2 thumbs up 4 Blue Bird…

Ini postingan yg telat dibuat, namun kata hati bilang harus dibuat.. Bukan karena apa-apa, tapi memang sebagai compliment bagi salah satu perusahaan yang jasanya selalu kita gunakan dalam keseharian beraktivitas di luar rumah..   Khususnya buat aku pada saat sedang bertugas ke ibu kota negara kita…  Perusahaan jasa…? Yuuuppp… Taxi…

Iya kalau lagi bertugas ke Jakarta, aku memang prefer menggunakan taxi sebagai sarana transportasi… Bukan apa2,kebiasaan nyaman turun naik si sparky membuat aku menjadi manja, dan cenderung malas menggunakan mass transportation.  Terutama bila akan bertemu orang untuk urusan kerjaan, yang pikiran dan tubuhku harus fresh..  Busway kayaknya cukup ok, gak sedasyat bis kota di jam2 tertentu.. Tapi gak nahan jalan kaki untuk sampai ke haltenya.  Dasar manja..!!!  Semoga Allah senantiasa memberikan rezeki yaa..  Kalau lagi gak urusan kerja dan emang mau santai-samtai siyy hayyuuuuhhhh aja… Dengan senang hati dan penuh semangat 45 untuk berpetualang…. 😀

Lagi pula sebenarnya jarak yg ku tempuh dengan menggunakan taxi gak jauh-jauh amat… Klo lagi nginap di rumah Veny di Cipete,  paling ya naik taxi dari sana ke kawasan Medan Merdeka Barat, atau ke Lapangan Banteng atau ke Menteng. Atau kalau urusan kerja udah habis, main ke daerah Kuningan atau ke PIM.. Udahhhh… Gak kemana-mana lagi…

Sejak masih tinggal di Jakarta tahun 1992 – 1996, kalo naik taxi aku cuma mau naik taxi dari Blue Bird Group atau Ekspress.. Apa lagi setelah zaman reformasi, ketika kejahatan di taxi menggila.. No excuse, harus Blue Bird Group atau Ekspress..  Gak mau dan gak berani naik taxi lain…  Blue bird  sebenarnya punya rate yang relatif mahal dibanding taxi-taxi lain.. Tapi menimbang aku selalu sendirian kemana-mana, rasanya uang yang keluar untuk membayar taxi bukan semata-mata membayar biaya transportasi, tapi juga biaya keamanan dan keselamatan dalam memanfaatkan transportasi umum..   Jadi terpaksa pasrah deeh…. 😀

Ada satu kebiasaan yang kurang baik dari aku selama ini bila naik taxi.. Apa…? AKU TIDAK BIASA MENGINGAT NOMOR TAXI…  Tapi aku suka ngajak nobrol supir taxi…  Pernah ada supir taxi yang baik banget.. Sepanjang jalan dia mengingatkan aku agar rajin beribadah…  Ternyata si bapak itu lulusan pesantren di daerah Bogor dan bekerja sebagi supir taxi untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya..

Lalu…, pada tanggal 15 Juli 2011 yang lalu, sekitar jam 13-an, setelah lelah mengikuti rapat di Hotel Yasmin, Cipanas dan naik bus sampai di Medan Merdeka Barat, aku memutuskan untuk naik taxi menuju Hotel Formule 1 Cikini.  Aku naik taxi berdua dengan Andi Puspa, seorang junior di kantor yang ikut pergi rapat bersama ku.  Rencananya aku naik taxi sampai di Cikini, lalu taxi akan mengantarkan Andi sampai ke Senen, karena dari Senen Andi akan naik busway ke rumah keluarganya didaerah Kampung Rambutan..  Kebetulan kami langsung dapat Blue Bird tanpa harus menunggu terlalu lama di tepi jalan.

Sama seperti biasanya, lagi-lagi aku tidak menginat nomor taxi.. Dan karena lelah, aku lebih banyak duduk diam di jok belakang… Andi yang duduk di samping supir, yang mengajak pak supir ngobrol..  Aku dalam diam, hanya mendengar sambil terkantuk-kantuk kelelahan.. Aku dengar pak supir yang sudah tidak muda lagi itu bilang kalau dia dari pool taxi Kelapa Gading, namanya pak Slamet, rumahnya di daerah Sunter..

