Always on my mind, Mom…

Mama_PenangHari ini pikiranku tak bisa berkosentrasi kerja sebagaimana biasanya…  Aku rindu sama Mama… Rindu yang tak terkatakan.. Seperti yang sudah2, rindu ini membuat air mata kerap mengalir, bahkan ketika rindu itu melintas saat aku sedang tenggelam dalam pekerjaan… Kalau sudah begitu, aku hanya bisa menahan agar tangis itu tenggelam di dalam dada… tak keluar dalam suara…

Lalu di kegalauan itu aku melihat tawasan sebuat applikasi, untuk membuat slide dari koleksi foto2 kita.. Bisa foto2 yang sudah kita upload di medsos2 yang kita miliki.. atau pun foto2 digital yang masih di komputer kita dan belum di-upload..  So, aku terpikir untuk membuat slide buat foto2 Mama yang ada di aku.. Karena slide itu juga menyediakan fasilitas untuk kita kasi sound untuk mengiringi, yang bisa kita pilih dari youtube, aku meilih lagu Always on my mind dari Michael Buble sebagai pengiring slide foto2 Mama…  Semoga slide ini bisa dilihat juga buat abang dan adik2ku, juga ponakan-ponakanku… Meski aku tahu ini tak akan membuat rasa rindu akan Mama hilang… Tapi semoga dengan melihat begitu banyak kebersamaan yang pernah kami rasakan bersama Mama, hati yang rindu itu bisa terhibur…

Silahkan dilihat slide yang aku buat untuk Mamaku, di sini…. Teman2 juga bisa bikin slide kalian, tentang apa yang kalian inginkan.. ***

She Created Her Own Supervisor…

Hari ini, 3 minggu + 1 hari sudah sahabat ku, kembaran ku Eko berpulang ke Rahmatullah…Air mata ku sesekali masih menetes kala teringat akan dia, kala film2 kenangan berputar di benak ku.. Kenangan2 yang banyak, sangat banyak.. Kenangan 16 tahun kebersamaan.. Yang kalau dibuat jadi film entah berapa ratus keping CD yang dibutuhkan untuk menyimpannya..

Eko..

Eko..

Tapi ada satu hal yang sangat luar biasa yang telah dia lakukan…  Dia menciptakan atasan nya sendiri dalam satu episode kehidupannya sebagai pegawai…

Haaa…? Kok bisa…?

Itu lah hebatnya Eko…  Dan yang luar biasa dia melakukannya dengan senang hati, dengan sepenuh hati…

Gimana caranya…?

Caranya… ..Hmmmm.. Mudah2an pengakuan ini tidak berakibat buruk yaa…  Karena niatnya hanya menunjukkan betapa luar biasanya  bantuan yang sudah dia berikan pada ku… Tak terbalaskan..

Caranya…, suatu malam diatas jam 21.00 di akhir tahun 2000, telpon di tempat kost ku di Yogya berdering2…  Yuuppp, zaman itu hp masih barang mewah..  Masih jauh dari genggaman.. Telpon rumah ibu kost dan wartel adalah sahabat bagi ku yang sedang jadi anak kost, karena sedang sekolah lagi..

Gak lama, Ibu Suhaimi, ibu kost ku memanggil ku, memberi tahukan kalo ada telpon buat ku, Ibu bilang, “Dari Pekanbaru..”

Aku begitu gagang telpon nempel di telinga.. “Assalammualaikum… Siapa niyyy…?”

Terdengar suara yang tak terlalu sering ku dengar di telpon, hanya sesekali.. “Sondha, ini aku, Eko.  Cepat telpon balik aku yaa..”

Begitu menutup telpon, mengucap terima kasih ke ibu, aku langsung beres2 dan melangkah ke luar rumah, menuju wartel yang hanya sekitar 20 meter dari rumah..

Gak pakai antri…, alhamdulillah.. Aku lalu mendial nomor telpon rumah Eko.. 0761.44 sekian sekian sekian.. (Berapa ya.., aku sudah lupa… Dampak fasilitas phonebook pada handphone.. :D)

Begitu telpon berdering sekali, langsung diangkat.. Eko sudah menunggu di samping telpon sepertinya..

Aku : Assalammualaikum… Apa cerita, Ko..?

