dikenal sembari menunjuk kursi di teras rumah: “Boleh saya duduk, Bu?”
Tati : “Silahkan Pak. Ada apa, ya?”
Tamu tak dikenal : “Nama saya Polan, bu. Saya pensiunan BUMN X. Saya punya tanah sekian hektar di jalan A (jl protokol di Pekanbaru). Rencana mau kerjasama untuk dibangun ruko. Yang akan bangun kebetulan orang kita Chinese. Beliau minta saya membantu menguruskan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)-nya. Ibu bisa bantu saya?”
Tati : “Oh, begitu. Kebetulan Pak, saya kerja dibagian perencanaan, bukan di bagian perizinan mendirikan bangunan. Untuk urusan seperti itu, Bapak langsung saja ke Kantor Pelayanan Terpadu. Pemda tempat saya bekerja sudah menyediakan fasilitas seperti itu. Saya tidak ingin mencampuri apa yang bukan pekerjaan saya. Mungkin kalau Bapak mau, saya bisa kasi beberapa nama teman yang memang bertugas di sana. Maaf, ya Pak.”
Tamu tak dikenal : “Oh, begitu ya Bu. Ya sudah kalau begitu. Ngomong2, Bapak tugas dimana ya, Bu? Saya gak lihat beliau dari tadi.”
Tati yang terbiasa berpikir lugas dan merasa tidak perlu berbohong (why should I lie? Pikir Tati “Ngapain gue mesti bikin dosa untuk hal2 remeh temeh begini?”) : “Oh, saya belum berkeluarga Pak.”
Tamu tak dikenal : “Maaf, Bu. Boleh saya bantu ibu untuk mencari jodoh? Dan kebetulan, istri saya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.”

Gubbbbbbbbrrrrrrrraaaaaaaaakkkkkkkkkkkkk. Masya Allah, apa ini…? Manusia macam apa yang datang ke rumahku….????? Apa tampang Tati udah seperti barang di toko yang gak laku bertahun2, sehingga membuat orang berpkir “pasti akan disale”, sehingga bisa bicara seenak perutnya pada Tati…. Tapi, hati boleh sakit karena rasa dilecehkan namun Tati justru harus menunjukkan kelas Tati sebagai perempuan yang telah dididik dengan baik oleh keluarga..

Tati : “Pak, terima kasih sudah perduli dengan saya. Tapi maaf, untuk saat ini saya belum berminat untuk berumah tangga.”
Tamu tak dikenal : “Oh begitu ya Bu. Kenapa begitu, Bu? Cobalah ibu pikir2 lagi. Ngomong2 tanaman2 Ibu bagus2 sekali, subur2, hijau2. Tapi kok Ibu belum punya anggrek ya? Kalau Ibu mau, saya bisa suruh orang bikinkan taman anggrek di bagian depan rumah Ibu.”
Subhanallah, kok ini orang gak ngerti2 ya…??
Tati dengan masih berusaha tetap sopan : “Maaf Pak. Saya gak berkeinginan punya taman anggrek. Selain saya memang gak mau, saya juga gak bisa mengurus, saya sibuk dengan pekerjaan saya dan kegiatan2 saya yang lain. Terima kasih sudah menawarkan.”
Si Tamu tak dikenal masih aja duduk2 sambil manggut2.. Mungkin berpikir mau ngomong apa lagi… Dia tetap begitu untuk beberapa menit… (Tapi buat Tati rasanya seabad).
Tati : “Pak, maaf ya Pak. Kalo udah gak ada yang mau Bapak bicarakan, saya pamit untuk masuk. Banyak yang harus saya kerjakan di dalam.”
Tati langsung bangkit dari kursi teras dan masuk ke dalam rumah, membiarkan tamu gak dikenal termangu2 di teras.. Lama pula baru itu orang pergi.

