Imperfect

Di hari-hari ini, saat Ramadhan akan berakhir, ketika orang-orang sibuk mudik, ketika panci-panci berbunyi, aroma rendang, opor dan ketupat mulai menyeruak di udara, ketika rumah-rumah sudah ditata dengan cantik, maka ada sebahagian makhluk di muka bumi ini yang juga sibuk menata hatinya.  Menata hati untuk bersiap menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang kerap diterima dari kerabat, teman yang akan bertemu saat lebaran, saat bersilaturahmi.
Pertanyaan apa?

PERTANYAAN-PERTANYAAN SEMPURNA.  PERFECT QUESTIONS yang kerap diterima dari orang-orang terkasih, para sahabat di saat bertemu.

Pertanyaan-pertanyaan yang memgingatkan orang yang ditanya kapan dia akan mencapai tahapan yang membuat hidupnya sempurna sebagai seorang anak manusia, A PERFECT LIFE.  Pertanyaan-pertanyaan yang mengingatkan anak manusia yang mendapat pertanyaan itu bahwa hidupnya belum sempurna, IMPERFECT.  Padahal kita semua tahu HIDUP YANG SEMPURNA sudah menjadi keinginan anak manusia sejak tarikan nafas pertamanya.  Tak satu pun anak manusia tak menginginkannya.

  1. Kapan wisuda?

  2.  Kapan nikah?  Udah punya pacar ?  Jangan banyak pilih lah.

  3. Kok belum punya anak sih?  Jangan  ditunda-tunda? Udah periksa ke dokter?  Udah coba ikut program ?

  4. Kenapa bercerai ? Apa masalahnya ?

  5.  Gak pengen nikah lagi? Lebih enak sendiri ya?

Itu antara lain pertanyaan-pertanyaan yang kerap disampaikan kepada para Imperfect.  Pertanyaan-pertanyaan yang bisa bikin hati tertoreh, mood jadi berantakan.

Dulu, sebagai perempuan yang tergolong telat menikah (telat banget 😀 ),   pertanyaan yang nomor 2 selama bertahun-tahun selalu aku terima (baca : Menikah ?).  Kalau sekarang, meski tak terlalu sering, pertanyaan nomor 4 dan nomor 5 yang aku terima.

Diriku, dan mungkin juga orang-orang yang kerap menerima pertanyaan-pertanyaan itu mengerti bahwa menanyakan itu adalah bentuk perhatian, bentuk kepedulian, bentuk rasa sayang.  Tapi, untuk bisa segera wisuda, menikah, punya anak, tidak bercerai, menikah lagi, itu bukan urusan yang sederhana yang bisa dilakukan dengan daya upaya seorang anak manusia semata.  Banyak pihak lain yang berperan kuat dalam menentukan.  Peran yang untuk menggerakkannya kerap di luar jangkauan anak manusia tersebut.  Si anak manusia hanya bisa berusaha dan memohon pada Sang Pemilik Hati seluruh umat  manusia di muka bumi.

Orang-orang sering tak paham bahwa menyampaikan pertanyaan-pertanyaan tersebut, bisa seakan mempertanyakan ketentuan Sang Penggengam Hati atas diri yang ditanya.  Bagi jiwa-jiwa yang sabar, pertanyaan itu akan bisa dibalas dengan senyuman, dan tak memikirkannya lebih jauh.  Kalau pun ada rasa pedih, mereka akan menumpahkannya pada Sang Pemilik Kehidupan.

Bagi jiwa-jiwa yang masih rapuh, pertanyaan-pertanyaan itu akan melukai.  Bahkan bisa sangat dalam.  Bisa sampai membuat jiwa mempertanyakan keadilan Sang Maha Adil atas dirinya.   Bisa membuat mereka menghindar dari pihak-pihak yang menyampaikan Pertanyaan Sempurna tersebut.  Bisa juga membuat seseorang menghindar dari pergaulan.  Naudzubillah bin zalik.  

Pahamilah, untuk menerima ketidak sempurnaan kondisi hidupnya, para imperfect butuh kekuatan hati.   Butuh iman yang kuat di dada untuk menghadirkan  keyakinan bahwa kondisi hidupnya saat ini adalah yang terbaik.  Bahwa apa yang sedang dia alami bukan hukuman dari Allah.  Bahwa ini bukan bentuk ketidakadilan Sang Maha Adil.  Bahwa ini adalah rencana terbaik dari Sang Maha Sutradara.

Lalu apa sebaiknya yang harus dilakukan oleh orang-orang yang menyayangi para hamba Allah yang imperfect ini?

Coba diingat-ingat apa yang sudah dicapai para imperfect dalam hidupnya. Apa yang sudah mereka lakukan untuk keluarga, teman-teman dan mungkin juga masyarakat di sekitar dirinya?  Hargai itu.  Semoga dengan mengingat, memandang capaian-capaian mereka, keluarga, teman, dan orang-orang yang menyayangi si imperfect bisa menemukan keindahan si imperfect yang mungkin justru tak dimiliki orang-orang yang perfect tahapan hidupnya.

Dari pada bertanya.  Apa lagi bertanya di depan anggora keluarga atau teman-teman yang lain, di saat-saat kita harusnya bahagia bersilaturahmi, sebaiknya bertemulah secara personal, bicara dari ke hati, untuk memahami situasi yang sebenarnya, kendala-kemdala yang ada. Dan, BERjUANGLAH BERSAMA si imperfect untuk mendekati perfection.  Bukan hanya sekedar bertanya tapi tidak ada tindak lanjut.  Justru tindak lanjut itu lah yang sesungguhnya wujud sayang, dukungan,  yang sebenarnya dibutuhkan para imperfect.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H, selamat bersilaturahmi bersama keluarga, kerabat dan sahabat.  Semoga pertemuan, percakapan, ekspresi perhatian dan rasa sayang pada keluarga dan sahabat yang kita sampaikan bisa memberi kebahagian, bukan justru melukai.

Tabaqallah minna wa minkum.  Mohon maaf lahir dan bathin.***

Fungsional Perencana

Semenjak hari Rabu tanggal 8 Maret 2017, diriku sudah mendapat kabar gembira itu.  Tapi baru hari Jum’at 11 Maret 2017, diriku benar-benar melihat apa yang telah diupayakan dalam 1 tahun 9 bulan terakhir.  Apa ? Terbitnya Surat Keputusan Kepala Daerah tentang pengangkatan diriku menjadi tenaga  fungsional perencana.  Alhamdulillah.

Kenapa mau jadi tenaga fungsional perencana ? Setelah perjalanan hampir 20 tahun menjadi PNS (ASN), diriku jadi mengerti bahwa menjadi pejabat struktural bukanlah satu-satunya jalur untuk berkarir di lingkungan pemerintah.  Ada alternatif lain, menjadi tenaga fungsional.  Dan untuk diriku yang sepanjang perjalanan menjadi aparatur negara selalu bertugas di unit perencanaan, menjadi tenaga  fungsional perencana adalah pilihan jalur yang bisa diriku ambil.

Tapi  kok lama ya upayanya?

Sebenarnya keinginan menjadi tenaga fungsional perencana sudah hadir sejak beberapa tahun yang lalu, ketika rasa  gelisah  (baca : Curhat Sebuah Hilir) selalu melanda diri ini. Bahkan pada tahun 2013, saat menghadiri Rapat Trilateral di Bappenas, diriku singgah di Koperasi Pegawai Bappenas, untuk membeli buku Kumpulan Peraturan tentang Jabatan Fungsional Perencana.

Tapi upaya untuk menjadi tenaga fungsional perencana baru ku mulai setelah aku merasa sangat jenuh  (baca : Diam)  dengan pekerjaanku.  Ditambah lagi pada awal tahun 2015 aku ditugaskan di institusi yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerjaku.  Institusi yang saat aku masuki sungguh terasa bagai dunia yang gelap gulita.  Alhamdulillah aku bisa belajar untuk memahami pekerjaan di situ, tapi butuh waktu, tenaga dan pikiran yang besar untuk bisa memahami dan menjalankannya sesuai dengan apa yang dicantumkan dalam peraturan.

Ditugaskan di tempat yang kita tak kenal sama sekali, bisa menjadi sebuah anugrah, karena menjadi kesempatan untuk belajar hal-hal baru.  Tapi  ketika ketidaktahuan membuat kita bisa terkait dengan hal-hal yang high risk, sungguh rasanya bukan hal yang nyaman untuk tetap dijalani.  Aku lalu meminta atasanku saat itu untuk menyetujui pengusulanku untuk menjadi tenaga fungsional.  Usulan tersebut ternyata ditindaklanjuti oleh instansi pengelola kepegawaian dengan mengirimkan surat usulan diriku untuk bisa mengikuti diklat fungsional perencana yang diadakan Bappenas .  Sebagai catatan, untuk bisa menjadi tenaga fungsional, calon tenaga fungsional harus mengikuti diklat fungsional, yang diakhiri dengan ujian kompetensi.  Untuk pegawai dengan pangkat seperti diriku, diklatnya dilakukan oleh Bappenas.

Namun untuk bisa ikut diklat, calon peserta diklat harus mengikuti placement test yang diadakan Bappenas terlebih dahulu.  Pada akhir Desember 2015, ada placement yang dilaksanakan di Pekanbaru, dan diriku diberi kesempatan untuk mengikutinya.  Alhamdulillah.

