Bertemu Wiwiek

Sekitar 3 minggu yang lalu, atasan ku bilang, “Ndha kamu ikut bagian promosi ke Kalimantan ya…” Entah kenapa, pikiran saya, “Kalimantan ” itu adalah Kalimantan Timur, tempat 2 dari 4 orang adik ku menetap… Ternyata oohh ternyata, Kalimantan yang dimaksud adalah Kalimantan Timur, tepatnya Kota Pontianak..

Kecewa…? Ya enggak laahhh.. Secara belum pernah ke Pontianak…, ini jadi kesempatan untuk melihat salah satu daerah lagi di Indonesia…, yang dikenal sebagai Negeri Khatulistiwa..  Lagi pula di situ ada Bu Wiwiek alias Tri Widiastuti, salah satu teman baik ku..

Sondha & Wiwiek

Sondha & Wiwiek

Siapa siy Wiwiek…?

Aku berkenalan dan kemudian berteman dengan Wiwiek saat kami sekelah di Program Magister Penginderaan Jauh di UGM tahun 1999.  Secara kelas itu hanya diikuti oleh hanya 13 orang dan hanya 3 di antaranya perempuan, yaitu aku, Wiwiek dan Aida, dan karena usia ku dengan Wiwiek tak beda jauh, hanya beda beberapa bulan, dan kami berasal dari daerah dengan culture yang mirip, Melayu,  obrolan kami jadi lebih nyambung… Dan kemudian otomatis kami jadi dekat..

Aku biasa berkunjung ke rumah Wiwiek dan keluarga… Ya Wiwiek kuliah ke Yogya dengan memboyong keluarganya.. Jadi dia menyewa sebuah rumah utuh, dengan 4 kamar..  Rumah nya tak terlalu jauh dari paviliun tempat aku tinggal..  Cuma butuh waktu 5 menit naik motor..  Rumah Wiwiek jadi tempat aku dan Aida bermain.  Kehadiran Rifki dan Dea, kedua anak Wiwiek memberi warna berbeda dari dunia sekolah dan pergaulan dengan teman-teman yang nyaris seusia…

Karena di Yogya bersama keluarga, kedua anak dan kakek (ayahnya Wiwiek), sementara suaminya memang bertugas di luar kota, aktivitas Wiwiek tidak hanya urusan kuliah aja..  Ada urusan rumah tangga, urusan sekolah anak dan…. urusan bakulan, alias dagangan…  Ya, Wiwiek bekerja sama dengan kakaknya, saat itu mempunyai bisnis pakaian..  Karena rumah kami berdekatan, dan Wiwiek suka cemas bawa kedua anaknya naik motor di keramaian lalu lintas Yogya, maka jadilah aku sering pergi bersama mereka..

Wiwiek gak tahu bahwa kalau membawa dia naik motor, apa lagi bila juga dengan kedua anaknya,  membuat aku takut… Takut aku tidak cukup waspada dan bisa menjaga keseimbangan  membawa istri orang, ibu dua anak.., apa lagi plus dua anaknya…  Huhuhuhu…  Alhamdulillah… Berkali-kali kami pergi bersama tak lah pernah terjadi hal-hal yang tak diinginkan…  Alhamdulillah…  Dan yang paling heboh adalah kalau aku menemani Wiwiek belanja buat kulak’an (jualan)nya..  Kami bisa bawa belanjaan satu karung besar naik motor dari Bring Hardjo ke rumah Wiwiek di sekitar Kaliurang KM 7…   Karena dia ngurusin kulak’an sambil kuliah, Wiwiek suka bilang kalau selesai sekolah dia bukan mendapat gelar MSi (Master of Science) tapi MBH (Master of Bring Hardjo)…   Hahahahahaa…

So, begitu tahu aku akan ke Pontianak, aku langsung menghubungi Wiwiek, dan kami  merencanakan untuk bertemu…

Wiwiek menemui ku di Pontianak Covention Center, tempat Kalbar Smesco UKM Expo dilaksanakan…  Meski sudah janjian, aku tetap merasa sangat surprised dengan kehadirannya…  Sungguh gak pernah menyangka kami bisa bertemu lagi setelah hampir 13 tahun tidak bertemu…  Sungguh ada kebahagiaan yang luar biasa bisa bertemu dengan sahabat lama..Apa lagi bebrerapa bulan terakhir ini aku beberapa kali menghubungi Wiwiek, berbagi cerita…   Berbagi duka di hati..  Tanpa sadar air mata ku mengalir saat memeluk Wiwiek…

Aku lalu meminta izin pada teman2 yang sama2 bertugas ke Pontianak untuk pergi bersama Wiwiek beberapa jam, dengan janji akan bertugas di sore sampai malam sebagai kompensasi.. 😀

Aku dan Wiwiek lalu pergi… Kemana? Melakukan sesuatu yang ingin kulakukan beberapa bulan terakhir, dan tetntu saja bernostalgia dengan teman lama…  Dan kami naik motor seperti zaman kami kuliah di Yogya.. Hanya kali ini di Pontianak… Wiwiek seperti dulu, juga grogi saat harus menggonceng ku yang bertubuh jauh lebih besar dari dirinya.., apa lagi aku pakai rok pula… Hehehee..

Alam Hijau

Selesai mengurus seuatu yang sudah kami rencanakan, aku diajak Wiwiek ke tokonya, toko baju muslim “Alam Hijau” di daerah Sungai Raya, Pontianak..  Toko yang semula dibuat di garase rumah, sekarang sudah berkembang menjadi toko yang berlokasi di jalan besar, tak jauh dari rumah Wiwiek.. Alhamdulillah senang melihatnya..  Apa lagi di lantai 2 toko, Wiwiek membuka kursus GIS, ilmu yang kami pelajari saat kuliah…

Bakmie Kering Haji Aman

Dari toko Wiwiek, kami makan siang di  Bkmiie Kering Haji Aman yang merupakan cabang dari Singkawang..   Lalu kami ke rumah Wiwiek, menunggu Dea pulang sekolah..  Dea bukan lagi gadis kecil berusia 4 tahun, seperti yang aku lihat 13 tahun yang lalu..  Usianya sudah 17, dan duduk di kelas 3 SMA.. Dan abangnya Rifki sudah sekolah ke Yogya..  Time flies so fast…

Karena sudah sore, aku diantar oleh Wiwiek dan Dea kembali ke tempat tugas..  Kami tak lagi bergoncengan motor, karena ada Dea yang nyetir mobil… Untuk urusan begini, Wiwiek kalah laahhh sama Dea.. Hehehe…

Setelah pertemuan yang pertama ini, aku dibawa Wiwiek berwisata kuliner, dan jalan-jalan ke bahagia lama Kota Pontianak..  Semua perjalanan itu akan aku tulis, in shaa Allah di tulisan2 berikut…

di Sukahati

Over all… Sungguh bertemu dengan sahabat lama, sangat menyenangkan rasanya…

Terima kasih atas waktu, bantuan dan hadiah2nya ya Wiek..  Semoga kita bisa ketemu lagi, segera.. Juga dalam suasana yang menyenangkan…  Hug.Bighug ***

She Created Her Own Supervisor…

Hari ini, 3 minggu + 1 hari sudah sahabat ku, kembaran ku Eko berpulang ke Rahmatullah…Air mata ku sesekali masih menetes kala teringat akan dia, kala film2 kenangan berputar di benak ku.. Kenangan2 yang banyak, sangat banyak.. Kenangan 16 tahun kebersamaan.. Yang kalau dibuat jadi film entah berapa ratus keping CD yang dibutuhkan untuk menyimpannya..

Eko..

Eko..

Tapi ada satu hal yang sangat luar biasa yang telah dia lakukan…  Dia menciptakan atasan nya sendiri dalam satu episode kehidupannya sebagai pegawai…

Haaa…? Kok bisa…?

Itu lah hebatnya Eko…  Dan yang luar biasa dia melakukannya dengan senang hati, dengan sepenuh hati…

Gimana caranya…?

Caranya… ..Hmmmm.. Mudah2an pengakuan ini tidak berakibat buruk yaa…  Karena niatnya hanya menunjukkan betapa luar biasanya  bantuan yang sudah dia berikan pada ku… Tak terbalaskan..

Caranya…, suatu malam diatas jam 21.00 di akhir tahun 2000, telpon di tempat kost ku di Yogya berdering2…  Yuuppp, zaman itu hp masih barang mewah..  Masih jauh dari genggaman.. Telpon rumah ibu kost dan wartel adalah sahabat bagi ku yang sedang jadi anak kost, karena sedang sekolah lagi..

Gak lama, Ibu Suhaimi, ibu kost ku memanggil ku, memberi tahukan kalo ada telpon buat ku, Ibu bilang, “Dari Pekanbaru..”

Aku begitu gagang telpon nempel di telinga.. “Assalammualaikum… Siapa niyyy…?”

Terdengar suara yang tak terlalu sering ku dengar di telpon, hanya sesekali.. “Sondha, ini aku, Eko.  Cepat telpon balik aku yaa..”

Begitu menutup telpon, mengucap terima kasih ke ibu, aku langsung beres2 dan melangkah ke luar rumah, menuju wartel yang hanya sekitar 20 meter dari rumah..

Gak pakai antri…, alhamdulillah.. Aku lalu mendial nomor telpon rumah Eko.. 0761.44 sekian sekian sekian.. (Berapa ya.., aku sudah lupa… Dampak fasilitas phonebook pada handphone.. :D)

Begitu telpon berdering sekali, langsung diangkat.. Eko sudah menunggu di samping telpon sepertinya..

Aku : Assalammualaikum… Apa cerita, Ko..?

Eko :  Aku mau ngisi data awaktu (Bahasa Melayu : kamu).. Ada data-data yang aku gak tau..  Jawab yaaa…   Nama ayah, nama ibu, nama abang, nama adik, tempat tanggal lahir mereka, pendidikan mereka.. dst dst…

Oaalllaaahhhhh… ternyata Eko sedang mebuatkan Daftar Riwayat Hidup buat aku.. Itu lho format wajib untuk PNS kalau mau naik pangkat dll…

Aku : Buat apa siiyy, Ko?

Eko : Kan April nanti waktunya awaktu naik pangkat ke III/b.  Dari sekarang sudah harus dimasukkan usulannya..  Tenang aja lah.. Biar aku yang urus..  Tapi izin ya, aku tiru tanda tangan awaktu.. Karena kalau dikirim pula dulu ke Yogya, entah kapan pula sampai lagi ke sini..

Aku hanya bisa mengiyakan dan menjawab semua pertanyaan Eko satu per satu.., by phone..

Lalu di pertengahan 2001 aku menerima kabar kalo pangkat ku sudah naik ke III/b.  Alhamdulillah…  Thank you so much Eko…

Dengan modal pangkat III/b, yang bisa menjadi pangkat dasar untuk menjabat esselon IV/a, begitu pulang kuliah Desember 2001, 8 Januari 2002 aku diberi amanah untuk jadi Kasubbag Statistik dan Pelaporan di Bappeda Kota Pekanbaru..

Dan beberapa hari setelah pelantikan, Eko bilang ke aku, kalau dia ingin penyegaran.. Dia ingin pindah dari posisi dia saat itu..  Kebetulan aku ada di ruangan kepala Bappeda saat penyusunan formasi staff  yang akan dirolling..

Aku lalu menyampaikan keinginan Eko kepada Pak Raisnur, Kepala Bappeda Kota saat itu.  Dan respon pak Rais, “Ambil aja dia buat kamu, ‘Ndha.  Biar Eko jadi staff di tempat kamu, biar bisa bantu kamu..”

Yuuuppp, .She cerated her own supervisor…

Sejak itu kami jadi selalu bersama.. Di jam-jam kantor, mau pun di luar jam kantor…

Sejujurnya Eko sangat sabar menghadapi Sondha yang galak.. 😀

Sondha yang selalu memaksa Eko untuk sama-sama belajar agar kami bisa bekerja lebih baik, lebih sistematis, lebih mampu menggunakan alat2 kantor yang selalu berkembang teknologinya.. Dan alhamdulillah Eko bisa melihat semangat ku, kegalakan ku sebagai sesuatu yang positif..

Sungguh, mungkin kalau orang yang tak berpikir positif, bisa saja menggerundel dalam hati, “Udah gue urusin naik pangkatnya. Dapat jabatan setelahnya. Ehhh setelah jadi atasan, galak pula…” :Heheheheee…D

Tapi Eko tidak… Eko tetap memberikan pelukan dan kecupan hangat di kedua pipi ku saat kami bertemu dan berpisah..  Eko tetap menghapus air mata ku kala duka tak lagi tertahankan dan meledak menjadi tangisan..  Dan setelahnya Eko selalu membisikkan kalimat “Sondha itu kuat.. Sondha pasti bisa melewati semua cobaan..”

I miss U, dear.. Thank you for all you did to me…  Rest in Peace..

Rest in Peace, Eko…

Sepuluh hari yang lalu…, tepatnya tanggal 29 April 2013, sekitar jam 16.30…
Saat aku sedang mengangsur pekerjaan yang berderet-deret di meja, meski jam kerja sebenarnya sudah usai 30 menit sebelumnya… Tiba-tiba telpon ku berbunyi.., dari nomor yang tak kukenal… Tapi aku tetap menekan tombol “accept”…
Begitu aku dekatkan pesawat telpon ke telinga ku, terdengar suara panik “Tete, tete cepat ke rumah sakit.. Mami sakit..”
Aku yang bingung, dan gak mudeng bertanya, “Ini siapa…”
Suara panik itu menjawab “Emyr…”
Emyr adalah nama putra kedua sahabat ku Eko alias Randra Aprileni.. Dia dan abang nya Taffy memang memanggilku “Tete” yang diambil dari kata Tante..

EkoAku lalu lanjut bertanya, “Ada apa ‘Myr..?”
Emyr : “Mami di UGD RSUD, Tete cepat ke sini..”
Aku yang masih bingung : “Ada apa Myr, Mami kenapa? Ayah mana?”
Emyr dengan suara nyaris menangis : “Emyr gak tau Mami kenapa. Ayah ada di sini. Tete cepat datang.”
Aku : “Iya.. sebentar Tete datang.”

Aku bingung.. Gak ngerti ada apa.. Tubuh yang lelah karena sehari sebelumnya baru pulang dari luar kota selama seminggu turut membuat otak ku jadi lelet…
Tapi aku segera bergerak.. Aku memakai sepatu, yang biasanya aku lepas dan diganti dengan sandal jepit, kalau sudah duduk menghadapi meja kerja.. Lalu mengambil berkas surat2 yang rencananya sore itu mau aku bawa menghadap atasan untuk beliau tanda tangani bila berkenan.. Aku lalu menemui Fitri, ajudan atasan ku.. Minta dia untuk membawa berkas tersebut ke atasan ku, dan menjelasakan bahwa aku harus ke UGD RSUD dan tidak bisa membawa sendiri berkas tersebut ke atasan ku. Fitri lalu menerima berkas, dan mengatakan, “Hati-hati di jalan, bu…”

Di teras kantor aku bertemu Andre, teman kantor ku.. Aku sempat mengatakan kemana aku akan pergi, serta rasa bingung ku pada Andre.. Dan Andre bilang, “Cepat pergi, kak.. Hati-hati…”

Aku membawa si sparky meluncur keluar halaman kantor.. Menyusuri jalan yang ramai dengan pikiran tak tentu arah..
Ada pikiran kalau aku lagi dijailin sama Eko.. Bahwa dia sedang menunggu ku di gerbang pintu RSUD untuk mengajakku jalan sore di halaman masjid Annur yang persisi di seberang RSUD..
Tapi hati kecil ku bilang, tak mungkin Eko melibatkan Emyr untuk menjaili aku…
Rasanya ini memang sesuatu yang serius.. Karena sekitar 2 tahun yang lalu Eko masuk rumah sakit karena gejala stroke, Eko justru tak memberi tahu aku.. Aku justru tahu setelah dia keluar dari rumah sakit dan dirawat jalan..
Hati ku bilang, kali ini ada sesuatu yang serius.. Ada yang serius….

