Imperfect

Di hari-hari ini, saat Ramadhan akan berakhir, ketika orang-orang sibuk mudik, ketika panci-panci berbunyi, aroma rendang, opor dan ketupat mulai menyeruak di udara, ketika rumah-rumah sudah ditata dengan cantik, maka ada sebahagian makhluk di muka bumi ini yang juga sibuk menata hatinya.  Menata hati untuk bersiap menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang kerap diterima dari kerabat, teman yang akan bertemu saat lebaran, saat bersilaturahmi.
Pertanyaan apa?

PERTANYAAN-PERTANYAAN SEMPURNA.  PERFECT QUESTIONS yang kerap diterima dari orang-orang terkasih, para sahabat di saat bertemu.

Pertanyaan-pertanyaan yang memgingatkan orang yang ditanya kapan dia akan mencapai tahapan yang membuat hidupnya sempurna sebagai seorang anak manusia, A PERFECT LIFE.  Pertanyaan-pertanyaan yang mengingatkan anak manusia yang mendapat pertanyaan itu bahwa hidupnya belum sempurna, IMPERFECT.  Padahal kita semua tahu HIDUP YANG SEMPURNA sudah menjadi keinginan anak manusia sejak tarikan nafas pertamanya.  Tak satu pun anak manusia tak menginginkannya.

  1. Kapan wisuda?

  2.  Kapan nikah?  Udah punya pacar ?  Jangan banyak pilih lah.

  3. Kok belum punya anak sih?  Jangan  ditunda-tunda? Udah periksa ke dokter?  Udah coba ikut program ?

  4. Kenapa bercerai ? Apa masalahnya ?

  5.  Gak pengen nikah lagi? Lebih enak sendiri ya?

Itu antara lain pertanyaan-pertanyaan yang kerap disampaikan kepada para Imperfect.  Pertanyaan-pertanyaan yang bisa bikin hati tertoreh, mood jadi berantakan.

Dulu, sebagai perempuan yang tergolong telat menikah (telat banget 😀 ),   pertanyaan yang nomor 2 selama bertahun-tahun selalu aku terima (baca : Menikah ?).  Kalau sekarang, meski tak terlalu sering, pertanyaan nomor 4 dan nomor 5 yang aku terima.

Diriku, dan mungkin juga orang-orang yang kerap menerima pertanyaan-pertanyaan itu mengerti bahwa menanyakan itu adalah bentuk perhatian, bentuk kepedulian, bentuk rasa sayang.  Tapi, untuk bisa segera wisuda, menikah, punya anak, tidak bercerai, menikah lagi, itu bukan urusan yang sederhana yang bisa dilakukan dengan daya upaya seorang anak manusia semata.  Banyak pihak lain yang berperan kuat dalam menentukan.  Peran yang untuk menggerakkannya kerap di luar jangkauan anak manusia tersebut.  Si anak manusia hanya bisa berusaha dan memohon pada Sang Pemilik Hati seluruh umat  manusia di muka bumi.

Orang-orang sering tak paham bahwa menyampaikan pertanyaan-pertanyaan tersebut, bisa seakan mempertanyakan ketentuan Sang Penggengam Hati atas diri yang ditanya.  Bagi jiwa-jiwa yang sabar, pertanyaan itu akan bisa dibalas dengan senyuman, dan tak memikirkannya lebih jauh.  Kalau pun ada rasa pedih, mereka akan menumpahkannya pada Sang Pemilik Kehidupan.

Bagi jiwa-jiwa yang masih rapuh, pertanyaan-pertanyaan itu akan melukai.  Bahkan bisa sangat dalam.  Bisa sampai membuat jiwa mempertanyakan keadilan Sang Maha Adil atas dirinya.   Bisa membuat mereka menghindar dari pihak-pihak yang menyampaikan Pertanyaan Sempurna tersebut.  Bisa juga membuat seseorang menghindar dari pergaulan.  Naudzubillah bin zalik.  

Pahamilah, untuk menerima ketidak sempurnaan kondisi hidupnya, para imperfect butuh kekuatan hati.   Butuh iman yang kuat di dada untuk menghadirkan  keyakinan bahwa kondisi hidupnya saat ini adalah yang terbaik.  Bahwa apa yang sedang dia alami bukan hukuman dari Allah.  Bahwa ini bukan bentuk ketidakadilan Sang Maha Adil.  Bahwa ini adalah rencana terbaik dari Sang Maha Sutradara.

Lalu apa sebaiknya yang harus dilakukan oleh orang-orang yang menyayangi para hamba Allah yang imperfect ini?

Coba diingat-ingat apa yang sudah dicapai para imperfect dalam hidupnya. Apa yang sudah mereka lakukan untuk keluarga, teman-teman dan mungkin juga masyarakat di sekitar dirinya?  Hargai itu.  Semoga dengan mengingat, memandang capaian-capaian mereka, keluarga, teman, dan orang-orang yang menyayangi si imperfect bisa menemukan keindahan si imperfect yang mungkin justru tak dimiliki orang-orang yang perfect tahapan hidupnya.

Dari pada bertanya.  Apa lagi bertanya di depan anggora keluarga atau teman-teman yang lain, di saat-saat kita harusnya bahagia bersilaturahmi, sebaiknya bertemulah secara personal, bicara dari ke hati, untuk memahami situasi yang sebenarnya, kendala-kemdala yang ada. Dan, BERjUANGLAH BERSAMA si imperfect untuk mendekati perfection.  Bukan hanya sekedar bertanya tapi tidak ada tindak lanjut.  Justru tindak lanjut itu lah yang sesungguhnya wujud sayang, dukungan,  yang sebenarnya dibutuhkan para imperfect.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H, selamat bersilaturahmi bersama keluarga, kerabat dan sahabat.  Semoga pertemuan, percakapan, ekspresi perhatian dan rasa sayang pada keluarga dan sahabat yang kita sampaikan bisa memberi kebahagian, bukan justru melukai.

Tabaqallah minna wa minkum.  Mohon maaf lahir dan bathin.***

Thank you, foot ! 

img1490070163776.jpg

Kemaren saat duduk menghadiri sebuah acara di ballroom hotel,  aku tak sengaja memandang kalian yang menyentuh lantai.  Satu per satu. Kanan. Kiri. Bergantian. Kalian yang dibungkus si biru yang casual.

Tiba-tiba diriku terpikir betapa luar  berjasanya kalian berdua bagiku.  Kalian mendukung diriku sejak awal kehidupanku di dunia.  Sejak aku mulai bisa merangkak, kalian membawa tubuhku berpindah dari satu titik ke titik, dari satu ruang ke ruang lain, dari satu tempat ke tempat lain.  Kalian yang selalu membawaku ke  ke sini dan ke sana, kemana-mana.

Kalian tentu kadang merasa tak nyaman dengan hobbyku berjalan kaki menyusuri ruang-ruang terbuka.  Sesekali juga ruang-ruang tertutup.  Bobotku yang menurut orang-orang kurang seimbang dengan ukuran kalian yang relatif mungil, 39.  Apa lagi kebiasaanku melangkah dengan cepat, bahkan kadang seperti setengah berlari, tentu membuat beban kalian terasa berat.   Tapi kalian tetap mendukung dan mengikuti kehendak hati dan pikiranku. Terima kasih ya !

Meski di sepanjang kebersamaan kita aku lebih sering memberikan sneakers  atau keds loafers, mary-jane dan wedges sebagai alas dan pelindung kalian, aku mohon maaf bila dulu diriku juga acap kali bersikap kurang bijak dengan memakaikan kalian alas kaki bertumit tinggi dan kurang nyaman di berbagai aktivitas.  Semua itu hanya agar terlihat  gaya, keren dan lebih feminim (oh no !).   Maafkan diri ini sangat jarang memanjakan kalian dengan pijitan dan pedicure, atau sekedar rendaman di air hangat bergaram.   Mohon maaf juga bila ucapan terima kasih pun langka terucap.

Tapi setelah begitu banyak perlakuan kurang ramah dari diri,  aku berharap kalian tetap mendukungku untuk menjalani kehidupan, meraih impian.  Aku berharap, berdoa, agar Pemilik kalian, berkenan meminjamkan kalian untuk menemaniku, mendukungku sampai akhir hayatku.

Aku sayang kalian.  Aku cinta kalian, kaki-kakiku. ♡♡♡***

Forgive and Forget

Merasa sakit karena perlakukan yang tak menyenangkan adalah hal yang bisa acap kali datang dalam perjalanan hidup.  Hanya kadarnya beda-beda.  Kalau kadarnya tinggi pakai banget, sakitnya bisa sampai ke hati dan menggelayut di diri.  Nah kalau sakit itu adalah hal yang acap kali, kan gak mungkin juga mau kita biarkan banyak beban menggelayut di diri di sepanjang sisa hidup.  Berat, booo !!!