Selanjutnya aku berada dalam antrian untuk mengikuti diklat.  Ketika aku mendapatkan informasi bahwa aku dalam beberapa bulan lagi akan mengikuti diklat perencanaan, aku mengajukan diri kepada pimpinan daerah melalui institusi pengelola kepegawaian, untuk dipindahkan ke institusi yang mengurus perencanaan daerah, agar bisa fokus menyiapkan diri untuk menjadi tenaga fungsional perencana.  Alhamdulillah, pada pertengahan tahun 2016, setelah sekitar 15 tahun memegang jabatan,  diriku dilepaskan dari jabatan struktural, dan menjadi fungsional umum alias staff.  Apa rasanya ? Lega. Seperti ada beban berat di pundak, yang telah dibawa kemana-mana bertahun-tahun, terlepas.  Alhamdulillah.

JFP

Pada bulan Sepetember 2016, panggilan diklat yang sudah kuupayakan akhirnya datang.  Aku dipanggil untuk ikut  diklat fungsional perencana madya spasial  (baca : Diklat JFP Madya Spasial),    pada minggu kedua bulan oktober.  Diklat yang berlangsung selama 3 minggu.  Selesai diklat, semua seperti meluncur dalam track-nya.  Meski kadang tersendat-sendat, tapi alhamdulillah akhirnya  surat keputusan pengangkatanku menjadi fungsional perencana keluar juga.

Aku tahu, menjadi fungsional perencana bukanlah jalan yang mudah, karena aku harus belajar banyak, dan juga harus bekerja keras untuk mengumpulkan kredit point agar aku bisa naik pangkat ke jenjang yang lebih tinggi.  Mungkin butuh 2 sampai 3 tahun untuk mencapainya.  Tapi insya Allah dengan menjadi tenaga fungsional, dunia kerja yang aku jalani akan lebih sejuk, lebih tenang.  Semoga Allah meridhoi langkah yang diriku ambil. Aamiin.***

Bagaimana Rasanya ?

Temans, postingan kali ini adalah sebuah tulisan tentang perasaan. Tapi sungguh bukan sebuah tulisan yang baper, bawa perasaan.  Alhamdulillah setelah perjalanan yang cukup panjang, nyaris setengah abad, insya Allah, diriku sudah mulai bisa menerima dan mensyukuri apa yang ada di diriku, yang ada di hidupku saat ini.  Tulisan kali ini adalah jawabanku atas sebuah pertanyaan yang disampaikan seorang teman tadi malam, saat diriku dan beberapa teman kumpul-kumpul di Wang Bistro, sebuah resto di kawasan lama Kota Pekanbaru.

bagaimana-rasanyaDi sela-sela percakapan ramai-ramai, temanku bertanya, “Ndha, apa rasanya gak punya anak?”  gubbbbrrrrraaaaaakkkksssss 😀

Hmmmm….  Petanyaan yang bagi kebanyakan orang bisa berkesan tak berperasaan.  Tapi  aku yakin pertanyaan temanku itu pertanyaan yang tulus.  Pertanyaan yang hadir karena rasa ingin tahu.  Diriku bisa melihat ketulusan itu dari sorot matanya saat bertanya.   Dan diriku juga mengerti kalau temanku yang usianya 2 tahun lebih tua dari diriku itu adalah sosok yang secara duniawi memang bisa dibilang tak pernah tak punya. Lahir, besar dalam keluarga berada, menikah dengan laki-laki yang juga berada, punya anak.  Dia mungkin tak pernah merasakan tak punya, sehingga ingin tahu bagamana rasanya tak punya. 😀

Apa rasanya gak punya anak ?  Apa yaaa….?

Dulu saat belum menikah dan melihat teman-teman punya anak,  aku sempat terpikir, “Mereka punya anak.  Ada yang mendoakan kalau nanti mereka sudah meninggal.  Lalu, siapa yang akan mendoakan diriku, kalau aku tak punya anak ?”

Tapi punya anak kan gak segampang beli boneka.  Datang ke toko, pilah pilih, bayar, lalu bawa pulang.  😀  Anak harus dirawat, diisi jiwa dan pikirannya, agar dia bisa menjadi manusia yang utuh pada waktunya.  Dengan kehidupanku yang saat itu melajang, dan selalu mengisi waktu dengan bekerja dan bepergian, aku gak berani untuk mengadopsi anak.    Gak usahkan anak, kucing dan ikan aja aku gak berani pelihara di rumah.  Takut mati kalau ditinggal-tinggal.

So saat itu  aku berpikir kalau mau punya anak, ya menikah.  Tapi  menikah kan bukan cuma urusan bertemu seseorang, lalu bareng-bareng pergi ke KUA.  Menikah butuh 2 manusia, 2 hati, 2 pikiran yang mau berkomitmen untuk berjuang bersama membangun sebuah kehidupan bersama, sampai maut memisahkan.   Butuh orang yang frekuensi berpikirnya sama dengan diri kita, agar bisa conneted meski sebagai dua individu punya banyak perbedaan.

So, jadilah aku menunggu untuk punya anak dari pernikahan.  tapi penikahan datang padaku di usia yang sudah tidak muda.  Masa dimana jam biologis tak lagi seproduktif di usia muda.  Saat menikah, sebenarnya aku dikarunia seorang anak dari pernikahan terdahulu lelaki yang menjadi jodohku.   Sungguh mendapatkan bonus berupa anak adalah salah satu hal yang aku syukuri saat itu.   Tapi dengan berakhirnya pernikahan,  membuat diriku tak sempat mengurus dan merawatnya.

Setelah perjalanan yang panjang,  berkutat dengan berbagai pikiran selama bertahun-tahun, aku akhirnya sampai pada pemikiran bahwa bagaimana  pun perjalanan di masa lalu, keadaanku saat ini tak lepas dari ketentuan Allah SWT, izin Allah.  Ini lah keadaan yang terbaik bagiku saat ini.  Pasti ada hikmahnya.  Harus disyukuri, tak perlu bersedih, tak perlu berduka.    Lagi pula saat ini aku punya 13 keponakan dan 4 cucu dari kakak, abang dan adik-adikku.  Mereka mewarnai hidupku, membuat hidupku meriah.  Semoga rasa cinta dan kasih sayang antara diriku dengan mereka cukup kuat, sehingga tetap ada, meski diriku kelak sudah tak lagi bersama mereka.

Jadi apa rasanya tak punya anak bagiku?  Gak ada rasa apa-apa juga.  Yang ada rasa baik-baik saja.  Alhamdulillah.  ***

Canvassing IPB

Cavassing IPB…  Apaan tuuhh…? Bukan di-kanvas-in seperti Mike Tyson menganvasin lawan-lawannya kan…? **Buseet… Orang lama banget gw, yaakk… Koleksi petinju di pikiran gw Mike Tyson, petinju seperempat abad yang lalu...  Tau udah dimana itu orang…* 😀

IPB

Canvassing IPB itu kegiatan memperkenalkan  IPB, program-program study yang ada di IPB, jalur masuk ke sana,  fasilitas beasiswa yang tersedia, dan berbagai informasi penting lainnya, yang perlu diperoleh  pelajar SMA untuk menentukan dan memantapkan hatinya untuk mendaftar jadi mahasiswa IPB..

Jadi, ceritanya dua hari yang lalu…, Ocha, adik kelas di IPB, yang saat ini menjabat sebagai Sekjen HA – IPB  Riau nelpon…, ngajak hadir di acara Canvassing untuk pelajar-pelajar SMA di Kota Pekanbaru..  Acara yang ditaja adik-adik anggota IKPMR (Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Riau) yang kuliah di IPB, akan dihadiri Pak Ernan Rustiadi, Dekan Fakultas Pertanian IPB..  Dari pada dianggap kakak kelas tidak berbakti…, terpaksa lah diriku iyakan permintaan bu Sekjen ini…  😀

Tapi saat Ocha bilang, “Nanti kakak jadi salah satu pembicara yang cerita tentang perkuliahan di IPB yaa..” Diriku langsung pusing 7 keliling….**toenkkkk – toennkkkk –  toennkkkkkk*  😀 Lha gimana gak pusing klo disuruh testimony tentang perkuliahan dalam rangka promosi kampus…  Bukan karena kampusnya yang gak bagus… Kampusnya bagus banget.. Lha aku nya yang mahasiswa dodol.. Hahahaha…

Coba bayangin, saat kuliah, aku bukan mahasiswa yang menonjol… Kerjanya main melulu… Kalo sahabatku saat Tingkat Persispan Bersama (TPB), Ekarina, bilang “Dia maahh tidur melulu…” 😀  **sama kita, ya Na… Makanya cocok berteman… Hehehehe.*

Urusan kerjaan, aku juga gak menonjol… Biasa-biasa aja… Bertahun-tahun jadi orang di belakang meja… Jadi Tukang Masak, sekaligus Tukang Sapu.. Hahahaha…

Kalo aku ngasi testimony tentang betapa meriahnya hidup berteman selama di IPB, bisa-bisa orang tua calon mahasiswa gak ngizinin anaknya masuk ke IPB… Takut anaknya gak kelar-kelar kuliah… Main melulu…  Hehehehe…  Jadi lah aku memohon Ocha untuk mencari korban lain… Hahahaha…  Tapi sebagai alumni, aku setia, dan hadir di acara tersebut…

Canvassing IPB aAlhamdulillah yang hadir di acara tersebut ramai… Ada juga ibu dan bapak guru..  Ini pasti guru-guru yang keren…, mau datang ke acara sweeperti ini di luar jam kerjanya, supaya bisa memberi masukan pada murid-muridnya… Acara ini diisi dengan pemaparan dari Pak Ernan, testimony dari beberapa alumni, juga diisi dengan penampilan musik dari adik-adik IKPMR yang baru saja selesai keliling Riau untuk Canvassing IPB..  **Yang nyanyi suaranya bagus…..*

Dari pemaparan Pak Ernan aku jadi tahu kalo Fakultas di IPB udah gak 7  (A = Pertanian, B = Kedokteran Hewan, C = Perikanan, D = Peternakan, E = Kehutanan, F = Teknologi Pertanian, dan G = MIPA) lagi, tapi udah ada tambahan 2 Fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi dan Manajemen, dan Fakultas Ekologi Manusia.