Saat aku masuk ke halaman RSUD, dan melihat ke arah UGD, ada banyak sekali orang berseragam Linmas, seragam yang dipakai PNS hari senin, seperti yang juga aku pakai hari itu.. Hati ku semakin tak tentu rasa.. Hati ku semakin bilang ini sesuatu yang serius… Tapi aku masih tetap tenang, dan memarkirkan sparky di tempat yang teduh..
Aku lalu melangkah dengan cepat meuju pintu UGD.. Lalu bertanya pada petugas SATPAM yang duduk di pos nya di antara 2 pintu UGD, “Pak, saya barusan ditelpon, dikasi tahu kalau sahabat saya Randra Aprileni dirawat di UGD. Dimana dia ya pak?”

Petugas SATPAM menunjuk pintu sebelah kirinya..
Aku lalu melangkah ke pintu itu, dan mulai melepas sepatu kanan ku saat melihat tulisan di pintu “Harap Alas Kaki Dilepas”.
Tapi belum selesai aku melepas sepatu kanan ku, seseorang laki-laki  yang tak ku kenal dan berbaju Linmas menarik tangan ku dan mengakatakan, “Tak usah dilepas, bu. Ibu masuk saja”. Dia menggiring ku masuk ke UGD, ke sebuah ruang yang dibatasi tirai dengan kiri kanannya, serta ke arah lorong UGD..

Di situ aku meliha Eko terbaring, tak sadar.. Petugas para medis sedang berusaha memacu agar jantung Eko bergerak.. Aku lihat ada bang Wan, suami Eko berdiri di samping Eko berbisik di telinganya, tak tahu aku apa yang dibisikkannya.. Di sebelah bang Wan aku lihat Emyr berdiri menahan tangis…

Aku tanpa sadar berkata dengan lembut, seperti kalau kami sedang bicara dari hati ke hati… “Ko…., Eko… Eko kenapa, Ko…?” Air mata ku langsung mengalir, aku terisak melihat keadaan yang membingungkan dan tak ku mengerti..
Aku tak percaya bahwa tubuh yang sedang diupayakan agar jantung nya tetap berdetak itu adalah Eko…
Aku dengar bang Wan berkata pada ku. “Te…, berdoa, Te.. Berdoa…”
Aku tak tahu harus berkata apa, hanya bisa menjerit dalam hati agar semua ini segera berlalu, dan Eko segera sadar..  Aku lalu meraih telapak tangan kirinya… Menggenggamnya.., berharap dia bisa merasakan bahwa aku ada di sampingnya.., agar dia kuat menghadapi pertarungan kali ini dan tidak menyerah…
Tapi tak lama petugas medis yang berdiri di sebelah ku meminta aku untuk melepaskan tangan itu karena dia akan mengukur detak nadi Eko…

Lalu, tak lama aku melihat petugas yang berdiri di sisi kepala Eko menganggukkan kepalanya, dan aku mendengar seseorang mengucapkan Innalillahi wa innaillaihi roji’un…

Aku terpana, bingung,  tak percaya akan apa yang terjadi..
Aku lalu melihat para petugas medis menutup seluruh tubuh Eko dengan selembar kain, dan membawanya ke ruang, di belakang ruang UGD..
Setelah rasa bingung ku berkurang, aku bergegas menyusul ke ruangan kemana mereka membawa tubuh Eko..
Di sana aku melihat anak-anak Eko menagis, lalu muncul Sari adik Eko yang baru saja sampai di RSUD..
Mereka harus menunggu beberapa saat, baru bisa membawa jenazah Eko pulang ke rumah..

Aku lalu pamit pada bang Wan dan Sari untuk duluan ke rumah mereka, bersama dengan ibu tetangga depan rumah Eko yang ikut bersama Sari ke rumah sakit..

Selama di perjalanan pikiran ku melayang-layang.. Rasanya aku semua yang terjadi tidak real..
Tapi saat aku sampai di rumah duka, ada begitu banyak orang datang, dan itu terus berlangsung sampai malam..
Menjelang jam 10 malam, aku memutuskan untuk pamit pulang pada keluarga Eko.. Tubuh ku yang memang kurang fit karena kelelahan, rasanya menjadi semakin lemah setelah mengalami apa yang terjadi sejak sore…

Dalam perjalanan pulang bersama sparky, aku rasanya melayang…  Tak percaya dengan apa yang terjadi..  Rasanya bukan Eko yang telah berpulang ke Rahmatullah tadi sore…  Air mata ku mengalir tak bisa ditahan…, ingatan ku melayang ke 16 tahun perjalanan pertemanan kami…, ke 11 tahun dimana  kami selalu bersama-sama…  Begitu banyak momen kebersamaan, yang rasanya tak seluruh detil mampu aku ingat kembali…

Ingatan ku melayang ke saat2 kami bicara di teras belakang rumahnya…  Saat itu dia dalam proses penyembuhan setelah gejala stroke… , dan aku bilang ke dia..,  “Jangan lah sakit…  Kalau nanti Eko sakit, nanti aku gak punya teman yang menemani sampai aku tua..  Nanti kalau udah pensiun aku gak punya teman jalan-jalan pagi.”  Obrolan orang-orang yang memandang dunia dengan polos..,  lupa bahwa kematian bisa terjadi dalam satu jentikan jari…

Sampai di rumah aku mengamati isi rumah ku… Hampir semua barang yang ada di dalam rumah aku beli dengan ditemani Eko.. Kulkas, lemari buku, mesin cuci, kipas angin, AC, kompor, ketel, sederet panci, karpet, peralatan makan, hiasan di dinding rumah, container-container penyimpan barang, bahkan baju, kerudung  sampai pakaian dalam…  Air mata ku kembali mengalir dan terus mengalir…  Kepala ku mulai berdenyut-denyut, sakit sekali…   Aku akhirnya jatuh tertidur, namun bulak balik terjaga…

Saat bangun pagi, pikiran pertama yang hadir adalah “Eko sudah tidak ada lagi…”.  Air mata ku kembali merebak..  Tak bisa ditahan.. BBM, SMS dan telpon dari orang-orang yang mengetahu kebersamaan kami justri membuat air mata ku semakin deras..  Tapi ingatan ku bahwa hari ini Eko akan dimakamkan, membuat aku bergegas mandi dan beres-beres..  Aku harus ke kantor untuk absen, baru pergi lagi ke rumah Eko..

Akhirnya, Eko dimakamkan hari Selasa, 30 April 2013 di pemakaman Rawamangun di Jalan Labuai Raya..  Namun berhari2 aku tetap tak bisa menghentikan air mata ku menetes kala mengenangnya…

Dia telah mengambil peran besar di kehidupan ku terutama 16 tahun terkahir.. Dia menolong ku, menemani ku, mengingat kan ku… Dia mengisi kehidupan ku yang dalam 11 tahun sering aku jalani dalam kesendirian, saat-saat jauh dari keluarga…    Dia bersikap sebagai pengingat agar aku kuat dan tegar, saat badai kehidupan melanda.. Dia memberikan pelukan, menghapus air mata ku.. Dia memberikan kehangatan bagi jiwa ku yang  kesepian…, melalui pelukan, dan ciuman di pipi kanan kiri tiap bertemu dan akan berpisah…

Tapi setahun yang lalu, saat aku mengaku padanya  ada badai besar sedang menghampiri hidup ku, justru Eko yang lebih dulu menangis dari pada diri ku sendiri..  Rasa sakit yang luar biasa justru memunculkan semangat bertarung pada diri ku, membuat air mata ku tak menetes..  Justru setelah Eko menagis, dan mengatakatan bahwa aku tak pantas mengalami apa yang terjadi, air mata ku tak bisa di bendung… Kami menangis berdua di dalam sparky, yang diparkir di bawah pohon di sudut halaman kantor Eko..

Mana mungkin aku bisa melupakan butir-butir kebaikan yang ditaburkannya dalam perjalanan 16 tahun kami…

Rest in peace, dear..  Selamat beristirahat sahabat ku, saudara ku.. Semoga rumah baru Eko lapang, terang dan indah..  Segala-galanya lebih dari yang ada di dunia ini…  Amiin..  ***

Happy New Year….

For my family, my friends and my blog reader….  Thank you for the love, the support, the kind you all give to me…  May the New Year bring the happines and prosperity for  us….

Love U all…

Selamat Jalan Pocahontas Bermata Indah….

Kemaren pagi, Kamis 16 Juni sekitar jam 9-an, telpon ku berdering…  Di layar terlihat tulisan “Indrahayu”.  Indrahayu atau biasa kami panggil Iin adalah  salah satu teman yang pernah sama-sama kerja di Bappeda Kota Pekanbaru beberapa tahun yang lalu… Iin bukan teman yang acap berkomunikasi dengan ku, sehingga telpon darinya menghadirkan tanya di hati…  Sambil tetap bertanya-tanya dalam hati, aku menekan tombol “yes” pada handphone ku…

Begitu aku angkat, terdengar suara Iin : “Kak, Fifi kak… Fifi meninggal, kak…!!  Dia mau melahirkan, tahu-tahu terbatuk, terus tertidur dan langsung meninggal…”

Aku : “Kapan In, dimana ?”

Iin : “Baru aja kak… di rumah sakit.. Kami sekarang di sini..”

Aku : “Iin, makasiyy udah ngabarin.. Kakak segera ke rumahnya yaaa…”

Gak lama, telpon ku kembali berdering… Dari bang Yuspen, juga seorang senior di Bappeda Kota Pekanbaru.. Lalu dari kak Sartidja, yang dulu pernah menjadi atasan kami dan sangat peduli dengan staf-stafnya…  Semua menyampaikan kabar duka cita atas kepergian Fifi…

Siapa siyy Fifi…?

Fifi, lengkapnya Tengku Fifi Kurniasari, adalah salah satu teman kerja kami di Bappeda Kota Pekanbaru..

Fifi adalah tipe orang yang sangat lemah lembut.. Bicara, gerak tubuhnya semua pelan.. Bahkan terkadang sangat pelan…. Jalannya sangat anggun dan perlahan,  bagaikan seorang putri dengan mahkota di kepala…, dan takut mahkotanya merosot jatuh… :D.  Sehingga kalau dalam keadaan yang harus cepat, aku ngeledek dia dengan kalimat “Fifi niyyy…, kalo perang kalah duluan…, cepat lah sikit, bu…!!”.  Kalau begitu, dia cuma senyum-senyum dan bilang “Gimana lagi, kak.. Memang sudah begitu bawaannya..  Kalau cepat-cepat nanti salah-salah.. Kalau jalan cepat-cepat, nanti Fifi tersandung, telungkup pula…” Hehehehe… Tak jadi lah nak marah… 😀

Kenapa aku menyebutnya dengan Pocahontas…?  Secara gesture, gerak tubuh gak bisa lah Fifi dikaitkan dengan Pocahontas.  Tapi matanya indah, hidup sekali.. Seperti mata Pocahontas,  putri kepala suku India dalam salah satu cerita Disney yang berjudul sama…  Pernah suatu kali saat duduk di ruang kerjanya, aku mengamati gerak geriknya yang perlahan itu..  Aku menemukan mata yang indah itu, juga sesekali berkedip  perlahan..  Lalu aku katakan padanya, “Fi, kamu tuh cantik sekali yaa..  Mata Fifi itu sangat hidup.. Melihat Fifi, kakak membayangkan Pocahontas…”  Fifi hanya bisa tertawa dan berkata “Kakak niyy ada-ada aja…”

Usia Fifi jauh di bawah aku dan teman-teman..  Aku dan Fifi punya beda usia 12 tahun.. Pernah dalam satu candaan di sela-sela hari kerja aku berkata padanya, “Fifi jangan bandel-bandel sama kakak.. Kakak tuh usia 12 tahun sudah akil balik.. Jadi kalau kakak langsung menikah di usia segitu, anak kakak akan seusia Fifi…” Gubbbrraaaakkkkkssss… Kami tertawa meriah bersama-sama…

Tapi jangan ditanya kalau sudah menyangkut hal yang dia yakini kebenarannya.. Dia akan bertahan habis-habisan…, mulai dengan bahasa lemah lembutnya… Bila tak juga berhasil, maka suara galaknya pun keluar…. 😀

Ada satu kebiasaan yang luar biasa dari Fifi… Setiap pagi, kecuali lagi berhalangan…, begitu masuk ke ruang kerja setelah apel pagi, dia akan membuka Al Qur’an yang memang disediakannya satu untuk di kantor, lalu dia membacanya tanpa suara… ! Jus, setiap hari… Subhanallah…

Tapi pagi kemareni, Fifi sudah mengejutkan banyak orang dengan kepergiannya yang mendadak di usia yang belum genap 32 tahun…  Tapi bagaimana pun caranya, semoga kamu mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Alloh SWT, ya Fi…  May you rest in peace, dear…***

Selamat Jalan Iban, Selamat Jalan Batak Keren, Selamat Jalan Robert Manurung…

Apa itu iban…? Iban adalah salah satu tutur (cara memanggil seseorang) dalam bahasa Batak. Iban atau lengkapnya  Pariban…

Robert Manurung 05.05.1964 - 05.05.2011

Buat seorang boru Batak, Iban artinya adalah anak saudara perempuan dari ayah alias anak namboru.. Sedangkan buat seorang lelaki Batak, pariban adalah boru alias anak perempuan dari saudara laki-laki  ibunya, alias boru tulang.  Menurut adat Batak, orang yang marpariban adalah pasangan hidup yang paling cocok.., namun di masa sekarang panggilan Iban bukan lagi semata2 seperti itu…

Seorang Robert Manurung yang menyebut dirinya sebagai “Raja Batak” di blognya yang bertajuk “Batak Keren” membahasakan aku sebagai ibannya..  Itu adalah panggilan panggilan menghormati, menghargai..  Padahal aku hanya seorang Boru Batak yang dia temukan di tengah belantara dunia maya.. Tak pernah bertemu muka, tak pernah berbicara melalui jaringan seluler kecuali pada pagi hari di ulang tahunnya yang terakhir, 05 May 2011, dua hari menjelang kepergiannya untuk selama-lamanya…

Siapa siyy Robert Manurung…? 