Dari pengalamanku, memaafkan itu tak selalu menjadi kebutuhan orang yang sudah menyakiti kita, karena bisa jadi mereka gak sadar kalau mereka sudah menyakiti kita.  Kok bisa? Ya bisa, karena bisa saja cara pandang, nilai yang kita pegang berbeda dengan cara pandang dan nilai yang dia anut. Kan latar belakang, pengalaman bisa mempengaruhi cara pandang dan nilai yang dianut setiap manusia.  Jadi menurut aku,  yang butuh memaafkan itu adalah orang yang disakiti, agar rasa sakit yang menggelayut di diri bisa lepas.  Agar kita bisa melangkah lebih ringan di hari ini dan hari-hari mendatang.

Tapi memaafkan kan tidak semudah membalikkan telapak tangan.  Kalo mudah,  hadiahnya payung cantik.  😀   Tapi kalau bisa, insya Allah hadiahnya ketentraman hati, dan hari- hari yang lebih cerah setelahnya.

forgive-and-forgerKita sering mendengar ucapan FORGIVEN BUT NOT FORGOTTEN,  dimaafkan tapi tak dilupakan.  Ya, kita sering mengatakan kita memaafkan seseorang atas perbuatan yang menyakiti kita, tapi rasa sakit itu tetap tinggal di hati, mengendalikan cara pandang, cara pikit kita.

Gimana caranya bisa melupakan, kalau efek perbuatan orang tersebut besar terhadap hidup kita?  Apa lagi kita juga sering dengar orang bilang, agar kita memaafkan, melupakan yang buruk-buruk, dan tetap mengingat yang baik-baik.  Entah lah. Menurut aku  setiap pribadi dengan keunikannya akan punya cara sendiri untuk memaafkan, juga melupakan.  .  Termasuk diriku.

Setelah terluka oleh sesosok manusia, aku berusaha melanjutkan hidupku.  Meninggalkan semua di masa lalu.  Namun dalam satu priode yang cukup panjang, ada dan ada saja orang-orang yang menghubungiku, mencari tahu, mencari kebenaran.  Dan ketika data yang menunjukkan kebenaran itu aku berikan, orang-orang itu justru memposisikan diriku sebagai  orang yang perlu mengakui keberadaan mereka.  Duuhhh, capek dan menyakitkan.  Seperti masuk dalam gulungan ombak, bulak balik terbanting-banting karena hal yang sama.   Kondisi ini membuat hati  ini berkali-kali terluka, sehingga  sulit untuk memaafkan dengan sepenuh hati.

Beberapa bulan yang lalu,  kantor memfasilitasi pegawai yang ingin berkonsultasi dengan sebuah konsultan HRD untuk mengetahui potensi diri sekaligus kekurangan yang perlu diperbaiki untuk pencapaian-pencapaian yang lebih baik.  Aku dan juga beberapa teman mengambil kesempatan untuk berkonsultasi itu.  Tapi di awal pertemuan, aku menyampaikan kepada psikolog dari konsultan HRD itu, kalau aku ingin diberi juga masukan untuk hal-hal personal, yang aku rasa membebani bathinku beberapa tahun terakhir.

forgive-and-forget2Setelah mengikuti sederet test dan wawancara,  psikolog yang bersikap seperti teman itu bilang dari analisa terhadap hasil test dan wawancara ada sesuatu yang mengganjal di diriku, sesuatu dari masa lalu, dan itu terlihat dari hasil test dan wawancara  yang telah aku ikuti.  Psikolog lalu tanya, apakah aku masih menyimpan sesuatu dari masa lalu.  Aku lalu cerita kalau aku belum membersihkan laptopku dari surat-surat elektronik yang berisi data-data yang pernah dikirim berbagai pihak, aku menyimpan dengan tujuan berjaga-jaga.  Psikolog itu lalu bilang, “Kamu tahu enggak kalo otak manusia itu seperti magnet, akan menarik hal-hal yang terkait dengan apa yang ada di pikiran? Tanpa kamu sadari data-data yang kamu simpan untuk berjaga-jaga itu membuat otakmu mengirimkan sinyal keberadaan data-data tersebut.  Lalu Penguasa Semesta mengirim orang-orang yang membutuhkannya ke hadapanmu.”  Ucapan itu mengingatkan ku pada The Secret karangan  Rhonda Byrne yang kubaca beberapa tahun yang lalu.

Psikolog menyarankan diriku untuk membuang semua yang terkait dengan orang yang menyakitiku,  semua tanpa terkecuali.  Agar otakku tak lagi mengirim sinyal adanya keterkaitan, bahwa aku tak punya data tentang orang itu.  Agar Penguasa Semesta tak lagi mengirimkan padaku orang yang butuh pertolongan yang terkait dengan urusan yang satu itu.

Aku lalu melakukan apa yang disarankan psikolog.  Aku membersihkan semua tanpa sisa.  Alhamdulillah setelahnya semua jadi lebih baik.  Tak ada lagi yang mendadak menghubungi diriku untuk urusan yang satu itu lagi.  Dan semoga tak ada lagi.

Dari apa yang pernah aku alami, aku mengerti bahwa untuk memaafkan harus sepaket dengan melupakan Melupakan yang buruk, dan juga yang baik.  Meninggalkan semuanya, tanpa terkecuali,  di belakang.***

ceritasondha-satu-minggu-satu-cerita

Diam…

goKetika kita tak bisa lagi bicara…

Mengatakan apa yang seharusnya kita katakan…

Maka, menepilah…

Menjauh…

Bukan karena rasa benci membelenggu hati…

Bukan pula karena ego tak terpenuhi…

Tapi demi ketenangan hati..

Demi rasa takut akan hari nanti…***

The Story of Holly Land Trip

Ini tulisan tentang perjalanan yang diriku lakukan bulan Mei 2014 yang lalu…  Perjalanan ke tanah suci.  Ke Madinah al Munawaroh lalu ke Mekah al Mukkaromah.  Semoga bisa jadi masukan bagi teman-teman, terutama yang awam, yang ingin berumroh.

Asmaulhusna1a


Perjalanan umroh yang pertama ini sangat berarti bagi diri ku.  Karena sebenarnya aku sudah mulai punya Tabungan Haji sejak tahun 2005.

Saat itu sesuai dengan pendapatan, aku setiap bulan menyisihkan sebahagian untuk tabungan haji. Namun karena selama beberapa tahun, sejak awal tahun 2007 aku mencicil si sparky, maka tabungan haji itu pun terlupakan.  Justru kakak ku yang juga mulai buka tabungan haji pada tahun yang sama dengan ku, pergi haji pada tahun 2010..

Perjalanan hidup yang bergelombang membuat aku rindu untuk pergi ke Baitullah.

Aku lalu bilang ke kakakku, bagaimana kalau kami pergi umrah bersama.. Tapi kakak ku bilang, sebaiknya  aku menggenapi dulu tabungan haji ku untuk bisa mendaftar, sehingga bisa dapat nomor porsi..  Setelahnya baru, kami pergi umrah…  Jadilah di akhir tahun 2013 aku fokus untuk menggenapi tabungan haji ku..  Lalu mendaftar…  Alhamdulillah wa syukurillah…. Meski aku harus mengantri selama 15 tahun, bila kuota haji masih seperti tahun- tahun ini, aku tetap bersyukur…  Ada teman-teman yang menyarankan agar pendaftaran haji reguler yang ku lakukan itu, dialihkan saja ke ONH Plus, biar lebih cepat.. Antriannya katanya hanya 5 tahun.. Tapi aku sampai saat ini masih bertahan di kelompok reguler, karena aku ingin kalau pergi haji bisa 40 hari.. Belum mau pergi haji hanya 2 mingguan di sana…  Pengen berlama-lama di sana…  Semoga Allah membuka pintu rezeki bagiku agar bisa segera pergi haji,  yaaa….

Lalu mulai awal tahun 2014, aku dan kakak ku mulai mencari-cari informasi tentang travel umroh.., serta mencari-cari kemungkinan waktu untuk aku cuti dari kantor.. Karena tugas ku di kantor itu ada sepanjang tahun…  😀  Tapi dari hasil diskusi dengan pimpinan ku, beliau menyarankan aku untuk berangkat setelah bulan Maret..  Dan setelah mencocokan paket-paket yang ditawarkan dengan kesesuaian jadwal, kami memutuskan untuk ambil paket yang berangkat di awal Mei 2014…

Apa pertimbangan untuk mengambil paket tersebut…?  Ada beberapa hal…

Pertama, agen dari travel umroh yang ada di Jakarta itu kenalanku..  Meski gak terlalu akrab, tapi kami kenal cukup baik..