Eko :  Aku mau ngisi data awaktu (Bahasa Melayu : kamu).. Ada data-data yang aku gak tau..  Jawab yaaa…   Nama ayah, nama ibu, nama abang, nama adik, tempat tanggal lahir mereka, pendidikan mereka.. dst dst…

Oaalllaaahhhhh… ternyata Eko sedang mebuatkan Daftar Riwayat Hidup buat aku.. Itu lho format wajib untuk PNS kalau mau naik pangkat dll…

Aku : Buat apa siiyy, Ko?

Eko : Kan April nanti waktunya awaktu naik pangkat ke III/b.  Dari sekarang sudah harus dimasukkan usulannya..  Tenang aja lah.. Biar aku yang urus..  Tapi izin ya, aku tiru tanda tangan awaktu.. Karena kalau dikirim pula dulu ke Yogya, entah kapan pula sampai lagi ke sini..

Aku hanya bisa mengiyakan dan menjawab semua pertanyaan Eko satu per satu.., by phone..

Lalu di pertengahan 2001 aku menerima kabar kalo pangkat ku sudah naik ke III/b.  Alhamdulillah…  Thank you so much Eko…

Dengan modal pangkat III/b, yang bisa menjadi pangkat dasar untuk menjabat esselon IV/a, begitu pulang kuliah Desember 2001, 8 Januari 2002 aku diberi amanah untuk jadi Kasubbag Statistik dan Pelaporan di Bappeda Kota Pekanbaru..

Dan beberapa hari setelah pelantikan, Eko bilang ke aku, kalau dia ingin penyegaran.. Dia ingin pindah dari posisi dia saat itu..  Kebetulan aku ada di ruangan kepala Bappeda saat penyusunan formasi staff  yang akan dirolling..

Aku lalu menyampaikan keinginan Eko kepada Pak Raisnur, Kepala Bappeda Kota saat itu.  Dan respon pak Rais, “Ambil aja dia buat kamu, ‘Ndha.  Biar Eko jadi staff di tempat kamu, biar bisa bantu kamu..”

Yuuuppp, .She cerated her own supervisor…

Sejak itu kami jadi selalu bersama.. Di jam-jam kantor, mau pun di luar jam kantor…

Sejujurnya Eko sangat sabar menghadapi Sondha yang galak.. 😀

Sondha yang selalu memaksa Eko untuk sama-sama belajar agar kami bisa bekerja lebih baik, lebih sistematis, lebih mampu menggunakan alat2 kantor yang selalu berkembang teknologinya.. Dan alhamdulillah Eko bisa melihat semangat ku, kegalakan ku sebagai sesuatu yang positif..

Sungguh, mungkin kalau orang yang tak berpikir positif, bisa saja menggerundel dalam hati, “Udah gue urusin naik pangkatnya. Dapat jabatan setelahnya. Ehhh setelah jadi atasan, galak pula…” :Heheheheee…D

Tapi Eko tidak… Eko tetap memberikan pelukan dan kecupan hangat di kedua pipi ku saat kami bertemu dan berpisah..  Eko tetap menghapus air mata ku kala duka tak lagi tertahankan dan meledak menjadi tangisan..  Dan setelahnya Eko selalu membisikkan kalimat “Sondha itu kuat.. Sondha pasti bisa melewati semua cobaan..”

I miss U, dear.. Thank you for all you did to me…  Rest in Peace..

Pekanbaru dalam Kenangan…

Ini adalah postingan buat Susan Ashley alias Susan Awuy alias Uchen, teman se-jurusan saat kuliah di Bogor.  Kita beberapa minggu yang lalu  ngobrol by Facebook.  Uchen nanya2 tentang beberapa tempat di Kota Pekanbaru yang tersimpan kuat dalam memorynya. Ternyata Susan yang lahir dan sempat menghabiskan masa kecilnya di Rumbai, sebuah daerah di wilayah Kota Pekanbaru yang menjadi pemukiman dan perkantoran bagi PT. Caltex Pacific Indonesia (sekarang PT. Chevron Pacific Indonesia), ternyata rindu dengan kota ini..  So, Tati berjanji bercerita tentang sisi Kota Pekanbaru yang sempat kita bicarakan..