Begitu sampai di pelataran Hotel Formule 1, aku turun.  Setelah meninggalkan sejumlah uang pada Andi untuk biaya taxi kami, aku naik ke reception hotel yang berada di lantai 1.  Karena memang merasa sangat lelah, begitu sampai di kamar aku langsung berusaha untuk tidur…  Tapi entah kenapa, tak bisa…  Untuk mengisi waktu, aku merencanakan untuk surfing di internet…  Tapi saat mau menghidupkan laptop, aku baru menyadari kalo case yang aku gunakan untuk menyimpan adaptor, usb modem dan external harddisk tidak ada lagi pada ku…  Aku baru ingat, klo case itu tidak aku masukkan ke tas laptop karena takut keberatan.  Setelah aku ingat-ingat, sepertinya case itu tertinggal di taxi..

Aku lalu menelpon 108 untuk meminta nomor telpon blue bird…  02179171234..  Ternyata nomor itu untuk layanan pemesanan taxi..  Dari petugas yang melayani nomor hunting itu, aku diarahkan untuk menelpon bagian pengaduan kehilangan.. 0217971245..  Memang siyyy telpon kita diangkat agak lama..  Apalagi buat kita yang sedang stress karena kehilangan, makin lama lagi rasanya.. 😀

Begitu diangkat, dan aku melaporkan kehilangan yang terjadi, petugas menanyakan APA AKU INGAT NOMOR TAXI YANG NAIKI… Jelas TIDAK…. Karena memang aku punya kebiasaan yang buruk, tidak pernah mengingat nomor taxi..  Lalu aku ditanya, naik dari mana, tujuan kemana, jam berapa, apa saja barang yang hilang, lengkap dengan ciri-cirinya.  Mereka juga meminta nomor telpon ku yang bisa mereka hubungi, serta lokasi dimana aku berada, agar bisa mengantarkan barang tsb bila ditemukan.  Setelah aku jawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, aku lalu bilang, kalo aku mendengar si pak supir yang umurnya ku perkirakan lebih dari 50 tahun itu bilang kalau dia dari pool Kelapa Gading, namanya pak Slamet, rumahnya di daerah Sunter..  Setelahnya, petugas minta aku menunggu, karena mereka akan mengumumkan di jaringan radio mereka..

Aku menunggu dengan rasa deg-degan.. Meski hati bilang, kalau memang masih rezeki, barang2 ku itu akan kembali pada ku, tetap aja hati gelisah memikirkan EXTERNAL HARDDISK yang hilang.. Karena di dalamnya terdapat data-data kerjaan ku sekitar setahun terakhir.. Bahkan data hasil olahan selama di Hotel Yasmine Cipanas pun di dalam itu… 😦

Sekitar 45 menit kemudian, petugas dari Blue Bird menghubungi aku di nomor telpon yang telah kuberikan pada mereka… Petugas bilang, mereka telah bisa mengidentifikasi taxi yang telah aku tumpangi.., tapi mereka belum bisa menghubungi.., sepertinya Pak Slamet itu sedang tidak di taxi nya saat mereka memanggil beliau melalui jaringan radio mereka.  Mereka mohon aku untuk bersabar…  Alhamdulillah…

Gak sampai 5 menit kemudian, petugas Blue Bird kembali menelpon.  Dia mengatakan bahwa Pak Slamet sudah mengontak bagian pengaduan kehilangan.  Case itu ada pada dia, dan ditemukan oleh seorang penumpang warga negara asing yang minta diantar ke arah Senayan.  Alhamdulillah…  Dan karena si pak Slamet berada di daerah Senayan, mereka menanyakan apakah aku bersedia memberikan uang sejumlah argo dari Senayan ke Hotel F1 Cikini tempat aku menginap, sebagi pengganti bahan bakar dan waktu pak Slamet.  Tentu saja aku setuju… Bisa barang ku kembali saja sudah luar biasa…