Deskrpisi tentang dirinya pernah dia tulis di blog Batak itu Keren sebagai berikut :

  1. Aku selalu diliputi perasaan heroik dan cinta yang mendalam terhadap negeri ini, setiap kali melihat Merah-Putih berkibar.
  2. Jiwa nasionalis tertanam dalam diriku selama bekerja sebagai wartawan di Harian Merdeka, yang waktu itu dipimpin oleh pendiri dan pemiliknya, BM Diah. Beliau ini salah satu tokoh pemuda dalam pergerakan kemerdekaan, sangat dekat dengan Bung Karno.
  3. Aku bersyukur dan bangga pernah bekerja di Harian Merdeka. Dinding kantor redaksi koran nasionalis ini dihiasi ratusan foto bernilai sejarah tinggi bagi Indonesia dan dunia, antara lain foto asli Proklamasi 17 Agustus 1945, foto Bung Karno dan BM Diah dengan tokoh-tokoh dunia seperti Jawaharlal Nehru, JF Kennedy dll.
  4. Merdeka adalah surat kabar terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Koran ini lahir hanya selang berapa minggu setelah Proklamasi Kemerdekaan, tepatnya 1 Oktober 1945. Sampai akhir tahun 90-an, meskipun oplah kecil dan tak ada iklannya, Merdeka merupakan koran nomor satu.
  5. Sebagian besar wartawan hebat yang pernah lahir di negeri ini adalah “lulusan” Merdeka, sebutlah misalnya Rosihan Anwar, Harmoko dan generasi yang belakangan Goenawan Mohammad, Christianto Wibisono dan Fuad Hasan.
  6. Pada umur 30 tahun, aku merasa tujuan hidupku telah tercapai, yaitu keliling dunia. Memang belum semua tempat di dunia ini aku kunjungi satu per satu. Tapi dari segi kawasan, atau benua, telah aku kunjungi semua. Di antara semuanya, India paling mengesankan, karena belum digerus budaya artifisial barat.
  7. Karena merasa cita-citaku sudah tercapai, aku pernah berdoa agar Tuhan mencabut nyawaku. Tapi ternyata Tuhan punya kehendak lain, yang kuartikan bahwa aku masih diberikan tugas untuk mengabdi bagi keluargaku, teman-temanku dan masyarakat. Namun profesi wartawan kuanggap tak menarik lagi, karena pers Indonesia sudah benar-benar bobrok. Pemilik media mengisap darah wartawan, kemudian si wartawan melacurkan profesi, memeras dan mengemis.
  8. Aku mengundurkan diri dari profesi wartawan pada usia 34 tahun. Setelah itu aku sempat membantu petenis kelas dunia, Yayuk Basuki, meloncat ke peringkat 19 dunia dan lolos ke babak delapan besar turnamen akbar Wimbledon. Tapi secara bisnis, usaha itu kurang berhasil. Namun, aku tetap merasa berterima kasih pada Kang Wimar Witoelar, atas kesediaannya bekerjasama denganku mengurus manajemen Yayuk.
  9. Dalam banyak hal aku belajar secara otodidak. Aku kurang menghargai lembaga pendidikan formal, karena menurutku sistem pendidikan kita, dunia kerja, penghargaan masyarakat terhadap pendidikan, semuanya masih belum menghargai manusia sebagai mahluk yang cerdas, berkepribadian, dan independen.
  10. Aku menentang separatisme dan politik sektarian, serta diskriminasi dalam berbagai bentuk. Bagiku, setiap warga negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama, sebagaimana diatur oleh Undang Undang Dasar 1945.
  11. Aku bikin blog ini sebagai upaya kecil untuk menggugah kecintaan masyarakat Batak pada budaya dan kampung halaman. Ini sejalan dengan keyakinanku : untuk membangun Indonesia kita harus lebih dulu membangun suku-suku dan daerah. Sejak Kemerdekaan, Bangso Batak sudah menyumbang banyak pejuang, tentara, guru, penegak hukum, dokter, wartawan, dan ahli-ahli di berbagai bidang; demi kemajuan Indonesia.
  12. Fokus utama blog ini : seni budaya, sospol, lingkungan, info dan timbangan buku. Tentu tak terelakkan masalah agama pun akan kusorot di blog ini. Tapi, kepedulianku lebih pada kebebasan beragama, dan humanisme. Buatku, agama adalah urusan pribadi.
  13. Sastrawan favorit : Jean Paul Sartre, Kahlil Gibran, Chairil Anwar, Pablo Neruda, Yasunari Kawabata, Ahmad Tohari dan Multatuli.
  14. Novelis favorit : Sidney Seldon, Agatha Christi, Alistair McLean, Ashadi Siregar dan Mochtar Lubis.
  15. Tokoh idola : Bung Karno, Gandhi, JF Kennedy, Kahlil Gibran, Tan Malaka, Bunda Teresa.
  16. Pemain bola favorit : Christiano Ronaldo (MU), Penambucano (Lyon)
  17. Klub : Manchester United.
  18. Tim Nasional : Brazil & Perancis.
  19. Musisi/penyanyi favorit : Sebastian Bach, Vivaldi, Gordon Tobing, Joan Baez, Leo Kristi, Queen, Scorpion, The Beatles, ABBA, Bimbo, Santana, Tongam Sirait, Elvis Presley, Viky Sianipar, Los Morenos, GNR, Demis Roussos, Ann Murray, Rolling Stones, Von Groove, Ungu & Celine Dion.
  20. Makanan favorit : tongseng, sate padang, sangsang, naniura, sop konro, ikan rica-rica.

Iban Robert menemukan ku, lebih tepatnya lagi menemukan tulisan ku yang berjudul “Batak Berekor atau Berbelalai?” yang ku release di blog ku tanggal 23 Agustus 2007.. Tulisan tentang kenangan akan kebatakan ku, tentang beberapa pertanyaan yang ada di benak ku..  Lalu postingan  itu beliau reposting kembali  judul yang sama pada tanggal 15 Mei 2008 di blog punya beliau “Batak Itu Keren“…

Terus terang apresiasinya terhadap tuilisan ku itu mengagetkan ku.. Karena buat aku itu hanya tulisan remeh temeh dari seorang Sondha Siregar.., Boru Batak yang melayang-layang di Negeri Melayu…  Apresiasinya membuat aku melihat ke komunitas Batak yang digalangnya di dunia maya untuk membangkitkan rasa percaya diri orang Batak, agar mereka tidak lagi malu mengaku sebagai Orang Batak, karena sebenarnya Batak itu Keren, karena Batak itu punya warisan Budaya yang Luar Biasa, yang tak kalah dengan suku lainnya di negeri ini…

Lalu setelahnya kami beberapa kali ngobrol melalui Yahoo Messenger..

Kemudian Iban Robert mengkolaborasikan foto hasil jeprat jepret ku dengan tulisan yang sangat indah dari kak Halida Srikandini boru Pohan yang dirilis di “Batak Itu Keren” tanggal 29 September 2008 dengan judul “Lomang (Bukan Ketupat!), Makanan Khas Lebaran di Tapanuli Selatan“.  Foto itu merupakan foto yang ku buat saat pulang kampung di medio 2008 saat mengikuti pesta adat perkawinan iboto (adik laki2ku), David Siregar…

Apa yang Iban Robert lakukan terhadap karya2 kecilku itu kemudian menggelitik hati ku…, menggelitik darah Batak yang mengalir di tubuhku…  Kenapa  ?  Karena sampai saat itu, meski nama Siregar, yang merupakan stempel kebatakan, melekat erat pada diri ku sejak aku lahir, aku sebenarnya tidak merasakan ikatan yang kuat terhadap kebatakan ku itu..  Aku cinta keluarga ku, keluarga besar ku.. Aku punya buuuuaaaannnyyyaaakkk kenangan tentang Sipirok, Sibadoar dan Hanopan,yang merupakan tanah tumpah darah leluhurku…  Tapi apa aku merasakan ikatan yang kuat sebagai orang Batak…?  Enggak juga…  Aku merasa lebih terikat erat pada Kota Pekanbaru, Tanah Melayu yang menjadi tempat aku tumbuh besar…  Namun di satu sisi aku pun sadar bahwa masih ada orang di Negeri Melayu itu yang menganggap aku adalah si Batak pendatang…

Dalam beberapa kali percakapan di YM itu lah yang aku katakan pada Iban Robert..

Aku : “Iban, aku cinta sama keluarga ku.. Aku cinta sama Sipirok, Sibadoar dan Hanopan…  Ketiga kampung itu acap kali membuatku terindu-rindu.. Tapi aku tidak terlalu merasa sebagai orang Batak.. Rasanya setengah  dari diri ku mencintai Negeri Melayu, tempat ku tumbuh dan dibesarkan…

Iban Robert : “Gak ada yang salah sama itu semua Iban… Jadi lah kau Boru Batak Keren dari Pekanbaru…  Jadi lah kau orang Melayu berdarah Batak yang tak pernah kehilangan jati diri mu  sebagai Boru Batak...”

Lalu aku pun kembali tenggelam dalam kesibukan ku.. Sesekali ku lihat dari FB iban Robert  betapa dia sangat memikirkan Tanah Batak dan Tao Toba..  Sementara acap kali iban Robert men-tag ku untuk foto2nya mengenai Tanah Batak dan Tao Toba..

Di sekitar Oktober 2010, di sebuah thread di FB bertiga dengan Ito Ucok Blue Eagle Simanjuntak , kami berdiskusi mengenai pariwisata yang bisa dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif untuk pengentasan kemiskinan bagi masyarakat Batak yang kaya akan budaya dan alam, terutama menghubungkan Sipirok ke jalur pariwisata Tao Toba yang sudah mendunia itu.   Iban Robert bilang, “Kapan iban ke Jakarta, kita ketemuan lah untuk berdiskusi tentang apa yang bisa kita lakukan untuk negeri leluhur kita itu

Lalu ku jawab “Iban, aku tak mau berbicara tanpa aku punya data mengenai potensi pariwisata yang ada di Sipirok.. Aku usahakan pun bisa pulang ke Sipirok untuk melihat2..”

Tapi sampai hari ini rencana melihat2 itu belum juga sempat ku lakukan… Pulang ke Medan berkali-kali dalam 6 bulan terakhir ini sepenuhnya  untuk menemui ibu ku yang memang memerlukan perhatian anak2nya..

Lalu, di awal April lalu…, aku melihat iban Robert mengupload foto dirinya yang disebutnya Narcis..  Foto diri setelah lebih dari 30 hari berhenti merokok dan sudah 8 malam tak bisa tidur..  Aku yang jail, masih berusaha ngeledek dengan bilang, “Tapi kalau siang, tidur kan, Iban..?”  Aku tidak memahami bahwa itu adalah awal dari perjalanan sakit selama 1 bulan lebih yang  membawa dia ke akhir hidupnya… Itu adalah awal cancer hadir nyata dalam hidupnya.. Bahkan di komentar2 foto itu pula ito Ucok Blue Eagle Simanjuntak menyemangati Iban Robert agar cepat sembuh agar kami dapat mengadakan kumpul2 dengan kak Halida Srikandini, Eda Paulina Sirait dan kak Marini Sipayung, yang keduanya juga sangat dekat dengan Iban Robert..

Dua hari yang lalu, sekitar jam 7 pagi dalam perjalanan menuju ke kantor, aku menelpon Iban Robert.. Telpon ku yang pertama dan sekaligus terakhir..  Aku menelpon untuk mengucapkan selamat ulang tahun ke 47, mendoakan agar dia tetap semangat dan berjuang untuk sembuh…  Masih bergema rasanya suara beliau di pendengaranku.. “Aku akan berjuang melawan penyakit ini Iban.. Aku tidak mau kemo.. Aku akan minum air daun sirsak itu untuk pengobatan..”

Tapi kenyataan berkata lain.. Hari ini Sabtu 07 May 2011 jam 06.10 wib Iban Robert pergi menghadap Sang Pemilik Semesta Alam….

Selamat jalan Iban.. Beristirahat lah dalam damai..

Terima kasih sudah hadir dalam hidup  ku, sudah mengingatkan ku agar berupaya menjadi Boru Batak yang Keren.. Boru Batak yang bisa berbuat banyak bagi masyarakat dimana pun berada tanpa kehilangan jati diri sebagai Boru Batak yang tidak pernah melupakan tanah leluhurnya…  ***

Last Day of Reunion Travelling

Hari Minggu, 03.04.2011 adalah hari terakhir jalan  bareng di Sumatera Barat sama teman2 zaman kuliah S1…  Hari ini kami habiskan di Padang…Kami sudah masuk kota Padang malam sebelumnya, dan menginap di Hotel Sriwijaya.. Bahkan  sebelum tidur kami sempat keliling kota melihat sisa2 gedung yang runtuh akibat gempa bulan Oktober 2009..

@ Iko Gantinyo1

rame2 @ Iko Gantinyo…

Kemana aja di Padang….?

Setelah sarapan di hotel, kami pergi nyari oleh2 khas Padang.. Apa lagi kalau bukan sejuta jenis keripik.. hehehe..  Beberapa teman merekomendasikan toko “Christine Hakim”, teman yang lain merekomendasikan toko “Shirley”..  Tapi karena pengemudi mobil paling depan membawa ke Christine Hakim, ya di sanalah kami belanja…  Keluar dari sana semua membawa kardus dengan isi berbagai macam keripik… hehehehe..

es durian “Iko Gantinyo”

Selanjutnya kami ke…., Iko Gantinyo, sebuah resto di Jl. Pulau Karam, dimana kita bisa menikmati es durian yang terkenal maknyus di Padang…  Daaaannn.., memang rasanya maknyus banget.. Klo enggak takut dengan dampak durian, bisa2 pengen gelas kedua… hahahaha…

By the way kenapa nama restonya “Iko Gantinyo” yaa…? Iko Gantinyo itu bahasa Minang yang berarti “Ini Gantinya”… Kalau resto ini adalah resto pengganti, resto yang asli mana yaa…? Bagaimana rasanya..? Apakah lebih maknyusssssszzzz? Hmmmmm…  Wondering…

Puas menikmati es durian, kami dibawa ke jembatan Siti Nurbaya…  Apa hubungannya ya antara jembatan ini dengan novel karangan Marah Rusli yang berjudul dan dengan nama tokoh utama yang sama…?  Apa yang membangun jembatan ini Datuk Maringgih sebagai wujud cinta pada Siti Nurbaya, sebagaimana Syah Jehan membangun Taj Mahal bagi sang permaisuri yang dia cintai…? Hehehehe…

@ Jembatan Siti Nurbaya2

@ jembatan Siti Nurbaya…

Pemandangan dari jembatan kebanggan masyarakat Padang ini di satu sisi sungai adalah pemukiman yang berbukit-bukit…  Kalau rumah2 yang ada di bukit2 itu dicat warna putih, pemandangannya bisa menyaingi pemandangan di Laut Tengah yang  jadi lokasi film-film Korea yang diputar di TV beberapa tahun yang lalu.. :).

Gedung Tua

old building @ d river bank..

Di sisi lain dari sungai, terdapat bangunan tua yang besar.. Sepertinya peninggalan dari zaman bahuela.. Seandainya bangunan  itu dijadikan museum atau bagunan fungsional lainnya yang dapat dinikmati public, termasuk wisatawan…, tentu akan lebih bermanfaat dan terawat…  Apalagi kalau lingkungan tepi sungainya ditata dan  sungainya juga dibersihkan… Pasti keren banget…

Pantai Caroline

pantai Caroline…

Dari jembatan Siti Nurbaya kami menuju kawasan Pantai… Mulanya kami ke Pantai Caroline, lalu dilanjutkan ke Pantai Air Manis, yang punya Hikayat Malin Kundang, si anak durhaka..  Sayang kami gak sempat main air atau berlama-lama… Waktu sangat terbatas..

Malin Kundang

Batu Malin Kundang di Pantai Air Manis…

Dari kawasan pantai kami pergi ke rumah sahabat Veny sejak belia, Essi, yang mengundang kami untuk makan di rumahnya di kawasan Indarung..  Setelah makan siang dan sempat ngobrol2, kami bergerak menuju bandara.. Tapi sebelumnya kami sempat menikmati pemandangan indah ke arah laut dari kawasan Indarung menjelang senja…

pabrik semen Indarung dengan Samudera Indonesia di latar belakang..

Jam 19-an, Veny, Linda, Idien, Ati dan Aries kembali ke Jakarta…  Sementara aku, Gufron dan Nana melanjutkan perjalanan ke Bukittinggi.  Gufron dan Nana akan stay di sana untuk beberapa waktu, sementara aku melanjutkan perjalanan pulang ke Pekanbaru.. Yulisman dan keluarga kembali ke Kinali di Pasaman Barat, sedangkan Vampire kembali ke Batu Sangkar..

@ Air Manis2

team reunion travelling bersama Yulisman & keluarga @ Pantai Air Manis..

Buat Yulisman dan Mawar terima kasih ya sudah menjadi tuan rumah buat kami… Semoga Alloh senantiasa melindungi, memberikan kebahagiaan bagi keluarga kalian yaaa… ***

Reunion Travelling 3rd Day : Singkarak & Padang Panjang

Selesai menikmati nasi kapau dan belenje2 di Pasar Atas Bukit Tinggi, kami rencananya menuju Padang Panjang, menikmati sate Mak Syukur, lalu setelahnya menikmati Lembah Anai dalam perjalanan menuju ke Padang…  Mobil pertama dari rombongan yang terdiri dari 2 mobil, sudah bergerak duluan… Penumpangnya Yulisman beserta keluarga, Aries serta Vampire.  Sementara jam sudah menunjukkan jam 17-an…

Lake, Bridge N Railway

Lake, bridge and railway… a well known view of Singkarak so many years

Tiba-tiba Gufron bilang, “Masih cukup waktu kalau mau lihat Danau Singkarak..”

Aku menjawab, “Gak keburu magrib…?”

Gufron, “Enggak, ke sana hanya butuh waktu gak sampai  45 menit  dari Bukittinggi…”

So…, there we went….!!!