So, my dear Uchen.. This is the memory of Pekanbaru, our beloved town…

sukaramai_dulu

Ini adalah gambar bagian depan Pasar Pusat Kota Pekanbaru jaman dulu.  File digital photo ini Tati dapat dari men-scan koleksi photo bagian Humas Pemko Pekanbaru, saat Tati beberapa tahun yang lalu ditugaskan membuat bahan presentasi kepala daerah.  So, buat pemilik hak cipta photo ini, dengan sepenuh hati Tati mohon izin untuk mempublikasikannya…

Pasar ini dari dulu merupakan pusat kota Pekanbaru, dan berada di jalan Jendral Sudirman yang membelah pusat kota, mulai dari daerah Simpang Tiga sampai di tepi Sungai Siak.

Di deretan ini dulunya ada toko obat, toko buku, tukang koran/majalah, toko jam dan juga toko Fauzi, yang menjual pecah belah (kamu tau dan ingat tentang toko ini, Chen?).  Tati kecil kerap sekali ke toko Fauzi, karena almarhum ibu biasa belanja di toko ini baik untuk memenuhi kebutuhan rumah, maupun untuk membeli kado buat pesta2 perkawinan.  Zaman itu kalau ada yang pesta biasanya orang memberikan kado, bukan “angpau” seperti sekarang.  Tati bahkan ingat almarhum ibu pernah membelikan satu set peralatan makan dari melamin dengan gambar disney character di toko ini, juga sebuah boneka Panda yang cantik..  Hmmmm, dimana ya boneka ini sekarang…? I really miss it…

Tati gak tau kapan pasar ini berdiri, Tapi sejak Tati nyadar tentang lingkungan di kota ini, pasar ini sudah ada..  Deretan toko  di photo ini sebenarnya berumur cukup panjang, karena pasar yang dibagian belakangnya malah sempat dibongkar dan dibangun kembali, sebelum akhirnya sama-sama  dimusnahkan untuk dijadikan Plaza Sukaramai.

Toko Indola dan Benson, seperti yang kita bicarakan…?   Hmmm toko2 itu dulunya berada di jalan HOS Cokroaminoto, atau dari deretan toko-toko yang ada di photo di atas kita tinggal belok kiri..  Ya.., di jalan HOS Cokroaminoto memang terdapat sederet toko-toko yang sangat prestisius di tahun 1970-1980-an di kota Pekanbaru..  Sekarang toko-toko yang dideretan kedua toko itu udah gak ada lagi… Sudah menjadi pelataran parkir Plaza Sukaramai.  Deretan yang di seberangnya masih ada, tapi udah gak seprestisius dulu lagi..

Tati yakin Uchen ingat banget dengan Studio Photo & Washery Jaya Baru yang tepat berada di seberang Toko Indola,..  Ya…, karena dulu di samping toko itu adalah tempat parkir bus Caltex yang membawa orang-orang Rumbai turun belanja ke Pekanbaru setiap hari Sabtu..

Toko Indola, adalah toko yang menjual pakaian dewasa, remaja dan anak, tas, jam tangan, accecories bahkan mainan anak yang semuanya barang-barang dari luar dengan model dan kualitas yang tinggi..  ini adalah tempat belanja paling bergengsi di zamannya..  Tati ingat toko ini pada generasi kedua dimiliki oleh Tante Jenny, yang entah sudah dimana kini.  Sebelum toko ini tutup, si Afung ipar Tante Jenny yang mengelola toko ini bilang Tante Jenny menetap di Singapore. Setelah Tati besar dan ngobrol dengan banyak teman, Tati akhirnya tahu ternyata dulu banyak orang yang gak berani menginjakkan kaki di toko ini, sangkinkan prestisiusnya..

Di sebelah toko Indola adalah Toko Benson.  Tati gak ingat siapa nama pemiliknya.  tapi Tati sempat tau bahwa salah seorang putra pemiliknya sempat menikah dengan Tante Jenny, pemilik Toko Indola generasi kedua.  Yang jelas laki-laki dari keluarga pemilik toko Benson ini mirip-mirip : gendut-gendut, bulat dengan rambut pada tipis…   Tati gak heran kalo kakak2 Uchen ngeledekin kalo Uchen adalah anak pemilik toko ini yang diambil oleh orang tuanya…  Hehehe…

Toko Benson menjual makanan kering.  Kamu ingat gak deretan toples kaca yang gede2 berisi biskuit, kacang-kacangan dan permennya…?  Hmmmm… Aku yakin, kamu kenal permen kojak, chelsea, fox dan pocky-pocky di toko itu, seperti juga aku.  Hehehe…

Pemilik Toko Benson ini juga memiliki Toko Mewah, sebuah toko yang berada di seberang deretan Toko Benson, tapi lokasinya agak ke dekat jalan jendral Sudirman, cuma beberapa toko dari Rumah Makan Kota Buana, yang kelezatan nasi bungkusnya tetap kamu ingat sampai sekarang… Hehehe..  Toko Mewah ini juga gak ada lagi..

