Imperfect

Di hari-hari ini, saat Ramadhan akan berakhir, ketika orang-orang sibuk mudik, ketika panci-panci berbunyi, aroma rendang, opor dan ketupat mulai menyeruak di udara, ketika rumah-rumah sudah ditata dengan cantik, maka ada sebahagian makhluk di muka bumi ini yang juga sibuk menata hatinya.  Menata hati untuk bersiap menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang kerap diterima dari kerabat, teman yang akan bertemu saat lebaran, saat bersilaturahmi.
Pertanyaan apa?

PERTANYAAN-PERTANYAAN SEMPURNA.  PERFECT QUESTIONS yang kerap diterima dari orang-orang terkasih, para sahabat di saat bertemu.

Pertanyaan-pertanyaan yang memgingatkan orang yang ditanya kapan dia akan mencapai tahapan yang membuat hidupnya sempurna sebagai seorang anak manusia, A PERFECT LIFE.  Pertanyaan-pertanyaan yang mengingatkan anak manusia yang mendapat pertanyaan itu bahwa hidupnya belum sempurna, IMPERFECT.  Padahal kita semua tahu HIDUP YANG SEMPURNA sudah menjadi keinginan anak manusia sejak tarikan nafas pertamanya.  Tak satu pun anak manusia tak menginginkannya.

  1. Kapan wisuda?

  2.  Kapan nikah?  Udah punya pacar ?  Jangan banyak pilih lah.

  3. Kok belum punya anak sih?  Jangan  ditunda-tunda? Udah periksa ke dokter?  Udah coba ikut program ?

  4. Kenapa bercerai ? Apa masalahnya ?

  5.  Gak pengen nikah lagi? Lebih enak sendiri ya?

Itu antara lain pertanyaan-pertanyaan yang kerap disampaikan kepada para Imperfect.  Pertanyaan-pertanyaan yang bisa bikin hati tertoreh, mood jadi berantakan.

Dulu, sebagai perempuan yang tergolong telat menikah (telat banget 😀 ),   pertanyaan yang nomor 2 selama bertahun-tahun selalu aku terima (baca : Menikah ?).  Kalau sekarang, meski tak terlalu sering, pertanyaan nomor 4 dan nomor 5 yang aku terima.

Diriku, dan mungkin juga orang-orang yang kerap menerima pertanyaan-pertanyaan itu mengerti bahwa menanyakan itu adalah bentuk perhatian, bentuk kepedulian, bentuk rasa sayang.  Tapi, untuk bisa segera wisuda, menikah, punya anak, tidak bercerai, menikah lagi, itu bukan urusan yang sederhana yang bisa dilakukan dengan daya upaya seorang anak manusia semata.  Banyak pihak lain yang berperan kuat dalam menentukan.  Peran yang untuk menggerakkannya kerap di luar jangkauan anak manusia tersebut.  Si anak manusia hanya bisa berusaha dan memohon pada Sang Pemilik Hati seluruh umat  manusia di muka bumi.

Orang-orang sering tak paham bahwa menyampaikan pertanyaan-pertanyaan tersebut, bisa seakan mempertanyakan ketentuan Sang Penggengam Hati atas diri yang ditanya.  Bagi jiwa-jiwa yang sabar, pertanyaan itu akan bisa dibalas dengan senyuman, dan tak memikirkannya lebih jauh.  Kalau pun ada rasa pedih, mereka akan menumpahkannya pada Sang Pemilik Kehidupan.

Bagi jiwa-jiwa yang masih rapuh, pertanyaan-pertanyaan itu akan melukai.  Bahkan bisa sangat dalam.  Bisa sampai membuat jiwa mempertanyakan keadilan Sang Maha Adil atas dirinya.   Bisa membuat mereka menghindar dari pihak-pihak yang menyampaikan Pertanyaan Sempurna tersebut.  Bisa juga membuat seseorang menghindar dari pergaulan.  Naudzubillah bin zalik.  

Pahamilah, untuk menerima ketidak sempurnaan kondisi hidupnya, para imperfect butuh kekuatan hati.   Butuh iman yang kuat di dada untuk menghadirkan  keyakinan bahwa kondisi hidupnya saat ini adalah yang terbaik.  Bahwa apa yang sedang dia alami bukan hukuman dari Allah.  Bahwa ini bukan bentuk ketidakadilan Sang Maha Adil.  Bahwa ini adalah rencana terbaik dari Sang Maha Sutradara.

Lalu apa sebaiknya yang harus dilakukan oleh orang-orang yang menyayangi para hamba Allah yang imperfect ini?

Coba diingat-ingat apa yang sudah dicapai para imperfect dalam hidupnya. Apa yang sudah mereka lakukan untuk keluarga, teman-teman dan mungkin juga masyarakat di sekitar dirinya?  Hargai itu.  Semoga dengan mengingat, memandang capaian-capaian mereka, keluarga, teman, dan orang-orang yang menyayangi si imperfect bisa menemukan keindahan si imperfect yang mungkin justru tak dimiliki orang-orang yang perfect tahapan hidupnya.

Dari pada bertanya.  Apa lagi bertanya di depan anggora keluarga atau teman-teman yang lain, di saat-saat kita harusnya bahagia bersilaturahmi, sebaiknya bertemulah secara personal, bicara dari ke hati, untuk memahami situasi yang sebenarnya, kendala-kemdala yang ada. Dan, BERjUANGLAH BERSAMA si imperfect untuk mendekati perfection.  Bukan hanya sekedar bertanya tapi tidak ada tindak lanjut.  Justru tindak lanjut itu lah yang sesungguhnya wujud sayang, dukungan,  yang sebenarnya dibutuhkan para imperfect.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H, selamat bersilaturahmi bersama keluarga, kerabat dan sahabat.  Semoga pertemuan, percakapan, ekspresi perhatian dan rasa sayang pada keluarga dan sahabat yang kita sampaikan bisa memberi kebahagian, bukan justru melukai.

Tabaqallah minna wa minkum.  Mohon maaf lahir dan bathin.***

Catatan Kecil di Juni 2013

Aku menemukan tulisan ku ini di FB ku saat melihat-lihat kembali postingan lama..  Ku re-posting di sini agar mudah aku temukan dan lihat kembali, sebagai pengingat diri…

Tulisan ini aku buat saat aku sedang berada di Lamphun, sebuah kota di bagian Utara Thailand, sekitar 1 jam dari Chiang Mai..

@ Doi Suthep, Chiang Mai, Thailand, Juni 2013

@ Doi Suthep, Chiang Mai, Thailand, Juni 2013

Kita tak bisa merubah siapa pun, kecuali diri sendiri…

Karena setiap manusia adalah jiwa bebas yang punya hak menentukan pilihan-pilihan hidupnya. Termasuk pilihan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik, punya kehidupan yang lebih baik, atau mau tetap begitu-begitu saja sampai di ujung kehidupannya…

Yang bisa kita lakukan hanya merubah diri sehingga bisa menerima kekurangan dan kelebihan orang lain..
Yang bisa kita lakukan adalah dengan mengatur agar cawan hati menjadi lebih kuat, lebih besar kapasitasnya dalam menghadapi lika liku kehidupan..
Atau…., kita bisa merubah diri untuk menjadi lebih tegas dalam menyongsong masa depan dan melepaskan masa lalu…

Nite nite Lamphun, Nite nite Thailand, Nite nite all… — feeling blessed in Lamphun, Thailand.

Hujan….

ImageHujan selalu membawaku pada kenangan akan Kota Bogor…
Hari2 melonjak ke sana ke mari dengan baju kaus or sweater plus jeans dan sepatu keds..
Hari2 menggerombol dengan teman2…
Hari2 melambaikan tangan pada bemo dan angkot…
Hari2 membawa payung di dalam tas.. (istilahnya teman2, hanya orang bodoh yang tinggal di Bogor tapi gak bawa payung)….