Kedua, paket yang ditawarkan 15 hari.. Itu paket yang terlama dari yang ditawarkan travel-travel yang aku lihat-lihat..
Aku dan juga kakak ku menginginkan kita selama mungkin di tanah suci.. Toh, pimpinan ku mengizinkan.. 😀

Ketiga, karena itu paket promo, jadi harganya relatif murah dibanding paket-paket yang aku lihat..

Lalu apa saja yang aku siapkan sebelum berangkat umroh..? Selain menyiapkan hati, tentunya…

Sebagai perempuan…, aku harus mempertimbangkan siklus biologis ku…  Karena dengan waktu yang hanya 15 hari pulang pergi, tentu aku ingin bisa full beribadah..  Jadi sebulan sebelum berangkat aku pergi ke dokter obgyn, alias spesialis kandungan..  Kebetulan oleh menantu kakak ku, yang bekerja di Rumah Sakit Awal Bross Panam, Pekanbaru, aku direkomendasikan ke dokter kandungan perempuan, yang berjilbab syar’i..  Alhamdulillah beliau sangat membantu.., bahkan beliau memberikan pin BB nya agar bisa dihubungi bila kita butuh masukan…  Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap kondisiku, dan hasil diskusi kami,  si ibu dokter memberi aku resep pil KB.. Jumlah yang diberikan tidak 30 butir, tetapi lebih untuk mengantisipasi perlunya meningkatkan dosis, karena pertimbangan kondisi tubuh ku..

Bagaimana dengan pakaian…? Sesuai dengan masukan dari sahabat-sahabatku yang sudah pergi umroh, aku tidak membawa banyak baju.. Jadi apa saja yang aku bawa…?

Beberapa lembar baju yang bahannya sangat ringan (aku bawa empat lembar)  plus legging bahan kaus yang menyerap keringat;  Sekitar 2 buah baju dengan bahan katun;  4 buah mukena (atasannya saja) yang ringan dan adem, plus sajadah kecil; 1 gamis putih dan 1 buah mukena putih, niatnya buat saat umrah.  Tapi ternyata gak harus kok…Jilbab atau kerudung cukup 3 buah saja, termasuk yang dipakai saat berangkat;
Beberapa kaus kaki; Sepatu sendal yang nyaman buat jalan kaki;  Sling bag (tas sandang menyilang badan) yg kecil,
yang tidak menghalangi saat berdesak-desakan saat tawaf dam umrah, dan gak perlu dilepas saat sholat.  Tas ini buat menyimpan dompet, dan buku cacatan doa; Biasanya travel memberikan sling bag, tapi buat aku rasanya kebesaran.. Menghalangi kalau gak dilepas saat sholat. Tas kain untuk bawa Al Qur’an dan tempat air minum. Kantong tempat sepatu; Sun glasses, lip balm, cream pelembab kulit, tissue basah, tissue kering, dan toilet paper (kertas untuk alas duduk di toilet umum); Beberapa buah gantungan baju, seperti yang biasa kita dapat dr laundry. Jadi gak merasa rugi kalo harus ditinggal saat pulang; 😀 dan beberapa perlengkapan pribadi lainnya…

Kok jilbab cuma tiga…? 😀

Jadi selama di tanah suci, kita kan aktivitasnya hanya mundar madir ke masjid Nabawi dan masjdil Haram.. Kalau ada yang mau dibeli biasanya juga dalam perjalanan menuju atau sepulang dari sholat di masjid.  Jadi busana yang nyaman adalah, baju yang ringan, lalu pakai mukena yang juga ringan, plus kaus kaki…  Jadi baju katun yang dua dan jilbab itu dipakainya saat travel membawa kita berkunjung ke berbagai masjid, saat di Madinah.. Juga saat diajak berkunjung ke Jeddah.., dan saat kembali ke tanah air..   Baju yang ringan, seperti juga pakaian dalam, mudah dicuci dan dijemur di kamar mandi hotel.. Kalau mau nge-laundry juga bisa siyy… Tapi saran saya, gak perlu kita bawa mukena cantik yang bordirnya besar-besar.. Beraaattt….. 😀

Oh ya di pesawat perlu bawa apa aja?

Saran saya, bawa koper buat cabin deehhh… Apa aja isinya? Baju ganti 1 stel, peralatan bersih-bersih diri, juga handuk kecil.. Di tas tangan sediain tissue kering, tissue basah, kertas alas duduk di toilet, shawl, kaus kaki tebal, dan klo saya bawa sarung tangan tebal untuk saat tidur di pesawat biar gak kedinginan. Bawa juga cemilan kesukaan,
atau lauk kering kesukaan.. Buat mengganjal perut kalau menu yang dihidangkan gak cocok di lidah… 😀

Sesuai jadwal, kami, aku, kak Lintje, Kak Yai dan Olan, putra kak Lintje berangkat tanggal 2 Mei 2014 sore ke Jakarta. Menurut jadwal kami tanggal 2 Mei sekitar jam 23-an akan berangkat dari Jakarta menuju Jedah via Kuwait. Kenapa ke Jakarta?  Karena travel umroh yang akan membawa kami base-nya di jakarta. Dan kenapa via Kuwait? Karena paket 15 hari itu menggunakan Kuwait Airlines..

Ternyata begitu kami landing di jakarta, kami diberi tahu bahwa pesawat Jakarta – Kuwait ditunda keberangkatannya sampai besok pagi, jam 06.00. Dan seluruh penumpang akan diinapkan di salah satu hotel di Jakarta.  Hmmmm…. Secara kami tidak menyiapkan koper untuk dibawa di cabin, kami terpaksa membongkar koper untuk mengambil baju tidur dan beberapa perlengkapan pribadi untuk keperluan menginap… Kejadian yang sama berulang saat kami dalam perjalanan pulang setelah umrah…  Penerbangan Kuwait Air Kuwait – Jakarta di-delay sekian jam, sehingga kami harus diinapkan di hotel di dalam bandara di Kuwait City.

Berdasarkan pengalaman ini, saya menyarankan teman-teman yang akan pergi ke luar negeri dan akan transit, membawa koper kecil di cabin yang berisi perlengkapan pribadi kalau mendadak harus menginap.. 😀

So, setelah mengambil beberapa perlengkapan, kami pun bergabung sama puluhan orang lain calon penumpang Kuwait Air yang didelay.. Ramai banget.., karena ada juga rombongan besar yang akan ziarah ke Jerusalem.  Ada 3 bus besar yang disediakan untuk mengangkut kami ke Hotel Aston di Kawasan Pluit.  Memang, airlines menyediakan fasilitas, tapi rasanya capek lho.. Apa lagi bersama saya ada 2 orang kakak yang tak muda lagi usianya.
Dan salah satu kakak saya, punya masalah dengan saraf di tulang belakang, yang membuat beliau jalan agak bungkuk dan tak selincah orang muda.

Keesokan paginya, jam 3 pagi kami sudah dibangunkan. Karena jam 4an sudah harus ke bandara lagi..

Saat kami berangkat, ternyata kami dari Pekanbaru ada 6 orang. Yang 2 lagi sepasang suami istri. Rombongan lain sebagian besar berasal dari Purworejo, dan ada juga beberapa orang dari Jakarta. Rombongan dari Purworejo dipimpin langsung oleh agen travel yang di Purworejo, yang kebetulan seoramg ustad.  Beliau beserta istrinya lah yang memimpin rombongan kami.  Alhamdulillah setelah beberapa hari bersama, mereka mengetahui keadaan kakak saya, mereka kemudian justru menjaga kami, terutama pada saat sai…  Bu ustad tetap mengiringi saya dan kakak saya, meski kami berjalan sangat pelan, karena kakak saya sempat tertatih-tatih di beberapa putaran terakhir, namun tak mau menyerah untuk menggunakan kursi roda.  Bu Ustad akhirnya bilang, di awal perjalanan mereka tidak mengetahui kondisi kakak saya itu, tidak ada yang menyampaikan kepada mereka.. Sehingga ketika boarding di Bandara Soettta dan turun naik di Bandara Kuwait, mereka tidak sadar bahwa kami berjalan sangat perlahan, dan sempat merasa tidak nyaman karena hampir tertinggal oleh rombongan. Merasa diabaikan…

Sebenarnya ada beberapa hal yang menjadi catatan buat teman-teman bila ingin mengambil paket umroh..  Terutama yang masih awam, seperti kami…

Pertama, tanyakan betul jalur perjalanan.. Saat presentasi, kami diberi tahu bahwa perjalanan kami Jakarta – Kuwait,
lalu langsung Medinah.  Sebagai orang awam kami berpikir dari Kuwait kami akan terbang ke Medinah.  Ternyata pesawat yang mendarat di Medinah itu hanya Saudi Air. Jadi yang bukan Saudi Air mendaratnya di Jeddah..
Dari Jeddah ke Medinah itu jalan darat sekitar 5 jam. Hal ini sebenarnya tidak masalah kalau ada pemahaman sejak awal… Tapi kami tahunya hanya beberap hari menjelang keberangkatan.  Bahkan kami tidak diberi tahu bahwa penerbangan itu tidak langsung dari jakarta ke Kuwait, melainkan singgah dulu beberapa jam di Bandara KLIA, Kuala Lumpur, tanpa penumpang turun dari pesawat.  Demikian juga saat pulang.