Perjalanan Bukittinggi – Danau Singkarak adalah perjalanan yang menyenangkan… Pemandangan persawahan dan perkampungan di sepanjang jalan begitu indah, udaranya sejuk dan ditingkahi pula oleh hujan yang tak gerimis namun tak pula lebat…. Ahhhhhh, sungguh nyaman dan mendatangkan rasa damai di hati…

Buat aku ini bukan perjalanan ke Danau Singkarak.. Sama dengan ke Bukittinggi…, entah berapa kali sudah…  Namun baru kali ini aku menyadari bahwa jaraknya teryata tak terlalu jauh…

Sekita30 menit berjalan dan menyempatkan diri membeli berapa buah kue bika khas Padang Panjang, kami mulai melihat danau dari balik pepohonan…, melatarbelakangi sawah…. Sungguh pemandangan yang sangat indah.. Gufron lalu mengarahkan mobil ke sebuah tempat dimana kami bisa duduk sejenak menikmati pemandangan Danau Singkarak..

@ Danau Singkarak6

L – R : Ati, Idien & Sondha, by d Singkarak Lake…

Riak danau ini cukup kuat diiringi angin dan rintik hujan serta sinar mentari yang redup di kalan senja… Subhanallah….  Rasanya ingin berlama2 di tempat ini…  Terima kasih ya On, sudah  “nekad” melarikan kami dari rencana perjalanana dan membawa kami ke Singkarak…

Setelah menikmati pemandangan dan udara yang segar, serta berhenti sejenak untuk membeli ikan kecil2 khas Danau Singkarak.., kami melanjutkan perjalanan ke Padang Panjang, untuk bergabung dengan rombongan yang entah sudah menghabiskan porsi ke berapa sate  Mak Syukur… Secara mereka harus menunggu kami sekitar 1,5 jam…  Hehehe…

Selesai menikmati sate Mak Syukur, kami melanjutkan perjalanan ke Padang.., melintasi Lembah Anai yang tak bisa kami nikmati karen telah dibungkus kegelapan malam… ****

Reunion Travelling 3rd Day : Around Bukittinggi..

Ke Bukittinggi…..???? Yesssss…. !! Kota dengan icon Jam Gadang ini merupakan salah satu kota yang aku senangi buat jalan2… Kenapa? Karena udaranya sejuk dan nyaman, banyak tempat yang bisa dikunjungi sambil berjalan kaki, juga banyak makanan enak… Hahahaha…

Icon Kota Bukittingi, Jam Gadang

Ya…, Sabtu pagi 02 April 2011 aku terbangun di sebuah hotel di Bukittinggi, dengan Linda dan Veny di 2 buah tempat tidur twins di kanan tempat tidurku…  Ahhh rasanya seperti kembali ke zaman di Bogor… :).  Btw Ati dan Idien dimana…? Mereka di kamar lain, secara kalau  sekamar berlima, bisa2 gak tidur2…. hehehehe…

Setelah beres dan sarapan kami segera memulai perjalanan di hari ketiga..  Kemana…?

Pertama2 kami ke Ngarai Sianok…  Buat beberapa teman, ini kali pertama mereka ke Bukittinggi… Jadi gak sah kalau enggak melihat Ngarai Sianok..

@ Ngarai Sianok7

@ Ngarai Sianok…

Buat aku…, hhhmmm  sudah tak ingat berapa kali sudah ke Ngarai ini…  Tapi ada kunjungan yang sangat mengesankan.. Yaitu ketika ke Ngarai Sianok dengan Vita, sahabatku di pertengahan tahun 1996.. Kenapa mengesankan…? Karenaaaaa, kami turun ke arah Ngarai, lalu menyusuri jembatan gantung tua yang menghubungkan kota Bukittingi dan desa Koto Gadang..  Jembatan itu posisinya persis di atas Ngarai.. So, kalau tidak waspada, alamat bye bye love…, jatuh ke jurang yang dalamnya beberapa puluh meter…   Lalu, diujung jembatan, bukan langsung Koto Gadang, tapi kita terlebih dahulu harus menyusuri tangga yang rasanya gak habis2… hehehehe…

Koto Gadang adalah kampung yang menarik untuk dikunjungi…, karena dari kampung ini berasal banyak pribadi-pribadi intelek yang kiprahnya sampai di tingkat nasional.., semisal H. Agus Salim, Sutan Syahrir, Rohanna Kudus, Emil Salim, dll.  Selain itu, di kampung ini terdapat banyak pengrajin perak yang berkarya langsung di rumah-rumah mereka… dan kita bisa mengunjungi dari rumah ke rumah yang memang dibuka untuk pengunjung…

Btw, lucu juga yaaa.., Koto Gadang di Sumatera Barat, Kota Gede di Yogyakarta, arti nama keduanya sama,  sama2 menjadi sentra kerajinan perak.. Ada teman2 yang tahu kaitan keduanya…??

Back to now… Begitu masuk ke taman tempat kita bisa memandang Ngarai Sianok, kami langsung menuju Japanesse  Tunnel alias lorong Jepang…  Ini adalah kali pertama buat aku… Biar entah sudah berapa kali ke Ngarai Sianok, aku gak pernah mau turun ke situ.. Sereeeemmmmm….  Tapi karena kali ini ramai2 dengan teman2, aku pun memutuskan untuk turun ke sana…

@ Lubang Jepang

di depan lorong Jepang..

Lubang ini dibangun Jepang pada masa kekuasaannya di Indonesia tahun 1942 – 1945.  Tidak ada penduduk Kota Bukittinggi pada waktu itu yang mengetahuinya.. Yang jadi pertanyaan…? Kemana dibuang tanah2 hasil galiannya…? Siapa yang dipekerjakan di situ…?  Apakah petani2 di sekitar Ngarai Sianok yang pada periode tersebut sering kali lenyap tak berbekas…? Apa tujuan pembangunan lorong itu…? Apakah untuk mengintai Koto Gadang yang berada persis di seberangnya…?

Untuk mencapai pintu lubang  ini, kita harus menuruni sekian anak tangga, dan selanjutnya untuk masuk ke lubang  ini kita akan menuruni 132 anak tangga lagi yang cukup curam… Hitungan ini kami lakukan saat kami akan meninggalkan lorong atas dorongan guide yang menemani ..  Lubang ini bentuknya seperti tapal kuda…  Melengkung di atas dan datar di bagian lantainya..  Menurut guide, lantai ini sebenarnya telah diperdalam oleh Pemerintah Indonesia dalam rangka pengembangan obyek wisata.  Tinggi yang sebenarnya lebih pendek, karena tentara Jepang saat itu pendek2…

@ Lubang Jepang13

in front of jail in d tunnel..

Di dalamnya, lubang  ini bercabang2… Sangat disarankan agar turun ke lorong ini dengan didampingi oleh guide yang sudah sangat paham dengan seluk beluk lubang yang bercabang2  ini, agar tidak tersesat… Amit2 deehhhh….  Dari yang kami susuri, di lubang ini terdapat antara lain ruang amunisi penjara, dapur, ruang pengintai, dan tempat pembuangan mayat… Astagfirullah aladzim…  Satu hal yang dipertanyakan teman2, ke guide…, dimana toiletnya…? Kemana berpuluh2 orang yang tinggal dalam waktu cukup lama di lorong2 ini buang hajat…? Karena lubang ini begitu tertutup.., kalau pun terbuka, bukaannya berada di tebing…

Puas dan capek menyusuri lubang Jepang dan cabang2nya… Kami kembali ke taman di atas dan menikmati pemandangan Ngarai Sianok dari sudut2 yang berbeda…

Harrau

Lembah Harau…

Selesai dari Ngarai Sianok, Gufron yang menyetir mobil, membawanya ke Payakumbuh, sebuah kota sekitar 45 km dari Bukittinggi.. Mau kemana? Ke Lembah Harau.., sebuah lembah yang terbentuk dari  patahan  dengan  tebing yang tinggi dan rata, yang menantang buat para wall climber..

Dari Lembah Harau, kami bergegas kembali ke Bukittingi… Paruik lah litak banaaa… (bahasa Minang : perut udah lapar banget…). Sempat siyy singgah di tempat jual pangan khas Payakumbuh..   Iya, kita memang menahan diri untuk tidak makan yang macam2 sebelum makan siang.. Karena kita pengen makan Nasi Kapau di Pasar Atas Bukittinggi…

Nasi kapau…? Apa itu…?

Nasi Kapau adalah nasi rames ala nagari Kapau.. Dihidangkan dengan berbagai aneka macam lauk pauk yang bisa kita pilih.  Ada gulai tambusu, yaitu usus sapi yng diisi telur dan tahu, gulai kikil, babat dan jeroan lainnya, juga ada gulai ikan, gulai dan goreng ayam.. Pokoknya beraneka deehh..  Dihidangkan lengkap dengan gulai cubadak (nangka muda) yang dicampur kacang panjang,  kol dan jariang alias jengkol… Huhuhu…, kalo yang terakhir ini ampun deehhh, aku gak makan… 🙂

si uni berdagang nasi kapau…

Nah di Pasar Atas Bukittinggi, ada suatu area yang memang disediakan untuk para penjual Nasi Kapau, yang semuanya perempuan alias uni (kakak)..  Yang uniknya, karena tempat lauknya besar2 dan jumlahnya banyak, waktu mengambil lauk pauk, para uni ini menggunakan sendok yang khas, yaitu dengan tangkai yang panjang  (sinduak panjang, dalam bahasa Minang).  Ke sanalah kami pergi untuk makan siang…

Jangan tanya betapa bersemangatnya kami… Biarpun selera asal kami sangat beragam..  Bahkan Neng Idien yang berdarah Banten pun makan dengan semangat…  Hehehehehe…

Pasar Atas4

@ Pasar Atas…

Penjual Pisang Kapik

Penjual Pisang Kapik…

Usai makan dan perut kenyang, kami melanjutkan dengan membeli oleh2 khas Sumatera Barat.. : kerupuk kulit mentah, ikan kering, baluik (belut) kering, dan juga mukena serta kerudung dengan sulaman tangan khas Bukittinggi.. Gak lupa juga kami membeli pisang kapik (pisang jepit), yaitu pisang batu dipanggang lalu dijepit pakai dua bilah papan sehingga gepeng.., lalu dihidangkan dengan kelapa yg sudah dimasak dengan gula aren.. Yang paling doyan dengan makanan ini, tentu saja Veny Sang Penggemar Pisang.. Hehehehe..

Lalu kemana lagi… Rencananya kami akan ke Padang Panjang untuk menikmati Sate Mak Syukur, lalu dilanjutkan ke Padang… Tapi ternyata Gufron yang nyetir mobil kami berkenan memberikan bonus… Bonus apa…? Just wait d next post… Hehehehe… 🙂 ***

Reunion Travelling 2nd Day : Pantai Sasak

Jum’at pagi, 01 April 2011, setelah selesai beberes,  dengan 2 mobil rombongan kami dibawa oleh Tuan dan Nyonya rumah ke… Pantai Sasak…  Dimana itu…?

IMG-20110401-00084

Pantai Sasak, Pasaman Barat…

Pantai Sasak itu berada di Kabupaten Pasaman Barat, berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia…

Kalau dilihat dari pantainya, pantai ini gak jauh berbeda dengan pantai-pantai lainnya yang udah aku kunjungi…  Karena posisinya menghadap ke barat, mungkin sunset di pantai ini indah sekali…   Tapi kami tidak bisa menyaksikannya karena kami berkunjung ke sana sekitar jam 10 sampai saatnya makan siang…

Lalu apa istimewanya pantai ini….? Kulinernya….

@ Pantai Sasak3

L – R : Yulisman, Veny, Linda, Ati, Aries, Sondha, Idien, Nana dan Gufron

Setelah sempat berfoto dengan formasi nyaris lengkap (hanya Vampire yang gak ada), kami digiring (sapi kaleeeee….. hehehe 🙂 ) ke rumah makan Cahaya.. Rumah makan yang unik karena tempat makannya adalah kapal yang diangkat ke darat… Unik yaaaa…….

@ Resto Cahaya Pantai Sasak1

Rumah Makan Cahaya di Pantai Sasak…

Kuliner istimewa apa yang disediakan di rumah makan ini…? Ikan tenggiri bakar, udang, keripik kambang dan lain-lain..

Tenggiri Bakar

Ikan Tenggiri Bakar

Ikan tenggiri sebelum dibakar dibumbui dengan kunyit dan bumbu-bumbu lain, sehingga warnanya menjadi kuning…  Rasanya maknyuuussss.  Aku aja sampai ngejilatin jari jemari tangan kananku untuk menikmati sisa-sisa bumbu yang nempel di sana.. Hehehehe…  Gak mau rugi…

Keripik Kambang… 2 thumbs up…

Lalu bagaimana dengan keripik kambang…?

Hmmm aku awalnya mengira klo keripik kambang itu adalah kue kembang goyang.., yaitu kue tradisional yang terbuat dari adonan tepung beras diberi gula dan setelah cetakan yang berbentuk bunga dicelupkan di adonan, dan kemudian cetakan yang bertangkai itu dicelupkan di minyak panas…  Ternyata oh ternyata, keripik kambang itu rasanya tidak manis, melainkan gurih, karena diberi bumbu dan memakai ikan-ikan kecil dalam adonan tepung berasnya…

Secara keseluruhan, makanan di rumah makan Cahaya itu memang luar biasa, selain karena bumbunya yang manstap banget, juga karena bahannya yang segar…., langsung dari laut…  Enggak nyesel meski jarak yang ditempuh  cukup jauh…  Coba hitung, Pekanbaru – Padang 6 jam, Padang – Kinali (rumah Yulisman), 2 jam, Kinali – Pantai Sasak 30 menit.. Total 8,5 jam… Jauh banget kan… ???? 🙂 🙂 🙂 ***

Reunion Travelling…, part 2

Pada waktu yang telah direncanakan, Kamis 31 Maret 2011, jam 10.30 aku menuju Padang dengan menggunakan travel..  Sementara rombongan dari Jakarta yang terdiri dari Ati, Linda, Veny, Idien, Aries, Nana dan Gufron terbang dengan Lion.

Perjalanan ke Padang ini awalnya membuat aku merasa cemas dan  tidak nyaman…  Aku gak pernah ke Padang sendirian sebelumnya…  Aku juga gak tau kota Padang…  Mana aku gak pernah naik travel pula ke sana…  Tapi alhamdulillah ternyata travelnya menggunakan Kijang Innova, dan aku dapat tempat duduk di depan..Jadi nyaman…

Aku sampai di Padang jam 17.30 wib.  Hasil komunikasi dengan Yulisman, dia minta agar supir travel mengantarkan aku ke depan pos polisi di bawah jembatan layang ke bandara, dan dia beserta supirnya akan menjemput aku di situ..  Alhamdulillah setelah ditungguin sama travel  beberapa menit, aku akhirnya dijemput Yulisman..

Yulisman kaget saat bertemu dengan ku…  Kami sudah tidak bertemu sekitar 18 tahun…  Dia belum tahu kalau aku telah menggunakan kerudung.., dan itu sangat mengagetkan dia… Mungkin dalam pikirannya, “Mana lah mungkin si bandel Sondha pakai kerudung” hahahaha…  Dan dia juga kaget ketika tahu kalau aku bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil..  Yulisman bilang, “Gue gak nyangka.. Jiwa lu terlalu merdeka untuk jadi PNS.” Gubbbrrraaaakkkksssss……………. Hahahaha…  Life is so full of surprised, my buddy….