Rindu pada masa muda yang penuh kegembiraan…. ***

Kiat Awet Muda…

happy young woman1Ada teman yg bilang, “Kak Sondha…, diterjemahin donk kata2 yang ada di file  ini..Ok deehhhh… dengan kemampuan English ku yang pas2an, kira2 artinya begini…

KIAT UNTUK AWET MUDA… 

1.  Abaikan ANGKA-ANGKA yang gak penting…  Termasuk UMUR, BERAT BADAN (klo menurut aku siyyy, berat badan adalah angka yang penting, karena merupakan indikator kesehatan.. :D), TINGGI BADAN..  Suruh dokter aja yang mikirin angka-angka itu… Karena untuk itu mereka dibayar…  Heheheheee…

2.  Berteman lah dengan teman2 yang PERIANG saja..  Para penggerutu hanya membuat kita merasa capek.  Ingat ini baik2 kalau (kalau) kamu adalah salah satu dari para penggerutu… 😀

3.  Tetaplah BELAJAR..  Belajar lah lagi tentang komputer, kerajinan, cara bertaman, dan tentang apa saja.. Jangan biarkan otak menganggur.  Otak yang menganggur merupakan tempat iblis berkarya,  Iblis itu bernama PIKUN…

4.  Nikmati hal-hal yang SEDERHANA..

5.  Sering-sering lah TERTAWA..  Tawa yang panjang dan keras.., sampai terengah-engah..    Jika kamu punya teman yang selalu membuat mu tertawa, habiskan banyak dan banyak waktu bersamanya..

6.  Kelilingi diri dengan hal-hal yang kamu CINTAI..  Apakah itu KELUARGA, piaraan, kenang2an, musik, tanaman, hobby atau apa pun yang kamu cintai.  Buat lah tempat dimana kamu bisa menentramkan diri.  Jangan lupa…., BANGUN HUBUNGAN YANG BAIK dengan ALLAH…

7.  Jika sesuatu terjadi dan membuat air mata mengalir, hadapi, berduka lah, lalu BANGKIT…  Satu2nya orang yang selalu bersama kita di sepanjang waktu hanyalah diri kita sendiri.   HIDUP LAH KETIKA KITA HIDUP…

8.  HARGAI KESEHATAN..  Jika kita sehat, pertahankan lah.. Jika kesehatan tidak stabil, perbaiki lah..  Kalau keadaannya di luar kendali kita untuk memperbaikinya, cari lah PERTOLONGAN..

9.  Jangan lakukan PERJALANAN yang SALAH…  Jalan2 lah ke mall, ke negara tetangga, atau ke negara yang jauh..  Tapi jangan pergi ke tempat dimana kesalahan berada..

10.  KATAKAN PADA ORANG YANG KITA CINTAI bahwa KITA MENCINTAI MEREKA DI SETIAP ADA KESEMPATAN…

Selamat berupaya untuk awet muda ya teman2…

How To Stay Young..

Stay Young….???

Yuupppss…., Every body must want  to stay young, right…?

Tetap energic, happy, fun dan penuh semangat petualang…

Saya mau…, teman2 juga pasti mau… Pasti…  😀

Ini ada file power point HOW TO STAY YOUNG’ yang bisa teman2 download ..

Beberapa tahun yang lalu aku dapat dari sahabatku, Avita Usfar

Semoga bisa membuat teman2 semangat yaaa….

How2StayYoung

The Wisdom in Hot Chocolate…

Apakah yang kita perlukan saat kita menikmari secangkir chocolate hangat….?

Chocolate hangat-nya kah..?

Atau cup-nya yang cantik…?

Apakah yang kita inginkan dalam kehidupan?

Kehidupan itu sendiri kah?

Atau hal-hal yang menjadi wadah kehidupan…?

The Wisdom in Hot Chocolate..

Mudah-nudahan,  file yang saya attach-kan di sini bisa membantu kita untuk kembali merenungkan, APA YANG KITA INGINKAN…
***

The Miracle is Happening in Me…

Miracle…? Hari gini…? Masih ada…?

Masihhh tuuuhhh… Terjadi di diri ku…  Aku berubah… Dari “SI ITIK BURUK RUPA, GENDUAT PULA”, aku berubah jadi si “Kodok Barokokok”.  Hahahahaaaaaa… Enggak dink..

Aku gak bisa mengatakan aku menjadi seperti apa.. Kan gak boleh muji diri sendiri.. Nanti dibilang sombong, dan sebagainya…   Ini pun aku upload sama sekali bukan buat pamer… karena aku bukan lukisan yang bisa dipamer2.. Tapi lebih untuk memotivasi teman2, bahwa kalau kita mau, kita bisa berubah, menjadi lebih sehat, dan punya penampilan yang lebih baik..

Kok fotonya dikasi nama, nomor telpo dan PIN BB? Mau dagang, ya…?

Hmmmmm…., iya juga siyyy… Tapi sebenarnya lebih ke menjaga agar foto ku gak diambil sembarangan orang dan memanfaatkan untuk kepentingan pribadinya.. Karena beberapa bulan yang lalu, saat aku membuat foto “Before After”,  aku sempat mendengarkan ucapan “Kalo gw bisa jual, gw jual deh lu..!!” Rasanya sakiittttttt banget.. Karena, untuk berubah aku harus berjuang merubah diri, aku harus mengeluarkan investasi yang gak sedikit.. Kok tahu2 ada yang bisa bicara seperti itu..  Mana belakangan bisa bilang klo kita itu gak boleh pelit, harus mau berbagi… Hmmmmm, saat gue invest apa dia mau ikut nanggung? Enggak kan? Kenapa saatnya orang berhasil, mendadadak merasa berhak….? Kalau pun mau “curi2” rezeki orang, ya jangan bicara kasar gitu laahhh…   Kita pun pasti tak mau dikasari seperti itu.. Heheheheeee…  Keluar deh galak warisan leluhur gue…

So, here d pics of my changes…  Teman2 yang ingin berubah.. Perubahan jangan hanya jadi resolusi.. Lakukan.. Saya bisa, TEMAN2 PASTI JUGA BISA…***

What Life Is…

having great times with children…

Setelah perjalanan selama hampir45 tahun… , dengan segala kebahagiaan hidup, jatuh dan bangun, jatuh lagi, bangun lagi… Aku akhirnya berpikir bahwa HIDUP itu adalah sesuatu yang SEDERHANA…

whaaaaaattttttt………???

Yuuuuppppp….

belanja di super market…

ngebersihin halaman rumah…

Hidup itu adalah sesuatu yang sederhana… , yaitu mengisi hari dengan orang-orang yang kita cintai, menikmati kebersamaan, berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi keluarga, bagi orang-orang di sekitar kita..  Semua akan menjadi wujud ibadah kita kepada Sang Maha Pencipta…

membaca buku di bawah pohon di halaman rumah

bikin kue ramai2..

Kalau kita gak neko-neko, tidak tergoda dan  larut dalam godaan dunia, insya Allah kita akan punya hidup yang bahagia dunia dan akhirat…

ngerayain ultah anggota keluarga

bbq di halaman rumah..

buang sampah…

Aku rindu hidup yang sederhana.., aku ingin hidup yang sederhana.. aku akan membuat hidupku sederhana… ****

menghadiri wisudaan anggota keluarga…

Dancing in Storm…

Dalam 6 bulan terakhir ini Allah mendatangkan badai besar dalam kehidupanku… Badai yang begitu menyakitkan.. Membuat rasa sakit yang tak terkatakan.. Air mataku mengalir tak bisa ditahan, berhari-hari…, berbulan-bulan…

Tapi aku tak bisa membiarkan diriku terbanting-banting badai.. Aku harus mnyelamatkan apa yang ada dalam kehidupanku..

Lalu aku mencoba menari, menari dalam badai..  Walau air mata tetap mengalir…, tetapi aku berusaha menggerakkan tubuhku untuk menari dan terus menari… Walau rasa perih mengoyak hati, membuat tubuh kaku…  Tapi aku terus berusaha untuk bisa menari.., menari dan menari…, menari sebisanya aku menari.. sekuat tenaga yang ada…

Alhamdulillah… Hari ini aku mengerti, Allah ingin memberikan aku pelajaran yang indah… Bahwa meski di dalam badai kehidupan, kalau kita tetap berusaha semaksimal yang kita bisa, Allah akan memberikan yang terbaik…    Jadi kita tidak boleh berhenti, apa lagi menyerah…

Satu hal lagi… , alhamdulillah tak pula ada rasa benci dan marah pada si penebar badai..  Yang ada hanya rasa ikhlas akan ketetapan Allah..  Rasa tenang karena yakin ini semua ini adalah pelajaran kehidupan yang insya Allah baik dan akan terasa indah pada saatnya nanti…

Man jadda wa jadda..

Let’s do the best, Allah’s gonna do the rest…  Alhamdulillah.. ***

Brand A New Day

My dear friends, do you see the sun ?