Di sebelah toko Benson ada kedai kopi, tapi Tati gak ingat namanya.  Seingat Tati, Tati hanya pernah sekali masuk ke kedai kopi itu, saat bosan menunggu almarhum ibu belanja.  Lalu Toko Life, yang seperti juga toko Benson menjual makanan kering.  Tati ingat, selalu singgah di toko ini untuk membeli ice cream flipper atau woody.  Hmmmm… , Tati masih ingat es woody rasa orange yang seger banget…  Toko Life sekarang juga gak ada lagi.  Tapi menantu pemilik toko ini, Suzy, adalah salah satu pemilik boutique yang cukup punya nama di Pekanbaru saat ini : La Moda.

Di samping Toko Life ada Toko Bali.  Toko ini seperti juga Toko Indola menjual pakaian dll, tapi plus perlengkapan golf.  Tati ingat…..  almarhum ibu membelikan Tati bola golf di toko ini untuk….. main kucing-kucing alias bekel..  Hehehe..  Ukuran dan pantulan bola golf emang enak banget buat main kucing-kucing…

Di samping Toko Bali, ada Studio Photo Hollywood.  Studio ini sangat terkenal di Pekanbaru karena hasil karyanya yang bagus dan everlasting..  So, banyak sekolah yang merekomendasikan anak muridnya untuk membuat pasphoto buat ijazah-nya di sini.. Tati membuat pasphoto ijazah TK, SD, SMP, SMA dan Universitas di sini.  Pada kesempatan pulang ke Pekanbaru setelah lulus ujian tapi belum wisuda (jarak ujian dengan wisuda sekitar 3 bulanan), Tati sempat-sempatin bikin photo di sini..  Hasil karya Hollywood, bisa dilihat di sini...  Studio Photo Hollywood masih ada sampai saat ini, lokasinya sekitar 50 meteran dari depan Toko Indola.

Di samping Toko Hollywood adalah Toko Buyung, satu-satunya toko di deratan itu yang pemiliknya urang awak.  Toko ini menjual pakaian dan kelengkapannya bahkan juga koper.  Kamu tau gak siyy Chen, kalo Toko Buyung ini awalnya berada di Boom Baru.  Itu lho deretan toko-toko dekat jembatan lama yang menghubungkan bagian kota Pekanbaru dengan Rumbai.  Jembatan yang dibuka jam 6 pagi dan sore supaya kapal-kapal bisa lewat..

Kota ini sudah berubah,  banyak bangunan tua yang telah musnah ditelan zaman dan kalah dengan kepentingan ekonomi.. Tapi kenangan masa kecil yang indah yang bertebaran di pojok-pojok kota ini akan selalu tersimpan dalam diri kita..   Keindahannya akan selalu mengisi reluang hati kita…

Ini ada beberapa blog yang memuat photo2 beberapa sisi kota Pekanbaru..

  1. Diversity in Harmony

2.  Selamat Datang

Mudah2an kita bisa ngobrol lagi tentang kota ini dan perkembangannya ya…

Selamat Jalan Pak Harto…

Siang ini sekitar jam 13.10 WIB, setelah dirawat sekitar 24 hari di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta, mantan presiden kita yang kedua, Bapak Suharto, telah berpulang ke Rahmatullah.

Tati adalah bagian dari generasi yang tumbuh di masa pemerintahan beliau….

Tati sempat merasakan berdiri berjam2 di pinggir jalan protokol di Kota Pekanbaru untuk melambaikan tangan pada beliau dan almarhumah Ibu Tien saat mobil yang beliau tumpangi melintasi jalan tersebut dalam suatu kunjungan kenegaraan. Saat itu bisa melihat hiasan sanggul ibu Tien yang berbentuk padi dan kapas dari balik kaca belakang mobil yang mereka tumpangi saja sudah menimbulkan kegembiraan namanya juga anak2..!!).