Kayaknya Jurusan Sosek Pertanian, yang heboh denganbring cikita bring cikita bring cikitik cikitik cikita, mantap gawat Sosek Sosek Sosek” udah gak berada di bawah naungan Fakultas Pertanian lagi…  Program Studi Agribisnis dan Ekonomi Sumberdaya jadi Fakultal Ekonomi dan Manajemen, sedangkan Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, bersama Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, jadi Fakultas Ekologi Manusia…

Jalur pendaftaran ke IPB juga tidak seperti zaman ku, 29 tahun yang lalu…  Sekarang selain ada Seleksi Nasonal Perguruan Tinggi Negeri (SNPTN), ini seperti PMDK di zaman dulu, dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) ini SIPENMARU  klo di zaman dulu, Juga ada Beasiswa Utusan Daerah, dan ada Ujian Talenta Masuk IPB (UTMI).

Apa itu Beasiswa Utusan Daerah atau BUD…? BUD adalah suatu cara penerimaan mahasiswa program sarjana dan pascasarjana IPB yang direkomendasikan dan dibiayai oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan atau lembaga swasta, yang bila lulus diharapkan kembali ke daerah untuk membangun daerah.    Sedangkan Ujuan Talenta Masuk (UTM) adalah salah satu cara penerimaan mahasiswa program sarjana IPB yang berbasis kepemimpinan, kewirausahaan, dan cinta pertanian.  Metode seleksi yang digunakan adalah ujian tulis.

Kalau ada teman-teman yang anak, keluarga/kerabat yang berminat untuk masuk ke IPB, bisa lihat informasinya di website IPB di sini

Lalu…., secara pribadi apa testimony ku sebagai orang yang pernah sekolah di Institut Gebukan Kasur ini…?? Kasi tau gak yaa….. Kasi tau dikit atau banyak….?  😀

Memory ku tentang kuliah di IPB pernah aku tulis  sekian tahun yang lalu, dan dikasi judul TERIMA KASIH, PAK ANDI..  Satu hal lagi yang aku senangi dari kuliah di IPB adalah KEBERAGAMAN KAMPUS…  Ini cuplikan tulisan yang pernah aku buat juga beberapa tahun yang lalu di sini

Tati jadi ingat masa2 kuliah di Bogor… Masa2 yang sangat menyenangkan karena hidup dalam keberagaman… Saat itu mahasiswa baru tingkat persiapan dibagi dalam sepuluh kelompok. Di setiap kelompok, mahasiswa dgn nomor induk terkecil berasal dari DI Aceh (sekarang Nanggroe Aceh Darussalam), sedangkan mahasiswa dgn nomor induk terbesar berasal dari Indonesia Bagian Timur atau anak2 lulusan sekolah Indonesia di luar negeri. Jadi setiap kelompok merupakan cerminan Indonesia yang Bhinneka Tungal Ika. Dan mahasiswanya benar2 heterogen.. Ada mahasiswa yang berasal dari desa, ada yang berasal dari metropolitan, bahkan ada yang besar dan tumbuh di luar negeri. Ada yang anak petani, anak pegawai sampai dengan anak menteri bahkan anak presiden. Bahkan ada mahasiswa yang untuk bayar kuliah perlu keringanan dengan membawa surat keterangan tidak mampu…

Tapi gak masalah tuh…, kampus bisa menerima siapa aja tanpa melihat status ekonomi keluarga dan asalnya. Saat itu kami benar2 merasakan keberagaman di Kampus IPB, Kampus Rakyat.. Keberagaman yang memperkaya cara pandang tentang orang lain, keberagaman yang memperkaya wawasan kita..

Masih adakah keberagaman itu di kampus2 di negeri ini…? Masih ada kah keberagaman saat kampus dijalankan nyaris sebagai sebuah bisnis..? Masihkah pendidikan bisa menjadi sebuah cara untuk memperbaiki tingkat kehidupan di negeri yang kita cintai ini…?

Btw Tati sempat kaget lho waktu ujian Matematika Dasar I. Kaget karena petugas pengawas ujian yang mengulurkan kertas absen ke Tati adalah Mamik Suharto, yang waktu itu masih mahasiswa Jurusan Statistika. Bayangin, pengawas ujian anda adalah putri presiden yang selama ini wajahnya hanya anda lihat di media massa atau di buku2. Tati rasa kejadian seperti ini hanya terjadi di lingkungan kampus yang menghargai keberagaman, keheterogenan… Kalo enggak, mana mungkin kita2 yang berasal dari daerah dengan latar belakang keluarga biasa2 aja bisa ujian diawasi putri presiden Indonesia, yang zaman itu begitu diagungkan..?

Memang IPB yang ku dengar dari beberapa teman, yang adiknya, putra putrinya bersekolah di sana, IPB tidak seperti zaman aku dan teman-teman kuliah dulu..  Pilihan Fakultas dan Jurusan sudah dilakukan sejak mendaftar masuk, tidak di akhir Tingkat Persiapan Bersama (TPB).  Ujian tiap Sabtu sudah tak ada lagi..  Hanya mid dan akhir..  Kalau nilai kurang dari 2.00 atau di atas 2.00 tapi ada nilai F, seluruh pelajaran harus diulang, kecuali yang sudah B ke atas..  Sudah ada remedial dan semester pendek..  Jadi tak ada lagi istilah RCD atau Recidivis…

Aku dengar ilmu di IPB juga tak seperti zaman kami dulu..  Kalau dulu, kami diberi teori-teori yang kuat.., tapi segi teknis kurang banyak..  Sehingga kami para lulusan cenderung jadi generalis, yang bisa bekerja di banyak bidang, dan sedikit yang memilih bekerja di bidang pertanian.. 😀  Tapi sekarang katanya ilmu teknis lebih banyak diberi…, sehingga para lulusan jadi punya keahlian di bidang yang dipelajari.. Banyak juga mahasiswa yang menghasilkan inovasi-inovasi baru…..

Soekarno - _IPB

Dan kenapa harus memilih belajar pertanian…? Karena urusan pertanian itu urusan perut manusia, yang gak pernah ada habisnya selagi manusia ada di muka bumi..  Dan negeri kita ini adalah negeri agraris, punya potensi pertanian yang luar biasa… Jangan sampai ketika Pemerintah mencanangkan wajib makan makanan lokal seperti jagung, singkong…, ternyata jagung dan singkong itu impor dari negeri tetangga…  Mungkin slide paparan pak Ernan yang satu ini memang perlu kita renungkan…. Slide ini petikan pidato Bung Karno, Bapak Bangsa kita, Proklamator kita, saat beliau meresmikan Gedung kampus IPB yang di Baranang Siang..

JAYA LAH IPB KITA…***

Always on my mind, Mom…

Mama_PenangHari ini pikiranku tak bisa berkosentrasi kerja sebagaimana biasanya…  Aku rindu sama Mama… Rindu yang tak terkatakan.. Seperti yang sudah2, rindu ini membuat air mata kerap mengalir, bahkan ketika rindu itu melintas saat aku sedang tenggelam dalam pekerjaan… Kalau sudah begitu, aku hanya bisa menahan agar tangis itu tenggelam di dalam dada… tak keluar dalam suara…

Lalu di kegalauan itu aku melihat tawasan sebuat applikasi, untuk membuat slide dari koleksi foto2 kita.. Bisa foto2 yang sudah kita upload di medsos2 yang kita miliki.. atau pun foto2 digital yang masih di komputer kita dan belum di-upload..  So, aku terpikir untuk membuat slide buat foto2 Mama yang ada di aku.. Karena slide itu juga menyediakan fasilitas untuk kita kasi sound untuk mengiringi, yang bisa kita pilih dari youtube, aku meilih lagu Always on my mind dari Michael Buble sebagai pengiring slide foto2 Mama…  Semoga slide ini bisa dilihat juga buat abang dan adik2ku, juga ponakan-ponakanku… Meski aku tahu ini tak akan membuat rasa rindu akan Mama hilang… Tapi semoga dengan melihat begitu banyak kebersamaan yang pernah kami rasakan bersama Mama, hati yang rindu itu bisa terhibur…

Silahkan dilihat slide yang aku buat untuk Mamaku, di sini…. Teman2 juga bisa bikin slide kalian, tentang apa yang kalian inginkan.. ***

Jangan Bercerai, tapi….