@ Lamun Ombak

Setelah ketemu kami langsung menuju bandara, menunggu kedatangan teman2 yang kebetulan pesawatnya didelay sekitar 45 menit… Tak lama kami sampai di bandara, teman kami Firdaus “Vampire” datang… Hmmmmm… suasana reuni mulai terasa…  Setelah menunggu sekitar ½ jam…, rombongan dari Jakarta yang beranggotakan 7 orang muncul….  Huuuuhhhhhhh hebohnyaaaaaa…………

Ketemu Linda, Ati dan Veny di luar Jakarta dan Bogor udah pernah terjadi..  February  2010 mereka bertiga terbang dari Jakarta ke Sing, dan aku dari Pekanbaru ke Sing via Batam..  Tapi ketemu Idien di luar kota Bogor, adalah yang pertama kali dalam 25 tahun pertemanan kami…. hehehehe…

Setelah memasukkan barang2 kami ke mobil Yulisman dan Firdaus, kami dibawa menuju rumah makan Lamun Ombak.. Sambil makan di bagian belakang resto yang menyediakan tempat duduk lesehan, kami ngobrol menikmati pertemuan ini.. Pertemuan yang luar biasa…., tak disangka bisa terealisir, setelah sekitar 18 tahun yang lalu kami satu per satu meninggalkan kampus…

Tak lama setelah kami selesai makan, dan masih ngobrol…, Mawar,  istri Yulisman yang belum pernah ketemu sama kami datang…  Ternyata anak mereka yang paling tua juga sedang di Padang dalam rangka persiapan untuk menari dalam suatu misi Kebudayaan ke Kuala Lumpur.

Setelah Mawar, yang alhamdulillah luwes dan friendly banget (klo enggak, betapa canggungnya kami yang sudah biasa berbicara ceplas ceplos dengan Yulisman.. hehehehe), selesai makan, kami melanjutkan perjalanan… Kemana…? Ke rumah Yulisman di Kinali, Kabupaten Pasaman Barat., sebuah Kabupaten di pesisir barat Sumatera, sekaligus berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara.  Perjalanan ke Kinali butuh waktu sekitar 2 jam..   Setelah sempat singgah untuk membeli jagung bakar dan durian, kami melanjutkan perjalanan… Kami para ibu2 tertidur sampai di tujuan…

Kami sampai di Kinali sekitar jam 12 malam…  Setelah memasukkan barang2 kami ke kamar, kami sempat duduk2 ngobrol di ruang tamu serta menyantap duren… hahahaha…  Namun akhirnya mata tak mampu lagi melawan.. Jam 01.00 kami para perempuan memutuskan untuk masuk kamar, bergantian mandi dan tidur….  Udah gak kuat lagi…. ****

Reunion Travelling…, part 1

Hari  Rabu 30  Maret 2011 yang lalu, aku mengahadap ke atasanku.. Mohon izin untuk tidak masuk kantor tanggal 31 Maret dan 01 April…, karena mau travelling  ke Sumatera Barat  tanggal 31   Maret sampai dengan 3 April  2011.  Alhamdulillah atasanku mengizinkan…

Travelling…?  Sama siapa…?  Dalam rangka apa…?

Aku janjian travelling sama teman2 mainku saat kuliah di Bogor sekitar tahun 1986 – 1992…  They’ve been my friends for 25 years….

Ceritanya, aku, Veny, Linda dan Ati ingin travelling bareng lagi setelah kami travelling bareng ke Sing bulan Februari 2010..  Sebenarnya travelling ke Sumatera Barat sudah beberapa kali kami bicarakan pada saat kami ketemuan, yang selalu disempatkan kalau aku tugas ke Jakarta..  Topik ini semakin menguat ketika Venny, Linda dan Idien ketemu dengan Yulisman saat reunian Program Studi EPS beberapa bulan yang lalu…

Setelah itu Yulisman beberapa kali menelpon aku, menawarkan padaku dan teman2 untuk berlibur ke Sumatera Barat..

Siapa siyy Yulisman…?

Yulisman adalah teman gila ku di masa muda… Hehehehe…  Sama seperti aku, Linda, Veny, Ati dan Idien, Yulisman juga kuliah di Jurusan Sosek, kami kuliah bareng selama tingkat 2.  Tapi di tingkat 3, Linda, Veny, Idien dan Yulisman mengambil Program Studi EPS, sementara aku dan Ati megambil Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian.

Sondha & Yulisman

Sondha dan Yuli, 20 tahun yang lalu…

Tapi di luar perkuliahan, Yulisman, aku dan Avita adalah teman main sehari-hari… Kok bisa…? Ya, Vita yang kuliah di Jurusan Gi zi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga  seangkatan dengan Yulisman di Menwa IPB.  Secara aku sekost dan akhirnya bersahabat dengan Vita, aku pun terseret berteman dengan Yulisman…  Aku selalu mereka seret2 dalam berbagai kegiatan mereka.. Mendaki gunung, salah satunya…

Buat aku si anak rumahan yang sebelumnya gak pernah berurusan dengan dunia luar, mendaki gunung jauh dari semesta kehidupanku. Tapi preman yang dua ini menyeret2 aku.. Ketika aku  menangis karena kelelahan dan ingin meyerah karena rasanya gak mampu lagi berjalan, mereka tetap membujuk aku untuk meneruskan langkah mendaki gunung… Jadi ingat ucapan Vita di saat2 itu.. “Come on Sondha, no pain no gain…!!”

Bahkan dalam suatu  pendakian bertiga ke Gunung Gede yang iseng tanpa rencana dan persiapan, apa lagi izin dari pengelola kawasan, kami tersesat di gunung…  Ceritanya, karena tidak mengurus izin, kami yang memulai pendakian dari Gunung Putri, Cipanas, melambung (mengambil jalan yang bukan path pendakian) untuk menghindari Pos Jaga.  Ternyata kami melambung terlalu jauh…, dan setelah jalan berjam-jam tetap tidak menemukan kembali path yang seharusnya kami susuri untuk sampai ke puncak Gunung Gede..  Aku si nona manja, mulai menangis ketakutan…  Kami lalu memutuskan untuk berhenti.., membuka bekal seadanya, menyalakan kompor parafin dan membuat kopi dan teh untuk menghangatkan diri…  Sambil duduk dan dan mereguk minuman, kami hanya mampu memandang sinaran lampu2 dari kawasan Cipanas di kejauhan….  Yulisman lalu membujuk aku dan Vita untuk tidur dan dia tetap berjaga sampai pagi..  Dan setelah hari benar2 terang, kami kembali berjalan tapi tidak lagi mendaki, melainkan pulang…  Jangan tanya apa yang kami tempuh…  Hehehehe…

Sehari-hari, Avita dan Yulisman adalah temanku berjalan kaki menyusuri pojok2 Kota Bogor terutama di malam hari, saat sebagian besar angkot2 dan bemo sudah tidur..  Jalur favorite kami adalah menyusuri lingkar luar Kebun Raya…, mulai dari Jl. Raya pajajaran, masuk ke Jl. Jalak Harupat, lalu ke Jl. Jend. A. Yani, lalu ke Jl. Otista… Sebelum pulang, biasanya kami duduk-duduk bahkan bisa sampai berbaring leyeh-leyeh di pelataran Tugu Kujang di pertigaan Jl. Raya Pajajaran dan Jl. Otista…  Hehehehe…  Sambil berbaring jejeran, kami memandangi bintang-bintang di langit  dan bercerita tentang angan seperti apa kami 15 tahun kemudian… Hehehehe…  Bahkan untuk memberi kesan kita adalah 3 girls (not 2 girls and 1 boy), aku dan Vita memanggil Yulisman dengan Yuli.. Hahahaha…

Lalu saat jalan berempat dengan Ati, Linda dan Veny pertengahan Februari 2011 yang lalu.., ketika kami lagi di mobil muter2 Kebayaoran buat nyari tempat buat duduk,  Ibu2 yang 3 mendorong aku untuk menelpon si Yuli..

Dari hasil pembicaraan, Yulisman menawarkan kami untuk berlibur bareng di Sumatera Barat dan dia dengan senang hati akan menjadi tuan rumah….  Bahkan untuk membicarakan rencana lebih kongkrit, Yulisman akan ketemuan dengan teman2 yang di Jakarta beberapa hari setelah pembicaraan di telpon.

Hasil pembicaraan lebih lanjut, kami tidak hanya berempat ke Sumatera Barat, tapi Idien, sahabat kami yang menetap di Bogor juga akan ikut.  Juga Aries, d only man di kelompok arisan kami “Bersahabat Sampai Tua”.  Belakangan bergabung juga Gufron, teman sekelas kami yang berasal dari Sumatera Barat, tapi sekarang menetap di Jakarta, dan Nana teman main kami juga yang bahkan pada tahun 1988 ikut travelling bareng Linda, Ati, Idien dan Aries ke Yogya dan Bali.  Selanjutnya di Sumatera Barat akan bergabung teman kami Fidaus “Vampire” yang asli Sumbar dan saat ini menetap di Batu Sangkar…

Panen Jagung

Sosek 2, Tahun 1988 – 1989.  Sembilan orang yg ikut travelling ada di foto ini kecuali Veny..  Try 2 find us… Hehehehehe…

Ada satu kesamaan dari kami semua…  Kami semua pernah mengalami penundaan kenaikan kelas selama di IPB.  Bahkan kami semua, kecuali Veny merasakan 2 tahun di tingkat 2 Sosek pada tahun yaitu tahun 1987 – 1989.  Saat itu lebih dari 40 anak mengalami hal yang sama…, mengulang seluruh mata kuliah yang telah diambil pada tahun sebelumnya kecuali yang sudah dapat nilai B ke atas…  Perasaan senasib membuat kami  merasa kompak…  Kami belajar lebih serius dan sungguh-sungguh, tapi yang namanya main…, teteuuuuppp… Sehingga kata teman2, RCD membuat masa kuliah lebih fun…  Kata Aries “RCD Jaminan Kesuksesan dan Kesenangan…!!!”  Hahahaha… ***

Ngobrol @ Dijan’s

Dijan’s… Apa itu…?

b3 @ Dijan's1

@ Dijan’s pannekoeken & poffertjes, Kemang.. L – R : Ati Lubis, Sondha Siregar & Linda Ramalah Omar

Dijan’s atau lengkapnya Dijan’s pannekoeken & poffertjes adalah nama sebuah cafe yang berlokasi di Jl. Kemang Selatan, Jakarta..

Ceritanya setelah kelar dari Cafe Zamrud, aku, Linda, Veny & Ati pengen nyari tempat duduk2 santai buat ngobrol.. Setelah bingung dan bingung, Linda menyarankan untuk ke Dijan’s…

Tapi karena malam minggu, hujan pula.. Tidak mudah bagi kami untuk mencapai daerah Kemang Selatan.. Mana kami sempat jalan2 dulu ke Tebet dan Kebayoran Baru, sambil ngobrol di mobil… Hebat bukan, 4 emak2 keliaran malam minggu.. Hehehehe…

b4 @ Dijan's2

seperti rumah kost di Jl. Pangrango 16 Bogor… L – R : Linda Ramalah Omar, Veny Angrijani, Ati Lubis & Sondha Siregar

Begitu sampai di parkiran Dijan’s aku langsung tersepona eh terpesona.. Why…? Karena arsitektur bangunan yang digunakan untuk Dijan’s persis seperti rumah tempat kost aku dan Linda saat kuliah di Bogor.. Rumah di Jl. Pangrango 16 yang sekarang dijadikan Met Liefde Caffee… Bedanya lahan Dijan’s berkontur dan bangunannya berlokasi di bagian yang tinggi di sebelah dalam lahan, sementara rumah di Pangrango 16 berlahan relatif datar di bagian depan, berkontur justru di bagian belakang yang merupakan service area..

Dijan’s poffertjes…

Dijan’s menawarkan Holland Cuisine…, antara lain sebagimana yang tercantum di nama caffeenya, pannekoeken & poffertjes.  Interior dan perangkat hidangnya juga Holland bangetzzz… Di salah satu pojok ruangan terdapat lemari pajang yang berisi koleksi miniatur windmill.. Lucu2…

Suasananya nyaman bangetzz buat ngobrol… Karena sebenarnya udah kenyang setelah menikmati Arabian Cuisine di Cafe Zamrud, kami hanya memesan 3 teh anget, 1 lemon tea anget, plus seporsi biterballen dan poffertjes untuk teman ngobrol…

b4 @ Dijan's

ngobrol @ Dijan’s.. L – R : Veny, Linda, Ati & Sondha…

Kami lalu ngobrol ke sana ke mari… Berputar2 antara masa kini dan masa lalu di Bogor… Bercerita tentang teman2… Rasanya nyaman sekali berkumpul dengan teman2 yang 3 ini.. Sebagaimana Ati bilang, “Ngobrolnya enak, santai, apa adanya.. Sementara dengan teman2 lama dari suatu kelompok lain rasanya melelahkan karena ada yang snob, ada yang ngomong seenak perut tanpa mikirin perasaan orang lain…” Hehehe..  Ya iya lah.. Kami telah berteman lama sekali, lebih dari 20 tahun.. Kami sudah tahu pasang surut kehidupan masing-masing, dan gak perlu lagi bergengsi-gengsi yang gak perlu… We are friends for each other.. Persahabatan yang langka di hari gini, yang perlu dipertahankan sampai tua…

b4 @ Dijan's1

bersahabat… semoga sampai tua yaaa…

Kembali ke Dijan’s…

Dijan’s biterballen

Biterballen-nya enak… Rasanya mirip banget dengan biterballen di Resto Puncak Pass yang terkenal itu… Poffertjes-nya juga enak.. Jadi ingat beberapa tahun yang lalu di Pondok Indah Mall ada caffee yang juga jual masakan jadul termasuk poffertjes.., tapi kayaknya sekarang udah gak ada lagi…

Belum puas ngobrol, tapi karena udah lewat jam 11 malam (kami takut jam keburu berdentang sehingga kereta kencana kami menjadi labu.. hehehehe..) Kami pun pulang.., secara kami semua sudah sangat lelah setelah beraktivitas sejak pagi… Lagi pula sebelum pulang ke rumahnya di daerah Tebet, Ati  mengantar aku dan Veny ke daerah Fatmawati, Linda ke Kampung Rambutan.. Kasian dia klo pulang terlalu larut…, terlalu riskan…***

Cafe Zamrud..

Sabtu 19 Februari 2011 sore, aku, Veny, Ati & Mas, ngejemput Linda di kompleks pertokoan Jakarta Theater… Veny, Ati dan Linda yang teman main sejak zaman di Bogor…?  He’ehhh…

Ceritanya aku ada kerjaan hari Senin 21 Februari 2011 di Jkt dan Selasa 22 Februari di Bandung.. Seperti biasa, para teman dan temin ku langsung deehh menga’arrange agar kita bisa ketemu bareng, menikmati happy hours bersama seperti waktu di Bogor 20 tahun yang lalu…  So, aku berangkat lebih awal dari jadwal seharusnya.. Aku berangkat di wiken…

Begitu kumpul, ngblek di mobil Ati, mulai deh ribut membahas mau kemana… hehehe.. Bukannya dari tadi yakkk, sebelum ketemuan… Setelah sempat bingung, dan memarkirkan mobil di tepi jalan di daerah Menteng buat diskusi, akhirnya kita mengikuti saran Linda..

Emang Linda nyaranin apa…?

Cafe Zamrud…

Secara dan telah terbukti sah kalo kita berempat tuh senang dengan Arabian Cuisine, seperti waktu kita tahun lalu jalan bareng di Sing…, Linda ngajak kita ke Cafe Zamrud.. Sebuah cafe kecil di jalan kecil di daerah Jatinegara yang nyediain Arabian Cuisine…

Sumpppeeee, ini pertama kalinya aku sampai ke daerah ini..  Dimana siyyy emangnya…? Di Jalan Mesjid II RT 005/04 No 10. Kelurahan Rawabunga Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.. Supaya gak nyasar, kalo lain kali mo ke sini mesti pake Peta Jakarta buatan Gunther W. Holtorf kali yaaa… Soalnya melewati  1000 belokan ke kiri dan 1000 belokan ke kanan… Hehehehe… Lebayyyyabizzz.com…

Sampai di Jl. Mesjid II, di sebelah kanan jalan yang one way ini, Linda menunjukkan kami sebuah bangunan ruko 2 lantai dengan sign di depannya bertulis “Cafe Zamrud”..