Beberapa minggu berikutnya, tamu gak dikenal itu masih bulak balik ke rumah. Tati terpaksa minta tolong si kakak yang kerja mingguan di rumah untuk berbohong mengatakan Tati tidak ada di rumah. Eh tamu tidak diundang, masih ngotot mau ngunggu Tati pulang. Sampai si kakak yang kerja di rumah juga naik spaning dan akhirnya marah ke tamu gak diundang itu.

Usut2 ternyata, si Bapak itu tinggak beberapa blok dari rumah Tati.. Cuma yang jadi pertanyaan, “angin” mana yang menyampaikan kabar kepada si tamu gak diundang “bahwa di blok sana ada perawan tua gak laku2 baru pindah” ? Gak mungkin orang jauh, pasti orang yang di sekitar rumah Tati juga lah.. Mana mungkin orang jauh tau kondisi Tati yang single dan tinggal sendiri. Tapi, kenapa orang yang baru kenal, dan pasti belum mengenal pribadi Tati “bisa dengan cepatnya menghakimi status Tati”. Kenapa dia merasa perlu “berbuat baik” dengan menyampaikan kabar berita yang sebenarnya dia gak tau? Tapi sudahlah… Di sini, orang sering kali terlalu perduli dengan urusan yang tidak perlu dia urus…

Tapi setelah tiga tahun tinggal di rumah yang sekarang… Tati adalah tante buat anak2 tetangga… Senang rasanya, hidup di lingkungan yang ramah, yang membuat kita merasa diterima dengan segala pilihan hidup kita…***

Tetangga……

Tadi malam ,jam 19.30 Waktu Pekanbaru Bagian Pandau, Tati keluar dari rumah untuk latihan Paduan Suara, sesuai janji dengan ibu2 lain malam sebelumnya.. Tati lalu menghampiri Mama Chyntya yang tinggal di rumah depan.. Tapi begitu Tati sampai di depan rumah…,
Dasdo, abang Chyntya bilang, “Bou kata Mama orang gak latihan Paduan Suara. Karena ada yang meninggal, Pak Edi, suaminya Tante Lela.”
Tati : “Bapak itu bukannya kerja di Papua, Do? Terus Mama sekarang mana?”
Dasdo : “Iya Bou. Bapak itu meninggal di sana. Mama lagi ganti baju, mau ke rumah Tante Lela.”
Lalu terdengar suara Mama Chyntya : “Pergi ke rumah Lela, kita Bou? Meninggal suaminya sore ini di Papua. Jenazahnya belum datang, besok katanya. Tapi kita tengok lah si Lela dulu, entah bagaimana keadaannya. Mama Naya katanya mau pergi sama2 kita.”
Tati : “Iya, sebentar saya ganti baju dulu ya.”

Siapa sih Pak Edi, siapa itu Bu Lela?
Pak Edi itu, warga blok yang sama dengan Tati, Mama Chyntya dan Mama Naya. Cuma rumahnya, agak jauh dari kita, kira2 150 meter, dekat dengan mesjid.. Bu Lela itu istrinya Pak Edi, masih muda, cantik, lincah rame dan heboh.. Kalau ibu2 pada kumpul, pasti suaranya dia yang paling kedengeran…
Pak Edi sebelum pergi ke Papua 6 bulan yang lalu, menjabat sebagi ketua Serikat Tolong Menolong (STM) di blok kami… STM adalah perkumpulan warga yang bertugas membantu anggotanya yang mengalami musibah, antara lain penyelenggaraan jenazah.