Kedua, pastikan betul lokasi hotel tempat kita akan menginap.  Berapa jaraknya  dari Masjid Nabawi, mau pun Masjidil Haram.Kalau kita dengan usia relatif muda, dan fisik sehat, jalan 400 meter pulang pergi 4 kali sehari , 2 kali di terik cuaca padang pasir, in sha Allah tidak apa-apa.  Anggap saja olah raga… Tapi buat yang usianya tak lagi muda,
dan untuk berjalan pun tak semudah yang sehat, ini adalah hal yang betul-betul perlu dipertimbangkan.  Bila kita  rasanya butuh hotel yang lebih dekat dari yang ditawarkan travel, tanyakan kemungkinan untuk meng-upgrade hotel.
Karena ternyata umumnya travel bisa menyediakan fasilitas tersebut. Apa lagi bila kita itu perginya bersama keluarga atau teman, yang akan sekamar bersama-sama.. Kalau dianggap bikin repot, karena ada rombongan yang terpisah,
itu bukan alasan yang kuat, karena selama di Madinah dan Mekah, di luar kegiatan umrah dan ziarah ke masjid, kita lebih banyak melakukan aktivitas pribadi, ke masjid.

Kalau bisa hotel itu cukup dekat, sehingga bila kita sedang menunggu waktu sholat berikutnya tapi mendadak ingin ke toilet, atau wudhlu batal, kita bisa kembali ke hotel.  Hal ini terutama di Masjid Nabawi.  Karena toilet perempuan di masjid Nabawi lokasinya jauh di bawah, dan ada dua tingkat. Terlalu beresiko untuk turun ke sana sendiri, apa lagi di malam hari.  Sedangkan di Masjidil Haram, kalau ingin ke toilet saya keluar dari masjid, pergi ke mall yang dipojok
di depan Masjidil Haram.  Di lantai 2 ada toilet wanita.  Kebetulan setiap  saya ke sana petugasnya seorang TKW dari Indonesia, yang ramah, bernama Patma.

Apa yang saya jalani selama umroh…?
Apa yang saya rasakan…?
Saya sharing di postingan berikutnya ya teman-teman..
Ini sudah sangat larut.. Dan saya sedang berada di Pasir Pangaraian,
ibu Kota Kabupaten Rokan Hulu, . ***

Always on my mind, Mom…

Mama_PenangHari ini pikiranku tak bisa berkosentrasi kerja sebagaimana biasanya…  Aku rindu sama Mama… Rindu yang tak terkatakan.. Seperti yang sudah2, rindu ini membuat air mata kerap mengalir, bahkan ketika rindu itu melintas saat aku sedang tenggelam dalam pekerjaan… Kalau sudah begitu, aku hanya bisa menahan agar tangis itu tenggelam di dalam dada… tak keluar dalam suara…

Lalu di kegalauan itu aku melihat tawasan sebuat applikasi, untuk membuat slide dari koleksi foto2 kita.. Bisa foto2 yang sudah kita upload di medsos2 yang kita miliki.. atau pun foto2 digital yang masih di komputer kita dan belum di-upload..  So, aku terpikir untuk membuat slide buat foto2 Mama yang ada di aku.. Karena slide itu juga menyediakan fasilitas untuk kita kasi sound untuk mengiringi, yang bisa kita pilih dari youtube, aku meilih lagu Always on my mind dari Michael Buble sebagai pengiring slide foto2 Mama…  Semoga slide ini bisa dilihat juga buat abang dan adik2ku, juga ponakan-ponakanku… Meski aku tahu ini tak akan membuat rasa rindu akan Mama hilang… Tapi semoga dengan melihat begitu banyak kebersamaan yang pernah kami rasakan bersama Mama, hati yang rindu itu bisa terhibur…

Silahkan dilihat slide yang aku buat untuk Mamaku, di sini…. Teman2 juga bisa bikin slide kalian, tentang apa yang kalian inginkan.. ***

Jangan Bercerai, tapi….

Beberapa hari yang lalu, seorang sahabat lama..  Yang juga sudah lama tak berkomunikasi menghubungi ku by phone…

“Kak…, kakak sibuk? Kita bisa ketemu.. Aku ingin bicara..  Aku mau minta masukan… Aku rencananya akan bercerai..”

Innalillahi…  Tubuh ku mendadak rasanya dingin…

Aku menjawab “Iya.. Aku bisa.. Kapan mau ketemu..? Jam istirahat kantor saja, kalau mau.”

Sahabat ku itu menyetujui.. Dan dia menjemputku di tempat kerja, saat jam istirahat kantor…

broken heartBegitu bertemu, sahabat ku bilang  : Aku mau bercerai kak.. Gugatan sudah ku masukkan ke Pengadilan..

Aku : Tak bisakah ditahan lagi…?

Sahabatku : Kakak kok bisa bilang begitu? Kakak belum dengar apa yag terjadi pada ku..  Aku ingin bicara dengan kakak untuk dapat masukan dari seseorang yang telah melakukan perceraian.. Tapi aku gak nyangka kalau pikiran kakak begitu..

Aku : Aku pernah membaca buku.. Buku yang diberikan sahabat kita sebagai hadiah pernikahan ku sekitar 3 tahun yang lalu…  Dibuku itu tertulis sebuah riwayat hadist Rasulullah, dimana kesuksesan setan yang tertinggi bukan lah menggoda manusia hingga melakukan kejahatan, tapi menghancurkan rumah tangga, memisahkan suami dari istrinya… Apa yang terjadi dengan rumah tangga mu?

Sahabatku : Dia selingkuh kak..  Dan aku juga sudah dijahati secara finansial…  Selama ini sebenarnya aku yang membiayai rumah tangga kami kak.. Bahkan aku yang sekarang2 ini membiayai sekolahnya..  Aku bekerja keras, dia menikmati, sekarang dia menghianati…  Aku sudah melihat bukti-buktinya…

Innalillahi….

Sahabatku melanjutkan :  Kenapa kakak menyarankan aku untuk mempertahankan rumah tangga ini, sementara kakak melakukannya…?

Aku : Karena bagaimana pun perceraian itu menyakitkan.. Perceraian ku hanya menyangkut perasaan diri ku dan  juga keluarga ku.. Tapi perceraian mu, menyangkut perasaan anak-anak mu.. Pernikahan ku hanya seumur jagung, pernikahan mu sudah berbelas tahun…  Dan sesungguhnya aku melihat dari perjalananku bahwa ujian hidup  lelaki adalah  perempuan dan harta.. Sementara ujian hidup kita perempuan adalah kesabaran menghadapi, mendampingi suami menghadapi ujiannya..  Bukan kah suami adalah amanah Allah yang harus kita jaga, sebagaimana kita, para istri adalah amanah Allah pada para suami, yang harus dia jaga?