Beberapa hari yang lalu, seorang sahabat lama..  Yang juga sudah lama tak berkomunikasi menghubungi ku by phone…

“Kak…, kakak sibuk? Kita bisa ketemu.. Aku ingin bicara..  Aku mau minta masukan… Aku rencananya akan bercerai..”

Innalillahi…  Tubuh ku mendadak rasanya dingin…

Aku menjawab “Iya.. Aku bisa.. Kapan mau ketemu..? Jam istirahat kantor saja, kalau mau.”

Sahabat ku itu menyetujui.. Dan dia menjemputku di tempat kerja, saat jam istirahat kantor…

broken heartBegitu bertemu, sahabat ku bilang  : Aku mau bercerai kak.. Gugatan sudah ku masukkan ke Pengadilan..

Aku : Tak bisakah ditahan lagi…?

Sahabatku : Kakak kok bisa bilang begitu? Kakak belum dengar apa yag terjadi pada ku..  Aku ingin bicara dengan kakak untuk dapat masukan dari seseorang yang telah melakukan perceraian.. Tapi aku gak nyangka kalau pikiran kakak begitu..

Aku : Aku pernah membaca buku.. Buku yang diberikan sahabat kita sebagai hadiah pernikahan ku sekitar 3 tahun yang lalu…  Dibuku itu tertulis sebuah riwayat hadist Rasulullah, dimana kesuksesan setan yang tertinggi bukan lah menggoda manusia hingga melakukan kejahatan, tapi menghancurkan rumah tangga, memisahkan suami dari istrinya… Apa yang terjadi dengan rumah tangga mu?

Sahabatku : Dia selingkuh kak..  Dan aku juga sudah dijahati secara finansial…  Selama ini sebenarnya aku yang membiayai rumah tangga kami kak.. Bahkan aku yang sekarang2 ini membiayai sekolahnya..  Aku bekerja keras, dia menikmati, sekarang dia menghianati…  Aku sudah melihat bukti-buktinya…

Innalillahi….

Sahabatku melanjutkan :  Kenapa kakak menyarankan aku untuk mempertahankan rumah tangga ini, sementara kakak melakukannya…?

Aku : Karena bagaimana pun perceraian itu menyakitkan.. Perceraian ku hanya menyangkut perasaan diri ku dan  juga keluarga ku.. Tapi perceraian mu, menyangkut perasaan anak-anak mu.. Pernikahan ku hanya seumur jagung, pernikahan mu sudah berbelas tahun…  Dan sesungguhnya aku melihat dari perjalananku bahwa ujian hidup  lelaki adalah  perempuan dan harta.. Sementara ujian hidup kita perempuan adalah kesabaran menghadapi, mendampingi suami menghadapi ujiannya..  Bukan kah suami adalah amanah Allah yang harus kita jaga, sebagaimana kita, para istri adalah amanah Allah pada para suami, yang harus dia jaga?

Sahabat ku : Kakak masih berpikiran seperti itu setelah semua perjalananmu, kak…?  Aku saja kalau ketemu dengan mantanmu rasanya pengen nonjok dia, kak…  Karena aku masih ingat bagaimana gembiranya aku saat mendengar kakak akan menikah.. Aku sampai berencana terbang ke Samarinda untuk menghadirinya…

Aku : Aku sesungguhnya untuk sampai di titik benar-benar memulai mengurus perceraian itu  setahun setelah aku mengetahui hal-hal yang menyakitkan..  Aku pernah berusaha memperbaiki..  Tapi ternyata tak berjalan… Bahkan aku tahu makin banyak, makin banyak..  Dan orang-orang yang terlibat di situ berusaha menggerogoti hati ku tanpa ampun..  Pada akhirnya aku melakukan perceraian untuk membebaskan diri ku dari rongrongan rasa sakit… Dan pada akhirnya, aku melihat proses ini sebagai upaya melepaskan mantan suami ku dari tanggung jawab dirinya atas diriku..  Dan sesungguhnya ketika palu perceraian itu diketuk…,  tubuhku gemetar..  Padahal, proses perceraian itu saja 1,5 tahun..  Di situ lah aku mengerti betapa kuatnya ikatan pernikahan yang dilakukan di hadapan Allah itu, meski hanya seumur jagung…  Jadi, kalau dirimu masih bisa bersabar, jangan bercerai..  Tapi kalau perceraian itu satu-satunya jalan untuk menghentikan suamimu dari kezalimannya, dengan berat hati lakukan lah..  ***

Kiat Awet Muda…

happy young woman1Ada teman yg bilang, “Kak Sondha…, diterjemahin donk kata2 yang ada di file  ini..Ok deehhhh… dengan kemampuan English ku yang pas2an, kira2 artinya begini…

KIAT UNTUK AWET MUDA… 

1.  Abaikan ANGKA-ANGKA yang gak penting…  Termasuk UMUR, BERAT BADAN (klo menurut aku siyyy, berat badan adalah angka yang penting, karena merupakan indikator kesehatan.. :D), TINGGI BADAN..  Suruh dokter aja yang mikirin angka-angka itu… Karena untuk itu mereka dibayar…  Heheheheee…

2.  Berteman lah dengan teman2 yang PERIANG saja..  Para penggerutu hanya membuat kita merasa capek.  Ingat ini baik2 kalau (kalau) kamu adalah salah satu dari para penggerutu… 😀

3.  Tetaplah BELAJAR..  Belajar lah lagi tentang komputer, kerajinan, cara bertaman, dan tentang apa saja.. Jangan biarkan otak menganggur.  Otak yang menganggur merupakan tempat iblis berkarya,  Iblis itu bernama PIKUN…

4.  Nikmati hal-hal yang SEDERHANA..

5.  Sering-sering lah TERTAWA..  Tawa yang panjang dan keras.., sampai terengah-engah..    Jika kamu punya teman yang selalu membuat mu tertawa, habiskan banyak dan banyak waktu bersamanya..

6.  Kelilingi diri dengan hal-hal yang kamu CINTAI..  Apakah itu KELUARGA, piaraan, kenang2an, musik, tanaman, hobby atau apa pun yang kamu cintai.  Buat lah tempat dimana kamu bisa menentramkan diri.  Jangan lupa…., BANGUN HUBUNGAN YANG BAIK dengan ALLAH…

7.  Jika sesuatu terjadi dan membuat air mata mengalir, hadapi, berduka lah, lalu BANGKIT…  Satu2nya orang yang selalu bersama kita di sepanjang waktu hanyalah diri kita sendiri.   HIDUP LAH KETIKA KITA HIDUP…

8.  HARGAI KESEHATAN..  Jika kita sehat, pertahankan lah.. Jika kesehatan tidak stabil, perbaiki lah..  Kalau keadaannya di luar kendali kita untuk memperbaikinya, cari lah PERTOLONGAN..

9.  Jangan lakukan PERJALANAN yang SALAH…  Jalan2 lah ke mall, ke negara tetangga, atau ke negara yang jauh..  Tapi jangan pergi ke tempat dimana kesalahan berada..

10.  KATAKAN PADA ORANG YANG KITA CINTAI bahwa KITA MENCINTAI MEREKA DI SETIAP ADA KESEMPATAN…

Selamat berupaya untuk awet muda ya teman2…

I’m Completely 45…

Hari ini jam 06.00 pagi, aku genap berusia 45 tahun… Setelah jam tersebut aku memulai perjalanan ku di tahun ke 46 kehidupanku…  Perjalanan yang panjang…, ibarat hari, bisa dikatakan telah petang…

Me in Times...

Perjalanan ku di tahun ini penuh dengan anugrah berupa ujian2 kehidupan yang tak pernah terpikirkan akan hadir dalam kehidupanku.. But as usual, I have to keep my mouth shut, because we can not talk about privacy things in public area… 😀

What ever happened, I would like to be grateful and thank you to Allah SWT for the life… Untuk rezeki yang berlimpah dan tak merasa kekurangan, bahkan di tengah badai kehidupan sekali pun… Hanya doa dan harap bahwa semua cobaan ini akan membawa kebaikan dalam kehidupanku dan keluarga… Menjadikan aku hamba yang lebih sabar, bijak dan semakin taqwa…

I would like to thanks to Mama, Mama, Mama and Papa for give me chance to bear and grow up…  Untuk kedua orang tua di Pekanbaru yang sudah mendahului (semoga Allah SWT mengampuni segala kekilafan, menerima amal ibadah dan kebaikan, serta memberikan tempat yang lapang dan tentram). I would like to thanks to my brothers and sisters… Thanks for your love and support though I’ve made mistake again and again…  Thank you for my nephews and nieces… Thank you for my friends…, who always support me, take care of me in my up and down…  I love u alll….

My Surprised Birthday Cake

Buat Kak Lintje dan Olan, yang mewakili  anak2, menantu dan cucu2, yang mengetuk pintu rumah tanggal 11 Oktober 2012 jam 00.00 untuk mengantarkan my surprised Birthday Cake…  Thank you so much… Alhamdulillah, ada banyak cinta buat Sondha… ****

The Miracle is Happening in Me…

Miracle…? Hari gini…? Masih ada…?

Masihhh tuuuhhh… Terjadi di diri ku…  Aku berubah… Dari “SI ITIK BURUK RUPA, GENDUAT PULA”, aku berubah jadi si “Kodok Barokokok”.  Hahahahaaaaaa… Enggak dink..

