
Buku Habibie & Ainun
Beberapa hari yang lalu, saat leyeh-leyeh di satu pagi di akhir pekan aku melihat Prita Laura, salah seorang presenter Metro TV, mewawancarai Pak BJ Habibie di halaman rumah beliau di Patra Kuningan. Content utama percakapan itu adalah buku tulisan pak Habibie yang baru saja dirilis, Habibie dan Ainun.
Buku itu merupakan salah satu cara beliau untuk mengembalikan keseimbangan mental beliau karena kehilangan ibu Ainun, perempuan yang telah 48 tahun 10 hari mendampinginya. Aku mengikuti wawancara tersebut, yang juga diikuti dengan wawancara terhadap Yanty Noor, istri almarhum penyanyi legendaris Chrisye, dan Tika Bisono, mantan putri Indonesia & psikolog terkenal yang kehilangan putrinya akibat serangan demam berdarah.
Aku sempat terkesima dan meneteskan air mata saat mendengar ucapan2 beliau, yang begitu mengekspresikan rasa cinta yang begitu dalam, rasa kehilangan yang begitu luar biasa. Buat aku, perempuan yang telah bertahun2 berhati batu terhadap hubungan pria dan wanita, it’s so amazing…..!!! Luar biasa rasanya ada laki-laki yang begitu mencintai istrinya.. Hari gini, ketika perceraian terjadi dimana-mana, ketika berita tentang perselingkuhan terdengar lebih sering dari jadwal makan obat yang 3 kali sehari… Betapa luar biasanya pasangan ini merawat cinta mereka selama 48 tahun dan 10 hari kebersamaan.. I couldn’t imagine their daily life…
Sesungguhnya saat pak Habibie jadi idola anak-anak di negeri ini karena kecerdasannya yang luar biasa, aku gak terlalu concern dengan keluarganya.. Aku tahu nama istri dan anak2nya, tapi gak perduli dan gak ambil pusing… Tapi aku aware kalo ibu Ainun itu penampilannya sederhana, tidak pernah menonjol, apalagi terlihat sebagai seorang perempuan yang mengendalikan suaminya dari belakang, sebagai mana banyak ibu2 petinggi dan penguasa. Bukan satu dua kali kita mendengar istilah, “kalau si bapaknya direktur, maka istrinya adalah presiden direktur”. Heheehehe… Bahkan Ismail Marzuki pernah membuat lirik “Namun ada kala pria tak kuasa, bertekuk lutut di kerling wanita”.. Nahh hal itu tidak pernah nampak pada sosok ibu Ainun.. Aku juga mendengar aktivitasnya di Yayasan Orbit, tapi juga aku gak terlalu concern, karena saat itu banyak sekali istri dan anak pejabat yayasan…
Saat berita berpulangnya ibu Ainun, aku baru tahu bahwa Pak Habibie dan Ibu Ainun nyaris tidak pernah berpisah selama 48 tahun 10 hari perkawinan mereka. Bahkan Pak Habibie tidak pernah meninggalkan rumah sakit bila ibu Ainun dirawat. Saat itu aku baru aware betapa luar biasanya pasangan ini..;
Setelah mendengar wawancara Prita Laura dengan pak Habibie, aku terpikir untuk membeli dan membaca buku tulisan beliau, tapi aktivias yang cukup padat akhir-akhir ini, membuat aku lupa untuk membeli buku tersebut…
Hari Minggu 19 Desember 2010, begitu aku nyampe di rumahnya, Venny sahabatku yang selalu menyediakan tumpangan buat menginap bilang, “Son, kita ke Gramedia Grand Indonesia, yuukk.. Lagi ada discount 30%, karena ultah kedua toko itu..” Jelasssss aku mau… Gramedia Grand Indonesia adalah salah satu toko buku terbaik dan terlengkap di Indonesia , yang aku tahu.. Masuk ke dalamnya bisa membuat aku larut dan lupa akan waktu…
Sebenarnya, niat awal ke Grand Indonesia selain liat2, juga mau nyari buku yang ng udah beberapa kali dicari di beberapa toko buku tapi gak ada. Sold out.. Nah, begitu nyampe di deretan rak buku agama Islam, aku juga menemukan buku yang aku cari.. Saat aku browsing di komputer yang disediakan toko untuk mengecek jumlah ketersediaan buku dan lokasi raknya, ternyata buku yang aku mau lagi kehabisan stock.. Sold out again..!!
Aku lalu mulai melihat kiri kanan, mencuci mata… Tiba-tiba, mataku melihat tumpukan buku “Habibie & Ainun”.. Setekah menimbang dan menimbang, apalagi dengan adanya discount 30%, aku akhirnya mengambil buku ini. Buku ini dibandrol Rp.80.000,- setelah discount haganya jadi sekitar Rp.56.000,- Lumayan bangetsss….
Begitu sampai di rumah Venny, meski mata mengantuk, aku mulai membaca halaman demi halaman buku ini.. Ternyata isinya luar biasa… Bahkan di dalam taxi yang membawa ku ke tempat2 yang aku tuju untuk menjalankan kegiatan yang direncanakan sejak di Pekanbaru, aku pun tetap mengangsur untuk membacanya.. Hanya dalam waktu sekitar 36 jam, termasuk berkerja dan berkegiatan, aku dapat menyelesaikan buku dengan 323 halaman ini.
