Waktu kembali berjalan… Setelah ucapanku menyuruh Anny mencari informasi sampai lulus kuliah, aku nyaris tidak pernah bertemu dengan Anny..
Setelah lulus, aku bekerja di Jakarta dan kemudian menyadari kalo aku tinggal gak jauh dari rumah Anny, yang sudah lebih dulu lulus. Mengingat pertemanan kami yang sangat sangat baik (bahkan orang tua sempat saling kenal), aku menelpon Anny untuk memberitahu kalo aku tinggal gak jauh dari rumahnya…
Anny ternyata sudah gak kerja di jaringan resto fastfood. Dia sedang mengambil program pasca sarjananya..
Beberapa minggu setelah aku memberitahukan Anny tentang tempat tinggalku, Anny menelpon ku.. Suaranya terdengar galau..
Anny : Hai… Lu sibuk? Kita bisa ngobrol gak?
Aku : Bisa.. Ada apa?
Anny : Lu dulu kan sempat nyuruh gua nyari informasi.. Apa siyy yang lu tau? Kenapa lu nyuruh gua begitu?
Aku : Hmmm.. Sejujurnya gua gak tau apa2. Sahabat kita yang minta gue menyampaikannya pada lu.. Ada apa say..?
Anny : Ada yang harus gue ketahui.. Bisa gak lu ke rumah, biar kita bisa ngobrol..
Aku : Ok. Gue akan ke rumah lu..
Lalu aku pun pergi ke rumah Anny. Di sana aku menemukan Anny berwajah kusut… Ternyata dia sudah berhari-hari sulit tidur… Ibu Anny menyarankan kami untuk ngobrol di lantai 2 rumahnya…
Begitu kami berdua mendapatkan posisi yang nyaman, aku memulai percakapan …
Aku : Ada apa..? Kenapa lu nanya tentang ucapan gue yang dulu itu…?
Anny mengulurkan sebuah surat.. Di bagian depan amplop tertulis… :
Teruntuk Ananda Sari (nama rekaanku)
d/a Ananda Is
Jl. Xyx No 1234
Jakarta..
Di bagian belakang amplop tertulis :
Dari Ayahanda Abcd
Jl. Defgh N0. 7890
Negeri Antah Berantah
Aku lalu memandang Anny dengan mata bertanya.. Anny lalu meminta aku untuk membaca surat yang sudah dibukanya itu…
Surat itu ternyata surat dari ayah Sari yang berada di suatu daerah di Pulau Sumatera. Di dalam surat sang ayah menasehati putrinya untuk menjaga hubungan baiknya dengan Is, kekasih putrinya. Si ayah juga menitipkan rasa terima kasih atas sambutan dan pelayanan Is kepada ayah dan ibu Sari saat kunjungan mereka ke Jakarta, yang baru saja dilakukan. Ayah Sari memuji kebaikan Is yang telah mengantarkannya ke berbagai tempat dengan mobil Volvo-nya… Di akhir surat si ayah menyatakan restunya terhadap hubungan si anak dengan Is.
Surat yang luar biasa…. Luar biasa mengagetkan……!!!!! Gimana enggak, Anny dan Is itu sedang merencanakan pernikahan mereka… Gilanya lagi, surat itu dialamatkan ke rumah Anny yang sekaligus menjadi kantor perusahaan milik ayah Anny, temapat dimana Is bekerja. Iyaa…. si Is itu bekerja pada ayah Anny, selain bekerja juga di beberapa perusahaan lain, katanya. Terus, mobil Volvo yang disebut-sebut di surat itu adalah mobil ayah Anny. Is sendiri belum punya kenderaan apa pun…
Ada pun Sari tidak asing sama sekali bagi ku, karena dia adalah mahasiswi di lingkungan kampus yang beberapa tahun yang lalu memenangkan kontes kencatikan yang dilakukan oleh sebuah produk kecantikan. Tapi buat Anny yang gak doyan baca majalah wanita, jelas nama Sari gak ada di semesta pikirannya…
Setelah aku selesai membaca surat itu, Anny berkata : So, lu gak tau apa-apa saat dulu lu nyuruh gue untuk cari informasi?
Aku : Enggak.. Gue gak tau. Cuma gue denger teman2 sering liat dia jalan ama anak Landscape. Tapi gue gak tau siapa anak itu. Sari itu emang anak Landscape..
Anny : I have to find the truth, Sondha.. I have to..
Aku : Gimana caranya…?