Aku gak bisa mengatakan aku menjadi seperti apa.. Kan gak boleh muji diri sendiri.. Nanti dibilang sombong, dan sebagainya…   Ini pun aku upload sama sekali bukan buat pamer… karena aku bukan lukisan yang bisa dipamer2.. Tapi lebih untuk memotivasi teman2, bahwa kalau kita mau, kita bisa berubah, menjadi lebih sehat, dan punya penampilan yang lebih baik..

Kok fotonya dikasi nama, nomor telpo dan PIN BB? Mau dagang, ya…?

Hmmmmm…., iya juga siyyy… Tapi sebenarnya lebih ke menjaga agar foto ku gak diambil sembarangan orang dan memanfaatkan untuk kepentingan pribadinya.. Karena beberapa bulan yang lalu, saat aku membuat foto “Before After”,  aku sempat mendengarkan ucapan “Kalo gw bisa jual, gw jual deh lu..!!” Rasanya sakiittttttt banget.. Karena, untuk berubah aku harus berjuang merubah diri, aku harus mengeluarkan investasi yang gak sedikit.. Kok tahu2 ada yang bisa bicara seperti itu..  Mana belakangan bisa bilang klo kita itu gak boleh pelit, harus mau berbagi… Hmmmmm, saat gue invest apa dia mau ikut nanggung? Enggak kan? Kenapa saatnya orang berhasil, mendadadak merasa berhak….? Kalau pun mau “curi2” rezeki orang, ya jangan bicara kasar gitu laahhh…   Kita pun pasti tak mau dikasari seperti itu.. Heheheheeee…  Keluar deh galak warisan leluhur gue…

So, here d pics of my changes…  Teman2 yang ingin berubah.. Perubahan jangan hanya jadi resolusi.. Lakukan.. Saya bisa, TEMAN2 PASTI JUGA BISA…***

Tiada Duka Yang Abadi…

 

by : Opick

Tiada duka yang abadi didunia
Tiada sepi merantaimu selamanya
Malam ‘kan berakhir, hari ‘kan berganti
Takdir hidup ‘kan dijalani
Tangis dan tawa nyanyian yang mengiring
Hati yang rindukan cinta dijalan-Mu
Namun ku percaya hati meyakini
Semua akan indah pada akhirnya
Andai bisa ku mengulang
Waktu hilang dan terbuang
Andai bisa perbaiki segala yang terjadi
Tapi waktu tak berhenti
Tapi detik tak kembali
Harap ampunkan hamba-Mu ini
Waktu berputar rebulan dan matahari
Bunga yang mekar akan layu akan mati
Malam ‘kan berakhir, hari ‘kan berganti
Takdir hidup ‘kan dijalani

Andai bisa ku mengulang
Waktu hilang dan terbuang
Andai bisa perbaiki segala yang terjadi
Tapi waktu tak berhenti
Tapi detik tak kembali
Harap ampunkan hamba-Mu ini
Andai bisa ku mengulang
Waktu hilang dan terbuang
Andai bisa perbaiki segala yang terjadi
Tapi waktu tak berhenti
Tapi detik tak kembali
Harap ampunkan hamba-Mu ini
Harap ampunkan hamba-Mu ini***

Dancing in Storm…

Dalam 6 bulan terakhir ini Allah mendatangkan badai besar dalam kehidupanku… Badai yang begitu menyakitkan.. Membuat rasa sakit yang tak terkatakan.. Air mataku mengalir tak bisa ditahan, berhari-hari…, berbulan-bulan…

Tapi aku tak bisa membiarkan diriku terbanting-banting badai.. Aku harus mnyelamatkan apa yang ada dalam kehidupanku..

Lalu aku mencoba menari, menari dalam badai..  Walau air mata tetap mengalir…, tetapi aku berusaha menggerakkan tubuhku untuk menari dan terus menari… Walau rasa perih mengoyak hati, membuat tubuh kaku…  Tapi aku terus berusaha untuk bisa menari.., menari dan menari…, menari sebisanya aku menari.. sekuat tenaga yang ada…

Alhamdulillah… Hari ini aku mengerti, Allah ingin memberikan aku pelajaran yang indah… Bahwa meski di dalam badai kehidupan, kalau kita tetap berusaha semaksimal yang kita bisa, Allah akan memberikan yang terbaik…    Jadi kita tidak boleh berhenti, apa lagi menyerah…

Satu hal lagi… , alhamdulillah tak pula ada rasa benci dan marah pada si penebar badai..  Yang ada hanya rasa ikhlas akan ketetapan Allah..  Rasa tenang karena yakin ini semua ini adalah pelajaran kehidupan yang insya Allah baik dan akan terasa indah pada saatnya nanti…

Man jadda wa jadda..

Let’s do the best, Allah’s gonna do the rest…  Alhamdulillah.. ***

Brand A New Day

My dear friends, do you see the sun ?

It’s a brand new day

The world’s in our hands, now use it

What’s past is past, don’t turn around

Brush away the cobwebs of freedom ***

source : dancing into d light by Phill Collins

Go for A New Life…

After angry and cry for days, months…  I’m finally going for a new step of life..  May Allah bless me to   do what Allah hate but halal..  It’s gonna be processed soon..

I can’t  tell the detail, but may be you can make conclusion from my posts  lately..

I don’t have right to tell people what happened to me, because it’s private thing.. I just want to ask you my friends to be careful, be more careful before you decide to bound yourself to somebody…

I know it’s like a gambling.. but don’t blind yourself.. Don’t be too positive thinking…  Don’t be easy to trust somebody though he always be an imam when he does sholat  everytime you  are together…

I’ve closed my past.. Now I have to heal my heart.., and continue my life.. I’m lucky to have family who will help me to fix my life..  Alhamdulillah…

For women who have been suffer like me, stop crying..  Close your past, continue your life..  All of us have right to have people who love us sincerely…  Forgive people who have hurt us..   Forgive ourselves for the mistakes we’ve made..  We have to believe there’s gonna be bright days in our future..

Let’s go for a new life… ***

My Before and After Program…

http://happiersondha.wordpress.com/2012/05/01/my-before-and-after-program/

Ujian Syahadat…

Ujian syahadat…

Ujian syahadat adalah sebuah perjalanan hidup yang menguji apakah engkau sanggup untuk menerima kehendak Allah SWT atas dirimu..  Apakah kau sanggup untuk ikhlas… Sanggupkah engkau untuk percaya bahwa apa yang terjadi benar-benar yang terbaik bagi mu, bagi hidupmu, bagi hari akhirmu.. Sanggupkah engkau tetap bersyahadat di sisa usia, setelah rasa sakit yang tertoreh.. Sanggupkah engkau untuk tetap mengatakan “hidupku, matiku hanyalah untuk Allah”

Dua Serangan…

sick-womanSelama bulan Desember 2008 ini Tati mendapat dua serangan penyakit..   Saat serangan pertama kali datang  Tati lagi di kantor.   Tati mendadak merasa tubuh sakit2 kayak saat PMS tapi sakitnya lebih kuat, membuat Tati benar2 merasa gak berdaya sehingga terpaksa tidur di sofa di sekretariat Panitia Lelang.  Tapi tidur tidak membuat tubuh Tati lebih baik..  Karena saat bangun tidur, badan makin sakit, suhu tubuh makin tinggi, seluruh kulit wajah memerah.. Lalu diikuti rasa pahit di lidah dan kehilangan selera makan, lalu diikuti oleh diare.. Setelah ke dokter dan minum obat yang dikasi dokter, alhamdulillah sembuh.. Menurut dokter itu hanya karena kuman yang menyerang pencernaan.

Sembuh sekitar 4 hari, Tati merasakan ngilu-ngilu di sendi-sendi..  Tadinya Tati pikir itu semacam PMS, tapi rasanya kok aneh karena rasa nyeri itu justru muncul di hari pertama Tati getting period.  Biasanya rasa nyeri dan pegal-pegal di tubuh muncul saat menjelang periode datang, alias Pre-Menstruation Syndrome.  Tapi rasa nyeri semakin kuat, mulut juga terasa sangat pahit sehingga Tati mutusin enggak masuk kantor keesokan harinya, lalu manggil Bude yang biasa seminggu sekali mijit Tati.  Pijitan dari Bude mengurangi rasa nyeri tapi ternyata hanya sebentar..

Malam hari saat nganter Ira, ponakan Tati, ke bandara,   tiba2 Tati merasakan sakit yang luar biasa, hingga gak bisa menahan air mata menetes..  Tati gak sanggup menunggu keberangkatan Ira di bagian keberangkatan, Tati  mutusin untuk berbaring menahan sakit di jok belakang mobil.  Begitu Ira berangkat, Tati minta kak Lintje dan bang Parlin langsung membawa Tati ke dokter Ekmal yang tinggal dan praktek di sebelah rumah.