It’s a brand new day

The world’s in our hands, now use it

What’s past is past, don’t turn around

Brush away the cobwebs of freedom ***

source : dancing into d light by Phill Collins

My Before and After Program…

http://happiersondha.wordpress.com/2012/05/01/my-before-and-after-program/

Man Jadda Wajada….

Hidup ku begitu bergolak akhir-akhir ini….  Dari kehidupan yang beberapa tahun terakhir berada dalam satu jalur yang tidak banyak tikungan…  Jalur yang terkadang terasa monoton…  Jalur yang tak lagi diisi impian-impian indah yang memanggil-manggil jiwa untuk menari di antara bintang-bintang…

Lalu, seseorang memaksa masuk dalam hidupku…., membawa sekeranjang impian…  Aku terpesona akan impian yang ditawarkan…  Aku memutuskan untuk bersamanya melangkah…

Tapi impian yang ditawarkan  ternyata hanya impian…  Impian yang tak pernah diupayakan untuk diraih..  Meraih impian sepenuhnya diserahkan menjadi urusanku…

Namun, Allah punya rencana-Nya sendiri…

Sebuah kesempatan yang semula ku bentangkan agar si pembawa impian bisa mewujudkan impiannya, yang kemudian menjadi impian kami, ternyata menjadi kesempatan bagiku.. Karena si pembawa impian hanya bermimpi…., tak sungguh-sungguh berusaha meraih impiannya…  Bahkan kembali menyerahkan upaya meraih impian menjadi urusanku…

Kemaren sore, 01 April 2012… Menunggu saatnya untuk pergi ke bandara Soetta, mengikuti jadwal penerbangan untuk pulang…, adik iparku Nana menyarankan aku untuk pergi ke Gramedia Grand Indonesia.., toko buku favorite ku..  Ya, toko buku bagi ku sebuah surga di dunia…

Di sana, aku menyusuri  tumpukan buku-buku New Release…  Membaca ringkasan-ringkasan isi buku yang terdapat di sampul belakang buku-buku tersebut…

Tiba-tiba…, subhanallah… di pikiran ku hadir sosok diriku….  Ya, kemaren aku pergi ke Gramedia dengan memakai celana 7/8, dengan blouse cassual  L-size, sandal crocs dan tas rajut Dowa..  Pakaian yang “aku” banget..   Blouse cassual L-size adalah hal yang impossible bagi ku beberapa bulan yang lalu… Karena  ukuran bajuku beberapa tahun terakhir XXL…  Yaaaaa…., aku bisa merubah keadaan.. Aku bisa meraih mimpiku…, asal aku fokus, kerja keras, disiplin dan tak ragu untuk berkorban untuk pencapaian yang aku inginkan…

Pikiran ini diikuti oleh pikiran bahwa aku adalah Perempuan Istimewa Makhluk Allah yang istimewa…  Aku mempunyai keluarga yang begitu mencintaiku, keluarga yang bersedia dengan penuh kegembiraan melakukan apa pun untuk kemajuan ku, kebahagiaanku…  Aku di sepanjang usia mendapat kesempatan edukasi yang menjadi bekal bagi hidupku saat ini…  Aku punya pekerjaan yang baik, prospek karir yang cemerlang…, dan sekarang aku bahkan punya peluang bisnis yang sangat prospektif yang ingin ku manfaatkan untuk membangun passive income yang bisa menjadi bekal saat aku pensiun nanti….

Lalu…., bagaimana aku bisa mencapai impian-impianku dengan semua yang ada pada ku saat ini bila aku tidak fokus…?  Kapan bisa menari di antara bintang-bintang bila waktu dan tenaga ku habis untuk mengurusi si pembawa mimpi yang hanya bermimpi…

Hanya ada satu jalan meraih mimpi…, fokus… Fokus mengerahkan pikiran, tenaga untuk meraih impian… Melepaskan si pembawa mimpi yang tak pernah berupaya mewujudkan mimpi-mimpinya…

MAN JADDA WAJADA…  SIAPA YANG BERSUNGGUH-SUNGGUH, AKAN BERHASIL…

 Malam ini aku mulai membaca buku  Merry Riana “Mimpi Sejuta Dolar”, salah satu buku yang aku bawa pulang dari Gramedia Grand Indonesia kemaren sore…  Di dalamnya ada larik-larik pusi yang begitu indah dan penuh makna…  Puisi yang menurut Merry  terdapat di dalam buku kecil, bekal dari ibunya saat dia akan berangkat sekolah ke Singapore…

 HIDUP adalah suatu…
Tantangan yang harus dihadapi,
Perjuangan yang harus dimenangkan,
Kesusahan yang harus diatasi,
Rahasia yang harus digali,
Tragedi yang harus dialami,
Kegembiraan yang harus disebarkan,
Cinta yang harus dinikmati,
Tugas yang harus dilaksanakan,
Romantika yang harus dirangkul,
Risiko yang harus diambil,
Lagu yang harus dinyanyikan,
Anugrah yang harus dipergunakan,
Impian yang harus diwujudkan,
Perjalanan yang harus diselesaikan,
Janji yang harus dipenuhi,
Keindahan yang harus dikagumi,
Pertanyaan yang harus dijawab,
Kesempatan yang harus dipakai,
Persoalan yang harus dipecahkan,
Kesulitan yang harus dikalahkan,
RAHMAT YANG HARUS DIPELIHARA DAN DICINTAI…

Nostalgia SMA…

 

Nostalgia SMA – Paramita Rusady

Kau bercanda lucunya
Yang lainpun tertawa
Seakan saja cerita dan canda kita
Tiada habisnya

Ada yang saling cinta
Bermesra di sekolah
Slalu berdua berjalan
Di sela-sela rumput sekolah kita
Oh indahnya

Nostalgia SMA kita
Indah lucu banyak cerita
Masa-masa remaja ceria
Masa paling indah
Nostalgia SMA kita
Takkan hilang begitu saja
Walau kini kita berdua
Menyusuri cinta

Lagu ini dinyanyiin teman2 saat reuni 25 tahun angkatan ku, alumni 1986 SMA Negeri 1 Pekanbaru…  Lagu yang tadinya terasa biasa-biasa aja, menjadi terdengar indah saat dinyanyikan sambil melihat tanyangan foto-foto jadul zaman SMA… Masa muda yang indah…, penuh dengan kebadungan dan tawa…

Here some pictures kelas ku, IPA 1 yang ditayangkan saat reuni Sabtu 22 Oktober 2011 yang lalu..

berlarian sambil bercanda di halaman sekolah...

ada yang jail.... xixixix...

rame2 saat perpisahan kelas...

Be grateful, please…

Beberapa waktu yang lalu, aku melihat di sebuah status seorang teman di FB tertulis “Janganlah kau bersedih, cause everything’s gonna be ok”.  Aku tahu itu adalah kutipan lirik dari lagu Bondan featuring Fade 2 Blade…

Status itu membawa pikiranku melayang… Melayang ke suatu waktu di rumah ku yang mungil…

Ketika itu di suatu pagi di akhir pekan  aku sedang duduk termangu-mangu di kamar tidur ku..  Aku sedang merasa betapa kehidupan ku jauh dari sempurna… : di usia ku yang lebih dari 4 dasa warsa, aku belum menikah, apalagi punya anak.., aku hidup sendirian, jauh dari keluarga yang menyayangi aku, aku bekerja di lingkungan yang relatif tidak bersahabat… Rasanya hidup begitu menyedihkan, begitu sepi, begitu hopeless…  Terlintas dalam pikiran ku siapa yang akan menemani aku saat tua nanti, siapa yang akan mengurus aku…  Terlintas lagi dalam pikiran ku sampai kapan aku harus menghadapi lingkungan yang tak cukup ramah…

Tiba-tiba terdengar sapaan Mak Uo (seorang ibu yang berusia 50 tahunan yang datang 3 kali seminggu untuk menyetrika di rumahku) yang sedang menyetrika di ruang di depan kamar ku… “Bu…, ibu mengapa…? Apa yang ibu pikirkan? Apa yang ibu sedihkan, sampai ibu termangu-mangu begitu…?”

