Aku Ingin…

Sebuah puisi dari Bapak Sapardi Djoko Damono yang dinyanyikan…

Aku senang sekali dengan liriknya yang sederhana namun dalaaaaaaaaammmm banget…

Aku ingin, mencintaimu dengan sederhana..
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu..
kepada api yang menjadikannya abu…

Aku ingin, mencintaimu dengan sederhana..
dengan isyarat yang tak sempat..
disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..***

CINTA – Sang Nabi…

Ini adalah larik-larik “sekelumit perbendaharaan kebenaran” tentang CINTA yang ditulis oleh Kahlil Gibran dalam bukunya Sang Nabi.  Di Indonesia, ada beberapa orang yang pernah menterjemahkan buku ini.  Tapi terjemahan yang aku sukai adalah terjemahan Sri Kusdiyantinah, yang diterbitkan oleh Pustaka Jaya.

Aku juga punya buku ini dalam versi English, The Prophet.  Hadiah dari Linda, sahabatku saat kami sama-sama lulus dari IPB tahun 1992.

Pabila CINTA memanggilmu, ikutilah dia,
Walau jalannya terjal  berliku-liku.
Dan pabila sayapnya merangkummu,
Pasrahlah serta menyerah,
Walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu.
Dan jika dia bicara kepadamu, percayalah, walau ucapannya membuyarkan mimpimu,
Bagai angin utara megobrak abrik petamanan…
Sebab sebagaimana CINTA memahkotaimu, demikian pula dia menyalibmu.
Demi pertumbuhanmu, begitu pula demi pemangkasanmu..

Sebagaimana dia membubung, mengecup puncak-puncak ketinggianmu,
Membelai mesra ranting-ranting terlembut yang bergetar dalam cahaya matahari,
Demikian pula dia menghujam ke dasar akarmu,
Mengguncang-guncangnya dari ikatanmu dengan tanah..

Demikian pekerti CINTA atas diri manusia,
Supaya kau pahami RAHASIA HATI,
Dan kesadaran itu menjadikanmu SEGUMPAL HATI KEHIDUPAN.

Namun jika dalam kecemasan, hanya kedirian CINTA dan kesenangannya yang kau cari,
Maka lebih baiklah bagimu menutupi tubuh lalu menyingkir dari papan penempaan,
Memasuki dunia tanpa musim,
Dimana kau dapat tertawa namun tidak sepenuhnya,
Tempat kau pun dapat menangis, namun tidak sehabis air mata..

CINTA tidak memberikan apa-apa, kecuali keseluruhan dirinya, utuh penuh..
Pun tidak mengambil apa-apa, kecuali dari diri sendiri.
CINTA tidak memiliki atau pun dimiliki,
Karena CINTA telah cukup untuk CINTA..

Pabila kau menCINTAI, janganlah berkata :
“Tuhan ada di dalam hatiku”
Tapi sebaiknya engkau merasa :
“Aku berada di dalam Tuhan”

Pun jangan mengira bahwa kau dapat menentuka ARAH CINTA,
Karena CINTA, pabila kau telah dipilihnya,
Akan menentukan perjalanan hidupmu..

CINTA tiada berkeinginan selain mewujudkan maknanya..
Namun jika kau menCINTAi disertai berbagai keinginan,
Ujudkanlah dia demikian :
“Meluluhkan diri, mengalir bagaikan kali, yangmenyanyikan lagu persembahan malam,
Mengenali kepedihan kemesraan yang terlalu dalam,
Merasakan luka akibat pengertianmu sendiri tentang CINTA;
Dan meneteskan darah dengan sukarela serta sukacita;
Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awan,
Mensyukuri hari baru penuh sinar keCINTAan,
Istirah di terik siangmerenungkan puncak-puncak getaran CINTA;
Pulang di kala senja dengan syukur penuh di rongga dada;
Kemudian terlena dengan doa bagi yang terCINTA dalam sanubari,
Dan sebuah nyanyian puji syukur tersungging di bibir senyum..” ***

Sahabat…

Rindu akan larik-larik kata ini…  Kata-kata dari buku Sang Nabi yang pertama kali ku baca saat usia masih belia, 18 tahun, kalau tak salah ingat…  Kata-kata yang begitu indah dan menjadi inspirasi…

SAHABAT

Dan seorang remaja berkata,   “Bicaralah pada kami tentang Persahabatan”…

Dan dia  menjawab:
“Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih
dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.

Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya,
kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri,
pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam, hatimu tiada berhenti dari mendengar hatinya;
karena tanpa ungkapan kata, dalam  persahabatan,
segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dibagi bersama,
dengan kegembiraan tak terkatakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Karena yang paling kau kasihi dalam dirinya,
akan tampak lebih jelas dari kejauhan,
bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki,
nampak lebih agung dari pada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan
kecuali saling memperkaya jiwa…
Karena cinta yang mencari sesuatu di luar misterinya, bukanlah cinta ,
tetapi sebuah jala yang ditebarkan,
hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu,
biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika  kau sentiasa mencarinya,
untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu,
bukan mengisi kekosonganmu.

Dan dalam manisnya persahabatan,
biarkanlah ada tawa ria dan berbagi kegembiraan..
Karena dalam tetes kecil embun pagi,
hati manusia menemui fajar dan gairah segar kehidupan.

Dedicated  buat sahabat-sahabatku, yang selalu bersama jiwaku, meski ada dianatara kita yang terpisah jauh, bahkan untuk waktu yang telah sangat lama…

Aku Ingin…

Cuaca yang mendung… hujan yang masih terus turun.. udara yang dingin… mengingatkan Tati pada puisi Sapardi Djoko Damono.. Puisi yang indah dengan makna yang dalaaaaammmm banget..

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu…
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada…

Semoga masih ada cinta seperti ini…
———–
Note : Ake nemu musikalisasi puisi ini..  Silahkan dinikmati…

Fave Quotation…

Hari minggu kemaren diisi dengan beres2 buku. Setelah berbulan2 buku2 yang dibeli beberapa bulan terakhir hanya ditumpuk2 di pojok kamar.. Sebenarnya rak buku tua yang di kamar ini (dibeli saat Tati kelas 2 SMA, jadi lebih kurang 23 tahun yang lalu…!!!), masih bisa menampung buku2 tersebut, cuma emang dasar Tatinya aja yang gak pandai ngatur waktu buat nata2.. hehehe..

Waktu beberes, Tati menemukan phonebook tua.. Di dalamnya ada potongan2 kertas yang memuat quotations koleksi Tati zaman dulu kala.. Biasanya dikutip dari buku2, majalah atau kartu2 ucapan..

Ini salah satu quotation favorite Tati… Tapi Tati gak tau siapa yang menulis quotation yang indah dan inspiring ini….

Take time to work
It’s the price of success
Take time to think
It’s the source of power
Take time to play
It’s the secret of youth
Take time to read
It’s the foundation of wisdom
Take time to friendly
It’s the road to happiness
Take time to dream
It’s hitching your wagon to a star
Take time to love and to be loved
It’s the privilege of the God
Take time to look around
It’s too short day to be selfish
Take time to laugh
It’s the music of the soul…

Kupu-kupu…

Aku ingin punya sayap seperti kupu-kupu…
Agar bisa terbang menghampiri bunga-bunga yang mekar di taman kehidupan..
Menikmati keindahan kelopaknya..
Menghirup harumnya..
Meninggalkan rasa galau di dada..
Meninggalkan kesedihan yang tak terjabarkan..

Jadi ingat lagunya Melly, yang sering Tati dan Mami Uli nyanyiin saat jalan2 pagi di Yogya suatu masa dulu… (I miss the time we shared, Sis!!)

KUPU2

Kecil mungil bewarna
Warna-warni terangi alam
Sentuhan karya indah
Jika tergambar baik
Matahati melihat kau sangat istimewa
Terbang melayang-layang menari hinggapi bunga-bunga

Kupu-kupu jangan pergi
Terbang dan tetaplah di sini
Bunga-bunga menantimu
Rindu warna indah dunia
Anak kecil tersenyum manis, pandang tarianmu indah
Bahagia dalam nyanyian
Kupu-kupu jangan pergi

by : Melly G.***

Akal dan Perasaan…..