Ngapain si Bapak itu ke Papua..?
Ceritanya beberapa bulan yang lalu Pak Edi di-PHK oleh perusahaan tempat beliau bekerja. Setelah beberapa bulan non-job, Pak Edi mengambil tawaran kerja di Papua yang ditawarkan temannya.. Ternyata, kondisi di Papua gak sesuai dengan yang dijanjikan.. Tapi rencananya Pak Edi bertahan sampai menjelang lebaran, supaya beliau bisa mendapatkan Tunjangan Hari Raya… Tapi apa daya, Allah berkehendak lain…

Sekarang, tinggal lah Bu Lela, dengan 3 anak2nya, Bayu, Dilla dan Saskia. Yang masing2 kelas 1 SMP, kelas 4 SD dan 9 bulan. Yang jadi masalah, almarhum si Bapak baru bekerja kembali 5 bulan, seberapa besar jaminan sosial yang akan diberikan perusahaan tempatnya bekerja? Ditambah lagi perusahaan telah mengeluarkan biaya perawatan beliau beberapa hari di rumah sakit plus biaya pemulangan jenazah dari Papua ke Pekanbaru… Seberapa lama dana itu cukup untuk membiayai kehidupan mereka? Sementara Bu Lela yang fulltime mother gak pernah bekerja sebelumnya… Bagaimana masa depan anak2…? Insya Allah, semua akan ada hikmahnya…, tapi jalan yang akan ditempuh sepertinya akan terjal dan berliku…

Semoga Allah memberikan tempat yang layak untuk almarhum, serta senantiasa melindungi keluarga yang ditinggalkan…***

Weekend Merah Putih……

Karena sebagian besar aktifitas minggu ini berurusan dengan acara 17an…, boleh donk kalo weekend kali ini dikasi nama weekend Merah Putih…? Boleh kan ? Terus Tati ngapain aja selama weekend Merah Putih ini?

Tanggal 17 Agustus diisi dengan ngadirin Upacara Bendera di kantor. Tanggal 18 siang, setelah ke bengkel dan nyuci mobil, Tati ngurusin nasabah yang mau ambil asuransi, alhamdulilah.

Setelahnya Tati pergi ke Jalan Bintan di Kompleks Gubernur, ngobrol sama kakak2 yang tinggal di sana. Kakak2 ini adalah tetangga waktu Tati kecil dan tinggal di kompleks yang sama. Ada kak Tatik, kak Ilen, kak Iyet, Bang Awit dan Kak Emil. Kak Tatik, kak Ilen, Kak Iyet dan Bang Awit adalah adik2nya Bang Nursal yang tinggal di tempat nenek di Medan waktu Tati kecil. Mereka tuh rasanya udah jadi bagian hidup Tati sejak kecil.. Tati kecil tuh dulu jadi mainan mereka… Hehehe. Mereka yang ikut bantuin ibu ngurusin Tati kecil. Mereka juga yang “diomelin” Ibu kalo Tati kecil nangis karena pipinya dijawil2… Siapa suruh punya pipi tembem..!!! Hehehe. Kalo Bang Awit, spesialis bantuin bikin prakarya Tati. Mana berani dia menolak perintah Ibu, kalo Tati udah merengek… Airmata adalah sejata Tati yang ampuh pada masa itu…. Hehehe.

Btw, Tati juga belajar makan “ular” dari mereka. “Ular”? Maksudnya sih belut, tapi di mata Tati kecil, ular dan belut gak ada bedanya deh…!!! Karena kakak2 ini orang Payakumbuh Sumatera Barat, mereka tuh biasa masak belut yang udah dikeringkan, terus digoreng belado.. Waktu kecil, Tati doyan banget.. Sekarang, biar orang2 bilang gizinya tinggi, kayaknya takut deh buat mengkonsumsi lagi… Geli ngeliat bentuknya… Ogah ah….

Tapi sampai sekarang, kita tuh tetap akrab.. Kadang2 di akhir pekan kita duduk2 di rumah kakak2 yang kita namain “Keramik Merah”, karena teras rumah tersebut memang berwarna merah.. Seru deh… ngobrol dengan camilan buatan kakak2 bertebaran di depan mata.. Paling seru kalo ada opak yang lebar terus makannya dicocol dengan kuah sate padang…. Hmmmmmm yummy…!!! Jadi ingat jajanan zaman SD.. Jadi ingat baju seragam yang selalu ketetesan kuah sate atau es doger. Jorok banget deh kayaknya.. Hehehe.