Sahabat ku : Kakak masih berpikiran seperti itu setelah semua perjalananmu, kak…?  Aku saja kalau ketemu dengan mantanmu rasanya pengen nonjok dia, kak…  Karena aku masih ingat bagaimana gembiranya aku saat mendengar kakak akan menikah.. Aku sampai berencana terbang ke Samarinda untuk menghadirinya…

Aku : Aku sesungguhnya untuk sampai di titik benar-benar memulai mengurus perceraian itu  setahun setelah aku mengetahui hal-hal yang menyakitkan..  Aku pernah berusaha memperbaiki..  Tapi ternyata tak berjalan… Bahkan aku tahu makin banyak, makin banyak..  Dan orang-orang yang terlibat di situ berusaha menggerogoti hati ku tanpa ampun..  Pada akhirnya aku melakukan perceraian untuk membebaskan diri ku dari rongrongan rasa sakit… Dan pada akhirnya, aku melihat proses ini sebagai upaya melepaskan mantan suami ku dari tanggung jawab dirinya atas diriku..  Dan sesungguhnya ketika palu perceraian itu diketuk…,  tubuhku gemetar..  Padahal, proses perceraian itu saja 1,5 tahun..  Di situ lah aku mengerti betapa kuatnya ikatan pernikahan yang dilakukan di hadapan Allah itu, meski hanya seumur jagung…  Jadi, kalau dirimu masih bisa bersabar, jangan bercerai..  Tapi kalau perceraian itu satu-satunya jalan untuk menghentikan suamimu dari kezalimannya, dengan berat hati lakukan lah..  ***

Wish A Better Life…

ImageBayangan wajah suram dengan airmata menggenang di pelupuk  di gelap malam berhujan di pelataran  Penvil melintas dalam kenangan..
Semoga kehidupanmu lebih baik dan semakin baik di masa yang akan datang…
Semoga tak lagi melakukan kesalahan yang sama..
Semoga godaan dunia tak lagi membuatmu mellepaskan apa yang ada dalam genggaman.., sehingga semua tergulir, jatuh berkeping…

*wish u have a better life, a happy life*

Catatan Kecil di Juni 2013

Aku menemukan tulisan ku ini di FB ku saat melihat-lihat kembali postingan lama..  Ku re-posting di sini agar mudah aku temukan dan lihat kembali, sebagai pengingat diri…

Tulisan ini aku buat saat aku sedang berada di Lamphun, sebuah kota di bagian Utara Thailand, sekitar 1 jam dari Chiang Mai..

@ Doi Suthep, Chiang Mai, Thailand, Juni 2013

@ Doi Suthep, Chiang Mai, Thailand, Juni 2013

Kita tak bisa merubah siapa pun, kecuali diri sendiri…

Karena setiap manusia adalah jiwa bebas yang punya hak menentukan pilihan-pilihan hidupnya. Termasuk pilihan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik, punya kehidupan yang lebih baik, atau mau tetap begitu-begitu saja sampai di ujung kehidupannya…

Yang bisa kita lakukan hanya merubah diri sehingga bisa menerima kekurangan dan kelebihan orang lain..
Yang bisa kita lakukan adalah dengan mengatur agar cawan hati menjadi lebih kuat, lebih besar kapasitasnya dalam menghadapi lika liku kehidupan..
Atau…., kita bisa merubah diri untuk menjadi lebih tegas dalam menyongsong masa depan dan melepaskan masa lalu…

Nite nite Lamphun, Nite nite Thailand, Nite nite all… — feeling blessed in Lamphun, Thailand.

Dalam Diam…

silentDalam diamku…
Tanpa kemarahan…
Hanya keikhlasan…
Hanya kepasrahan
Agar tak lagi kesalahan dan dosa bertambah…

*tetap mendoakan mu dalam diamku*

picture : http://www.dreamstime.com/photos-images/muslim-woman-praying.html

Terima Kasih…

Ketika kita menemukan, mengenali sederet orang2 yang sudah menyakiti kita…, tak mudah memang menahan hati, pikiran dan lidah kita untuk tidak membalas rasa sakit yang sudah mereka goreskan ke hati kita..

Sondha Siregar, 01.09.2013

Sondha Siregar, 01.09.2013

Tak mungkin hati tak sakit bila digores, apa lagi digores oleh orang2 yang kita tak merebut apa pun dari mereka.. Orang2 yang sebelumnya kita tahu pun tidak bahwa mereka ada di dunia ini..

Namun di sisi lain jadi lebih  banyak hal yang terungkap…  Meski belum tentu apa yang mereka katakan itu benar…., karena kejujuran adalah hal yang langka dalam dunia mereka..  Dan bahkan memang banyak di antara mereka yang mengatakan, megungkapkan hal-hal agar dirinya eksis…  Dan itu akan membuat luka makin dalam, makin perih…

Tak mudah memang menahan siku untuk tidak balas meyodok, ketika rasa sakit itu sangat perih…

Kalau sudah begitu, tak ada yang bisa dilakukan selain mengatakan pada diri bahwa ini proses belajar tentang kesabaran…, ini lah proses pembentukan kelapangan hati….

Butuh waktu untuk bisa menatap mereka dengan tersenyum, sembari berucap dalam hati,  “Terima kasih sudah bersedia mengambil peran menjadi orang jahat agar aku bisa mendapat kesempatan belajar tentang kesabaran..”  ***

Catatan Hati Seorang Istri

Aku menemukan buku ini pada tanggal 09 Juni 2013 di sebuah rak di TB Gramedia Pekanbaru.. Dan membacanya secara mencicil selama dalam penerbangan2 saat aku liburan ke Thailand pada bulan Juni 2013…

Buku ini merupakan non fiksi yang ditulis ulang, dikompilasi oleh ibu Asma Nadia ..   Aku juga pernah menulis catatan kecil tentang buku ini di FB-ku… , tapi aku akan coba menulis lebih detil di sini..

Seperti yang pernah ku tulis, buku ini memang  bagus utk dibaca, oleh para istri, perempuan yg belum menikah, juga para lelaki.. Kenapa…?

DSCN2119Karena…., menegakkan rumah tangga bukan lah hal yang mudah,.., Dan rumah tangga selalu menjadi ujian besar bagi para istri untuk menggenapkan setengah dari imannya…

Buku ini menceritakan pengalaman para istri dalam menjalani cobaan-cobaan yang terjadi dalam rumah tangga, ketika suami berselingkuh, atau ingin berpoligami, serta langkah-langkah yang telah mereka lakukan untuk menyelesaikan masalahnya.  Tentu penyelesaian dengan jalan yang sesuai aturan agama, dalam hal ini Islam..

Buku ini memberi sisi pandang tentang hal atau situasi yang mungkin tak pernah terbayangkan akan terjadi dalam kehidupan kita para perempuan saat kita memutuskan akan menikah..  Jadi dengan membaca buku ini kita bisa melihat bahwa kemelut yang terjadi bukan hanya pada diri kita..  Kita juga bisa punya referensi langkah-langkah seperti apa yang bisa kita lakukan, tentu dengan penyesuaian terhadap kondisi dan situasi yang terjadi pada diri kita..

Namun….,  di dalam buku ini kita bisa melihat bahwa penderitaan para istri acap kali disebabkan oleh sikap dan tindakan perempuan lain..  Ya..,, ternyata selalu kaum kita sendiri yg menjadi peran pendukung dalam ujian2 yang hadir dalam kehidupan para istri.. Kaum kita sendiri yg menggerogoti, menyakiti hati perempuan lain yang telah berstatus istri…

Ya…, kaum ku, kaum perempuan, kalau jatuh cinta sepertinya sering kali menjadi buta, dan menerima ucapan lelaki yang menjadi kekasih hatinya sebagai kebenaran mutlak..  Si lelaki menjadi matahari, bulan sekaligus bintang di hati dan pikiran, sehingga tak mau membuka mata, hati dan pikiran terhadap kebenaran yang sesungguhnya..  Bahkan menargetkan si lelaki harus menjadi miliknya dengan segala cara, bahkan dengan menutup mata, telinga bahkan hati..

Ini beberapa kisah yang ku tahu pernah terjadi…

1.  Ada perempuan belia, yang begitu tahu kekasihnya ternyata sudah menikah dan punya istri, yang dia lakukan bukan meninggalkan si lelaki dan melanjutkan hidupnya.. Tetapi dia justru mengejar si lelaki, bahkan melakukan tindakan-tindakan yang terus menerus menyakiti hati si istri, dengan harapan si istri sakita dan tak sanggup meneruskan pernikahan…   Astagfirullah al adzim…

2.  Ada perempuan yang bisa berkata pada istri lelaki yang pernah jadi kekasihnya, “Kalau kamu nanti cerai, kasi tau aku, ya…” Astagfirullah al adzim…

2.  Ada juga perempuan yang sudah berusia matang, yang pernah mengalami kegagalan rumah tangga, yang memutuskan tetap menjalin hubungan dengan lelaki yang dia ketahui sudah punya istri..  Bahkan dengan berani menulis status di media sosial, “Pacaran dengan brondong itu biasa.. Pacaran dengan suami orang, itu baru luar biasa dan menantang.”  Innalillahi..

3.  Ada juga perempuan yang setelah tahu bahwa lelaki yang melamar dirinya adalah suami perempuan lain, justru dia bersedia untuk dipoligami.. Saat si istri menolak untuk dipoligami, dan ingin berpisah saja, si perempuan lalu mendekati si istri dengan mengaku sebagai sahabat si lelaki.., Menasehati agar bersabar menghadapi tingkah laku suami, dan tak usah meninggalkan si suami karena permintaan poligaminya.., Dia juga  mengatakan apakah suami akan berpoligami atau tidak itu adalah takdir Allah, dan jangan lah bercerai hanya karena tak mau dipoligami suami..