Di blog Ninuk76, ada posting tentang Cinta yang merupakan bagian dari Sang Nabi, tulisan karya Kahlil Gibran, filosofer berdarah Libanon. Posting ini mengingatkan Tati, bahwa di suatu masa Tati juga pernah tergila2 terhadap karya yang sama… Tapi Tati senangnya dengan Sang Nabi yang diterjemahkan oleh Sri Kusdyantinah dan diterbitkan oleh Pustaka Jaya. Bahasa-nya lebih indah, menurut Tati, dibanding dengan yang diterjemahkan oleh penterjemah lain. Pemilihan kata2nya lebih pas…, lebih puitis…, lebih indah…, lebih menyentuh hati..

Apa yang Tati senengin dari Sang Nabi…? Banyak… Tati menyukai buku ini secara keseluruhan… Tati suka bagian2 tentang cinta, perkawinan, anak keturunan, kebebasan, pemberian dll. Tapi Tati’s most favorite one adalah tentang Akal serta Perasaan…

Akal pertimbangan dan perasaan hati
diibaratkan kemudi dan layar jiwa yang mengarungi laut kehidupan.
Jikalau patah salah satu, layar atau kemudi itu,
Engkau masih mengambang, namun terombang-ambing gelombang.
Atau terhenti lumpuh tanpa daya di tengah samudera.
Sebab akal fikiran yang sendiri mengemudi,
Laksana tenaga yang menjebak diri;
Sedangkan perasaan tak terkendali,
Bagai api membara yang menghanguskan diri.
Karena itu, ajaklah perasaan menjunjung tinggi Akalbudi,
Meraih puncak2 getaran kebenaran sejati,
Keduanya mewujudkan sebuah simfoni.
Dan turutilah jiwamu membimbing perasaan,
Dengan menggunakan akal pertimbangan,
Sehingga perasaan itu tetap hidup dengan setiap kebangkitannya,
Dan laksana burung phoenix membumbung tinggi, dari tengah abu kebinasaannya..

Deretan kata2 itu mengingatkan Tati untuk selalu menyeimbangkan perasaan dan logika dalam setiap langkah kehidupan… Padahal sebagai pribadi yang melankolik, perasaan seringkali mendominasi …. Hiks…

Karena tahu Tati sangat suka dengan Sang Nabi, Linda Ramalah Omar, sahabat dan juga mantan teman sekamar Tati memberikan versi Inggrisnya “The Prophet” sebagai kenang2an saat kita sama2 lulus di bulan Juni 1992. Thanks ya, Lin. Gue masih simpan kok hadiah dari elhoe. Meski gue udah pindah berkali2 dan ke beberapa tempat, buku elhoe selalu gue simpan, supaya gak rusak dan tetap bisa gue baca…***

Puisi Tinneke….

A Wingless Butterfly Does Not Exist In This World,
A Thornless Rose Is Hardly Any Or None,
A Friendship Without Fault Is Also Something Rare,
But Love Without Trust Is The Biggest Lie In This World.…

Ini adalah beberapa baris puisi yang Tati temukan di sebuah dinding di Museum Ulen Sentalu, Kaliurang, Yogyakarta saat Tati berkunjung ke sana tanggal 25 Juli 1999. Puisi ini ditululis oleh Tinneke, salah satu putri bangsawan keraton Paku Alaman, Yogyakarta….

Ada beberapa kalimat beliau yang juga bermakna dalam….

Simplicity Is The Sign Of Truth
Virtue Is Beauty

The Biggest Mistake
You May Take In Your Life
Is To Keep Worrying
And You Will Experience This

Mudah2an, suatu saat bisa kembali ke Ulen Sentalu…
Bisa kembali menikmati tulisan2 yang ada di sana..
Menikmati kain2 batik kuno yang indah..,
Menikmati suasana yang tenang, damai sembari mereguk nikmatnya wedang jahe…***