Lalu Mak Uo melanjutkan, “Coba ibu lihat saya ini…  Saya seumur hidup kerja banting tulang…, mencuci, menyetrika dari rumah ke rumah untuk menyekolahkan anak, dengan harapan akan membuat keadaan keluarga akan lebih baik..  Tapi setelah anak lulus sekolah, dapat pekerjaan yang baik, tak lama dia sakit, lalu meninggal.  Mau bagaimana saya lagi.. Sudah saya usahakan semampu saya, tapi Allah berkehendak lain.  Apa lalu saya harus bersedih, apa saya lalu haris menjadi tidak taqwa…?  Coba ibu lihat diri ibu…  Ibu masih punya keluarga, ada orang tua yang sayang sama ibu, ada kakak dan adik yang peduli sama ibu, ibu punya rumah, ibu ada kendaraan yang memudahkan langkah ibu, ada pekerjaan yang baik, ada penghasilan yang membuat ibu masih bisa memilih mau makan apa hari ini.. Mengapa juga ibu harus bersedih? Soal jodoh, anak semua sudah ada garisnya.. Serahkan saja kepada Allah, bu..

Ucapan Mak Uo menarik ku dari pikiran yang nelongso… Astagfirullah…  Betapa pikiran negatif membawa aku menjauh dari kenyataan bahwa aku punya begitu banyak…, bahwa aku seharusnya bersyukur… bahwa apa yang belum ada tidak seharusnya membuat aku lupa akan apa yang telah ada, serta mensyukurinya…  I was forget to be grateful  …

Status seorang kenalan itu juga mengingatkan ku akan video clip ini.. Video yang dikirimkan Nana, adik ipar ku melalui bbm beberapa waktu yang lalu.. Clip yang akan menggugah kesadaran bagi orang-orang yang mau mendengarkan kata hatinya sehingga menimbulkan rasa syukur di dada….

Silahkan ditonton teman2… Semoga membawa kebaikan, terutama rasa syukur d hati kita, ya..***

Weekly Photo Challange : Path

Ini untuk pertama kali aku membuat postingan untuk menjawab tantangan Weekly Photo Challange.  Kebetulan temnya kali ini “path”.. Aku mencoba mengamati arsip photo-photo yang masih tersimpan.. Pilihanku memang tidak banyak setelah aku kehilangan external harddisk setahun yang lalu karena tas tempat aku menyimpan berbagai peralatan kerja, termasuk external harddisk di dalamnya, dirampok di pinggir jalan..

Aku lalu memutuskan untuk menampilkan dua photo, photo-photo yang aku buat tanggal 14 Agustus 2011 yang lalu.
Photo yang pertama adalah photo ini..

Tangga 40, Jalan Simangambat, Sipirok

 Photo ini photo  jalan menuju ke sebuah rumah yang berada di tebing, tepat di seberang rumah Opung saya di jalan Simangambat, Sipirok.  Karena rumah tersebut berada di tanah yang berbeda ketinggian berbelas meter dari jalan raya, jalan menuju rumah tersebut berbentuk tangga..  Penduduk sekitarnya menyebut tangga ini sebagai TANGGA 40.  Aku pernah menghitungnya berkali-kali, aku lupa persisnya berapa jumlah anak tangga yang ada, tapi yang pasti BUKAN 40… 😀

Tangga ini dulu merupakan salah satu tempat nongkrong aku dan saudara-saudaraku saat kami liburan dan mengisinya dengan berkunjung ke rumah Opung..  Dari tangga ini kita dapat melihat aktivitas di teras dan ruang tamu rumah Opung yang pintunya selalu terbuka di siang hari..  Ceritanya mantau, gitu…  Jadi kita bisa tahu siapa yang mau pergi kemana, biar bisa ngikut…  Dari tangga ini kita juga bisa mendengar orang-orang dewasa memberitahukan bahwa makanan sudah siap dihidangkan di meja makan…, sehingga kami bisa segera turun dari tangga dan masuk ke rumah untuk menyerbu makanan yang serba hangat…  Ahhh indahnya liburan masa kecil di Sipirok…

Photo yang kedua, adalah photo ini…

Jalan Setapak di Sibadoar....

Photo ini adalah photo jalan setapak di kampung asal Papa ku, Sibadoar,  sebuah desa sekitar 3 kilometer dari Pasar Sipirok, Kecamatan Sipirok, ke arah Simangambat.  Jalan setapak ini telah disemenisasi.., namun salah satu fungsinya yang tidak berubah sejak bertahun-tahun yang lalu adalah sebagai tempat menjemur hasil pertanian penduduk kampung.., bisa berupa padi, kopi, cengkeh dan juga kemiri..  Pada saat-saat seperti ini, aroma padi, kopi  dan cengkeh yang khas akan menghampiri penciuman kita bila kita menyusuri jalan setapak ini menuju rumah-rumah yang berada di sepanjang jalan setapak ini…  Photo ini mampu menggugah rasa rindu ku untuk kembali berkunjung ke kampung, tanah asal leluhurku.., semoga jadi bisa menggugah orang-orang yang juga berasal dari Sibadoar yaa..  Atau juga menggugah orang yang bukan berasal dari Sibadoar untuk berkunjung ke sini..  Semoga..  ***

Buka Bareng Keluarga Besar Bappeda Kota Pekanbaru..

Minggu lalu jeng Boge Peni, mantan teman se-kantor di Bappeda Kota Pekanbaru, bbm aku..

Teman lama sejak di Bappeda : L - R : Lily Kusumawardhani, Randra Aprileni, Sondha Siregar, Boge Peni Sunestri..

Boge : Kak Son, ikut buka puasa Bappeda?

Aku : Siapa yang ngadain? Kapan? Siapa aja yang ikut? Dimana rencananya?

Boge : Yang ngadain kita-kita kak.. Bukan acara resmi Bappeda.. Rencana hari Selasa 23 Agustus di hotel A, kak..  Ini Boge lagi mendata siapa aja yang mau ikutan..

Aku : Mau lah…  Berapa kita urunan?

Boge : Seratus kak…

Aku : Baik lahhh…

So, akhirnya hari Selasa 23 Agustus 2011aku menghadiri acara Buka Bersama dengan Teman-teman Bappeda Kota Pekanbaru di The Premiere Hotel..

Siapa aja yang hadir…?  Lumayan ramai, ada sekitar 50 orang..  Ada beberapa senior yang sudah purna karya, teman-teman yang sudah mutasi dari Bappeda, juga yang teman-teman masih berkarya di Bappeda.  Bahkan banyak juga teman-teman yang gak sempat ketemu saat aku  bertugas di Bappeda..  Tapi alhamdulillah suasananya akrab banget… Kalau teman-teman mau lihat foto-foto buka puasa ini, teman-teman bisa lihat di album foto di sini

Sebagian karyawan/wati serta para mantan karyawan/wati Bappeda Kota Pekanbaru

Ya, buat aku Bappeda Kota Pekanbaru memang tak kan terlupakan… Why oh why…?  Hehehe..  Bukan hanya karena kantor ini merupakan institusi tempat tugas pertama ku sebagai Pegawai Negeri Sipil, tapi karena saat aku kerja di sana, para senior nya membina para junior dengan baik, bahkan mengayomi.., seperti yang pernah aku ceritakan di postingan yang ini dan ini….   Jadi meski telah 3 tahun 6 bulan pindah ke instansi lain, rasanya sebagian  hati tetap tinggal di Bappeda Kota Pekanbaru…

Mudah-mudahan silaturahmi yang kembali dirajut ini bisa tetap terjaga yaa….

Ok.. Sekarang waktunya ngebahas makanannya… 😀

Sebenarnya kami ingin buka puasanya di Resto Hotel Premiere..  Karena ada teman yang merekom menu buffet buka puasanya banyak pilihan dan uenak-uenak…  Aku siyy baru sempat ngerasain maksi di sini, yang rasanya lumayan siyyy menurut aku..  Tapi karena bagian resto yang paling nyaman buat di-block sudah direserve duluan oleh sebuah big company, terpaksa untuk kami dibuatkan di sebuah ruangan di lantai 3 hotel tersebut…  Nah karena enggak di Resto, kami tidak bisa menikmati buffet yang katanya seru itu… Jadi buat kami disediakan makanan dengan paket menu yang dipilih oleh panitia kagetan.. Hahaha.. Tapi jumlah, jenis dan rasanya juga lumayan..  Not bad laahhh…  Apalagi buat kami di ruangan yang sama disediakan space buat sholat, sehingga bisa sholat berjamaah… Alhamdulillah…

Serunya buka puasa bareng… ***

 

Guru Istimewa ku…

Ini postingan dalam rangka Hari Pendidikan Nasional, Hardiknas kata orang2 saat ini..  Telat yaa.., karena Hardiknas sudah lewat 2 hari yang lalu.. Gak apa-apa lah yaa..  Kerjaan yang seabrek2 membuat energi kadang tak bersisa untuk menulis…  Cari2alasan.modeon.  Hehehehe…

Guru…

Guru  bisa berati yang mengajar di sekolah formal mau pun yang mengajar ku di tempat-tempat les.. Atau bisa juga orang yang kita anggap sebagai guru bagi diri kita karena pengaruhnya yang sangat besar bagi jalan pikiran kita.., jalan hidup kita…

Guru yang mau aku bahas kali ini adalah sosok-sosok yang punya pengaruh besar terhadap aku, terhadap jalan hidupku.. Guru-guru Istimewa..  Mereka aku temukan semasa aku menjalani pendidikan di sekolah formal mulai dari tingkat dasar sampai saat aku kuliah..  Siapa aja mereka…???  Here they are…

Ibu Syaribah.. 