4.  Ada juga perempuan yang tahu bahwa laki-laki yang mendekati dan melamar dirinya ternyata suami perempuan lain..  Tindakan yang dia lakukan bukannnya pergi, dan mengingatkan si lelaki akan tanggung jawabnya.  Tapi malah menghbungi si istri dan mengatakan ingin bersilaturahmi sebagai sesama istri dari si lelaki.  Gubrrrrraaakkksssss…   Padahal saat itu sebenarnya  dia belum menikah (siri) dengan si lelaki..  Bahkan setelahnya dia mengirim pesan agar si istri bersabar, tetap tersenyum dan melupakan orang yang menyakitinya..  Entah laahh…

Mungkin ada banyak cerita yang lebih mengerikan tentang ujian rumah tangga terhadap para istri..  Tapi apa pun, bagaimana pun itu, sebaiknya kita para perempuan berhati-hati agar tidak berkontribusi menyakti hati para istri..

Di halaman 286 buku ini ada tulisan yang menurut saya bisa jadi masukan bagi para perempuan yang menyatakan dirinya bersedia dipoligami..

“Tentang poligami, harus dilihat… siapa yang melakukannya.  Benarkah poligami tersebut dilakukan seseorang yang memiliki pemahaman agama dan berakhlak baik (implementasi iman)? Bukan sekedar dilakukan orang yang merasa jatuh cinta dan mencari wadah agar maksiat yang mungkin malah sudah terjadi menjadi halal?”

Buku ini juga baik dibaca oleh para lelaki, menurut saya…  Mengapa..?

Agar laki-laki yang katanya berasal dari planet yang berbeda dengan perempuan, bisa melihat dan memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan para istri saat mereka menghadapi perselingkuhan suami atau si suami minta agar diizinkan berpoligami..

Pada halaman 21 – 24 ada tulisan tentang pikiran seorang lelaki tentang poligami…

Menurut lelaki tersebut, “Kalau saya menikah lagi, itu murni karena saya suka dengan gadis itu.  Saya jatuh cinta. Titik.”  Jadi bukan karena untuk melindungi perempuan-perempuan yang semgsara… Atau untuk membantu para perempuan menegakkan imannya…  Sama sekali bukaaaaaaannnnn…..

Tapi kemudian si lelaki juga berkata…

“Jika saya menikah lagi ; pertama, kebahagiaan dengan istri kedua belum tentu… karena tidak ada jaminan untuk itu.  Apa yang di luar kelihatannya bagus, dalamnya belum tentu.  Hubungan sebelum pernikahan yang sepertinya indah, belum tentu akan terealisasi indah.  Dan sudah banyak kejadian seperti itu. 

Yang kedua, sementara luka hati istri pertama sudah pasti, dan itu akan abadi.  …

Sekarang, bagaimana saya bisa melakukan sebuah tindakan untuk keuntungan yang tidak pasti, dengan mengambil resiko yang kerusakannya pasti dan permanen?”

Hmmmm…..

Tapi di dalam buku ini, tak seluruhnya berisi cerita buruk tentang pernikahan bagi para istri..  Ada juga cerita tentang seorang suami yang tidak mau mempoligami atau menceraikan istrinya yang diserang penyakit cacar sehingga kehilangan kecantikan fisiknya…  Ada juga tentang seorang suami yang memilih menduda sampai akhir hayatnya setelah si istri meninggal, karena rasa cintanya, karena kebaikan-kebaikan yang telah diukir sang istri di sepanjang pernikahan mereka..  Ada juga cerit-ceritaa tentang istri yang sangat berduka karena meninggalnya suami yang begitu baik terhadap mereka…

Dari semua catatan yang ada di buku ini, KESABARAN DAN BERPEGANG KEPADA ALLAH adalah jalan dan langkah yang terbaik..  Bila masih banyak kebaikan dari pasangan yang berpotensi untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang, bertahanlah..  Berjuanglah untuk menegakkan rumah tangga.. Namun ketika pernikahan itu hanya mendatangkan kemudharatan, perceraian, tindakan yang halal namun dibenci Allah, bukan lah hal yang tak boleh dilakukan…

Namun…., saya tahu, sangat tahu BERSABAR itu tidak semudah membalikkan telapak tangan…  Tapi kita harus mencoba, mencoba dan mencoba…, meski luka menganga, dan sakitnya tak terkatakan…  ***

It’s 6 years already..

4 days ago I’m completly 6 years writing my blog…

ImageTak selalu bisa menulis.. Terkadang bisa tiap hari… Bisa juga berbulan-bulan tak menulis apa pun.. Tapi ada juga dalam sat hari bisa membuat 2 tulisan..

Mood sangat berpengaruh, selain kesibukan atas pekerjaan…  Tapi teteuuuuup blog bisa menjadi salah satu cara menyeimbangkan jiwa, terhadap tekanan-tekanan yang terjadi dalam kehidupan..

Blog juga bisa menjadi media untuk bersuara dan memberikan informasi kepada publik tentang “sesuatu”.. Tapi ini bukan “sesuatu” – nya jeng Syahrini, lho…

Namun di sisi lain blog juga membuat orang yang tak dikenal mudah menemukan kita, keberadaan kita di dunia…  Hmmmmm, semoga aja tidak ada hal yang buruk yang mereka lakukan setelah mengetahui keberadaan kita…

Anyway…, I’m happy being a bloger… ***

I’m in the middle of no where…

I’m in the middle of no where..

in the middle of nowhere

.

Rest in Peace, Eko…

Sepuluh hari yang lalu…, tepatnya tanggal 29 April 2013, sekitar jam 16.30…
Saat aku sedang mengangsur pekerjaan yang berderet-deret di meja, meski jam kerja sebenarnya sudah usai 30 menit sebelumnya… Tiba-tiba telpon ku berbunyi.., dari nomor yang tak kukenal… Tapi aku tetap menekan tombol “accept”…
Begitu aku dekatkan pesawat telpon ke telinga ku, terdengar suara panik “Tete, tete cepat ke rumah sakit.. Mami sakit..”
Aku yang bingung, dan gak mudeng bertanya, “Ini siapa…”
Suara panik itu menjawab “Emyr…”
Emyr adalah nama putra kedua sahabat ku Eko alias Randra Aprileni.. Dia dan abang nya Taffy memang memanggilku “Tete” yang diambil dari kata Tante..

EkoAku lalu lanjut bertanya, “Ada apa ‘Myr..?”
Emyr : “Mami di UGD RSUD, Tete cepat ke sini..”
Aku yang masih bingung : “Ada apa Myr, Mami kenapa? Ayah mana?”
Emyr dengan suara nyaris menangis : “Emyr gak tau Mami kenapa. Ayah ada di sini. Tete cepat datang.”
Aku : “Iya.. sebentar Tete datang.”

Aku bingung.. Gak ngerti ada apa.. Tubuh yang lelah karena sehari sebelumnya baru pulang dari luar kota selama seminggu turut membuat otak ku jadi lelet…
Tapi aku segera bergerak.. Aku memakai sepatu, yang biasanya aku lepas dan diganti dengan sandal jepit, kalau sudah duduk menghadapi meja kerja.. Lalu mengambil berkas surat2 yang rencananya sore itu mau aku bawa menghadap atasan untuk beliau tanda tangani bila berkenan.. Aku lalu menemui Fitri, ajudan atasan ku.. Minta dia untuk membawa berkas tersebut ke atasan ku, dan menjelasakan bahwa aku harus ke UGD RSUD dan tidak bisa membawa sendiri berkas tersebut ke atasan ku. Fitri lalu menerima berkas, dan mengatakan, “Hati-hati di jalan, bu…”

Di teras kantor aku bertemu Andre, teman kantor ku.. Aku sempat mengatakan kemana aku akan pergi, serta rasa bingung ku pada Andre.. Dan Andre bilang, “Cepat pergi, kak.. Hati-hati…”

Aku membawa si sparky meluncur keluar halaman kantor.. Menyusuri jalan yang ramai dengan pikiran tak tentu arah..
Ada pikiran kalau aku lagi dijailin sama Eko.. Bahwa dia sedang menunggu ku di gerbang pintu RSUD untuk mengajakku jalan sore di halaman masjid Annur yang persisi di seberang RSUD..
Tapi hati kecil ku bilang, tak mungkin Eko melibatkan Emyr untuk menjaili aku…
Rasanya ini memang sesuatu yang serius.. Karena sekitar 2 tahun yang lalu Eko masuk rumah sakit karena gejala stroke, Eko justru tak memberi tahu aku.. Aku justru tahu setelah dia keluar dari rumah sakit dan dirawat jalan..
Hati ku bilang, kali ini ada sesuatu yang serius.. Ada yang serius….