Kami lalu melangkahkan kaki memasuki cafe yang sederhana ini.. Jauh dari hingar bingar musik apalagi kerlap kerlip lampu seperti Hard Rock Cafe.. Jauh bangetzzzzz..  Begitu kami duduk, seorang pelayan menyerahkan pada kami daftar menu yang sederhana, beberapa lembar karton pink yang dilaminating dengan tulisan yang diketik pakai pc…

Zamrud1

@ Cafe Zamrud.. L – R : Ati Lubis, Veny Angrijani, Sondha Siregar & Linda Ramalah Omar

Tapi menu yang disediakan di cafe itu, bukan sembarangan menu.., melainkan menu2 penggoda iman.. Hehehehe… Bagaimana tidak…, yang ditawarkan antara lain :

  1. Nasi Goreng Bombay dengan berbagai varian, yaitu dengan daging kambing, daging ayam, daging sapi atau seafood.

2.  Nasi Goreng Pataya (nasinya dibungkus telur dadar) dengan berbagai varian..

3.  Roti Canai juga dengar berbagai varian…

4.  Martabak dengan berbagai varian…

  1. Gulai kambing

6.  Aneka minuman hangat antara lain teh tarik, kopi2an serta teh2an..

7.  Aneka juice.. dan lain-lain…

Setelah berunding dan berunding, kami memutuskan untuk memesan beberapa makanan untuk dinikmati bersama2… Jadi semua bisa merasakan makanan yang dipesan dan tidak ada yang kekenyangan…

Lalu apa yang kami pesan…?  Kami memesan Nasi Goreng Bombay Seafood, Martabak Ayam, Canai dengan Kari Ayam, Canai Pisang Keju sebagai dessert.  Minumannya, Ati, Mas & Veny memesan teh tarik angat, Linda memesan teh tarik + es, sedangkan aku memesan juice strawberry…

Membuat canai

membuat canai…

Sementara menunggu pesanan, aku sempat melongok ke dapur dan berbicara dengan ibu dan bapak pemilik cafe yang sekaligus jadi juru masak di cafe ini..  Sambil masak mereka bercerita bahwa cafe ini baru berusia 2 tahun.. Sebelumnya mereka jualan dengan gerobak di depan mesjid yang ada di jalan itu…

Lalu apa yang kami peroleh…?

Nasi Goreng Bombay Seafood

nasi goreng Bombay seafood…

Nasi Goreng Bombay Seafood-nya enak banget.. Bumbu kari terutama berupa sauce yang diletakkan di bagian atas tumpukan udang dan cumi yang dicampur cabe ijo besar rasanya top markotop….

Martabak Ayam

martabak isi daging ayam

Martabak isi daging Ayam…? Rasanya juga enak banget… Jarang kan ada orang jual martabak dengan isi daging ayam..  Biasanya daging kambing atau daging sapi atau plus jamur… Tapi bumbunya emang luar biasa…

Plain Canai

roti canai kosong, dimakan dengan kari ayam..

Canai Pisang Keju

roti canai dengan isi pisang dan ditaburi keju… hmmmm.. maknyuusss…

Roti canai…? Canai dengan kuah kari ayam maupun pisang keju juga maknyuuussss… Roti canainya renyah… Mengingatkan pada roti prata di Al Jilani...  Beda memang dengan prata yang hampir tiap hari aku nikmati selama di UAE… yang di UAE lebih tebal, padat namun gurih… Yang ini lebih tipis tapi juga gurih…

teh tarik ala Cafe Zamrud, more spicy…

Teh tariknya…? Aku sebenarnya gak terlalu menyenangi teh tarik.. Gak doyan aja teh dicampur susu.. Buat aku teh, ya teh… Susu yang aku sukai cuma susu strawberry ala Susu Ultra yang sudah didinginkan atau pakai es…. Hehehe… Tapi Linda memaksa aku untuk mencicipi teh tarik ala cafe ini, sehingga aku mencicipinya juga, finally.. Ternyata oh ternyata teh tarik ala cafe ini rasanya lebih enak dari yang pernah diminum baik di Malaysia maupun teh tarik instant yang banyak dijual di toko2 di Pekanbaru.. Spice nya lebih terasa, jahe, cinnamon nya manstaapppp…. Bikin aku pengen mencicipi lain kali.. 4 thumbs up…

Oh ya, sebagai bahan masukan buat teman2.. Dengan pesanan sebanyak yang telah ku ceritakan, kami hanya kena tagihan kurang dari Rp.100.ooo,-.  Kalau gak salah sekitar Rp.80ribuan..  Hari geneeee, di Jakarta…?

Menurut Linda, cafe ini juga menerima orderan kalau ada acara.. Teman-teman bisa mengubungi pemiliknya di 08567760808 atau 087884864051..

Selamat berburu Cafe Zamrud yaa teman2…***

Tulisan kak Ibeth…

Siapa siyy kak Ibeth…? Kak Ibeth adalah temanku di komunitas Alumni ESQ.. Kami sering bertemu saat menghadiri training2 ESQ..  Kami menjadi lebih mengenal pada bulan Juli 2010, ketika kami diberi amanah untuk membantu pada salah satu kegiatan Peduli Anak Yatim dan Duafa yang diadakan Forum Komunikasi Alumni ESQ Riau, berupa Sunatan Massal.  Sesekali kami ngobrol dan bertukar pikiran.. Kami juga sering di-tag di Notes oleh teman2 kami sesama Alumni ESQ..

ESQ

L – R : Kak Ibeth, Kak Eva & Aku, saat ikut training ESQ Lanjutan E=SC2

Kemaren, di sebuah Notes Facebook Pak Harry Abrir, kak Ibeth meninggalkan comment yang indah sekali… Comment yang rasanya sayang bila suatu saat nanti tak bisa dilihat lagi karena Notes kalau sudah lama sulit dilihat kembali..  For that reason, aku mereposting comment tersebut, dengan harapan dapat dilihat kembali dan kembali, terutama ketika hati sedang bergejolak menghadapi godaan…

Here d beautiful words…

Bila engkau baik, orang mungkin akan menuduhmu menyembunyikan motif egoismu.
Walaupun begitu, tetaplah bersikap baik…

Bila engkau jujur dan berterus terang, orang mungkin akan menipumu.
Walaupun begitu, tetaplah berbuat jujur dan berterus terang…

Bila engkau sukses, mungkin engkau akan mendapat teman-teman palsu dan musuh-musuh sejati.
Walaupun begitu, tetaplah meraih sukses…

Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun, mungkin akan dihancurkan oleh seseorang dalam semalam.
Walaupun begitu, tetaplah membangun…

Bila engkau menemukan ketenangan dan kebahagian,
orang mungkin akan iri hati dan dengki.
Walaupun begitu, tetaplah berbahagia dan temukan kedamaian di hati…

Kebaikan yang kau lakukan hari ini,
mungkin akan dilupakan orang keesokan harinya.
Walaupun begitu, tetaplah lakukan kebaikan…

Berikan pada dunia milikmu yang terbaik, dan mungkin itu tak akan pernah cukup.
Walaupun begitu, tetaplah berikan pada dunia milikmu yang terbaik.

Ketahuilah, pada akhirnya semua ini adalah masalah antara engkau dengan Tuhan-mu…
Bukan antara engkau dengan mereka… 🙂

Jazakumullah khoiroo 4 d beautiful words kak Ibeth… Semoga Alloh SWT senantiasa memberikan inspirasi bagi kak Ibeth melahirkan kalimat2 yang indah dan bisa menjadi penguat hati…

Percakapan Indah di Sore Hari…

Hari Jum’at 21 Januari 2011 siang, Friska,  seorang junior di kantor menyapaku di FB chat…   Nona  cantik ini ceritanya ingin “membayar hutang”nya pada ku…

Hutang…?  Hehehehe.. Hutang nraktir ice cream…!!!  Iya  beberapa waktu yang lalu, lebih dari setahun deeh kayaknya, gara2 ngebahas ice cream  “one of the keys to turn my mood when I am sad”,  Friska janji kami akan menikmati ice cream bersama, dan dia yang akan bayar..  Tapi kesibukan pekerjaan masing2, kami gak sempat2 pergi bareng… By FB chat, kami berjanji untuk menikmati ice cream bersama sepulang kantor Jum’at sore itu…

So, sore itu menjelang magrib kami membawa mobil kami masing2 ke Free Day…, sebuah resto di kompleks Toko Bahan Bangunan “Global” di jl. T. Tambusai di kota kami…

Sambil menikmati  makanan dan ice cream yang kami inginkan, kami ngobrol.. Kami sudah lama juga tidak ngobrol… Terakhir saat sama-sama mengikuti training ESQ – Self Controlling & Strategic Collaboration (SC2) di Hotel Pangeran akhir Oktober 2010 yang lalu…

Kami berbagi cerita tentang apa yang terjadi dengan hidup kami masing2.. Friska mengingatkan ku agar lebih taktis dan bijak menghadapi masalah2 yang ada di lingkungan kerja kami…  Dia mengingatkan agar aku lebih bijak dalam menyampaikan protes2ku terhadap situasi yang buruk, karena bila tidak, justru akan memberikan kesan buruk tentang aku, yang dia mengerti menginginkan perubahan, menginginkan keadaan yang lebih baik..  She’s really a wise young girl… Punya visi dan ketetapan hati untuk mencapai visinya…

Lalu, Friska bertanya pada ku, “Kak Sondha, apa kah kakak gak terpikir untuk berkeluarga? Kalau kakak gak punya keluarga, siapa yang akan mendoakan kakak bila kakak telah berpulang nanti?”

Subhanallah….. Peringatan yang so touchy…. Tq so much, darling…

Aku lalu berbagi cerita tentang keinginan dan impian akan kehadiran sosok yang baik, yang bisa membimbing untuk menjadi makhluk Alloh SWT yang lebih taqwa… Sosok yang bisa menjadi tempat aku memperoleh dukungan dalam menjalani pasang surut kehidupan..

Friska yang jauh lebih muda dari aku mengingatkan bahwa aku harus berjuang meraih hal-hal baik dalam hidupku.., termasuk berjuang meraih sosok yang akan membawa kebaikan dalam hidupku.. Tq for d suggest, darling…

Friska lalu menanyakan apakah aku bisa melepaskan pekerjaanku saat ini? Karena kalau dilihat dari kacamata yang wajar tidak akan ada suami yang paham agama yang mau istrinya bekerja seperti yang aku lakukan saat ini…

Subhanallah…..

Aku mengerti, sangat mengerti, gak akan ada suami yang paham agama yang mengizinkan istrinya menghabiskan waktu dan energinya di luar rumah, dan pulang dalam keadaan lelah fisik dan psikologis… Gak akan ada suami yang mau istrinya pergi sendiri ke sana ke mari berhari-hari, berkali-kali dalam setahun… Gak akan ada suami yang paham agama yang mengizinkan istrinya menjalani kehidupan kerja yang acap kali berada di zona abu-abu…  Karena suami yang baik harus berjuang  membawa pasangannya ke jalan yang lurus…

Tapi sungguh aku tak bisa menjawab pertanyaan Friska dengan cepat dan spontan…  Aku terdiam…, aku termangu…

Friska kembali bertanya, untuk apa aku hidup…

Subhanallah…  Pertanyaan yang sudah berkali-kali dipertanyakan padaku, bahkan di ruang-ruang training ESQ…

Aku tahu hidupku adalah sesuatu yang sementara, sesuatu yang fana.., sesuatu yang akan segera menjadi tiada… Hidupku hanyalah suatu kesempatan untuk berbuat kebaikan sebagai hamba Alloh agar aku mendapat izin dari Nya untuk bertemu dengan Dia Sang Pemilik Diri ku…

Aku lalu menjawab “Friska, aku tidak pernah berpikir untuk menjadi wanita karir.. Ibu dan Mama, 2 sosok perempuan yang  hadir di awal kehidupan dan menjadi role model ku adalah ibu rumah tangga. Awalnya bagiku bekerja hanyalah sesuatu yang harus dilakukan setelah aku mendapat pendidikan…  Lalu pekerjaan menjadi bagian kehidupanku karena aku harus financing myself.”

Sungguh, tidak ada target karir.. Semuanya mengalir begitu saja…, melakukan yang terbaik yang bisa ku lakukan dalam tugas2 ku…  Apalagi ketika beberapa tahun yang lalu dibukakan kesadaran bahwa aku adalah satu bagian yang sangat sangat sangat kecil dari alam semesta yang harus bergerak untuk menjalankan tugasku, sebagaimana unsur alam semesta lainnya.. Aku menterjemahkan diriku harus menjalankan tugasku sebagaimana aku dalam pekerjaanku..

Perjalanan hidup dan pengalaman di masa lalu membuat aku tak terlalu memikirkan kodratku yang terlahir sebagai perempuan, meski kadang naluri sebagai perempuan itu acap hadir di sela-sela hari…  Bukan tak ada rasa perih di dada saat melihat adik2ku berinteraksi dengan anak2nya…  Bukan tak ada rasa perih di dada saat melihat Papa ku bercanda dengan Ananda, cucunya, karena rasanya secara logika aku tidak akan sempat menikmati hal yang sama…

Astaghfirullah al adzim… Penuhi dadaku dengan rasa syukur pada Mu ya Alloh atas hidup yang ada di tanganku, jangan biar kan yang tidak bisa ku gapai membuatku menjadi hamba yang tak bersyukur…

Lalu aku melanjutkan : “Aku tidak pernah berpikir untuk meninggalkan pekerjaanku yang sudah ku jalani beberapa belas tahun ini…  Tapi kalau dipikir-pikir gak ada masalah juga kalau aku harus meninggalkannya, asal pasangan hidupku adalah sosok yang benar-benar komit memperjuangkan kesejahteraan hidup keluarganya.  Cuma sebagai makhluk yang telah mendapat kesempatan pendidikan, sudah biasa berkarya, aku pasti butuh wadah untuk berkarya agar aku tidak ke hilangan keseimbanganku..“

Friska : “Kenapa kakak tidak mencoba menjadi penulis.  Tulisan-tulisan kakak mudah dimengerti.”

Hmmmm….  Opini seperti bukan pertama kali aku dengar..  Mungkin sudah seharusnya aku lebih serius mengali bakatku yang ini…, agar pada waktunya nanti bisa menjadi wadah untuk keseimbangan diri,  dan mungkin juga jadi sumber rezeki…  Amin…

Friska lalu menyemangatiku untuk meraih makhluk baik yang beredar di semesta kehidupanku..  Friska bilang : “Laki-laki baik itu langka, kak Sondha.  Berjuang lah untuk mendapatkannya.  Itu tidak salah.. Agama kita membenarkannya.. Bahkan Bunda Khadijah (istri Rasulullah SAW) pun telah melakukannya…”

Subhanallah…. Terima kasih buat ice creamnya adiku.. Terima kasih buat waktunya.. Terima kasih buat percakapannya… Terima kasih atas nasihat2nya.. Terima kasih atas dorongan-dorongannya…  Semoga Alloh berkenan memudahkan jalanmu meraih lelaki terbaik yang akan membawamu ke surga yang dijanjikan Alloh bagi umat Nya yang taqwa…

2010 : Work Hard, Travel Hard & Play Hard (Part 2)

Pulang dari Lombok, aku harus beres2 buat masukin usulan kegiatan 2011 yang akan dibahas di Musrenbang Provinsi..  Lalu dilanjut dengan nyiapin bahan yang akan dibawa ke Musrenbang Nasional..

Yang repot, formatnya beda dan teman2 sebagian besar menyerahkan dalam format usulan APBD, meski udah dikasi tahu dan dipinjamin peraturan tentang hal tersebut..  So, terpaksa lah mengolah lagi dan lagi untuk semua usulan kegiatan..  Jangan ditanya apa rasanya harus mengerjakan hal seperti itu… Rasanya pengen muntah sangkin muaknya…  Bosan ngeliat orang2 yang gak mau belajar dan melepaskan pekerjaan begitu saja,   membuat aku terkadang rasanya seperti budak yang harus membersihkan pekerjaan yang gak dikerjakan dengan hati.. Astagafirullah al adzim….  Hanya keyakinan bahwa ini proses penempaan untuk membuat “cawan”ku semakin kuat, besar dan indah untuk mewadahi kebahagiaan yang membuat aku tetap bertahan terhadap situasi  ini…

Lalu di bulan May aku berangkat ke Jakarta untuk mendampingi atasanku pada Musrenbangnas yang diadakan di Hotel Bidakara & Balai Kartini..  Selesai Musrenbang, aku diminta tolong untuk mengerjakan suatu tiugas di Jakarta.. Akibatnya aku di Jakarta sekiar seminggu…  Di sela2 tugas aku, teteuuuuppppp, main dan ketemuan ama sohib2ku..