Sorean, kakak2 ngajak Tati ngeliat mereka tanding volley antar RT di Lapangan Kayu Putih, di samping Hotel Aryaduta Pekanbaru. Di sana, Tati menemukan satu wajah yang kayaknya Tati kenal baik.. Tapi Tati ragu2 buat negur, karena orang itu gak merespon positif saat Tati menatap dia lama2.. Tapi, beberapa detik kemudian, orang itu melambaikan tangannya ke arah Tati dan berteriak “Sondha….?”

Iya…, orang itu adalah Safitri, teman sekelas Tati selama 6 tahun di SD Teladan. Waktu SMP, sebenarnya kita juga satu sekolah, tapi gak sekelas dan gak main bareng. SMA, kita gak satu sekolah karena Safitri sekolah di Bandung, doski lalu kuliah di Universitas Pasundan. Jadi kita gak pernah ketemu selama 24 tahun… sejak tamat SMP. Seneng banget ketemu teman lama… Sebenarnya, selain teman sekelas di SD, Tati dan Ipit (begitu Safitri biasa dipanggil) sama2 belajar tennis pada Almarhum Oom Syamsi di lapangan tennis di belakang kediaman Gubernur Riau. Tapi karena sama2 bangor dan gak serius, kita akhirnya cuma les beberapa bulan.., belum sempat bisa main tennis dengan baik. Padahal Almarhum Oom Syamsi adalah atlet tennis Riau, sayang ya kita gak dapat banyak ilmu dari beliau. Yang lucunya, Mama-nya Ipit, Tante Murniati, yang seneng banget kita les tennis. Waktu Papa dan Mamanya Ipit pergi tanding tennis kemana gitu, kita berdua dioleh2in topi, t’shirt dan rok tennis seragam yang lucu. Ipit dapat warna putih dengan variasi pink, Tati dapat warna putih dengan variasi warna biru.. Tau udah kemana itu baju… Btw, terima kasih lho, Tante.

Waktu Tati nanya, kok Ipit lama banget baru ngenalin Tati, dia bilang “Kamu berubah banyak.. Aku sampai gak ngenalin. Apalagi aku gak tau kalo kamu tuh menetap di sini. Yang aku tau kamu tuh menetap di Jakarta.” Tati berubah banyak? Baru denger deh, because so many people said “Wajah Tati gak banyak berubah”.

Tati dan Ipit ngobrol sampai lupa waktu. Ternyata Ipit sekarang berkiprah di salah satu partai besar di tingkat kota, dengan target bisa masuk ke legislative pada Pemilu tahun 2009. Mudah2an aja ya.. Kita bertukar pikiran dan janji akan ketemuan lagi buat diskusi tentang banyak hal. Seneng deh ketemu teman lama yang bisa jadi teman diskusi. Mudah2an kita bisa saling berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk perkembangan masing2 ke depannya.

Selesai ngobrol sama Ipit dan kakak2, Tati pulang… Sampai di rumah, ternyata ibu2 tetangga minta dianterin belanja ke hypermart buat beli bahan nasi goring buat peserta lomba jalan santai tingkat RW minggu pagi… So, setelah magriban… Tati pergi deh sama Mama Chyntya dan Mama Naya.. Seru juga, jalan2 malam sama ibu2.. Jarang2, lho. Biasanya kalo pergi bareng2 gini, sabtu atau minggu siang…

Hari minggu pagi…, cuaca gelap… gerimis gak berhenti… Tati pikir acara jalan santai gak jadi nih… Ternyata gak lama, Mama Chyntya manggil, ngajak pergi… So, pergilah kita dalam gerimis.. Di lapangan di kompleks perumahan, ternyata peserta udah pada kumpul.. yang banyak tuh anak2… Kayaknya mereka pada semangat karena bakalan ada doorprize… Seru..!!! Bahkan ada seorang anak tetangga yang pakai kursi roda karena mengalami kerapuhan tulang, tetap ikut jalan santai dengan didorong ayahnya. Takjub melihat semangat hidup anak itu… Semoga hidupnya selalu indah, ya.. Semoga Tati juga selalu punya semangat yang besar seperti anak itu.