Beliau adalah guru ku di kelas 1 di sekolah dasar, SD Negeri Teladan Pekanbaru.  Beliau adalah guru yang paling ajaib.., menurut aku.. Kenapa…? Karena beliau mengenalkan aku pada huruf yang sebelumnya tak ku kenal.. Beliau mengenalkan ku pada angka yang sebelumnya pun tak terlalu ku kenal.. Secara pada awal tahun 1970-an, Taman Kanak-Kanak sepenuhnya merupakan tempat bermain.., tidak ada pelajaran membaca apalagi berhitung…  Yang ada menari, menyanyi, main ayunan, main prosotan, main jungkat jungkit daaaaaaannnnnn ikut karnaval dengan menjadi kelinci dan naik sepeda hias …  Hehehehehe...

Ibu Syaribah (kanan) bersama salah satu mantan muridnya, Yasmine Attaillah..

Bu Syaribah guru yang sangat mendidik menurut aku.. Kenapa..? Karena beliau memberikan nilai yang fair, dan aku pikir itu sangat baik untuk mendorong murid-muridnya.  Di catur wulan I, aku mendapatkan nilai a untuk membaca juga berhitung… Hueeebbbbaaaatttt….? Tunggu dulu, karena aku juga mendapat nilai d berwarna merah untuk pelajaran menulis… Huhuhuhuhu…

Menulis merupakan masalah besar buat ku di masa SD.. Motorik halus ku tidak cukup berkembang di saat itu.., sehingga aku tidak mampu menulis huruf  halus kasar.., bisanya huruf kasar semua.. Hehehe.. Iya semua tulisan ditulis dengan tekanan yang kuat, sehingga kalau ada salah dan harus dihapus, justru kertasnya yang robek..  :).  Belum lagi bentuk hurufnya yang enggak sempurna… Sehingga ibu (alm) menyebutnya tulisan cakar ayam… Bisa ngebayangin gimana bentuk goresan hasil cakaran ayam…? 😀

Ibu Syaribah juga tetap peduli dengan ku meski aku sudah bukan murid di kelas beliau lagi.. Beliau melibatkan aku di kelompok tari “Selamat Datang” yang keren banget rasanya di zaman itu…  Penari di kelompok ini berasal dari murid2 SD Negeri Teladan dari berbagai kelas yang berbeda.  Mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 5.  Kelompok ini biasa tampil di berbagai acara baik yang diadakan sekolah maupun yang diadakan Dinas P dan K (Diknas zaman 70-an). Seru rasanya menari beramai-ramai di berbagai acara…

Dan bu Syaribah bukan hanya menjadi guruku, tapi juga menjadi guru dari 3 orang anak kakak ku..

Guruku yang berikutnya…  Ibu Rustiaty…

Bu Rustiaty juga guruku di SD Negeri Teladan..  Beliau sebenarnya tidak pernah menjadi wali kelasku.. Sejak aku kelas 4 sampai dengan kelas 6, bu Rustiaty selalu jadi wali kelas untuk kelas B, sedangkan aku di kelas A.  Tapi bu Rustiaty mengajarkan pelajaran Matematika dan IPA di kelas A dan juga kelas B.

Menimbang aku sering gak masuk sekolah sejak kelas 1 karena mengikut dengan Ibu (alm) bila beliau keluar kota, maka diputuskan bahwa aku harus ikut les untuk mengejar ketinggalan dari teman-teman yang lain..  Jadi 3 hari dalam seminggu aku akan diantar untuk belajar di rumah guru yang diminta orang tuaku memberi pelajaran tambahan, Ibu Rustiaty..

Aku dan beberapa teman SD saat menemui Bu Rustiaty di sekolah tempat beliau mengajar, 01.08.2009

Selain membantu aku untuk mengejar ketinggalan pelajaran, Ibu Rustiaty sepertinya juga diberi amanah untuk membantu aku memperbaiki TULISAN KU YANG CAKAR AYAM itu.. Hehehehe…  Jadilah setiap hari les, 1 jam pertama diisi dengan latihan menulis halus kasar..  Entah berapa ribu kali, entah berapa ratus lembar kertas, entah berapa batang pinsil, entah berapa buah penghapus yang sudah ku gunakan untuk menuliskan kata-kata “pikir itu pelita hati, “biduk berlalu kiambang bertaut”, “berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian” dan lain-lain.. 😀  Hasilnya…………??? Bukan satu dua kali orang memuji tulisanku yang rapi jali… Hehehehe…  Dan bukan satu dua kali buku catatanku zaman SMP, SMA sampai dengan kuliah dipinjam teman2 karena kerapiannya.. Hahahaha.. :D.  Semua itu berkat Ibu Rustiaty… Hehehehe…

Selain melatih motorik ku untuk menulis…, ibu Rustiaty juga mengajar berbagai pelajaran lain, yaitu matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan seluruh pelajaran yang diajarkan di kelas..

Tapi   ada pelajaran lain yang sangat istimewa…  Apa itu…???  Ibu Rustiaty yang tahu dari cerita2ku, si anak SD yang bawel, cerewet dan suka ngoceh, bahwa aku saat itu punya banyak sekali buku yang sebagian besar merupakan oleh-oleh dari Ibu (alm) bila beliau keluar kota.  Di antara buku-buku tersebut terdapat buku serial pengetahuan dengan gambar2 yang cantik dan full color, sehingga menari buat anak2 seusiaku saat itu..  Bu Rustiaty memintaku untuk membawa beberapa buku tersebut pada saat aku les..  Untuk apa..??? Beliau memintaku mememilih salah satu buku, lalu membacanya dalam jangka waktu terbatas yang beliau pantau dengan jam tangannya.. Setelah waktunya habis, aku harus menandai batas bacaanku, lalu menuliskan apa pemahamanku atas apa yang sudah kubaca.. Setelahnya, Bu Rustiaty meminta aku menghitung berapa banyak kata yang sudah aku baca dalam selang waktu yang telah beliau berikan..  Yaaa.., beliau mengajarkan aku untuk membaca dengan cepat namun juga paham dengan apa yang aku baca….  Guru SD mana ya di zaman itu yang mengajarkan muridnya seperti ini…???

Guru yang memberi pelajaran istimewa berikutnya adalah… Pak Budi (alm)..

Pak Budi (alm) adalah guru menggambar geometri saat aku belajar di SMA Negeri 1 Pekanbaru.  Kenapa Pak Budi (alm) menjadi istimewa buat aku? Padahal mungkin mantan teman2 sekelas ku tidak banyak yang ingat kehadiran beliau..  Beliau bukan tipe guru killer yang akan diingat matan murid sepanjang masa.  Beliau sangat kalem, tak banyak bicara..  Selain itu beliau juga  sangat singkat hadir di antara kami..  Saat kami di semester 3 beliau berpulang menghadap Yang Maha Kuasa..

Apa istimewanya Pak Budi (alm)..?  Buat aku Pak Budi itu istimewa karena dia berani jujur menilai muridnya…  Beliau memberikan nilai 5 berwarna merah untuk pelajaranmenggambar geometri  di rapor semester 2 ku.  Sementara di halaman yang sama di  rapor itu tidak ada satu pun angka 6.  Angka 7 pun tak banyak.., yang dominan adalah angka 8 bahkan beberapa angka 9 juga hadir..

Sakit hati…? Subhanallah… Aku sama sekali tidak sakit hati..  Aku sangat menyadari, lagi-lagi motorik halus ku pada saat itu belum mampu menghasilkan kerja yang halus..  Aku belum bisa menggambar cantik dengan menggunakan jangka…  Aku belum bisa menggunakan cat air  untuk mewarnai gambar-gambar geometrik dengan rapi.  Hasil kerjaanku lebih sering beleber sana sini… :D.