Saat aku masuk ke halaman RSUD, dan melihat ke arah UGD, ada banyak sekali orang berseragam Linmas, seragam yang dipakai PNS hari senin, seperti yang juga aku pakai hari itu.. Hati ku semakin tak tentu rasa.. Hati ku semakin bilang ini sesuatu yang serius… Tapi aku masih tetap tenang, dan memarkirkan sparky di tempat yang teduh..
Aku lalu melangkah dengan cepat meuju pintu UGD.. Lalu bertanya pada petugas SATPAM yang duduk di pos nya di antara 2 pintu UGD, “Pak, saya barusan ditelpon, dikasi tahu kalau sahabat saya Randra Aprileni dirawat di UGD. Dimana dia ya pak?”

Petugas SATPAM menunjuk pintu sebelah kirinya..
Aku lalu melangkah ke pintu itu, dan mulai melepas sepatu kanan ku saat melihat tulisan di pintu “Harap Alas Kaki Dilepas”.
Tapi belum selesai aku melepas sepatu kanan ku, seseorang laki-laki  yang tak ku kenal dan berbaju Linmas menarik tangan ku dan mengakatakan, “Tak usah dilepas, bu. Ibu masuk saja”. Dia menggiring ku masuk ke UGD, ke sebuah ruang yang dibatasi tirai dengan kiri kanannya, serta ke arah lorong UGD..

Di situ aku meliha Eko terbaring, tak sadar.. Petugas para medis sedang berusaha memacu agar jantung Eko bergerak.. Aku lihat ada bang Wan, suami Eko berdiri di samping Eko berbisik di telinganya, tak tahu aku apa yang dibisikkannya.. Di sebelah bang Wan aku lihat Emyr berdiri menahan tangis…

Aku tanpa sadar berkata dengan lembut, seperti kalau kami sedang bicara dari hati ke hati… “Ko…., Eko… Eko kenapa, Ko…?” Air mata ku langsung mengalir, aku terisak melihat keadaan yang membingungkan dan tak ku mengerti..
Aku tak percaya bahwa tubuh yang sedang diupayakan agar jantung nya tetap berdetak itu adalah Eko…
Aku dengar bang Wan berkata pada ku. “Te…, berdoa, Te.. Berdoa…”
Aku tak tahu harus berkata apa, hanya bisa menjerit dalam hati agar semua ini segera berlalu, dan Eko segera sadar..  Aku lalu meraih telapak tangan kirinya… Menggenggamnya.., berharap dia bisa merasakan bahwa aku ada di sampingnya.., agar dia kuat menghadapi pertarungan kali ini dan tidak menyerah…
Tapi tak lama petugas medis yang berdiri di sebelah ku meminta aku untuk melepaskan tangan itu karena dia akan mengukur detak nadi Eko…

Lalu, tak lama aku melihat petugas yang berdiri di sisi kepala Eko menganggukkan kepalanya, dan aku mendengar seseorang mengucapkan Innalillahi wa innaillaihi roji’un…

Aku terpana, bingung,  tak percaya akan apa yang terjadi..
Aku lalu melihat para petugas medis menutup seluruh tubuh Eko dengan selembar kain, dan membawanya ke ruang, di belakang ruang UGD..
Setelah rasa bingung ku berkurang, aku bergegas menyusul ke ruangan kemana mereka membawa tubuh Eko..
Di sana aku melihat anak-anak Eko menagis, lalu muncul Sari adik Eko yang baru saja sampai di RSUD..
Mereka harus menunggu beberapa saat, baru bisa membawa jenazah Eko pulang ke rumah..

Aku lalu pamit pada bang Wan dan Sari untuk duluan ke rumah mereka, bersama dengan ibu tetangga depan rumah Eko yang ikut bersama Sari ke rumah sakit..

Selama di perjalanan pikiran ku melayang-layang.. Rasanya aku semua yang terjadi tidak real..
Tapi saat aku sampai di rumah duka, ada begitu banyak orang datang, dan itu terus berlangsung sampai malam..
Menjelang jam 10 malam, aku memutuskan untuk pamit pulang pada keluarga Eko.. Tubuh ku yang memang kurang fit karena kelelahan, rasanya menjadi semakin lemah setelah mengalami apa yang terjadi sejak sore…

Dalam perjalanan pulang bersama sparky, aku rasanya melayang…  Tak percaya dengan apa yang terjadi..  Rasanya bukan Eko yang telah berpulang ke Rahmatullah tadi sore…  Air mata ku mengalir tak bisa ditahan…, ingatan ku melayang ke 16 tahun perjalanan pertemanan kami…, ke 11 tahun dimana  kami selalu bersama-sama…  Begitu banyak momen kebersamaan, yang rasanya tak seluruh detil mampu aku ingat kembali…

Ingatan ku melayang ke saat2 kami bicara di teras belakang rumahnya…  Saat itu dia dalam proses penyembuhan setelah gejala stroke… , dan aku bilang ke dia..,  “Jangan lah sakit…  Kalau nanti Eko sakit, nanti aku gak punya teman yang menemani sampai aku tua..  Nanti kalau udah pensiun aku gak punya teman jalan-jalan pagi.”  Obrolan orang-orang yang memandang dunia dengan polos..,  lupa bahwa kematian bisa terjadi dalam satu jentikan jari…

Sampai di rumah aku mengamati isi rumah ku… Hampir semua barang yang ada di dalam rumah aku beli dengan ditemani Eko.. Kulkas, lemari buku, mesin cuci, kipas angin, AC, kompor, ketel, sederet panci, karpet, peralatan makan, hiasan di dinding rumah, container-container penyimpan barang, bahkan baju, kerudung  sampai pakaian dalam…  Air mata ku kembali mengalir dan terus mengalir…  Kepala ku mulai berdenyut-denyut, sakit sekali…   Aku akhirnya jatuh tertidur, namun bulak balik terjaga…

Saat bangun pagi, pikiran pertama yang hadir adalah “Eko sudah tidak ada lagi…”.  Air mata ku kembali merebak..  Tak bisa ditahan.. BBM, SMS dan telpon dari orang-orang yang mengetahu kebersamaan kami justri membuat air mata ku semakin deras..  Tapi ingatan ku bahwa hari ini Eko akan dimakamkan, membuat aku bergegas mandi dan beres-beres..  Aku harus ke kantor untuk absen, baru pergi lagi ke rumah Eko..

Akhirnya, Eko dimakamkan hari Selasa, 30 April 2013 di pemakaman Rawamangun di Jalan Labuai Raya..  Namun berhari2 aku tetap tak bisa menghentikan air mata ku menetes kala mengenangnya…

Dia telah mengambil peran besar di kehidupan ku terutama 16 tahun terkahir.. Dia menolong ku, menemani ku, mengingat kan ku… Dia mengisi kehidupan ku yang dalam 11 tahun sering aku jalani dalam kesendirian, saat-saat jauh dari keluarga…    Dia bersikap sebagai pengingat agar aku kuat dan tegar, saat badai kehidupan melanda.. Dia memberikan pelukan, menghapus air mata ku.. Dia memberikan kehangatan bagi jiwa ku yang  kesepian…, melalui pelukan, dan ciuman di pipi kanan kiri tiap bertemu dan akan berpisah…

Tapi setahun yang lalu, saat aku mengaku padanya  ada badai besar sedang menghampiri hidup ku, justru Eko yang lebih dulu menangis dari pada diri ku sendiri..  Rasa sakit yang luar biasa justru memunculkan semangat bertarung pada diri ku, membuat air mata ku tak menetes..  Justru setelah Eko menagis, dan mengatakatan bahwa aku tak pantas mengalami apa yang terjadi, air mata ku tak bisa di bendung… Kami menangis berdua di dalam sparky, yang diparkir di bawah pohon di sudut halaman kantor Eko..

Mana mungkin aku bisa melupakan butir-butir kebaikan yang ditaburkannya dalam perjalanan 16 tahun kami…

Rest in peace, dear..  Selamat beristirahat sahabat ku, saudara ku.. Semoga rumah baru Eko lapang, terang dan indah..  Segala-galanya lebih dari yang ada di dunia ini…  Amiin..  ***

Hujan….

ImageHujan selalu membawaku pada kenangan akan Kota Bogor…
Hari2 melonjak ke sana ke mari dengan baju kaus or sweater plus jeans dan sepatu keds..
Hari2 menggerombol dengan teman2…
Hari2 melambaikan tangan pada bemo dan angkot…
Hari2 membawa payung di dalam tas.. (istilahnya teman2, hanya orang bodoh yang tinggal di Bogor tapi gak bawa payung)….