Kesimpulan…? Gak ada sesuatu yang besar dan special terjadi di akhir pekan ini… Tapi banyak hal2 kecil yang indah dan menyenangkan.. Life is still beautiful for me..!!!***

Love Lesson ala Pandau…

Tujuh belasan datang lagi…
Buat Tati, selain nanti tanggal 17 harus ikut upacara di kantor, artinya juga ikut rame2an di lingkungan rumah..
Ngapain aja?
Seperti tahun lalu, Tati akan ikut Paduan Suara di acara puncak di lingkungan rumah..
Kok mau dan sempat? Kan mendingan tidur, setelah seharian lelah beraktifitas..?
Ya, enggak gitulah..
Tati lebih menganggapnya sebagai ajang sosialisasi..
Bertemu dan bergaul dengan ibu2 tetangga, merupakan kehidupan yang berbeda, sesuatu yang lebih simple dari pergaulan di dunia kerja..
Tapi karena aktifitasnya nyanyi, kesempatan rumpinya kan jadi kecil..

Kita kan latihannya beberapa hari sekali, tahun ini lokasinya di rumah bu RT…
Kalo udah gitu, yang jadi perhatian adalah Naya, si anak Bapak dan Ibu RT..
Ini anak masih 2.5 tahun tapi keihatannya lebih dewasa karena teman mainnya anak SD.. Mana ngomongnya jelas dan logikanya dewasa banget dibanding umurnya..

Lihat nih gaya Naya, kalo ketemu Randy, anak tetangga yang hanya beberapa bulan lebih tua dari Naya… Jadi ingat poster2 Love Lesson yang bertebaran dimana2 zaman Tati SMA dulu… ***


Arisan Tetangga….

Sabtu malam tanggal 07 Juni yang lalu waktunya arisan dengan ibu2 tetangga di rumah Pandau.. Peserta arisan 11 orang, tapi yang satunya bukan warga Pandau, tetapi si ibu Eko, sohib Tati… Ini arisan yang ke 7, bertempat di rumah Ibu Ali, yang bulan lalu menerima uang arisan… Yang kali ini dapat rezeki dr. Reni.. Kali ini Tati datang terlambat karena terlebih dahulu menemui nasabah yang mau ambil asuransi di Exellco di Mall SKA, so.. datang2 tinggal makan.. hehehe.


Arisan ibu2 tetangga ini arisan yang unik… karena biar pesertanya cuma 11 orang, tapi Nyonya Rumah harus menyediakan makanan untuk sekitar 25 orang… Kok bisa… ? Karena biasanya yang lebih antusias untuk hadir di arisan adalah anak2nya… hehehe. Istilahnya kami para emak2…, “sebenarnya yang arisan itu anak2nya.., ibu2nya cuma nganter duit plus ngobrol2…” . Apalagi ternyata para anak2 juga bikin arisan sendiri… Rp.1.000,-/hari, dicabut seminggu sekali.. Karena pesertanya 12 orang, dapatnya lumayan juga untuk ukuran anak2, Rp.84.000,-


Selesai arisan dan makan2…, seperti biasanya para Ibu2 ngobrol, bertukar cerita, karena kita jarang ketemu, masing2 sibuk, ada yang wanita karir, ada yang fulltime mother… Sementara anak2 bermain2 di jalanan depan rumah… Alhamdulillah jalanan di perumahan kami aman…, jadi anak2 bebas main perpindah2 dari satu halaman rumah ke rumah lain… Kalo anak2 ada yang sudah lelah, sementara ibu2 masih hot ngobrolnya…, anaknya tinggal berbaring di depan ibu2nya… Nyaman banget…!!!****