Anny : Gue harus ke Bogor.. Kayaknya teman2 udah pada tau semua, cuma gue dan elu yang enggak tau.. Gue mau ke Bogor besok, Sabtu.
Aku : Gue temanin yaa… Lu jemput gue yaa… Biar gue temenin lu, yaaa…?
Keesokan harinya Anny menjemput aku pagi sekali…, sekitar jam 1/2 6 pagi… Wajahnya kusut banget… Ternyata semalaman dia gak tidur lagi… Dan dari pada enggak ngapa2in, dia mutusin untuk segera berangkat… Aku lalu meminta Anny untuk istirahat dan membiarkan aku yang nyetir kijang merahnya ke Bogor… Anny setuju…, dan dia benar2 terlelap sepanjang perjalanan Jakarta – Bogor pagi itu..
Begitu sampai di Bogor, kami segera menghampiri tempat adik2 kelas yang punya hubungan dekat dengan Is. Mereka kanget melihat kehadiran Anny. Tapi Anny bisa mengendalikan diri dengan bersikap santai.. Anny lalu mengajak salah seorang junior untuk berbicara dan mencari informasi… Ternyata, para junior taunya Anny dan Is udah bubaran.. Para junior kenal dengan Sari, dan sering juga diajak berkunjung ke kost Sari.
Ternyata tempat kost Sari juga tempat kost kakak kelas Anny di jurusan dan sekaligus sahabatnya Is, sehingga kami punya orang yang dituju kalau mau ke tempat kost tersebut…
Kami lalu pergi ke rumah kost itu, dan menemui kakak kelas Anny. Setelah ngobrol ngalor ngidul…, Anny lalu membuka persoalannya pada si kakak kelas. Si kakak kelas, terkejut… Gak menyangka kalo hubungan Anny dan Is belum berakhir… Mereka taunya Is gak punya hubungan lagi dengan Anny. Lalu Anny bertanya, apa kah benar Is sering berkunjung dan pergi bersama Sari dengan menggunakan kijang merah? Si kakak kelas mengiyakan, dan setau dia itu adalah fasilitas kantor yang didapat Is. Anny lalu menjelaskan kalau mobil itu adalah mobilnya…
Anny lalu minta dipertemukan dengan Sari, tapi ternyata Sari sedang magang di sebuah perusahaan penyedia jasa landscaping yang berlokasi di sekitar Salemba, Jakarta. Si kakak kelas pun berkenan memberikan alamat kost Sari di Jakarta. Sebelum pergi Anny minta kakak kelas menyampaikan pada Sari, kalo Anny ingin ketemu. Bukan untuk ribut atau apa, tapi Anny ingin Sari tau keadaan yang sebenarnya..
Sore itu juga aku dan Anny balik ke Jakarta.. Tapi kami tidak pulang ke rumah.. Sampai di Jakarta sekitar jam 8 malam, kami langsung ke daerah Manggarai, ke tempat kost Sari.. Tapi Sari tidak ada di tempat kostnya. Kata yang punya rumah, Sari sejak sore sudah pergi dengan pacarnya. Anny tidak mau menyerah begitu saja.. Dia ingin melihat dengan mata kepala sendiri Is berjalan dengan Sari. Anny lalu meminta aku menemaninya menunggu Sari pulang. Malam itu kami duduk selama berjam-jam di dalam mobil yang diparkir di seberang tempat kost Sari. Tapi sampai menjelang subuh keesokan harinya, kami tidak juga melihat Sari kembali ke rumah itu. Kami lalu memutuskan untuk pulang.. Jangan tanya apa rasanya badan saat itu…
Setelah beristirahat seharian… Hari Senin siang kami melanjutkan upaya.. Aku memutuskan untuk gak masuk kantor.. Senin siang itu kami langsung menuju kantor tempat Sari kerja magang. Di sana, Anny minta aku turun menemui Sari, pura2 menjadi teman lama Is yang ingin ketemu.
Aku lalu masuk ke kantor itu. Petugas receptionist lalu memanggilkan Sari. Aku dan Sari lalu berbincang di lobby kantor.. Aku bercerita tentang keperluanku untuk bertemu dengan Is. Sari berjanji akan menyampaikan pesanku pada Is. Lalu aku pamit pada Sari, dan sedemikian rupa aku mengkondisikan dia untuk berjalan keluar kantor mengantarku agar Anny dapat melihat wajahnya, sekaligus agar Sari melihat kehadiran kijang merah yang biasa dinaikinya bersama Is.