Sekitar 30 menit kemudian, reception hotel menghubungi ku.. Petugas itu bilan, ada supir taxi Blue Bird mencari aku, mau mengantarkan barang ku yang ketinggalan di taxi nya..  Aku langsung berlari menuju lobby hotel, dan menemukan pak Slamet di situ.. Beliau lalu mengajak aku turun, untuk mengambil barang ku yang sudah dia amankan, serta untuk melihat argo, agar aku liat sendiri berapa uang yang harus aku berikan.  Buat aku berapa yang tercantum di argo saat itu tidak penting.. Sama sekali tidak penting..  Menemukan barang ku kembali, terbantu dengan kejujuran supir taxi, serta adanya pelayanan yang  baik dan cepat dari perusahaan sudah sangat luar biasa..

Dua jempol buat Blue Bird… Terima kasih ya Pak Slamet.. Semoga kebaikan selalu menemani bapak senantiasa, diberkahi kesehatan dan rezeki…***

Cepetan Cari Suami…!!!

Aku kehilangan passport beberapa bulan yang lalu… , aku lalu mencoba mengurus kembali… Karena rasanya akan merepotkan kalau mendadak mau pergi ternyata passport gak ada…

Karena ini penggantian passport yang masih berlaku hilang, prosesnya jadi lebih panjang… Harus bikin berita acara pemeriksaan alias BAP dulu… Aku diajak ke sebuah ruang di lantai 2 kantor tersebut… Lalu di suruh menunggu petugas yang akan mewawancaraiku… Aku duduk di salah satu kursi yang ada di ruangan tersebut… Menit demi menit, tak ada juga petugas yang muncul… Setelah 20 menit menunggu, aku memutuskan untuk turun ke lantai 1, dan menghampiri petugas yang tadi mengantarkan aku ke lantai 2. Petugas tsb menyuruh aku kembali menunggu di lantai 2, dengan janji petugas yang akan mewawancaraiku akan segera datang… Aku lalu kembali menunggu di lantai 2…

Beberapa menit kemudian datang seorang petugas instansi tersebut. Wajahnya juteqqqqqqqqq bangetsss…. Aseeemmm…!! Kalau tukang asinan Gedung Dalam di Bogor kekurangan cuka, dia tinggal colek muka itu petugas.. Hehehe…

Petugas itu lalu menanyaiku beberapa pertanyaan.., mulai dari pertanyaan standard seperti nama, tempat tanggal lahir, pekerjaan, nama ayah, nama ibu. Lalu pertanyaan yang memintaku menceritakan kronologis kejadian kehilagan passport tsb beberapa bulan yg lalu… Lalu dia minta aku untuk kembali lagi besok, jam 10-an, mengambil surat pengantar untuk permohonan izin penerbitan passport pengganti dari Kantor Wilayah instansi tersebut.

Saat aku tanya apa lagi proses2 yg harus aku jalani, dan butuh berapa lama untuk mereka menerbitkan passportku, dia bilang : “Belum tentu passport kamu diizinkan untuk diterbitkan, karena kamu lalai.”

Aku lalu bilang : “Maaf bapak, siapa yg mau kena musibah? Kalau boleh milih, gak ada yang mau. Dan apa dasarnya bapak mengatakan saya lalai?”

Si muka juteq bilang : “Ya kenapa juga passport ditarok di dalam tas..?”

Aku : “Bapak liat gak siyy surat keterangan kehilangan yang dari kantor polisi? Di situ kan juga tertulis kalau saya juga kehilangan tiket pesawat. Itu artinya saya mau berangkat, jadi semuanya sudah disiapkan di dalam tas.”

Si muka juteq lalu diam, dan mengkosentrasikan dirinya untuk mengisi2 blangko yang ada di hadapannya..

Aku lalu bilang : “Boleh saya minta nomor telpon bapak? Jadi besok sebelum datang saya bisa telpon dulu, memastikan apa suratnya sudah selesai apa belum.”

Si muka juteq : “Besok ibu datang aja, cari aja saya di kantor ini.”