Diberi nilai 5 berwarna merah justru memacu aku untuk berlatih dan berlatih…  Sehingga ketika Pak Manurung dan kemudian Bu Rita guru menggambar yang menggantikan beliau memberikan aku nilai 8, aku di dalam hati berbisik “Terima kasih Pak Budi.  Nilai 5 berwarna merah itu sungguh menjadi pecut bagi aku… Mendorong aku untuk belajar dan belajar.. Seandainya pada waktu itu beliau memberikan aku angka yang aman, mungkin aku tidak akan punya motivasi untuk melatih jari2ku agar mampu menggambar geometrik dengan rapi.”

Guru yang juga istimewa buat aku adalah Ibu Yayah Wagiono, dosen di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian IPB…

Mengapa beliau menjadi istimewa..? Kan aku hanya mengambil satu mata  kuliah dengan beliau, Tata Niaga Pertanian di tingkat 3…?  Beliau istimewa buat aku bukan sebagai dosen mata kuliah, meski beliau ngajarnya asyik dan mudah dicerna, tapi justru saat beliau bertugas menjadi Ketua Komisi Pendidikan di Jurusan Sosek saat itu…

Ceritanya di akhir semester 4 dari masa kuliah ku di IPB, indeks prestasi untuk semester 3 dan 4 ku hanya mencapai 1,98 alias satu koma oh la la.. (Aku pinjam istilahnya Gufron niyyy)..  Menurut peraturan di IPB saat itu aku harus mengulang seluruh mata kuliah di semester 3 dan 4 kecuali yang nilainya sudah B ke atas…  Bersama sekitar 40-an teman sekelas yang bernasib sama pada tahun itu, aku harus mengulang hampir seluruh mata kuliah kecuali 1 mata kuliah yang sudah B.., karena nilaiku adalah Rantai Carbon, alias sederetan nilai C dengan variasi 2 D dan hanya 1 B..

Membayangkan waktu yang terbuang karena harus mengulang setahun, serta membayangkan reaksi orang tua atas kegagalanku, membuat aku nekad menghadap Bu Yayah sebagai Ketua Komisi Pendidikan.  Aku minta diberikan kesempatan her buat satu mata kuliah saja..Karena bila ada 1 mata kuliah dengan 3 SKS yang nilainya bisa berubah dari D menjadi C, atau dari C menjadi B, indeks prestasi ku akan berubah menjadi dua koma oh la la..  Kalau sudah begitu  aku tidak perlu mengulang, dan aku tidak perlu mempertanggungjawabkan kegagalan ku pada keluarga….

Tapi Bu Yayah, tidak bergeming sedikit pun..  Dengan wajah yang biasa2 saja, tidak menunjukkan rasa simpati dan tidak pula menunjukkan sikap killer, beliau mengatakan pada ku… “Ingat baik-baik ucapan saya.. Pada saat ini kamu sangat ketakutan, kamu sangat sedih.. Tapi suatu saat nanti kamu akan bersyukur mendapat kesempatan untuk memperbaiki diri dengan mengulang mengambil mata kuliah-mata kuliah tersebut.  Percaya pada saya.”

Jadilah semester5 dan 6 ku menjadi semester pengulangan…  Tapi alhamdulillah kedua semester ini bukan menjadi periode yang buruk, melainkan jadi masa yang menyenangkan…  Bersama 40-an  teman sekelas yang bernasib sama, kami menjadi kompak…  Menjalani masa-masa bergaul, runtang runtung ke sana ke mari… Have fun..  Di sisi lain, di periode itu aku belajar mengatur pola belajar yang efektif, yang juga belakangan aku terapkan saat aku menempuh kuliah pasca sarjanaku… Bener2 Study Hard Play Hard…

Di akhir semester 6 ku, indeks prestasiku berubah sangat jauh.. Bahkan melebihi ekspektasiku.. Dan nilai ini menyebabkan Indeks Prestasi Kumulatif  (IPK) ku jadi tidak memalukan.. Seandainya Bu Yayah mengabulkan permintaanku untuk memberikan her untuk satu mata kuliah, dan aku tidak mengulang seluruh mata kuliah yang nilai2nya hancur2an itu, aku akan lulus dengan IPK dua koma oh la la..  Dan itu akan tertulis seumur hidup ku.. Itu juga akan membuat kesempatan ku mengambil pasca sarjana menjadi kecil…

Bisa teman2 mengerti mengapa seorang Bu Yayah Wagiono menjadi istimewa buat aku…?  Karena beliau benar, aku sangat bersyukur sudah diberi kesempatan untuk memperbaiki diri.. Meski awalnya menyakitkan, menakutkan…

Terima kasih Bu Syaribah, Terima kasih Bu Rustiaty, Terima kasih Pak Budi (alm), Terima kasih Bu Yayah Wagiono…  Pelajaran yang telah kalian berikan benar-benar indah dan luar biasa, mewarnai dan membentuk diriku menjadi aku yang sekarang..  Terima kasih…

Sesungguhnya selain keempat guru ini, juga ada banyak sekali guru-guru istimewa di adalam perjalanan hidupku…, yang jasanya juga luar biasa dalam membantu membuka pintu ilmu pengetahan..  Yang bahkan nama2nya bisa saja telah  terlepas dari ingatan.. Untuk warna yang telah kalian goreskan di kertas kehidupanku…, terima kasih…  Semoga Alloh SWT melindungi guru-guruku…, membalas kebaikan yang telah mereka taburkan ke dalam kehidupan aku, muridnya…  ***

Last Day of Reunion Travelling

Hari Minggu, 03.04.2011 adalah hari terakhir jalan  bareng di Sumatera Barat sama teman2 zaman kuliah S1…  Hari ini kami habiskan di Padang…Kami sudah masuk kota Padang malam sebelumnya, dan menginap di Hotel Sriwijaya.. Bahkan  sebelum tidur kami sempat keliling kota melihat sisa2 gedung yang runtuh akibat gempa bulan Oktober 2009..

@ Iko Gantinyo1

rame2 @ Iko Gantinyo…

Kemana aja di Padang….?

Setelah sarapan di hotel, kami pergi nyari oleh2 khas Padang.. Apa lagi kalau bukan sejuta jenis keripik.. hehehe..  Beberapa teman merekomendasikan toko “Christine Hakim”, teman yang lain merekomendasikan toko “Shirley”..  Tapi karena pengemudi mobil paling depan membawa ke Christine Hakim, ya di sanalah kami belanja…  Keluar dari sana semua membawa kardus dengan isi berbagai macam keripik… hehehehe..

es durian “Iko Gantinyo”

Selanjutnya kami ke…., Iko Gantinyo, sebuah resto di Jl. Pulau Karam, dimana kita bisa menikmati es durian yang terkenal maknyus di Padang…  Daaaannn.., memang rasanya maknyus banget.. Klo enggak takut dengan dampak durian, bisa2 pengen gelas kedua… hahahaha…

By the way kenapa nama restonya “Iko Gantinyo” yaa…? Iko Gantinyo itu bahasa Minang yang berarti “Ini Gantinya”… Kalau resto ini adalah resto pengganti, resto yang asli mana yaa…? Bagaimana rasanya..? Apakah lebih maknyusssssszzzz? Hmmmmm…  Wondering…

Puas menikmati es durian, kami dibawa ke jembatan Siti Nurbaya…  Apa hubungannya ya antara jembatan ini dengan novel karangan Marah Rusli yang berjudul dan dengan nama tokoh utama yang sama…?  Apa yang membangun jembatan ini Datuk Maringgih sebagai wujud cinta pada Siti Nurbaya, sebagaimana Syah Jehan membangun Taj Mahal bagi sang permaisuri yang dia cintai…? Hehehehe…

@ Jembatan Siti Nurbaya2

@ jembatan Siti Nurbaya…

Pemandangan dari jembatan kebanggan masyarakat Padang ini di satu sisi sungai adalah pemukiman yang berbukit-bukit…  Kalau rumah2 yang ada di bukit2 itu dicat warna putih, pemandangannya bisa menyaingi pemandangan di Laut Tengah yang  jadi lokasi film-film Korea yang diputar di TV beberapa tahun yang lalu.. :).

Gedung Tua

old building @ d river bank..