Benar dugaanku… Sari menyadari kehadiran kijang merah itu.. Dia lalu bertanya padaku..
Sari : Kakak naik apa ke sini..?
Aku : Naik itu… (sembari menunjuk kijang merah yang parkir di pinggir jalan), mobil teman saya.
Sari : Teman kakak?
Aku : Iya, yang punya mobil itu teman saya, namanya Anny. kamu kenal dia…?
Sari tertegun sejenak, lalu menggeleng : Enggak kak, aku gak kenal..
Aku : Hmmm, tapi Is kenal sama dia. sampaikan pada Is, kalo saya mencari dia, dan saya ke sini bersama Anny.
Sari : Baik kak.
Dari kantor tempat Sari magang, kami melanjutkan kegiatan detektif partikelir kami… Kemana…? Ke beberapa kantor yang menurut Is, dia juga bekerja di situ…
Salah satu kantor yang dia bilang berlokasi di gedung2 pencakar langit di sekitar Thamrin.. Setelah memarkir mobil, kami masuk ke gedung tersebut.. Di lobby, kami melihat tenant list… Hmmmm, nama perusahaan yang dibilang Is ternyata berada di salah satu lantai gedung tersebut. Kami lalu naik ke situ.., dan menemui petugas reseptionist.. saat kami bertanya apa ada karyawan di situ yang bernama Is, ternyata si petugas receptionist tidak mengenali. Saat ditanya apa ada kemungkinan Is adalah tenaga marketing freelance buat perusahaan itu, si receptionist lalu mengecek kartu absen yang ada di mejanya.. Dan ternyata tidak ada nama itu.. saat ditanya apa pernah melihat orang dengan ciri2 seperti Is di kantor itu, dia juga bilang gak ada… So…., kesimpulannya…?
Kami lalu pergi lagi ke gedung lain, yang katanya juga lokasi kantornya… Ternyata nama perusahaan yang dia sebut itu tidak ada dalam tenant list… Hmmmm…. gimana mau nanya apa ada orang yang kenal sama Is atau enggak di gedung itu….
Anny lalu mencoba menghubungi nomor telepon yang biasa dia hubungi kalo Is bilang sedang di kantor. Telpon diangkat seperti biasa, oleh suara cewek receptionist yang sama.. Saat ditanya dimana lokasi kantornya, si cewek gak memberkan jawaban yang jelas….
Apa siyy ini semua….? Anny lalu bilang…
Anny : Sondha, finally I know the truth… HE IS A LIER… A BIG LIER…. Lu, tau gak…? Setelah lu bilang waktu itu bahwa gue harus cari informasi, gue bertanya sama dia ada apa. Gue tanya sama dia, apa siyy tentang dia yang gue gak tau tapi teman2 di Bogor tau… Apa yang bisa bikin lu nyuruh gue cari informasi sebanyak-banyaknya.. Dia bilang, enggak ada apa-apa.. Menurut dia, lu bilang begitu karena lu gak suka sama dia.. Jadi dia minta gue untuk gak membiarkan lu mencampuri urusan gue dan dia.. Itu yang bikin gue gak pernah menghubungi lu selama ini…
Aku : Trus, apa yang akan lu lakukan…?
Anny : Gue akan telpon dia buat datang. Gue akan ajak dia bicara… Gue akan minta dia terbuka tentang semua ini..
Dari cerita Anny, Is akhirnya datang ke rumah Anny yang sekaligus kantornya. Anny lalu memberikan surat ayah Sari pada Is dan minta dia menjelaskan apa arti surat itu. Tapi Is hanya bungkam… Anny lalu menyuruh Is pergi dan tidak kembali lagi.. Dia juga minta Is untuk menyelesaikan urusan pekerjaan dengan ayahnya..