Aku : “Maaf bapak, kantor ini cukup besar. Bapak sibuk dengan kerjaan bapak, saya juga sibuk dengan kerjaan saya. Akan lebih baik bila saya menelpon dulu sebelum datang untuk memastikan suratnya sudah selesai dan bapak ada di kantor.”

Beliau akhirnya menyerah dan menyebutkan nomor telponnya… 0812 sekian sekian…

Lalu keesokan harinya, jam 10an aku menelpon nomor si muka juteq.. Dia bilang suratnya udah selesai… Sampai di ruangan si muka juteq, aku disodori lembar2 Berita Acara Pemeriksaan (BAP), kalau aku sudah setuju dengan isi surat tersebut aku harus menandatangani surat tersebut plus memaraf setiap lembarnya.  Tapi sebelum aku tandatangani, aku harus fotocopy dulu rangkap 3…

Saat aku baca surat tersebut…. ternyata si bapak itu telah mengganti margaku dari Siregar jadi Harahap… Aku memberitahukan ke si bapak tersebut dan minta dia menggantinya…

Aku bilang dengan nada santai  : “Bapak, kenapa nama saya bapak tukar…?”

Si Muka Juteq : “Maksudnya…?”

Aku : “Marga saya Siregar, pak. Yang Harahap itu ibu saya..”

Si muka juteq : “Oh salah ya bu… Sini saya perbaiki…”

Beliau akhirnya mengedit ulang dan setelahnya baru aku tanda tangani…

Setelah aku tandatangani, si bapak muka juteq menyusun berkas dan memasukkannya ke amplop..

Sambil bekerja dia tiba-tiba bilang : “Ibu setelah ini segeralah cari suami….” *Gubbbrrrraaaakkkksssssssssssssssss………!!! Kaget aku dengarnya…. Rasanya gak percaya si bapak bermuka juteq bin sangar bisa ngomong begitu…*

Aku : “Maksudnya, pak?”

Si muka juteq tanpa wajah juteqnya dan sambil tersenyum : “Iya, usia ibu sudah 43, berpendidikan, punya karir.  Kalau ibu mengharapkan laki-laki yang selevel dengan ibu, ya gak ketemu2 lah bu.. Ibu harus bisa menerima orang yang levelnya gak sama dengan ibu, dan ibu juga harus menurunkan kapasitas ibu.. Baru bisa ketemu.. Kalau ibu nyari yang selevel dengan ibu, ya udah pada jadi suami orang semua, bu…”  *Jeder, jeder, jeddddeeeerrrrrrrrrrrr…. Kok kepala ku mendadak pusing 7 keliling yaa…???  Lagian ST alias Sok Tau bangets siyy ini orang tentang kriteria calon suami yang aku mau… Lha dia kan gak kenal aku, mana lah dia tau pikiranku, keinginan ku.. Hmmmmm…, penghakiman yang tidak fair… Hehehehe…*

Lanjut si muka juteq : “kalo ibu gak nikah2, sampai kapan ibu mau jadi anak yang tergantung sama orang tua terus menerus..? Kapan ibu mau mandiri?”

Aku sambil balas tersenyum santai : “Bapak salah… Biar saya belum menikah, saya alhamdulillah sudah mandiri.. Saya bukan anak yang merepotkan orang tua saya, dan semoga selalu begitu. “

Aku melanjutkan sembari menunjuk surat yang telah selesai dirapikannya :  “Sudah suratnya, pak?”

Si muka juteq : “Ini bu. Silahkan dibawa ke Kanwil, setelah ada jawaban dari mereka, bawa kembali ke saya ya.”

Aku lalu mengambil surat itu lalu membawanya ke kanwil.. Beberapa jam kemudian orang kanwil menelpon, meminta aku mengambil surat yang sudah selesai dan untuk dibawa kembali ke kantor asal tempat aku mengurus.

Aku lalu menelpon si bapak bermuka juteq, menyakan apa dia ada di kantor dan apa aku bisa melanjutkan pengurusannya siang itu juga.  Beliau dengan ramah menyuruh datang dan menunggu ku di ruang kerjanya.