Rindu pada masa muda yang penuh kegembiraan…. ***

How To Stay Young..

Stay Young….???

Yuupppss…., Every body must want  to stay young, right…?

Tetap energic, happy, fun dan penuh semangat petualang…

Saya mau…, teman2 juga pasti mau… Pasti…  😀

Ini ada file power point HOW TO STAY YOUNG’ yang bisa teman2 download ..

Beberapa tahun yang lalu aku dapat dari sahabatku, Avita Usfar

Semoga bisa membuat teman2 semangat yaaa….

How2StayYoung

The Wisdom in Hot Chocolate…

Apakah yang kita perlukan saat kita menikmari secangkir chocolate hangat….?

Chocolate hangat-nya kah..?

Atau cup-nya yang cantik…?

Apakah yang kita inginkan dalam kehidupan?

Kehidupan itu sendiri kah?

Atau hal-hal yang menjadi wadah kehidupan…?

The Wisdom in Hot Chocolate..

Mudah-nudahan,  file yang saya attach-kan di sini bisa membantu kita untuk kembali merenungkan, APA YANG KITA INGINKAN…
***

Happy Eid Mubarak 1433 H….

Teman dan sahabat… setelah perjalanan 1 tahun, dan 29 hari bulan Ramadhan, alhamdulillah kita sampai pada tanggal 1 Syawal 1433 H..

Perkanankan lah saya mengucapkan …

 

, تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَمنٌِكُمٌ صِيَامَنَا وَصِيَامَكُمٌ كُلُّ عَامٍ وَ أَنْتُمْ بِخَيْرٍ اَللّهُمَّ اجٌعَلٌنَا مِنَ الٌعَاءِدِيٌنَ وَالٌفَاءِز.

mohon maaf lahir dan batin  …..
Sondha Siregar  & Keluarga
└┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴✽̶⌣̊✽̶.

Bila Waktu Tlah Berakhir…

Bila Waktu Tlah Berakhir – Opick

Bagaimana kau merasa bangga
Akan dunia yg sementara
Bagaimanakah bila semua hilang dan pergi
Meninggalkan dirimu

Bagaimanakah bila saatnya
Waktu terhenti tak kau sadari
Masikah ada jalan bagimu untuk kembali
Mengulangkan masa lalu

Dunia dipenuhi dengan hiasan
Semua dan segala yg ada akan
Kembali padaNya

Bila waktu tlah memenggil 
Teman sejati hanyalah amal
Bila waktu telah terhenti
Teman sejati tingallah sepi

Extraordinary Experiences…

Setelah mengalami perasaan yang luar biasa karena penurunan berat badan…, aku diajak untuk masuk ke dalam bisnis Herbalife..  Honestly, aku yang sebelumnya pernah terlibat di bisnis insurance selama 5 tahun, tapi lalu mengundurkan diri karena merasa tak mampu lagi memberikan pelayanan yang baik bagi customers akibat kesulitan membagi waktu karena double job, tidak berminat melakukannya..  Aku gak yakin aku bisa melakukannya dengan happy…

Tapi aku akhirnya, setelah mendiskusikannya dengan seseorang, memutuskan untuk masuk ke bisnis ini.. Kok berani? Gak takut klo stress sendiri karena harus ngurus dua kerjaan sekaligus…?

Hmmmm…,  aku memutuskan untuk masuk ke bisnis ini bukan buat aku sendiri..  Tapi demi seseorang..  Bisnis ini diharapkan menjadi jalan bagi dia memulai hidup di kota ku..  Dengan masuk ke bisnis ini,  kami bisa mengerjakannya bersama-sama.., aku bisa membawa dia masuk ke dunia barunya di kota ku..  Dengan harapan dia selanjutnya akan bisa berkepak dengan indah di kota ini…

Seiring waktu berjalan ternyata kenyataan tak seindah rencana.  Aku ternyata harus menjalankan sendiri binis ini..  Berat…?  Ya iya lah..  😀  Aku harus bergerak di dua dunia..  Dunia yang berbeda..  Tapi aku harus menjalankannya, karena uang ku sudah sempat aku investasikan  kesitu..   Masa mau dilepas begitu saja, uang yang jumlahnya tidak sedikit buat aku yang bekerja sebagai PNS..

Untuk survive, aku harus belajar mengelola waktu dengan baik..  Harus bisa mengambil sela-sela waktu di jam kantor untuk menelpon kenalan-kenalan yang diprospek,  membuat appointment..  Lalu menggunakan jam istirahat dan waktu setelah pulang kantor untuk menemui mereka.  Waktu-waktu tersebut terkadang  digunakan untuk  mengantarkan barang pesanan, mengevaluasi kemajuan teman-teman yang mengambil program pada ku..

Semua dilakukan sendiri..  Jadi bukan hal yang langka kalau aku baru pulang ke rumah di atas jam 10 malam.. Dan stetelah sampai di rumah, aku harus mencocokan bukti-bukti transaksi dengan jumlah uang masuk.  Lalu menyiapkan stock barang yang akan dibawa keesokan harinya..   Bahkan wiken pun pagi-pagi sudah mulai bergerak..   Letih…?  Yaaa… Tapi hanya letih fisik bukan letih hati..  Dan itu pulih dengan beristirahat beberapa jam di malam hari..  Aku justru menikmati semua kesibukan ini..

Tapi seiring dengan waktu berjalan, ketika program-program yang dijalankan teman-teman mulai menunjukkan hasil..  Aku mengalami hal-hal yang tak biasa…, extraordinary experiences..  Apaan..?

Aku mengalami disambut sebuah keluarga  dengan senyuman bahagia saat aku datang ke rumah mereka..  Kebayang gak siyy gimana senangnya…? Kenapa mereka begitu…? Karena  putri mereka yang obesitas mengalami penurunan berat badan yang signifikan, yang membuat si putri belia tersenyum bahagia dan kebahagiaan itu menular ke seluruh anggota keluarga.. Alhamdulillah…

Aku menemukan mata putri belia itu berbinar-binar saat dia menceritakan pengalamannya.  Dia  bisa menemukan baju yang muat  buat dirinya di toko yang dia kunjungi..  Pengalaman yang sudah sangat lama tidak dia alaminya…  Bahkan teman-temannya tidak lagi mengejek tubuhnya yang berbeda dengan umumnya anak-anak seusia dirinya.  Sungguh matanya berbinar indah karena bahagia..

Kali lain aku bertemu dengan seorang ibu yang bahagia karena ukuran tubuh anak lelakinya, mulai berkurang..  Aku mendengarkan harapan-harapan si ibu akan kehidupan lebih baik untuk anak semata wayangnya itu…  Aku bahkan diminta mencarikan informasi  kalau-kalau ada anak gadis baik hati dari keluarga yang baik, dengan latar belakang pendidikan yang baik yang bisa dikenalkan pada si anak lelakinya..  Hmmmm..indahnya harapan  seorang ibu…

Saat lain, aku bertemu dengan seorang kerabat yang merasa lebih sehat, lebih nyaman dengan kehidupannya yang baru mulai memasuki masa pensiun..  Sampai aku bisa menggoda dengan mengatakan bahwa beliau harus sehat agar sempat menimang cucu, mendengarkan cucunya berteriak “Atuuukkk….!!” dan mengantarkan cucunya ke sekolah..

Ada banyak kebahagian hadir di antara mereka dengan perubahan berat badan.. Alhamdulillah.. Kebahagiaan mereka juga mengalir ke diriku.. Sungguh menjadi kebahagiaan yang tak ternilai…  Yang membuatku ingin terus berkiprah di bisnis ini.. Seperti yang aku ungkapkan di Timeline FB ku pagi ini..

Takin’ a part in Herbalife Bussiness is not just about taking financial profit, but having happiness in help others to be healthier, happier.. Seeing their happy smile, bright eyes are really extraordinary experience in my journey.. They inspire me to do more and more.. Man jadda wa jadda.. 

Memang luar biasa rasanya, sesuatu yang kita mulai untuk membuka jalan bagi seseorang,  kemudian terasa berat dan menyakitkan ketika orangnya  memutuskan untuk membatalkan begitu saja, tanpa memikirkan akibat dari keputusannya.  Lalu  kita terkacah-kacah menjalankannya demi menyelamatkan apa yang sudah sempat ditanamkan..  Tapi ternyata kemudian mengalirkan kebahagiaan-kebahagiaan di hari-hari kita, selain keuntungan finansial yang tentu tak bisa diabaikan..

Sungguh pengalaman yang luar biasa… Allah memang  tak pernah menyia-nyiakan usaha hambanya..  Sekali lagi.. MAN JADDA WA JADDA.. ***