Ini bukan prestasi luar biasa, di zaman masih kuliah di Bogor aku bisa menyelesaikan buku Sydney Sheldon yang bercerita tentang Jeniffer Parker si pengacara perempuan muda usia, dengan jumlah halaman nyaris 500 dalam waktu sekitar 9 jam. Tapi akhir2 ini aku sering kali tidak mampu menyelesaikan buku2 yang sudah ku mulai baca… Akibatnya di samping tempat tidur ku ada banyak buku dan majalah menunggu untuk diselesaikan dibaca…
Kok bisa kali ini aku kembali menyelesaikan bacaan dengan cepat, selain karena waktu yang agak lapang, karena lagi tidak di kantor, fisik dan pikiran tidak terlalu lelah, tentu juga karena aku curious dengan isi buku itu..
Ok… Sekarang waktu aku menyampaikan pikiranku tentang isi buku itu…
Secara alur pikir, buku ini tidak seindah novel sastra atau novel populer… Ceritanya memang merunut waktu…, tapi ada di beberapa bagian yang melompat2.. Menurut aku ini adalah upaya Pak Habibie mengkoneksikan beberapa peristiwa yang terkait.. Jadi masih bisa diterima..
Tapi secara content, buku ini sangat sangat sangat indah…, bahkan jauh lebih indah dari film Love Story… Ini kisah cinta dua sosok manusia yang luar biasa saling mencinta.. Dua sosok dengan “dunia” yang berbeda, dengan pribadi yang berbeda…
Kita yang dulu acap kali melihat penampilan Pak Habibie di televisi saat beliau duduk di pemerintahan, pasti bisa melihat bahwa beliau adalah tipe orang yang straight, berkata apa adanya, sebagai imbangan kecerdasannya yang luar biasa, yang mebuat pikirannya bergerak lebih cepat dari kita yang otaknya biasa2 aja… Pernah terpikir, betapa sabarnya perempuan yang mendampinginya…? Seberapa sabar dan kuat kah perempuan yang bisa mendinginkan, menenangkan beliau, mengingatkan beliau untuk tetap under control dalam berekspresi?
Lalu, sebagi tipe laki-laki yang fokus terhadap dunianya : dunia rekayasa teknologi, dan perjuangan mewujudkan mimpi2nya, betapa kuatnya perempuan yang mampu mengurus segala urusan rumah tangganya, dan memberikan waktu dan wadah bagi suaminya untuk sepenuhnya berkarya setiap waktu?
Aku seorang perempuan… Sebagai perempuan, sebagimana juga laki-laki, kita memerlukan affection dari pasangan kita, kita butuh diperhatikan, kita butuh dukungan bahkan terkadang kita butuh perhatian yang “agak lebih”.. Bagaimana seorang Ainun mampu mengendalikan semua kebutuhannya itu dengan tetap menjadi pihak yang memberi dukungan bagi seorang Habibie yang fokus pada perjuangannya, pada dunianya..?
Buku ini bisa menjadi bahan pembelajaran bagi para perempuan bagaimana menjadi mitra yang baik bagi pasangannya.. Mitra yang menjadi sumber inspirasi, sumber semangat, pemberi rasa tenang dan damai bagi pasangannya.., bagi keluarganya. Bahkan mampu memberi ruang secara maksimal kepada pasangannya untuk berkarya…
Bagi laki-laki, buku ini menjadi inspirasi agar mereka lebih fokus berkarya, berjuang bagi kejayaan negeri, memberikan yang terbaik bagi keluarga dan lingkungan.., bukan sibuk dengan pikiran untuk mengikuti nafsu duniawi yang kerap menggoda..
Dalam buku ini juga bisa dilihat, karena rasa cinta yang luar biasa, jiwa yang menyatu, Pak Habibie melakukan tindakan-tindakan yang semula berkesan berlebihan, tak masuk akal, tapi akhirnya terlihat bahwa itu merupakan tindakan preventif yang menyelamatkan nyawa ibu Ainun, dan upaya penyembuhannya.. Subhanallah.. Alloh SWT mengilhamkan cinta yang luar biasa pada mereka..
Ada beberapa hal yang juga mengingatkan ku secara pribadi.., yaitu sosok Ainun yang religius, yang selalu membaca 1 juz Al Qur’an setiap hari.., puasa senin kamis, tetap berdoa di sepanjang kesempatan yang ada.. Subhanallah… Beliau memang patut menjadi Wanita Teladan di zaman ini..
Teman2ku.., aku menyarankan untuk membaca buku ini.., agar kalian bisa menangkap sendiri hikmah hidup seorang Ainun, hikmah cinta sejati Habibie & Ainun…
Semoga Alloh SWT memberikan tempat yang terbaik bagi wanita mulia ini.. Semoga pak Habibie dan keluarga dapat meneruskan butir2 hikmah yang telah ibu Ainun tebar selama bersama mereka.. Semoga kita dapat mengambil yang baik dari beliau…
Like this:
Like Loading...