Akhirnya semua bahan pengajuan passport lengkap sudah.  Saat aku akan meninggalkan ruang kerjanya, si bapak bermuka juteq bilang : “Jangan lupa ya bu, segera cari suami…!!!” *jedeeer.. jedeeeer… jedeeeeer…*

Aku membalas ucapannya dengan senyum seraya bilang : “Makasiyy atas nasehatnya, pak… Emang di sini ada stock ya…? “

Si muka juteq sambil tersenyum-senyum gak puguh : “Di sini udah gak ada, bu… Sudah pada bangkotan… “ Hahahaha…

Aku pun meninggalkan ruangannya sembari tertawa dan bilang : “Thank you….!!!!”

Sebenarnya kalo mengikut konsep “privacy”, menanyakan, apalagi membahas, umur, status perkawinan, kepercayaan dan beberapa hal yang menjadi wilayah pribadi seseorang adalah hal yang tabu..  Ce urang Sunda mah pamali.., alias gak sopan..  Tapi kita yang harus mampu menghadapi manusia2 yang terkadang lupa batasan antara public topic dan  private topic, kalau perlu meresponnya dengan santai  dengan sense of humor.. Menurut aku, justru akan membuat kita kesannya berkelas.. Bukan begitu teman2…??

Tapi mungkin juga teman2 kita yang bekerja di bidaang services, terutama yang berurusan dengan masyarakat juga harus belajar tentang tata krama alias manner… karena gak semua orang bisa cukup dewasa menghadapi pertanyaan-pertanyaan tak terduga…  Salah2 bisa digaplok…!!!  Pakai sandal pula….. !!!  Mau…? Hahahaha…***

Ngurus Pajak…

Besok…, si Sparky ultah yang pertama.. Artinya, it’s time for me to pay Pajak Kenderaan Bermotor.. Sejak beberapa waktu yang lalu Tati udah mutusin untuk menjalani sendiri proses pembayaran pajak kali ini.. Biasanya selalu minta tolong teman..

So, pagi ini setelah ikut teman2 membezuk putra salah seorang teman kantor (Zulbadri) yang dirawat di RS Pekanbaru Medical Center (PMC), Tati langsung ke kantor SAMSAT (apa ya kepanjangannya…?) yang berlokasi di Jl Gadjah Mada Pekanbaru. Here the process…

Pertama2, Tati pergi ke bagian informasi yang berada di kanan pintu masuk. Di situ Tati nanya apa saja yang harus dilakukan dan dilengkapi.. Petugas yang di bagian ini cukup ramah.. Di pc yang ada di meja-nya juga kita bisa mengetahui berapa besar pajak yang harus kita bayarkan. Good service… Hanya saja ,mungkin perlu sedikit ditambahi bekal ilmu service exellent..

Dari meja bagian informasi Tati bergerak ke loket pengambilan blangko. Dengan menunjukkan STNK yang asli, photocopy kartu pengenal, Tati memperoleh blangko yang harus diisi. Blangko tersebut meminta data2 kita sebagai pemilik mobil serta data mobil kita.

Setelah mengisi blangko, Tati menuju loket pendaftaran.. Di sini petugasnya ramah, dan hanya butuh waktu yang singkat untuk menyelesaikan proses pendaftaran. Tati lalu disuruh menunggu di depan loket pembayaran, nanti kalo berkas2nya udah komplit nama Tati akan dipanggil untuk membayarkan pajaknya.

Tati lalu duduk di depan loket pembayaran.. Menunggu. Kata petugas di loket ini cepat atau lambat pemanggilan tergantung proses administrasi di Loket Pendaftaran. Jadi kita harus sabar menunggu. Gak masalah dehhh.. cuma sayang petugas di loket ini kurang ramah dan bersahabat serta agak2 malas2 senyum… Setelah nunggunya agak lama, lebih dari 1/2 jam , akhirnya nama Tati dipanggil juga.. Setelah bayar pajak.. Tati tinggal menjemput STNK yang baru besok pagi..

So far…, ternyata ngurus STNK di sini gak susah kok.. So teman2, coba deh ngurus sendiri.. Tapi kalo emang pengen berbagi rezeki dengan saudara2 kita yang mengais rezeki dengan menjadi calo, gak ada salahnya juga siyy….