Di sisi lain dari sungai, terdapat bangunan tua yang besar.. Sepertinya peninggalan dari zaman bahuela.. Seandainya bangunan  itu dijadikan museum atau bagunan fungsional lainnya yang dapat dinikmati public, termasuk wisatawan…, tentu akan lebih bermanfaat dan terawat…  Apalagi kalau lingkungan tepi sungainya ditata dan  sungainya juga dibersihkan… Pasti keren banget…

Pantai Caroline

pantai Caroline…

Dari jembatan Siti Nurbaya kami menuju kawasan Pantai… Mulanya kami ke Pantai Caroline, lalu dilanjutkan ke Pantai Air Manis, yang punya Hikayat Malin Kundang, si anak durhaka..  Sayang kami gak sempat main air atau berlama-lama… Waktu sangat terbatas..

Malin Kundang

Batu Malin Kundang di Pantai Air Manis…

Dari kawasan pantai kami pergi ke rumah sahabat Veny sejak belia, Essi, yang mengundang kami untuk makan di rumahnya di kawasan Indarung..  Setelah makan siang dan sempat ngobrol2, kami bergerak menuju bandara.. Tapi sebelumnya kami sempat menikmati pemandangan indah ke arah laut dari kawasan Indarung menjelang senja…

pabrik semen Indarung dengan Samudera Indonesia di latar belakang..

Jam 19-an, Veny, Linda, Idien, Ati dan Aries kembali ke Jakarta…  Sementara aku, Gufron dan Nana melanjutkan perjalanan ke Bukittinggi.  Gufron dan Nana akan stay di sana untuk beberapa waktu, sementara aku melanjutkan perjalanan pulang ke Pekanbaru.. Yulisman dan keluarga kembali ke Kinali di Pasaman Barat, sedangkan Vampire kembali ke Batu Sangkar..

@ Air Manis2

team reunion travelling bersama Yulisman & keluarga @ Pantai Air Manis..

Buat Yulisman dan Mawar terima kasih ya sudah menjadi tuan rumah buat kami… Semoga Alloh senantiasa melindungi, memberikan kebahagiaan bagi keluarga kalian yaaa… ***

Sebelum Cahaya….

Menjelang tidur malam ini tiba-tiba lagu Sebelum Cahaya yang dinyanyikan Noe Letto ini mengalun di benak ku… Liriknya yang mengatakan

ku teringat hati
yang bertabur mimpi
kemana kau pergi cinta
perjalanan sunyi
engkau tempuh sendiri
kuatkanlah hati cinta

Subhanallah… di keheningan malam, di kesendirian..  saat diri sepenuhnya berbincang dengan diri…, acap kali menyeruak kesepian….  Tapi, alhamdulillah ada keyakinan yang merebak dalam diri bahwa aku tidak sendiri, ada Sang Pencipta yang menemaniku…, begitu dekat dengan ku, bersama ku…  Tak perlu ada tangis kesedihan, tangis kesepian…,  tak perlu mucul rasa gelisah…

Yang harus dikuatkan adalah keyakinan bahwa semua yang terjadi adalah yang terbaik, karena Yang Memberikannya pada ku lebih tahu dari diriku…  Dia lah yang tahu apa yang terbaik bagi  setiap umatnya…

Yang harus dipertebal adalah keimanan.. agar bisa ikhlas menerima ketetapan2 Nya setelah berjuang dengan segenap daya…

Yang harus dilakukan adalah mencoba mengerti “yang terbaik” menurut Dia, bukan menurut keinginan kita…

Yang harus diingat adalah Embun Pagi Bersahaja Yang Menemani kita Sebelum Cahaya…,

Yang harus diingat adalah Angin Yang Berhembus Mesra Yang Kan Membelaimu Cinta…

SEBELUM CAHAYA…

ku teringat hati
yang bertabur mimpi
kemana kau pergi cinta
perjalanan sunyi
engkau tempuh sendiri
kuatkanlah hati cinta

ingatkan engkau kepada
embun pagi bersahaja
yang menemanimu sebelum cahaya
ingatkan engkau kepada
angin yang berhembus mesra
yang kan membelaimu cinta

kekuatan hati yang berpegang janji
genggamlah tanganku cinta
ku tak akan pergi meninggalkanmu sendiri
temani hatimu cinta

ingatkan engkau kepada
embun pagi bersahaja
yang menemanimu sebelum cahaya
ingatkan engkau kepada
angin yang berhembus mesra
yang kan membelaimu cinta

ku teringat hati
yang bertabur mimpi
kemana kau pergi cinta
perjalanan sunyi
engkau tempuh sendiri
kuatkanlah hati cinta

ingatkan engkau kepada
embun pagi bersahaja
yang menemanimu sebelum cahaya
ingatkan engkau kepada
angin yang berhembus mesra
yang kan membelaimu cinta

Reunion Travelling 3rd Day : Around Bukittinggi..

Ke Bukittinggi…..???? Yesssss…. !! Kota dengan icon Jam Gadang ini merupakan salah satu kota yang aku senangi buat jalan2… Kenapa? Karena udaranya sejuk dan nyaman, banyak tempat yang bisa dikunjungi sambil berjalan kaki, juga banyak makanan enak… Hahahaha…

Icon Kota Bukittingi, Jam Gadang

Ya…, Sabtu pagi 02 April 2011 aku terbangun di sebuah hotel di Bukittinggi, dengan Linda dan Veny di 2 buah tempat tidur twins di kanan tempat tidurku…  Ahhh rasanya seperti kembali ke zaman di Bogor… :).  Btw Ati dan Idien dimana…? Mereka di kamar lain, secara kalau  sekamar berlima, bisa2 gak tidur2…. hehehehe…

Setelah beres dan sarapan kami segera memulai perjalanan di hari ketiga..  Kemana…?

Pertama2 kami ke Ngarai Sianok…  Buat beberapa teman, ini kali pertama mereka ke Bukittinggi… Jadi gak sah kalau enggak melihat Ngarai Sianok..

@ Ngarai Sianok7

@ Ngarai Sianok…

Buat aku…, hhhmmm  sudah tak ingat berapa kali sudah ke Ngarai ini…  Tapi ada kunjungan yang sangat mengesankan.. Yaitu ketika ke Ngarai Sianok dengan Vita, sahabatku di pertengahan tahun 1996.. Kenapa mengesankan…? Karenaaaaa, kami turun ke arah Ngarai, lalu menyusuri jembatan gantung tua yang menghubungkan kota Bukittingi dan desa Koto Gadang..  Jembatan itu posisinya persis di atas Ngarai.. So, kalau tidak waspada, alamat bye bye love…, jatuh ke jurang yang dalamnya beberapa puluh meter…   Lalu, diujung jembatan, bukan langsung Koto Gadang, tapi kita terlebih dahulu harus menyusuri tangga yang rasanya gak habis2… hehehehe…

Koto Gadang adalah kampung yang menarik untuk dikunjungi…, karena dari kampung ini berasal banyak pribadi-pribadi intelek yang kiprahnya sampai di tingkat nasional.., semisal H. Agus Salim, Sutan Syahrir, Rohanna Kudus, Emil Salim, dll.  Selain itu, di kampung ini terdapat banyak pengrajin perak yang berkarya langsung di rumah-rumah mereka… dan kita bisa mengunjungi dari rumah ke rumah yang memang dibuka untuk pengunjung…

Btw, lucu juga yaaa.., Koto Gadang di Sumatera Barat, Kota Gede di Yogyakarta, arti nama keduanya sama,  sama2 menjadi sentra kerajinan perak.. Ada teman2 yang tahu kaitan keduanya…??

Back to now… Begitu masuk ke taman tempat kita bisa memandang Ngarai Sianok, kami langsung menuju Japanesse  Tunnel alias lorong Jepang…  Ini adalah kali pertama buat aku… Biar entah sudah berapa kali ke Ngarai Sianok, aku gak pernah mau turun ke situ.. Sereeeemmmmm….  Tapi karena kali ini ramai2 dengan teman2, aku pun memutuskan untuk turun ke sana…

@ Lubang Jepang

di depan lorong Jepang..

Lubang ini dibangun Jepang pada masa kekuasaannya di Indonesia tahun 1942 – 1945.  Tidak ada penduduk Kota Bukittinggi pada waktu itu yang mengetahuinya.. Yang jadi pertanyaan…? Kemana dibuang tanah2 hasil galiannya…? Siapa yang dipekerjakan di situ…?  Apakah petani2 di sekitar Ngarai Sianok yang pada periode tersebut sering kali lenyap tak berbekas…? Apa tujuan pembangunan lorong itu…? Apakah untuk mengintai Koto Gadang yang berada persis di seberangnya…?