Is keluar dari hidup Anny dengan meninggalkan luka, tidak hanya pada Anny juga pada keluarga Anny, karena banyak hal yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dalam urusan pekerjaan…
Lalu mulailah hari2 dimana aku dan Anny selalu berkomunikasi.. Akhir pekan kami selalu diisi dengan main dan jalan bersama…, sampai saatnya aku memutuskan pulang ke Pekanbaru.. Dalam rentang waktu tersebut, Anny sempat jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit… Bukan satu dua kali, aku melihatnya meneteskan air mata.. Bukan satu dua kali aku mendengarkannya mengeluarkan makian…
Tapi saat ini Anny adalah seorang perempuan dengan 3 anak lelaki yang lucu2, yang diperolehnya dari suami yang baik dan punya karir yang hebat. Suami dengan latar belakang keluarga yang intelek. Aku ingat beberpa tahun yang lalu betapa “iri” rasanya, saat Anny bercerita bahwa dia mendapatkan hadiah sebuah mobil dari mertuanya, yang baik hati dan perduli terhadap Anny dan anak2nya. Hhhmmm, kapan ya gue bisa punya mertua, yang baik hati pulaaa…. Anny sendiri…? She has a very good career di sebuah lembaga riset. Dia sudah mendapatkan doctoral-nya dari universitas di sebuah negara di Eropa Barat…, bahkan 2 dari anak lelakinya lahir di sana.. What a perfect life…!!!
Sementara, kabar-kabari yang sampai ke Anny dan aku, Is dan Sari akhirnya menikah. Tapi kehidupan ekonomi mereka tak kunjung membaik… Sari berusaha mengembangkan karirnya di dunia modelling dengan menjadi model di rubrik2 mode tabloid, tapi enggak bisa berkembang karena Is membatasi ruang geraknya.. Yang kami dengar Sari merasa sangat tertekan dengan kehidupannya.. Entah benar entah tidak… Belakangan, kabarnya Sari telah berpulang ke rahmatullah…
Saat aku usai menelpon Ncin… Aku segera menelpon Anny yang ternyata sedang heboh mengurus ketiga prajuritnya..
Aku : Hai… Apa kabar, bu..?
Anny : Kabar baik… Apa cerita, say?
Aku : Hmmmmm… I have to tell U something… Sesuatu yang baru disampaikan seorang teman padaku. Ini udah gak ada urusannya sama elu. Tapi menurut gue lu harus tahu, supaya elu mengerti apa arti penderitaan lu bertahun-tahun yang lalu..
Anny : What is it, darling…?
Aku lalu menceritakan apa yang aku dengar dari Ncin.. Anny hanya mengatakan “Oh ya…? Sejauh itu…? Hmmmmm…“.
Kami lalu bercerita tentang hal2 lain.. Anny lalu menceritakan bahwa keesokan hari dia akan pergi bersama anak2nya menyusul suaminya yang sedang berkunjung ke suatu daerah yang indah di Indonesia Timur. Mereka akan berakhir pekan di sana..
Beberapa hari kemudian sebuah sms masuk ke hp ku…
“Sondha…, beberapa hari ini gue berpkir tentang kabar yang lu bilang beberapa hari yang lalu.. Gue rasanya bersyukur banget… Alloh melindungi gue dengan cara yang luar biasa… Ini hikmah penderitaan gue, hikmah dari rasa sakit yang pernah gue rasakan. Gue dijaga dari masa depan yang buruk.. Gue diberi masa depan yang baik : suami, anak2, pekerjaan, rezeki.. Gue benar2 bersyukur..”
Aku lalu membalas sms itu ” Itu tujuan gue memberitahukan lu.. Supaya lu, dan juga gue, bisa memahami apa yang tersembunyi di balik apa yang kita pikir bencana dalam hidup kita. Take care…”
Yaaa…. , pada saat sesuatu yang buruk terjadi dalam hidup, kita seringkali tidak mengerti bahwa sesuatu yang indah, sesuatu yang jauh jauh jauh lebih baik menanti kita di depan.. Kita sebagai manusia hanya bisa memandang sesuatu dalam rentang yang pendek.. Tapi Alloh Sang Pemilik Semesta Alam, yang Maha Tahu, yang Maha Mengatur, akan memberikan keindahan di balik segala kesusahan dan kesulitan hidup yang terjadi pada kita..
Kesusahan, kesedihan seperti kata Kahlil Gibran, adalah proses penempaan bagi kita, seperti pada sebuah cawan..: dari segenggam lempung diolah sedemikian rupa, dijemur dan dibakar agar mempunyai bentuk yang indah, daya tahan yang tinggi dan mampu menampung lebih banyak…. Semoga segala kesusahan, kesedihan yang terjadi dalam perjalanan hidup akan membawa kita pada kehidupan yang lebih indah..
—————————–
My dear friend, Anny… Walau di cerita ini nama lu gue ganti jadi Anny, lu pasti tau ini cerita tentang elu… Lu adalah teman gue yang paling “gila”, teman yang paling tegar yang pernah hadir dalam hidup gue.. You are one of the best women that I ever know… I love you…. , dear…!!
Like this:
Like Loading...