Vietophia

Mantan PAnak Kost Cirahayu 4 dan Cirahayu 7 L – R : Kak Andri, Mia, Miko & Sondha

Main dengan Venny, Linda & Ati tentu bangetsss…. Secara aku nginap di rumah Venny di Kramat Batu.. Aku juga janjian ketemuan di Vietopia Cikini ama Mia dan Miko, mantan teman serumahku waktu di Cirahayu 4..  Hadir juga kak Andri, mantan anak Cirahayu 7 yang juga fansnya anak2Cirahayu 4.. hehehehe.. .

Satu hal yang mengejutkan adalah aku ketemu dengan Ning, temanku saat kursus PUSiPICS selama 6 bulan, mulai dari bulan September 1998  sampai dengan Maret 1999…  Ning yang sejak dulu sampai saat ini bertugas di Bappeda Kalimantan Tengah hadir beserta rombongan kantornya..  Saat bubaran acara di hari pertama, ketika aku dan Ning lagi jalan sambil ngobrol, tahu2 ada yang teriak… “Sondhaaaa…. Niiiiing…!!! Mau kemana rame2…???? Ada acara potong padi…?” Hahahahaha…. Itu suara Yayat, teman kita juga saat kursus… Waktu kursus Yayat bertugas di Bappeda Kota Palangkaraya, sekarang Yayat tugas di Dinas Pertanian Kota Malang..

Alumni Puspics

L – R : Sondha, Yayat & Ning

Kami bertiga langsung ngobrol hebooohhhh…. Kenangan kembali pada hari2 kami harus nginceng alias ngintip foto2 udara dari balik streoskop…. Padahal kami gak punya background dengan ilmu bentuklahan alias geomorfologi…  Jadi klo teman2an lulusan Geologi, Tambang dan Geografi bisa bllang “Hmmm…. ini sesar… ini isoklin, ini antiklinal dll dll…”,  kami cuma bisa terbengong bodoh… Hahahahaha… Setelah beberapa hari ketika pengamatan dilakukan terhadap landcover yang selanjutnya diterjemahkan menjadi landuse, baru lah kami bisa agak tidak terlalu bloon, dengan menduga kenampakan sebagai kebun campuran, hutan, permukiman dll… hehehehe.. Hancurrrrrr……!!!!!

BDG with my BFF

L – R : Ayu, Venny, Ati & Sondha @ Bandung, May 2010

Di weekend, setelah acara Musrenbang usai, aku bersama Ati & Mas, Venny dan Ayu (ponakan Venny) pergi ke Bandung… Ngapain….? Ya jalan-jalan donk…. hehehehe… Kita ke Batagor Kingsley, ke Batagor Ririh, toko roti (adduuuuhhhh apa ya namanya), selain ke FO dan FO di Jl. Riau dan di Jl. Lembang..

Gak lama pulang dari Jakarta, terjadi perubahan kepemimpinan di kantorku… Itu artinya perubahan Pejabat Pelaksana Anggaran, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Pejabat Pengadaan, Panitia Pengadaan dll berubah… Itu semua kerjaanku…, yang memang bertugas meramu tatalaksana kegiatan di lingkungan kantor…  Setelah mencoba menata sana sini…, akhirnya tugas2 ini selesai dalam waktu sekitar 1 bulan….  Jangan tanya kayak apa rasa pegelnya… hahahahaha…  Tapi teteup semuanya indah.., semua ada hikmahnya..  Apalagi setelahnya ada perjalanan lagi…***

Dulu & Sekarang

Minggu lalu, aku mendapat surprise…  Surprise…? Yuuuupppppp….  Surprise berupa beberapa  foto bareng2 teman2 di jaman dulu kala…  Jaman aku dan teman2 masih kinyis2…, masih imut2..  Kata Ati, masih langsing.. Bahkan aku, Sondha si big girl pun masih tergolong langsing…  Hehehehe..

@ Rancamaya Bogor, Thn 1990 akhir. L – R : Ati Lubis, Didin Sururi, Sondha Siregar, Veny Angrijani, Linda Ramalah Omar

Foto2 itu  diupload bang Salim, suaminya Idien sahaatku sejak zaman kuliah di Bogor.  Awalnya aku  gak ingat itu foto kapan dan dimana…, maksudnya di pemakaman Chinese dimana…  Setelah ngobrol sama Veny & Idien, baru deehhhh peti memory di otak meulai terbuka…  Itu foto dibuat sekitar  semester kedua tahun 1990-an, masa2 setelah kita KKN..  Dibuatnya di kurburan China di daerah Rancamaya Bogor, saat kita si anak2 sableng berburu duren… Hayyyyaaaahhhh…..

Setelah diama-amati…, wajah2 yang ada di foto itu adalah teman2 ku yang telah terkoneksi lagi sejak tahun 2009.. Dan agar tidak tercerai berai kembali, kami mengikat diri dalam wadah arisan, arisan yang insya Alloh gak bakal berhenti sampai kami tua… Amin…

Coba bandingkan penampilan kami dalam 2 periode yang berbeda 20 tahun… Masih aja terlihat “bandel2” kan…? Hahahaha….

@ Taman Kencana Bogor, May 2009. L – R : Veny Angrijani, Linda Ramalah Omar, Ati Lubis, Didin Sururi

Sahabat….

Kahlil Gibran dalam Sang Nabi mengatakan :

Friend1Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mendapat imbangan.
Dialah ladang hati, yang dengan kasih kau taburi,
Dan kau pungut buahnya penuh rasa terima kasih.
Dia pulalah naungan sejuk keteduhanmu,
Sebuah pendiangan demi kehangatan sukmamu.
Karena kau menghampirinya di kala hati gersang kelaparan,
Dan mencarinya di kala jiwa membutuhkan kedamaian.

Bila dia bicara, menyatakan fikirannya,
Kau tiada menakuti bisikan “TIDAK” di kalbumu sendiri,
Pun tiada kau takut melahirkan kata “YA”;
Dan bilamana dia diam, terbungkam tanpa bicara,
Hatimu tiada ‘kan berhenti mencoba menangkap bahasa hatinya,
Segala fikiran, harapan dan keinginan, dicetuskan bersama,
Dengan sukacita yang utuh, pun tiada disimpan.

Di saat berpisah dengan teman, kau tiada ‘kan berdukacita;Sebab apa yang paling kau kasihi darinya,
Amatlah mungkin lebih cemerlang dari kejauhan.
Sebagaimana sebuah gunung, nampak lebih agung, dari tanah ngarai dataran.
Janganlah ada tujuan lain dari persahabatan,
Kecuali saling memperkaya kejiwaan.
Sebab kasih yang mengandung pamrih,
Di luar misterinya sendiri,
Bukanlah kasih, namun jaring yang ditebarkan,
Hanya akan menangkap yang tiada diharapkan.

Persembahkanlah yang terindah demi persahabatan;
Jika dia harus tahu musim surutmu,
Biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Sebab, siapakah sahabat itu, hingga kau hanya mendekatinya untuk bersama sekedar akan membunuh waktu?
Carilah ia, untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Sebab dialah orangnya untuk mengisi kekuranganmu,
Bukannya untuk mengisi keisenganmu.

Dan dalam kemanisan persahabatan,
Biarkanlah ada tawa-ria kegirangan,
Berbagi duka dan kesenangan,
Sebab dari titik-titik kecil embun pagi,
Hati manusia menghirup fajar hari,
Dan menemukan gairah segar kehidupan.

Rangkaian kata2 ini rasanya begitu indah.. Sampai di usia segini, alhamdulillah aku sempat merasakan punya sahabat2 yang luar biasa… Sahabat2 dengan hati yang indah…
Mereka ada yg kutemukan saat aku di SMP trus berlanjut di SMA, ada yang aku temukan saat kuliah di Bogor, di Yogya, bahkan juga ada yang aku temukan setelah bekerja. Memang menemukan teman di lingkungan kerja, sedikit lebih rumit di banding saat masih di bangku sekolah. Mungkin karena unsur “kompetisi”nya lebih kuat ya..

Sahabat2ku…, aku rindu dengan kalian….

Bersahabat Sampai Tua…

Lama banget yaaa aku gak update blog..   Kangen juga siyyy buat nulis2..,  secara hari2ku beberapa bulan ini cukup meriah..  Tapi aku akan coba nulisin satu per satu meski gak runut secara waktu….  Let’s start dari yang paling menghebohkan yaaa….

Beberapa bulan terakhir, fesbuk membuat aku terkoneksi kembali dengan teman2 lama..  Ada teman SD, SMP, SMA juga teman2 saat kuliah di IPB Bogor dan juga teman saat kuliah di UGM..

Banyaknya teman2 saat kuliah di IPB yang terkoneksi akhirnya membuat kita memutuskan untuk ngadain Temu Kangen pada hari Minggu tanggal 19 April di Taman Koleksi, halaman depan kampus IPB yang di Baranang Siang, Bogor.  Dan aku kebagian tugas buat woro2.. Hehehe…

So, hari Jum’at tanggal 17 April siang aku berangkat dari Pekanbaru..  Sebelum berangkat aku udah contact2 dulu ama sohib2ku sejak zaman di kampus : Linda, Ati dan Veny.  Veny nawarin buat jemput aku di pool Damri Blok M, karena dia takut aku bakalan nyasar… Hehehe..  Dia lupa kalo aku tuh dulu dikatain  lurah Jakarta sama anak2 kost di Pangrango 16…

Berlima

Ki – ka : Ati Lubis, Linda Ramalah Omar, Aries Rayaguna Prima, Venny, Sondha Siregar

Ternyata Veny beneran udah nunggu di Blok M…  Dari sono kami langsung ke rumah Linda, di sekitar Kampung Rambutan..  Kami pengen ketemu Linda, karena her mother just passed away, dan kami belum ketemu dia sejak itu.   Kami ngobrol di rumah alm Mama Linda yang berada tepat di depan rumah Linda…  Gak lama, Ati, teman main kita juga saat di Sosek, muncul bersama Aries, our rocker, dan  pacarnya Ati “Mas Nuim” (ini yang ngasi nama Aries).  Huahaha…. Kita langsung heboh, secara udah pada lama banget gak ketemu…

Aku terakhir ketemu Linda dan Venny waktu kita janjian buat ketemu di Pondok Indah Mall sekitar tahun 2005.  Itu pun cuma setengah hari…  Dari jam 2-an siang sampai jam 8-an malam…  Ati…? Aku terakhir ketemu sekitar tahun 1995 kali yaaa…  Aries…? Hmmm dari tahun 1992-an aja aku udah gak ketemu.., karena tahun2 terakhir di kampus teman mainnya kita lain..  Tapi ternyata Ati dan Aries tetap  in touch dan selalu curhat2an…

Aku, Linda, Ati, Aries  dan Idien (teman main kita juga) plus sekitar 40-an anak lagi sebenarnya pernah senasib dan sepenanggungan saat di Sosek 2b (guys… aku bikin istilah baru niyyy).  Venny…, dia sampai di Sosek 3 lain gank, tapi suka main ke rumah juga, karena ganknya juga kost di Pangrango 16.  Tapi karena suatu dan lain hal (hehehe, aku bikin istilah baru sekali lagi..)…., akhirnya Veny  bergabung dengan kami…

Linda, Ati, Idien, Aries dan beberapa anak lain bahkan saat libur kuliah tahun 1989 pernah ke Bali bareng2 naik kereta api rakyat : duduk bareng2 ayam dan berenti di tiap stasiun… hehehe..   Liburan yang meriah dan heboh.  Sayang waktu itu aku gak ikut karena pulang ke Pekanbaru…

Sebenarnya kami gak sekelas lagi saat di Sosek 3, karena udah masuk ke Program Studi (PS) masing2.  Linda, Aries dan Veny plus Idien sekelas di PS EPS, aku dan Ati di PS PKP.  Tapi kita tetap main bareng, apalagi aku dan Linda se-kos, trus akhirnya sekamar..  Ati malah pernah ikut aku ke Pekanbaru karena untuk menyususn skripsi dia ngambil datanya di sebuah Perkebunan Inti Rakyat (PIR) di Riau.

Setelah pada lulus dan kerja, kita sebenarnya tetap maen bareng, meski gak gak se-intense saat kuliah.  Kita sempat lah menghadiri perkawinan teman2 kita..  Saat kawinan Idien, kita semua (kecuali Idien) malah belum pada lulus.  Saat kawinan Linda, kita bisa hadir di midodareni, nikahan dan resepsi.  Saat kawinan Chi2 (anak jurusan Landscape yang dulu juga kost di Pangrango 16, dan suka main ama kita) kita juga ngumpul, baik saat nikahan di Cinere maupun resepsi di Patra Jasa Jakarta.  Naaahhh, saat kawinan Veny, aku lagi gak di Jakarta,tapi teman2 lain pada hadir kok..

Sekitar tahun 1995-1996 kita sempat  bikin kelompok arisan bulanan.  Pesertanya 5 orang : Aku, Linda, Idien, Veny dan Chichi.  Karena arisannya bulanan dan pesertanya cuma 5 orang, jadi ya muter di situ2 ajah…  Sampai si Abang, suami Idien, bilang : “Kayak gak ada manusia lain di bumi ini yang mau diajak arisan…!!!” Hehehe..  Tapi arisan ini akhirnya bubar jalan karena Veny ikut suami ke Kamboja dan aku pulang ke Pekanbaru.

So… kita bener2 seneng bisa ketemu lagi..  Rasanya ada sebuah ruang dalam hati yang udah lama haus akan ketulusan persahabatan jadi terisi kembali…  Guys….  I love U all so much…

Saat ketemu dan ngobrol kita akhirnya tau bahwa masing-masing kita punya jalan hidup yang “not a perfect life seperti impian kita di usia muda”.  Seperti Ati bilang ke aku “Sondha, gue pikir lu hidup udah nyaman banget, punya keluarga yang bahagia, gak punya masalah, sementara gue bertahun-tahun berjalan dengan masalah2 gue”.  Hehehe..   Ati kan waktu itu gak tau kalo aku juga jatuh bangun…  Tapi kita akhirnya bisa melihat kalo university of  life  yang sebenarnya justru terjadi setelah kita lulus dari universitas yang formal.  Proses jatuh bangun, memperoleh dan kehilangan yang terjadi dalam tahun2 kehidupan adalah universitas kehidupan yang seharusnya membuat kita menjadi lebih bijak menjalani kehidupan..

Tapi dalam urusan bersahabat, gak penting “siapa elu  dan apa yang lu punya saat ini”.  Itu cuma atribut….   Itu bisa hilang dalam satu jentikan jari…   Ada yang lebih penting yang kita butuhkan…  Kita butuh hati… Hati yang tulus untuk menyayangi kita sebagai seorang sahabat…

So, kita  mutusin kalo kita akan berusaha menjaga persahabatan  kita..  Kita ingin  BERSAHABAT SAMPAI TUA…   Mudah2an yaaa…  Kita bisa tetap bisa saling bersahabat sampai tua…  Pengennya kalo udah tua nanti, kita masih bisa ketemuan, chatting, email2an, sms-an tau telpon2an…  Atau seperti kata teman2, kalo udah pensiun kita pada tinggal deketan aja biar bisa jalan kaki pagi bareng2, ngeteh bareng2..  Aku yang pusing, kalo mau begini, secara habitatku kan di Sumatera…  Hmmm, apa udah saatnya mikir dan nyari “orang yang mau ngasi aku rumah yang kecil dengan halaman luas di sekitar Bogor…”?  Gubbbbrrrraaaaakkkkkkkkssssssssssssssssssssss….!!!!   Guys…, mungkin udah waktunya elu2 pada turun tangan supaya mimpi kita yang satu ini bisa terealisasi….   Hahahaha…***

Taman Kencana

Ki-ka : Veny Angrijani, Linda Ramalah Omar, Sondha M. Siregar, Ati Lubis dan Dindin Dinijah Sururi

A Story of My Friend.. (2)

two-womanWaktu kembali berjalan… Setelah ucapanku menyuruh Anny mencari informasi sampai lulus kuliah, aku nyaris tidak pernah bertemu dengan Anny..