Ternyata menurut dokter Tati mengalami demam Chikunguya, yaitu deman akibat terinfeksi virus Chikungya yang disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti, yang juga menjadi penyebar virus penyebab DBD.  Virus Chikungya efeknya tidak seperti DBD yang menurunkan trombosit dalam darah, sehingga bisa mengakibatkan kematian, tapi rasa sakit pada sendi2 yang diakibatkannya luar biasa..  Di kulit juga muncul titik-titik merah, terutama di bagian depan tungkai  kaki…

Karena gejala penyakit ini akan hilang dengan sendirinya, yang bisa diberikan oleh dokter adalah antibiotik, vitamin dan penghilang rasa sakit. Nah obat penghilang rasa sakit yang diberikan dokter adalah Mefenemic Acid.  Tapi karena Tati sangat sulit buat makan akibat mulut yang terasa pahit, sehingga hanya makan roti sekedarnya, plus mengkonsumsi Mefenemic Acid membuat maag Tati jadi ikutan betingkah.. Di hari keempat, mendadak Tati terbangun menjelang subuh karena rasa ingin muntah yang luar biasa.. Padahal untuk bisa tidur aja susah karena rasa sakit di sendi-sendi.   Dan Tati beneran muntah, rasanya sakit banget karena muntahnya gak cuma berasal dari tenggorokan, tapi dari lambung…  Tapi setelahnya tubuh lebih ringan, meski rasanya lelah banget..  Setelahnya Tati selama dua hari gak ngapa-ngapain kecuali berbaring…

Dan finally, setelahnya Tati kembali bugar…  Alhamdulilllah..   Bahkan di hari pertama masuk kantor Tati bisa kembali aktif…  Bahkan lebih dari 15 kali naik turun tangga dari lantai 1 ke lantai 2, buat ngikutin rapat dengan para senior dan nyiapin surat-surat yang diminta atasan..  Senang sekali rasanya bisa kembali aktif….

Buat teman-teman yang terkena virus Chikunguya, menurut dokter ya harus makan dan minum vitamin supaya daya tahan tubuh membaik.  Soal sakitnya….? Hmmmm, terpaksa pasrah ya.. Paling cuma bisa minta dokter memberikan obat buat mengurangi rasa sakitnya… Tapi mudah2an jangan ada yang juga kena virus ini deehhh…

Another Weekend..

Wiken yang lalu, hari sabtu tepatnya, Tati ngisi waktu dengan menghadiri talkshow kesehatan dengan tema “Tetap Sehat dengan Diabetes Melitus” di Hotel Pangeran Pekanbaru.  Talkshow ini diadakan di 17 kota oleh jaringan laboratorium klinik Prodia dalam rangka Hari Jadi-nya yang keberapa gitu…  Pembicaranya Dr. Roy Panusunan, sedangkan moederatornya Dyah Ayu Pasha.

Tahun lalu Tati juga hadir di seminar yang diadakan oleh jaringan Prodia, juga dalam rangka Hari Jadinya.  Waktu itu temanya tentang “Kolestrol, Lingkar Pinggang dan Kesehatan”.  Diadakan di Hotel Aryaduta Pekanbaru, dengan pembicara Dr. Roy Panusunan juga, tapi moderatornya Shanaz Haque..

Sebelum talkshow dimulai, para peserta diberi kesempatan buat mengetahui prediksi gula darahnya dengan alat “apa gitu namanya”.  Tapi itu sihh cuma prediksi.  Yang paling akurat buat mengetahui kadar gula dalam darah adalah dengan test HbA1C (klo gak salah ingat ya..).  Karena dengan test ini diketahui kadar glukosa yang diikat oleh protein dalam darah, dan ini menunjukkan riwayat dalam 120 hari, karena umur butiran darah kita sekiatar 120 hari..

Kenapa Tati berminat untuk memperluas wawasan tentang Diabetes Melitus (DM)..? Karena beberap faktor penyebab DM ada di Tati, antara lain :

1.  Usia sudah di atas 40 tahun

2.  Punya riwyat keluarga DM (Mama Tati mengidap DM, juga opung/ibu-nya Papa)

3.  Gemuk… (hmmmmmm….)

Belum lagi Tati punya kebiasaan makan yang buruk… Seneng makan, terutama mie2an di resto yang nyediain chinese food.  Hhhhmmmmm..  Ini yang paling dasyat dan susah merubahnya, karena kebiasaan dari kecil…  Tati tuh dari kecil tuh terbiasa makan banyak…, belum lagi nyemilnya…  Dasyat…!!!  Waktu kecil, cemilan coklat-nya luar biasa…  Belum lagi kripik2an dan ice cream…  Sekarang aja tuh coklat udah jaraaaaaaang buanget.  kripik2an masihh, kalo ada.  Makanya suka gak beli…  Ice cream sekali kali buanget… Klo sekarang tuh persoalannya adalah makan yang gak teratur dan gak pilih2.. Secara makannya di luar, jd cenderung gak bisa ngontrol kandungan kalori-nya berapa..

Mencegah DM memang gak ada cara lain, selain mengatur pola makan dan olah raga yang teratur.  Cuma itu..  dan itu artinya merubah life style, yang pastinya perlu perjuangan…

Oh ya, Tati ikut seminar ini bersama pasangan suami istri Ronald Purba, tetangga di depan rumah Tati.  Mereka juga pengen memperluas wawasan tentang DM, secara pak Purba alias Papa Dasdo juga punya riwayat keluarga DM, dan beliau juga punya life style yang agak2 high risk karena sering travelling jadi makannya gak pilih2…   Kalo ibu Purba alias Mama Dasdo siyy hidup sehat, secara beliau tuh bergerak terus, gak ada diamnya..

Ada satu info dari dokter Roy yang mungkin perlu buat teman2 para ibu muda.  Kalo DM kan biasa disebut Diabetes tipe 2, nah ada lagi Diabetes tipe 1.  Tipe yg ini disebabkan karena pankreas tidak bisa berfungsi.  Tipe ini banyak ditemukan pada anak2 di Finlandia, karena ibunya tidak memberikan ASI lalu menggantinya dengan sufor.  Ternyata di sufor itu ada kandungan protein apa gitu yang secara kumulatif dapat merusak fungsi pankreas.  Nah pankreas yang rusak tidak bisa memproduksi insulin, akibatnya gula yang didapat dari hasil sintesa makanan gak bisa masuk ke jaringan otot dan menumpuk dalam darah..  So, ASI is the best nutrition for the baby..

I’m 41 Today…

Hari ini 11 Oktober 2008, usia tati genap 41 tahun…  Busseettt daaahh, udah tua ya…  Tapi kok rasanya masih belum cukup bijak dalam menghadapi kehidupan..  Kok iman masih turun naik…?  Entah lah… Sedih juga kalo-kalo diingat hal-hal buruk yang pernah terjadi…

Hmmmmm, Tati harus optimist menghadapi masa depan..  Semoga hari ini dan hari-hari ke depan membawa kebahagiaan… Semoga hari-hari ke depan akan membawa Tati dan keluarga menjadi lebih dekat dengan Alloh, Pemilik Semesta…

Ini ada beberapa pics jadul saat merayakan ulang tahun di masa kanak-kanak dan masa remaja…

Saat ultah ke-5. Diarayakan di sekolah TK Pertiwi Provinsi Riau, di Jl. Siberut Pekanbaru. Sekolah ini jadi sekolah keluarga kita, karena keempat ponakan Tati yang lahir dan besar di Pekanbaru juga sekolah TK di sini... Yang lagi baca puisi adalah Devit Putra Arda, teman sekelas di TK dan juga di SD yang pinter baca puisi...

Bersama almarhum Ibu saat merayakan Ultah ke-9, di rumah Jl. Kundur Pekanbaru...

Juga bersama Almarhum Ibu saat merayakan ultah ke 14. Dirayakan di rumah Jl. Durian Pekanbaru.. Ternyata itu sudah 27 tahun yang lalu yaaa...

Bersama Syahida (baju warna2) dan Farida (rok hitam), dua sahabat sejak belia, di ultah ke 18. Syahida pagi ini nelpon ngucapin selamat ultah.. Masihh ingat juga dia sama ultah Tati... Thanks, ya bu...

Buat keluarga dan sahabat yang telah mengisi hari-hari Tati, yang selalu bersama Tati dan selalu mendoakan Tati…  Terima kasih ya… Cuma itu yang bisa dikatakan buat segala cinta dan kebaikan yang telah diberikan.. 

I love you all…

I Love To Ride Motor Bike…

Sejak beberapa minggu yang lalu kak Lintje, kakak Tati, bilang supaya Tati belajar bawa Vario, supaya gampang pergi-pergi di sore hari kalo bulan puasa nanti..  Kan kalo bulan puasa lalu lintas kan meningkat luar biasa, jadi kalo kemana-mana naik mobil malah lambat karena kena macet. So, kalo naik motor kan lebih asikkk, gak kena macet…  Dan di rumah Jl. Durian ada motor Vario milki Ira, ponakan Tati. Tapi motornya sekarang nganggur karena pemiliknya mulai mundar mandir Pekanbaru – Jakarta – Bandung buat nyari sekolah..

Kenapa mesti belajar bawa Vario? Karena Vario itu beda sama motor-motor yang pernah Tati bawa sebelumnya. Gak ada gear, rem-nya di tangan semua, gak ada yang di kaki.