Tati juga merasakan murahnya uang sekolah sejak SD bahkan sampai S1 di IPB.
Kalo gak salah zaman Tati SD uang sekolah gratis, orang tua murid hanya diminta membayar sumbangan BP3 dengan jumlah yang ditentukan sendiri oleh masing2 orang tua murid tsb. Padahal itu SD Negeri terbaik di Pekanbaru zaman itu, semacam SD percontohan lah..(Tati aja kalo gak salah adalah murid angkatan ke-4 di sekolah tsb. Maksudnya waktu Tati kelas satu, murid paling senior adalah kelas 4. Kelas 5 dan kelas 6 belum ada).

Zaman kuliah di IPB Tati merasakan nikmatnya kuliah dengan subsidi negara, karena hanya harus membayar uang sekolah RP.75.000,-/semester selama masa perkuliahan. Tidak ada eskalasi SPP, tidak ada bayar uang SKS, uang bangku, uang lab dsb dsb. Jadi ingat seorang sahabat zaman kuliah yang suka sebel sama teman2 kuliah kita yang milih jadi ibu RT. Katanya, “Ngapain negara mensubsidi orang2 yang gak akan berperan bagi produktivitas negara?”. Hehehe. Mudah2an teman Tati itu pikirannya sudah lebih lunak ya, karena menurut Tati, ibu RT itu punya peran yang luar biasa lho dalam produktivitas negara. Mereka yang bertanggung jawab dalam menyiapkan sumberdaya manusia masa depan negeri yang kita cintai ini..!!

Tapi Tati juga membaca di berbagai majalah berita ada banyak ketidakadilan di negeri ini pada masa pemerintahan beliau.. Tati juga membaca ada banyak pembelengguan kebebasan perpendapat di masa itu.. Tati juga sempat melihat bagaimana jalan2 di pelosok Jawa terbangun dengan mulus dan bagus, sementara di daerah Tati, entahlah.. Di masa awal kuliah di IPB Tati juga sempat bertemu dengan teman yang untuk bayar uang sekolah pun harus pakai surat keterangan miskin (tapi mungkin teman2 dengan latar belakang ekonomi yang lebih terbatas ini lebih berhasil ya, karena fighting spirit-nya lebih kuat).

Tapi Tati juga merasakan sistem pendidikan yang cenderung membuat peserta didik enggak peka dengan situasi dan lingkungan serta cenderung selfish karena sistem pendidikan yang menjejali peserta didik dengan jadwal dan beban tugas yang assoyy.. Gimana mau aware, kalo tiap hari kita udah termehek2 dengan jadwal yang padat, tugas yang setumpuk dan ujian yang tiada henti. Hehehe. Tapi di satu sisi sistem ini juga membuat peserta didik jadi manusia yang tough. Istilahnya teman2 dibuang ke hutan juga hidup..!!

Mungkin Tati termasuk pihak yang merasakan banyak kemudahan di zaman pemerintahan Pak Harto, tapi Tati tidak menafikan bahwa ada, mungkin banyak, pihak yang merasakan kondisi yang sebaliknya..

Tapi apa pun yang pernah terjadi.., kiranya kita dapat memaafkan beliau. Mendoakan semoga beliau mendapatkan kelapangan dalam perjalanannya menghadap Sang Pemilik Alam Semesta… Karena kita pun akan kembali ke sana, dan kita pasti berharap agar segala kesalahan yang kita perbuat, baik dengan sengaja maupun tidak, akan dimaafkan oleh orang yang sudah tersakiti oleh kita, sehingga jalan kita menjadi lebih lapang pada waktunya nanti…

Temans dan sahabat2ku semua..,
Tati mohon maaf lahir dan bathin..
Semoga bila saatnya tiba pada kita semua, Alloh berkenan memberikan jalan yang lapang bagi kita untuk menghadap-Nya. Amin Ya Rabbal Alamin.

Pics diambil dari : http://en.wikipedia.org/wiki/Suharto

Es Campur Kenangan…

Suatu siang di akhir Desember 2007, saat Tati lagi ngobrol2 sama Mama di kamar di rumah sei Bingei… Dari jalan di depan rumah terdengar bunyi… “ting ting.. ting ting…”. Lalu kembali “ting ting… ting ting..”. Suara piring yang dipukul dengan sendok besi secara berirama.. Suara ini gak asing sama sekali buat Tati.. bahkan sejak kecil.. saat sering bulak balik ke Medan dengan almarhum Ibu..

Tati : Ma, itu suara tukang es campur kan?

Mama : Iya.. Kenapa, Nang? Pengen ya..?

Tati : He’eh.. Ndha beli ya, Ma?