Untuk mencapai pintu lubang  ini, kita harus menuruni sekian anak tangga, dan selanjutnya untuk masuk ke lubang  ini kita akan menuruni 132 anak tangga lagi yang cukup curam… Hitungan ini kami lakukan saat kami akan meninggalkan lorong atas dorongan guide yang menemani ..  Lubang ini bentuknya seperti tapal kuda…  Melengkung di atas dan datar di bagian lantainya..  Menurut guide, lantai ini sebenarnya telah diperdalam oleh Pemerintah Indonesia dalam rangka pengembangan obyek wisata.  Tinggi yang sebenarnya lebih pendek, karena tentara Jepang saat itu pendek2…

@ Lubang Jepang13

in front of jail in d tunnel..

Di dalamnya, lubang  ini bercabang2… Sangat disarankan agar turun ke lorong ini dengan didampingi oleh guide yang sudah sangat paham dengan seluk beluk lubang yang bercabang2  ini, agar tidak tersesat… Amit2 deehhhh….  Dari yang kami susuri, di lubang ini terdapat antara lain ruang amunisi penjara, dapur, ruang pengintai, dan tempat pembuangan mayat… Astagfirullah aladzim…  Satu hal yang dipertanyakan teman2, ke guide…, dimana toiletnya…? Kemana berpuluh2 orang yang tinggal dalam waktu cukup lama di lorong2 ini buang hajat…? Karena lubang ini begitu tertutup.., kalau pun terbuka, bukaannya berada di tebing…

Puas dan capek menyusuri lubang Jepang dan cabang2nya… Kami kembali ke taman di atas dan menikmati pemandangan Ngarai Sianok dari sudut2 yang berbeda…

Harrau

Lembah Harau…

Selesai dari Ngarai Sianok, Gufron yang menyetir mobil, membawanya ke Payakumbuh, sebuah kota sekitar 45 km dari Bukittinggi.. Mau kemana? Ke Lembah Harau.., sebuah lembah yang terbentuk dari  patahan  dengan  tebing yang tinggi dan rata, yang menantang buat para wall climber..

Dari Lembah Harau, kami bergegas kembali ke Bukittingi… Paruik lah litak banaaa… (bahasa Minang : perut udah lapar banget…). Sempat siyy singgah di tempat jual pangan khas Payakumbuh..   Iya, kita memang menahan diri untuk tidak makan yang macam2 sebelum makan siang.. Karena kita pengen makan Nasi Kapau di Pasar Atas Bukittinggi…

Nasi kapau…? Apa itu…?

Nasi Kapau adalah nasi rames ala nagari Kapau.. Dihidangkan dengan berbagai aneka macam lauk pauk yang bisa kita pilih.  Ada gulai tambusu, yaitu usus sapi yng diisi telur dan tahu, gulai kikil, babat dan jeroan lainnya, juga ada gulai ikan, gulai dan goreng ayam.. Pokoknya beraneka deehh..  Dihidangkan lengkap dengan gulai cubadak (nangka muda) yang dicampur kacang panjang,  kol dan jariang alias jengkol… Huhuhu…, kalo yang terakhir ini ampun deehhh, aku gak makan… 🙂

si uni berdagang nasi kapau…

Nah di Pasar Atas Bukittinggi, ada suatu area yang memang disediakan untuk para penjual Nasi Kapau, yang semuanya perempuan alias uni (kakak)..  Yang uniknya, karena tempat lauknya besar2 dan jumlahnya banyak, waktu mengambil lauk pauk, para uni ini menggunakan sendok yang khas, yaitu dengan tangkai yang panjang  (sinduak panjang, dalam bahasa Minang).  Ke sanalah kami pergi untuk makan siang…

Jangan tanya betapa bersemangatnya kami… Biarpun selera asal kami sangat beragam..  Bahkan Neng Idien yang berdarah Banten pun makan dengan semangat…  Hehehehehe…

Pasar Atas4

@ Pasar Atas…

Penjual Pisang Kapik

Penjual Pisang Kapik…

Usai makan dan perut kenyang, kami melanjutkan dengan membeli oleh2 khas Sumatera Barat.. : kerupuk kulit mentah, ikan kering, baluik (belut) kering, dan juga mukena serta kerudung dengan sulaman tangan khas Bukittinggi.. Gak lupa juga kami membeli pisang kapik (pisang jepit), yaitu pisang batu dipanggang lalu dijepit pakai dua bilah papan sehingga gepeng.., lalu dihidangkan dengan kelapa yg sudah dimasak dengan gula aren.. Yang paling doyan dengan makanan ini, tentu saja Veny Sang Penggemar Pisang.. Hehehehe..

Lalu kemana lagi… Rencananya kami akan ke Padang Panjang untuk menikmati Sate Mak Syukur, lalu dilanjutkan ke Padang… Tapi ternyata Gufron yang nyetir mobil kami berkenan memberikan bonus… Bonus apa…? Just wait d next post… Hehehehe… 🙂 ***

Reunion Travelling 2nd Day : Danau Maninjau..

Di Tugu Khatulistiwa Simpang Empat...

Selesai makan siang di Pantai Sasak, dan sempat singgah di Simpang Empat menunggui anggota rombongan yang pria bersholat Jum’at, lalu sempat pula berfoto di tugu Khatulistiwa yang ada di Kota Simpang Empat, dan mengambil barang-barang di rumah Yulisman dan Mawar.., kami melanjutkan perjalanan dengan 2 mobil ke  Bukittinggi…

Jalur yang diambil, Lubuk Alung, Danau Maninjau dan Matur..

Dari Kinali ke Danau Maninjau butuh waktu sekitar 1 jam..  Tapi kami tidak singgah di tepi Danau Maninjau… Kami memburu waktu agar sebelum gelap sudah melewati “Long and Winding Road”, Kelok 44…  Jalur ini sangat berbahaya.., karena mobil harus melewati 44 buah tikungan yang patah dan bila terjadi kesalahan, bisa jatuh ke jurang… Naudzubillabinzalik…  Lagi pula pemandangan terindah dari Danau Maninjau bukan lah dari tepi danau, melainkan dari sekitar kelok 44 dan Puncak Lawang..

@ d end of Long and Winding Road.. Alhamdulillah..

Kami lalu membuat foto2 dari beberapa lokasi di Kelok 44 yang punya view indah dan aman bagi mobil untuk berhenti..

Danau Maninjau dari Kelok 44

still @ Kelok 44....

Puas berfotoria, kami melanjutkan perjalanan… Kemana…? Aku bercerita pada teman2 tentang paket wisata Puncak Lawang – Danau Maninjau yang penah ku ambil di tahun 1996, saat aku berkunjung ke Sumatera Barat dengan Avita.  Dalam paket itu, peserta diantar dengan kenderaan ke Puncak Lawang, lalu melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki alias tracking menyusuri hutan sampai ke pinggir Danau Maninjau..  Kalau gak salah ingat, butuh waktu sekitar 3 jam berjalan kaki dari Puncak Lawang, titik tertinggi yang ada di sekitar Danau Maninjau…  Aku bercerita tentang keindahan pemandangan dari Puncak Lawang..  Gufron yang aslinya Bukittinggi dan saat itu mengendarai mobil, lalu mengarahkan mobil ke Puncak Lawang setelah melewati daerah Matur..

di kekabutan di Puncak Lawang...

me @ Puncak Lawang... Senja 01042011

Puncak Lawang menjelang senja mempunyai pesona sendiri.. Kabut di sana sini, cahaya matahari yang mulai temaram…., membatasi jarak pandang..  Waktu yang tersedia untuk menikmati pemandangan Danau Maninjau menjadi  sangat terbatas…  Namun semuanya kami disyukuri saja…  Kata teman2, kok rasanya seperti lagi di Jepang yaa… Hehehehehe.. 🙂

Dari Puncak Lawang, kami melanjutkan perjalanan ke Bukit Tinggi.., menikmati makan malam di Jl. Ahmad Yani, yang merupakan tourist street di kota Bukittinggi, yang dilanjutkan dengan berjalan kaki ke arah Jam Gadang… Menikmati suasana kota Bukittinggi….

Perjalanan hari itu luar biasa indah.. What a perfect day….!! Alhamdulillah…