Tati tuh sebenarnya bisa bawa motor.. Malah belajarnya sejak dini buanget… Saat kelas 3 SD..!!! Whaaaatttttt…? Secara Tati tuh kan tergolong berbadan bongsor, dan di rumah itu ada motor Honda Cup 70 alias BMW alias Bebek Merah Warnanya, yang gak terlalu tinggi dibanding motor-motor yang beredar saat ini. Jadi biar usia 9 tahun kakinya udah nyampe… Mana waktu itu di rumah ada tante dan oom yang jail2, yang mau-maunya ngajar anak kecil naik motor.. Padahal ortu mana ngasih…

So, naik motornya nyuri-nyuri gitu deehh… Selama itu pernah jatuh ke got, kegelincir dll.. Untungnya gak ada yang berakibat fatal.. Naik motor secara terbuka tuuhhh saat lulus SMP karena ortu ngasi hadiah motor… Naahh selama SMA, Tati tuh kemana-mana wara wiri naik motor.. Rasanya asyik banget… Tapi gak pernah siyy aneh-aneh, misalnya naik motor keluar kota..

Pernah juga belajar bawa skuter.. Yang ngajarin adik Tati, si Papi David, di sekitar rumah kita di Banda Aceh saat Tati liburan ke sana tahun 1985an..  Karena belum ngerti gimana ngelepas kopling dan narik gas dengan serasi…, skuternya bukannya jalan dengan manizz.. tapi malahan standing…!!!  Papi David langsung ngejar dan nahan skuter supaya gak terus melaju dalam keadaan standing..  Alhamdulillah gak apa-apa.  Jangan tanya reaksinya Tati..  Kaget banget, ketakutan lalu njerit-jerit…  Bikin Papa Mama dan anggota keluarga lainnya keluar dari rumah…  Akhirnya Papi David dimarahin Papa habis-habisan…, dan Tati gak boleh nyentuh skuter lagi… Hahaha…

Setelah tamat SMA lalu pergi ke Bogor sampai pulang ke Pekanbaru tahun 1996 Tati tuh hampir gak pernah naik motor… Cuma pernah sekali nyobain bawa skuter tua-nya kak Ismet, senior di IPB yang sering main ke rumah kita di CR4.  Karena gak pernah bawa motor lagi, jadi malas deh ngurus perpanjangan SIM C saat kadaluwarsa..  Setelah pulang ke Pekanbaru, Tati paling sekali-kali minjam motornya bang Parlin, kalo lagi kangen pengen ngerasain naik motor…

Ketika di Yogya, Tati kembali bermotor-ria.  Waktu masih kursus PUSPICS, kalo wiken Tati dan Mami Uli suka nyewa motor buat jalan2..  KIta naik motor sampai ke Prambanan dan Kaliurang..  Lalu saat kuliah di Yogya, agar Tati bisa mobile (angkutan umum di Yogya jalurnya terbatas dan hanya sampai jam 18-an), Papi David yang saat itu masih tinggal di Bandung menyuruh orang mengantarkan motor buat Tati pake selama kuliah…  So, Tati kemana-mana naik motor…  Asssyiiikkkk… Padahal gak punya SIM C… Huahahaha…  Tati sempat naik motor ke candi Borobudur, Kaliurang dan Prambanan dengan bang Parlin saat dia libur kuliah dan main ke Yogya..  Sering kali hari minggu pagi, Tati jalan dengan Anna dan Venny, teman2 di Yogya, naik motor sampai ke Parang Tritis… Weleh-weleh…. Bandelnya….!!

Kembali ke Pekanbaru, bye bye motor…, karena gak punya.  Paling sekali-kali pinjam motor bebek bang Parlin yang udah diwariskan ke Nanda dan Olan..

Beberapa tahun yang lalu Tati dapat fasilitas motor dari kantor.. Tati mikirnya lumayan juga niyy kalo ke kantor naik motor.. Bisa menghemat pengeluaran BBM dibanding kalo naik mobil kemana-mana.. Hehehe… Tati udah nyiapin ransel yang ok buat bawa laptop dan pernak pernik kerjaan… So, Tati udah ngebayangin asyiknya ke kantor naik motor.. Tapi baru sehari ke kantor naik motor, Tati dipanggil sama ibu yang ini. Disuruh mikir puaaannnnjaaannnggggg, karena kan udah bertahun-tahun gak naik motor. Mana tentengan ke kantornya kan banyak (karena punya 2nd job juga), udah gitu rumahnya relatif jauh juga… Beliau worry kalo Tati diserempet orang di jalan, atau sengaja diserempet karena ngeliat tentengan yang banyak… Akhirnya keingingan motor bike to work cuma tinggal angan-angan.  Motornya akhirnya cuma diparkir di garase rumah jalan Durian dan dipakai anak-anak kalo pada pulang saat liburan…, dan kemudian dipulangkan ke kantor karena Tati pindah tugas..

Naaahhh.. tadi malam kak Lintje ngedorong-dorong Tati buat nyoba Vario itu..  Heheheeee… Rasanya bloon banget karena boro-boro mau nyoba bawa, ngidupinnya aja gak ngatriii…  Terpaksa deh kita telpon Ira, si pemilik..  Ternyata kalo mo nyalain, standar motornya mesti ditutup dulu, lalu tekan rem, baru tekan starter..  Setelah bisa nyalain, Tati ngeluarin si Vario ke halaman rumah..  lalu nyoba satu putaran di halaman rumah…  Setelah rasanya siipp…, kak Lintje nyuruh Tati nyoba bawa keliling satu blok dekat rumah….   Tati lalu mulai deehhh bawa Vario-nya ke jalan…  Enak sihhh.. rasanya ringan…!!  Tapi aneh karena gak ada gear..  Jadi kalo mau jalan, ya digas aja.. Kalo mo berhenti tinggal turunin gas dan tarik rem yang ada di tangan kanan dan kiri…  Kayaknya butuh meningkatkan jam terbang, biar menyatu..

Begitu nyampe di depan rumah setelah selesai mutar satu blok…. , kak Lintje langsung minta dianterin ke pasar… Huahahaha… Si ibu ini ternyata yang penasaran…  Kira akhirnya naik Vario ke pasar.. Tati bawanya pelan-pelan… Gak berani ngebut…  Setelah dari pasar kita muter-muter kota Pekanbaru dehh…. Serunya merasakan angin semilir… Ini yang gak bisa kita rasakan kalo bawa mobil….

A Cheer Up Wiken…

Pagi ini alhamdulillah, perasaan Tati seperti bunga yang ada di sini… Cerah, happy… Tati berangkat ke kantor dengan hati ringan, riang… Sambil nyanyi-nyanyi mengikuti suara musik yang diputar di tape mobil.. Makasih ya Alloh.. Setelah hari2 yang mellow ga jelas…

Tati seperti dapat energi baru setelah membaca sebuah buku yang telah terletak di lantai kamar berbulan-bulan, tapi belum sempat disentuh.. Buku apa..? Nanti deh, insya Alloh setelah selesai baca keseluruhan, Tati akan bikinin resensinya.. Tapi Tati yakin teman-teman udah pada baca.. Tati aja yang suka sok sibuk sehingga beberapa buku yang udah dibeli belum dibaca-baca… Hehehe..

Emang ngapain aja wiken kemaren, sampai moodnya bisa berubah gitu…? Sebenarnya siyy yang dilakukan juga bukan hal yang istimewa, tapi emang keluar dari rutinitas…

Minggu pagi sekitar jam 08an, Tati melakukan aktifitas baru. Baru dimulai minggu yang lalu.. Ngapain? Ke pasar tradisional yang ada di perumahan tempat Tati tinggal dengan berjalan kaki pulang pergi.. Jaraknya gak jauh kok, cuma sekitar 1.5 km-an. Sengaja perginya jam 08-an supaya matahari udah rada naik, jadi rada hangat. Tujuannya supaya keringatan, dan menikmati suasana pagi yang beda dengan hari2 weekdays, Di pasar Tati tuh bela beli buah buat konsumsi beberapa hari, pisang barangan sesisir, pepaya ukuran sedang sebuah, jeruk brastagi sekiloan. Lalu beli nasi gurih dan kue2an buat sarapan dan cemal cemil sampai siang.

Sampai di rumah, saat masuk ke kamar, entah mengapa mata Tati melihat sebuah buku kecil yang tergeletak di atas tumpukan buku2 di lantai di depan meja TV. Tati lalu meraih buku itu untuk teman makan. Tati tuh punya kebiasaan makan sambil baca, atau sambil surfing di internet atau malah sambil nonton TV. Ternyata bukunya memberi pencerahan, alhamdulillah…

Selesai makan, Tati ngeliat ada tukang reparasi sepatu di rumah Mama Dasdo, tetangga di depan rumah. Tati lalu membawa beberapa pasang sepatu yang bagian tumitnya perlu direparasi. Sementara nunggu si abang tukang berkarya, Tati dan Mama Dasdo duduk-duduk di bawah pohon mangga. Hmmm adem… Hayaaahh…. Selesai urusan denga tukang sepatu, Tati lalu bebersih dan naik ke tempat tidur dengan niat mau tidur siang… Kalo hari kerja kan gak bisa.. Hehehe.. Tapi bukannya tidur, Tati malah chatting dengan adik Tati yang di Samarinda, Papi David.

Sorean, Tati memutuskan untuk pergi nyuci mobil ke dorsmeer. Sebelumnya sempat nelpon kakak Tati, kak Lintje buat janjian ketemu setelah dari cucian mobil. Setelah urusan mobil selesai, lalu sholat magrib di rumah Jl. Durian, Tati dan Kak Lintje keluar rumah. Mula-mula kita pergi ke toko langganan buat beli frieskies for her cats (enam belas ekor, bow…!!!), lalu kita makan malam di Koki Sunda.