Mama : Ya udah, cepetan panggil…

Tati langsung lari ke depan rumah dan teriak “Eeeeeeessssssssss….!!!!!”.
Si tukang es langsung bergerak ke arah depan rumah.. Tati langsung nyambung teriak lagi.. “Bentar ya pak..! Saya ambil mangkok dulu ya….!!!” Si tukang es langsung ngangguk, dan Tati langsung lari ke dalam rumah buat ambil mangkok di dapur..

Kok Tati kayaknya pengen banget sih minum es campur yang lewat di depan rumah ini..?

Es campur ini memang es kenangan, secara si penjualnya udah jualan sejak Tati masih kecil banget… Dan rasanya emang enak, karena pake kacang merah selain cendol, cincau, tape dll. Mana gulanya asli gula aren.. Hhhhmmmmmmmm lezat, segar… Biasanya siihhhhh, salah satu jenis es yang juga dijual adalah es serut yang diguyur sirop mangga warna ijo.. Tapi katanya sekarang udah gak ada yang jual sirup ijo itu lagi… Jadi si Bapak tukang es gak jual lagi deh es serut sirop ijo.. So benar2 tinggal kenangan deeehhhh…, hanya bisa dikenang kenikmatannya..

Kiriman Ayong

Pagi ini Tati dapat email dari Ayong. Ada attachment-nya.. Apaan? Pics jadul.. Bahkan ada foto close up Tati, yang Tati aja gak punya… Makanya jadi seneng banget.. Thanks ya Yong..

Kalo gak salah ingat ini pic dibuat saat Tati masih berusia 19 tahun… Oh my God, itu 21 tahun yang lalu… Dakyu sudah tua sekarang… Kulit sudah tidak secemerlang dulu… Di wajah sudah mulai ada flek2 coklat… Rambut yang dulu lebat dan megar mulai menipis… Hehehe. Tapi insya Allah, aku akan menerima proses penuaanku dengan ikhlas sebagaimana aku menerima keceriaan masa mudaku.. Mudah2an keriput di kulit, flek di wajah, rambut yang menipis membuat aku semakin menyadari makna hidupku.., makin mendekatkan aku dengan Pemilik-ku. Amin ya Rabbal Alamin.

Oh iya, dari pics yang dikirim ada juga pics Tati dan teman2.. Yang bikin Tati geli tuh.. tampang Tati kayaknya masih lugu bangeeeeeetttt…, zaman masih doyan pake bando.. Haaaallllaaaah…. Kalo gak salah ini pics dibuat waktu makan2 Anna lulus S1, di Restoran Pondok Bambu Tirza di Jalan Baru Bogor.


Kita dulu doyan banget makan2 di Pondok Bambu Tirza. Bahkan bersama gank Tati yang lain, yaitu Linda, Chi2, Idin dan Venny sering banget ke sini. Kita doyan ikan gurame goreng dan karedok lencah-nya. Hhhhmmmmm, Bahkan waktu Tati lulus ujian S1 bulan Maret 1992, malamnya juga kita makan2 di sini. Jadi banyak kenangan deh di sini..


Sekitar Maret 1999, Tati dari Bandung ke Tanah Kusir Jakarta buat ziarah ke makam abangnya Papa. Tati dengan Mama Nhoya yang waktu itu masih kuliah di UNPAD, bawa mobil sendiri, plus dikawal seorang teman Papi David (siapa ya namanya lupa). Kita sengaja lewat jalur puncak yang rame dan nyebelin, supaya bisa singgah di Bogor dan makan siang sampai mabok di tempat ini… Jadi kangen Pondok Bambu Tirza…***

What Money Can Buy..

Ini ada beberapa baris kata2 yang pernah diberikan by fax seorang teman baik pada Tati beberapa belas tahun yang lalu., saat Tati masih kerja di salah satu building di kawasan Rasuna Said..

What Money Can Buy ?

A bed but not sleep
A computer but brain
Food but not appetite
Finery but not beauty
A house but not a home
Medicine but not health
Luxuries but not culture
Amusement but not happines
Acquintance but not friends
Sex but not love..

What do you really have to find in your life is..
WHAT MONEY CAN NOT BUY..

Sekilas kata2 ini basi. Hari gini?
Tapi, hati Tati berkata, kata2 itu ……..***

Note : Budi, thank you 4 gave me the words.. I hope U’re happy now, Buddy..