Restoran Koki Sunda ini tadinya siyy bernama Golden Thai, sama kayak yang di Medan. tapi terus berganti rupa dan nama. Kita sebelumnya gak pernah makan di situ, karena kalo untuk restoran se-tipe kita di sini senangnya ke Pondok Gurih. Tapi karena Ira yang sedang jalan dengan teman (pacar)nya, Leo, pengen makan di situ, akhirnya Tati dan Kak Lintje meuju ke Koki Sunda, dan ketemuan dengan Ira di sana.

Koki Sunda di Pekanbaru ini kayaknya menyediakan tempat makan, tapi bukan buat tempat makan sambil duduk-duduk ngobrol. Suasananya gak terlalu nyaman. Entah karena wiken, suasananya terlalu crowded.. Kurang asyik… Makanannya…? Beberapa siyy enak dan layak direkom, tapi beberapa lainnya perlu ditinjau ulang resepnya…

Karena tadinya bekas resto masakan Thailand, Koki Sunda juga menyediakan masakan Thailand. Tati dan kak Lintje milih buat mesan Tomyam ikan, Sapi Lada Hitam, Kailan sapi, Lumpia Seafood. Ira dan Leo mesen sate ayam dan ayam bakar. Tomyam-nya beneran nendang… Pas banget buat yang kena serangan flu : pedes, asem dan segar… Sapi lada hitamnya, hadir dalam wujud yang tak terduga. Daging sapinya dibalur tepung dan digoreng dulu. Akibatnya jadi teralalu asin dan bumbu lada hitamnya gak meresap ke daging sapi. Hmmm mengecewakan… kailan sapi juga muncul mengagetkan, karena daging sapinya jauh lebih banyak dari sayur kailan yang cuma seiprit.. Padahal kita mesan maskan ini karena ngarapin bisa makan kailannya. Lumpia seafoodnya layak direkom, mana rasa sambelnya pas banget… Sate ayamnya juga layak direkom, tapi kalo ayam bakarnya Tati belum tau karena gak nyicipin… Tati juga mesan minuman asem jelly.. Rasanya ueanak… asemnya pas, gak manis kali pula… Kayaknya akan nikmat banget kalo diminum di saing hari yang panas… Hehehe..

Selesai makan, Tati nganteri kak Lintje pulang. Ira masih ngelanjutin jalan2 ama Leo, setelah menerima sejuta pesan Mama dan Tatinya, “jangan lama2 lho… !!”. Setelah nganterin Tati lalu pulang ke rumah… Di sepanjang jalan pulang masih teteup nyanyi2 ngikutin lagu yang diputer di tape.. sampai di rumah nyaris jam 23. Setelah bebersih dan sholat isya, Tati terbang ke alam mimpi.. Dan bangun di pagi hari dengan hati seringan awan… Alhamdulillah…

Ternyata oh ternyata, kuncinya adalah mengendalikan pikiran untuk tetap positif, mengatur perasaan untuk tetap bahagia. Kalo buat Tati mengatur perasaan supaya tetap ceria kayaknya ya dengan bernyanyi nyanyi dan nyanyi. Lalu menikmati hal-hal di luar rutinitas, meskipun itu hal-hal kecil dan remeh temeh, seperti jalan kaki ke pasar, menikmati suasana pasar : warna sayur mayur yang hijau, acara tawar menawar dengan penjual, ketemu kenalan, lalu ngobrol sama tetangga, chatting atau ngobrol dengan orang-orang yang kita sayangi, tidur siang, membaca buku2 yang bisa menginspirasi, jalan-jalan sore, pergi makan-makan… Hmmmm… hidup ternyata menyenangkan…Hehehe..

All pics diambil dari sini

PMS…

Kali ini Tati pengen nulis tentang PMS alias Premenstrual Syndrome.. Sesuatu yang sering kali terjadi pada banyak perempuan termasuk Tati..

Di usia belia, siklus menstruasi bukan sesuatu yang mengambil porsi besar dalam semesta pemikiran Tati karena siklus Tati sampai menjelang usia 40 relatif panjang, yaitu sekitar 40 harian. Dan memang sudah begitu sejak tahun kedua Tati getting periode. Mana ‘”sang rembulan” datangnya tuh suka tanpa permisi alias tanpa tanda-tanda.. Jadi yang namanya rasa sakit perut dan sebaginya, jauh banget… Palingan, sesekali, beberapa hari menjelang saatnya tiba Tati hanya sedikit merasa sebah (perut rasa kembung), atau beberapa bagian tubuh rasanya membesar (padahal kalo diukur siyy enggak ada pertambahan). Itu juga jaraaaannnggg banget kejadian. Mana “sang rembulan” datangnya juga gak lama-lama, paling banter 3 hari udah kelar, sesekali adalah sampai 4 atau 5 hari.. So, getting periode was not a big problem for me…  Sementara Tati sering melihat teman-teman mengalami sakit perut yang luar biasa (senggugut) menjelang dan pada saat rembulan datang.

Tapi dua tahun terakhir, “sang rembulan” datang lebih lama. Bisa sampai seminggu.. Mana volume juga meningkat.. Kalo dulu hampir gak pernah repot dengan urusan yang ini.. Gak ada yang namanya baju kena rembesan, kecuali pada masa-masa baru mulai getting period, saat masih belum ngerti how to handle getting periode situation.

Tapi sekarang, jangan coba-coba… Setiap 3 atau 4 jam, mesti ganti. Padahal itu juga udah pake pembalut yang paling nyerap, paling panjang plus ada wing-nya pula.. Mana duduk juga gak bisa sembarangan, jangan deh duduk dengan nyilang2in kaki, karena akan membuat proses ganti mengganti menjadi lebih cepat lagi.. Bukan sekali dua kali Tati terpaksa lari pulang karena rok atau celana panjang terkenan rembesan yang tak terkendali, meski baru aja ganti popok.. Tapi itu juga bukan masalah besar, pokoknya harus waspada dan bawa bekal yang cukup… Kalo perlu sediain baju ganti juga di mobil. Kayak bayi aja ya…! Hehehe..

Yang dasyat alias problem besar adalah perubahan itu juga diikuti PMS yang juga meningkat.. Dua tahun terakhir menjelang rembulan datang, kondisi fisik dan emotional sangat terpengaruh…

Mood Tati jadi turun cukup drastis.. Perasaan suka jadi sedih meski kadang tidak mengerti apa yang disedihkan, karena my life so far is ok, meski gak seindah dongeng Cinderella, hidup yang harus disyukuri karena diisi oleh begitu banyak rahmat Alloh.. Airmata Tati bisa menetes hanya karena membaca tulisan seorang kerabat or teman yang tajam, atau hanya karena mendengarkan alunan lagu, yang bisa jadi pernah punya kenangan atau hanya karena liriknya yang touching, atau cuaca yang buruk, atau sendirian di suatu tempat (padahal udah 4 tahun tinggal juga sendirian), atau apalah yang kadang juga gak terduga..

PMS juga terkadang membuat Tati menjadi makin short temper. Padahal sifat pengen kerjaan selesai dengan baik dan nyaris tak bercela dalam tempo sesingkat-singkatnya acap kali membuat Tati harus berjuang mengendalikan rasa gak sabaran. Naah kalo ditambah dengan short temper akibat PMS….. Alamak… sulit sekali rasanya.. Biasanya kalo sudah begini Tati memilih untuk membatasi interaksi, menyibukkan diri dengan kerja sehingga memperkecil interaksi dengan orang lain, terutama dengan teman-teman yang kalo bicara suka tanpa tendeng aling-aling..

Satu lagi yang juga gawat, PMS tidak hanya menimbulkan rasa sebah tapi juga membuat sendi-sendi, terutama di lipatan lutut dan lengan menjadi nyeri luaaarrr biasa. Rasa nyeri ini akan hilang dengan sendirinya. Tapi pada saat nyeri itu datang, membuat Tati sulit untuk tidur.. Pijitan Bude, tetangga yang jadi tukang pijat langganan, hanya bisa memberikan rasa ringan sesaat. Demikian juga segala balsem dan pelawan rasa nyeri…, nyaris gak mempan..

Ternyata gejala-gejala seperti yang terjadi pada Tati akhir-akhir ini adalah PMS yang meningkat sejalan dengan pertambahan usia.. Faktor-faktor lain yang juga bisa meningkatkan PMS antara lain konsumsi caffein yang berlebihan, penggunaan tembakau, riwayat keluarga dll. Secara lebih detil teman-teman bisa baca di sini.

Kesimpulan : Hmmmmm, ternyata tidak mudah menjadi perempuan… So, teman-teman yang lelaki, pahamilah para perempuan yang ada di sekitar.. Mohon mengerti bila sesuatu ketika ibu, istri, saudara perempuan, anak perempuan atau rekan kerja anda yang perempuan mendadak jadi makhluk aneh yang menyebalkan, cengeng bahkan terkadang scary… Hehehe. Karena dia juga sedang merasa gak nyaman dengan dirinya akibat siklus hormon.. Lebih baik diberi dukungan, ini akan membuat dia merasa lebih baik..

Pics diambil dari sini..