Setelah lulus, aku bekerja di Jakarta dan kemudian menyadari kalo aku tinggal gak jauh dari rumah Anny, yang sudah lebih dulu lulus.  Mengingat pertemanan kami yang sangat sangat baik (bahkan orang tua sempat saling kenal),  aku menelpon Anny untuk memberitahu kalo aku tinggal gak jauh dari rumahnya…

Anny ternyata sudah gak kerja di jaringan resto fastfood.  Dia sedang mengambil program pasca sarjananya..

Beberapa minggu setelah aku memberitahukan Anny tentang tempat tinggalku, Anny menelpon ku..  Suaranya terdengar galau..

Anny : Hai… Lu sibuk? Kita bisa ngobrol gak?

Aku : Bisa.. Ada apa?

Anny : Lu dulu kan sempat nyuruh gua nyari informasi..  Apa siyy yang lu tau? Kenapa lu nyuruh gua begitu?

Aku : Hmmm..  Sejujurnya gua gak tau apa2.  Sahabat kita yang minta gue menyampaikannya pada lu..  Ada apa say..?

Anny : Ada yang harus gue ketahui..  Bisa gak lu ke rumah, biar kita bisa ngobrol..

Aku : Ok.  Gue akan ke rumah lu..

Lalu aku pun pergi ke rumah Anny. Di sana aku menemukan Anny berwajah kusut…  Ternyata dia sudah berhari-hari sulit tidur…  Ibu Anny menyarankan kami untuk ngobrol di lantai 2 rumahnya…

Begitu kami berdua mendapatkan posisi yang nyaman, aku memulai percakapan …

Aku : Ada apa..? Kenapa lu nanya tentang ucapan gue yang dulu itu…?

Anny mengulurkan sebuah surat..  Di bagian depan amplop tertulis… :

Teruntuk  Ananda  Sari (nama rekaanku)

d/a Ananda Is

Jl.  Xyx No 1234

Jakarta..

Di bagian belakang amplop tertulis :

Dari Ayahanda Abcd

Jl. Defgh N0. 7890

Negeri Antah Berantah

 

 

Aku lalu memandang Anny dengan mata bertanya.. Anny lalu meminta aku untuk membaca surat yang sudah dibukanya itu…

 

Surat itu ternyata surat dari ayah Sari yang berada di suatu daerah di Pulau Sumatera.  Di dalam surat sang ayah menasehati putrinya untuk menjaga hubungan baiknya dengan Is, kekasih putrinya.  Si ayah juga menitipkan rasa terima kasih atas sambutan dan pelayanan Is kepada ayah dan ibu Sari saat kunjungan mereka ke Jakarta, yang baru saja dilakukan.  Ayah Sari memuji kebaikan Is yang telah mengantarkannya ke berbagai tempat dengan mobil Volvo-nya…  Di akhir surat si ayah menyatakan restunya terhadap hubungan si anak dengan Is.

Surat yang luar biasa….  Luar biasa mengagetkan……!!!!!  Gimana enggak, Anny dan Is itu sedang merencanakan pernikahan mereka…  Gilanya lagi, surat itu dialamatkan ke rumah Anny yang sekaligus menjadi kantor perusahaan milik ayah Anny, temapat dimana Is bekerja.  Iyaa…. si Is itu bekerja pada ayah Anny, selain bekerja juga di beberapa perusahaan lain, katanya.  Terus, mobil Volvo yang disebut-sebut di surat itu adalah mobil ayah Anny.  Is sendiri belum punya kenderaan apa pun…

Ada pun Sari tidak asing sama sekali bagi ku, karena dia adalah mahasiswi di lingkungan kampus yang beberapa tahun yang lalu memenangkan kontes kencatikan yang dilakukan oleh sebuah produk kecantikan.  Tapi buat Anny yang gak doyan baca majalah wanita, jelas nama Sari gak ada di semesta pikirannya…

Setelah aku selesai membaca surat itu, Anny berkata : So, lu gak tau apa-apa saat dulu  lu nyuruh gue untuk cari informasi?

Aku : Enggak.. Gue gak tau.  Cuma gue denger teman2 sering liat dia jalan ama anak Landscape.  Tapi gue gak tau siapa anak itu.  Sari itu emang anak Landscape..

Anny : I have to find the truth, Sondha..  I have to..

Aku : Gimana caranya…?

Anny : Gue harus ke Bogor.. Kayaknya teman2 udah pada tau semua, cuma gue dan elu yang enggak tau..  Gue mau ke Bogor besok, Sabtu.

Aku : Gue temanin yaa…  Lu jemput gue yaa… Biar gue temenin lu, yaaa…?

Keesokan harinya Anny menjemput aku pagi sekali…, sekitar jam 1/2 6 pagi…  Wajahnya kusut banget…  Ternyata semalaman dia gak tidur lagi… Dan dari pada enggak ngapa2in, dia mutusin untuk segera berangkat… Aku lalu meminta Anny untuk istirahat dan membiarkan aku yang nyetir kijang merahnya ke Bogor…  Anny setuju…, dan dia benar2 terlelap sepanjang perjalanan Jakarta – Bogor pagi itu..

Begitu sampai di Bogor, kami segera menghampiri tempat adik2 kelas yang punya hubungan dekat dengan Is.  Mereka kanget melihat kehadiran Anny.  Tapi Anny bisa mengendalikan diri dengan bersikap santai..  Anny lalu mengajak salah seorang junior untuk berbicara dan mencari informasi…  Ternyata, para junior taunya Anny dan Is udah bubaran.. Para junior kenal dengan Sari, dan sering juga diajak berkunjung ke kost  Sari.

Ternyata tempat kost Sari juga tempat kost kakak kelas Anny di jurusan dan sekaligus sahabatnya Is, sehingga kami punya orang yang dituju kalau mau ke tempat kost tersebut…

Kami lalu pergi ke rumah kost itu, dan menemui kakak kelas Anny.  Setelah ngobrol ngalor ngidul…, Anny lalu membuka persoalannya pada si kakak kelas.  Si kakak kelas, terkejut…  Gak menyangka kalo hubungan Anny dan Is belum berakhir…  Mereka taunya Is gak punya hubungan lagi dengan Anny.  Lalu Anny bertanya, apa kah benar Is sering berkunjung dan pergi bersama Sari  dengan menggunakan kijang merah?  Si kakak kelas mengiyakan, dan setau dia itu adalah fasilitas kantor yang didapat Is.  Anny lalu menjelaskan kalau mobil itu adalah mobilnya…

Anny lalu minta dipertemukan dengan Sari, tapi ternyata Sari sedang magang di sebuah perusahaan penyedia jasa landscaping yang berlokasi di sekitar Salemba, Jakarta.  Si kakak kelas pun berkenan memberikan alamat kost Sari  di Jakarta.  Sebelum pergi Anny minta kakak kelas menyampaikan pada Sari, kalo Anny ingin ketemu.  Bukan untuk ribut atau apa, tapi Anny ingin Sari tau keadaan yang sebenarnya..

Sore itu juga aku dan Anny  balik ke Jakarta..  Tapi kami tidak pulang ke rumah..  Sampai di Jakarta sekitar jam 8 malam, kami langsung ke daerah Manggarai, ke tempat kost Sari..  Tapi Sari tidak ada di tempat kostnya.  Kata yang punya rumah, Sari sejak sore sudah pergi dengan pacarnya.  Anny tidak mau menyerah begitu saja.. Dia ingin melihat dengan mata kepala sendiri Is berjalan dengan Sari.  Anny lalu meminta aku menemaninya menunggu Sari pulang.   Malam itu kami duduk  selama berjam-jam di dalam mobil yang diparkir di seberang tempat kost Sari.  Tapi sampai menjelang subuh keesokan harinya, kami tidak juga  melihat Sari kembali ke rumah itu.  Kami lalu memutuskan untuk pulang.. Jangan tanya apa rasanya badan saat itu…

Setelah beristirahat seharian…  Hari Senin siang kami melanjutkan upaya..  Aku memutuskan untuk gak masuk kantor..  Senin siang itu kami langsung menuju kantor tempat Sari kerja magang.  Di sana, Anny minta aku turun menemui Sari, pura2 menjadi teman lama Is yang ingin ketemu.

Aku lalu masuk ke kantor itu.  Petugas receptionist lalu memanggilkan Sari.  Aku dan Sari lalu berbincang di lobby kantor..   Aku bercerita tentang keperluanku untuk bertemu dengan Is.  Sari berjanji akan menyampaikan pesanku pada Is.  Lalu aku pamit pada Sari, dan sedemikian rupa aku mengkondisikan dia untuk berjalan keluar kantor mengantarku agar Anny dapat melihat wajahnya, sekaligus agar Sari melihat kehadiran kijang merah yang biasa dinaikinya bersama Is.

Benar dugaanku…  Sari menyadari kehadiran kijang merah itu..  Dia lalu bertanya padaku..

Sari :  Kakak naik apa ke sini..?

Aku : Naik itu… (sembari menunjuk kijang merah yang parkir di pinggir jalan), mobil teman saya.

Sari : Teman kakak?

Aku : Iya, yang punya mobil itu teman saya, namanya Anny.  kamu kenal dia…?

Sari tertegun sejenak, lalu menggeleng : Enggak kak, aku gak kenal..

Aku : Hmmm, tapi Is kenal sama dia.  sampaikan pada Is, kalo saya mencari dia, dan saya ke sini bersama Anny.

Sari : Baik kak.

Dari  kantor tempat Sari magang, kami melanjutkan kegiatan detektif partikelir kami…  Kemana…?  Ke beberapa kantor yang menurut Is, dia juga bekerja di situ…

Salah satu kantor yang dia bilang berlokasi di gedung2 pencakar langit di sekitar Thamrin.. Setelah memarkir mobil, kami masuk ke gedung tersebut..  Di lobby, kami melihat tenant list… Hmmmm, nama perusahaan yang dibilang Is ternyata berada di salah satu lantai gedung tersebut.  Kami lalu naik ke situ.., dan menemui petugas reseptionist..  saat kami bertanya apa ada karyawan di situ yang bernama Is, ternyata si petugas receptionist tidak mengenali.  Saat ditanya apa ada kemungkinan Is adalah tenaga marketing freelance buat perusahaan itu, si receptionist lalu mengecek kartu absen yang ada di mejanya..   Dan ternyata tidak ada nama itu..  saat ditanya apa pernah melihat orang dengan ciri2 seperti Is di kantor itu, dia juga bilang gak ada… So…., kesimpulannya…?

Kami lalu pergi lagi ke gedung lain,  yang katanya juga lokasi kantornya…  Ternyata nama perusahaan yang dia sebut itu tidak ada dalam tenant list… Hmmmm…. gimana mau nanya apa ada orang yang kenal sama Is atau enggak di gedung itu….

Anny lalu mencoba menghubungi nomor telepon yang biasa dia hubungi kalo Is bilang sedang di kantor.  Telpon diangkat seperti biasa, oleh suara cewek receptionist yang sama..  Saat ditanya dimana lokasi kantornya, si cewek gak memberkan jawaban yang jelas….

Apa siyy ini semua….? Anny lalu bilang…

Anny :  Sondha, finally I know the truth…  HE IS A LIER…  A BIG LIER….  Lu, tau gak…? Setelah lu bilang waktu itu bahwa gue harus cari informasi, gue bertanya sama dia ada apa.  Gue tanya sama dia, apa siyy tentang dia yang gue gak tau tapi teman2 di Bogor tau…  Apa yang bisa bikin lu nyuruh gue cari informasi sebanyak-banyaknya..  Dia bilang, enggak ada apa-apa.. Menurut dia, lu bilang begitu karena lu gak suka sama dia..  Jadi dia minta gue untuk gak membiarkan lu mencampuri urusan gue dan dia..  Itu yang bikin gue gak pernah menghubungi lu selama ini…

Aku : Trus, apa yang akan lu lakukan…?

Anny : Gue akan telpon dia buat datang.  Gue akan ajak dia bicara… Gue  akan minta dia terbuka tentang semua ini..

Dari cerita Anny, Is akhirnya datang ke rumah Anny yang sekaligus kantornya.  Anny lalu memberikan surat ayah Sari pada Is dan minta dia menjelaskan apa arti surat itu. Tapi Is hanya bungkam…  Anny lalu menyuruh Is pergi dan tidak kembali lagi..  Dia juga minta Is untuk menyelesaikan urusan pekerjaan dengan ayahnya..

Is keluar dari hidup Anny dengan meninggalkan luka, tidak hanya pada Anny juga pada keluarga Anny, karena banyak hal yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dalam urusan pekerjaan…

Lalu mulailah hari2 dimana aku dan Anny selalu berkomunikasi.. Akhir pekan kami selalu diisi dengan main dan jalan bersama…, sampai saatnya aku memutuskan pulang ke Pekanbaru..  Dalam rentang waktu tersebut, Anny sempat jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit…  Bukan satu dua kali, aku melihatnya meneteskan air mata..  Bukan satu dua kali aku mendengarkannya mengeluarkan makian…

 

Tapi saat ini Anny adalah seorang perempuan dengan 3 anak lelaki yang lucu2, yang diperolehnya dari suami yang baik dan punya karir yang hebat.  Suami dengan latar belakang keluarga yang intelek.  Aku ingat beberpa tahun yang lalu betapa “iri” rasanya, saat Anny bercerita bahwa dia mendapatkan hadiah sebuah mobil dari mertuanya, yang baik hati dan perduli terhadap Anny dan anak2nya.  Hhhmmm, kapan ya gue bisa punya mertua, yang baik hati pulaaa….  Anny sendiri…?  She has a very good career di sebuah lembaga riset.  Dia sudah mendapatkan doctoral-nya dari universitas di sebuah negara di Eropa Barat…, bahkan 2 dari anak lelakinya lahir di sana..  What a perfect life…!!!

Sementara, kabar-kabari yang sampai ke Anny dan aku, Is dan Sari akhirnya menikah.  Tapi kehidupan ekonomi mereka tak kunjung membaik…  Sari berusaha mengembangkan karirnya di dunia modelling dengan menjadi model di rubrik2 mode tabloid, tapi enggak bisa berkembang karena Is membatasi ruang geraknya..  Yang kami dengar Sari merasa sangat tertekan dengan kehidupannya.. Entah benar entah tidak… Belakangan, kabarnya Sari telah berpulang ke rahmatullah…

Saat aku usai menelpon Ncin…  Aku segera menelpon Anny yang ternyata   sedang heboh mengurus ketiga prajuritnya..

Aku :  Hai…  Apa kabar, bu..?

Anny : Kabar baik…  Apa cerita, say?

Aku : Hmmmmm…  I have to tell U something…  Sesuatu yang baru disampaikan seorang teman padaku. Ini udah gak ada urusannya sama elu.  Tapi menurut gue lu harus tahu, supaya elu mengerti apa arti penderitaan lu bertahun-tahun yang lalu..

Anny :  What is it, darling…?

Aku lalu menceritakan apa yang aku dengar dari Ncin..  Anny hanya mengatakan “Oh ya…?  Sejauh itu…? Hmmmmm…“.

Kami lalu bercerita tentang hal2 lain..  Anny lalu menceritakan bahwa keesokan hari dia akan pergi bersama anak2nya menyusul suaminya yang sedang berkunjung ke suatu daerah yang indah di Indonesia Timur.  Mereka akan berakhir pekan di sana..

Beberapa hari kemudian sebuah sms masuk ke hp ku…

“Sondha…, beberapa hari ini gue berpkir tentang kabar yang lu bilang beberapa hari yang lalu..  Gue rasanya bersyukur banget…  Alloh melindungi gue dengan cara yang luar biasa…  Ini hikmah penderitaan gue, hikmah dari rasa sakit yang pernah gue rasakan.  Gue dijaga dari masa depan yang buruk..  Gue diberi masa depan yang baik : suami, anak2, pekerjaan, rezeki..  Gue benar2 bersyukur..”

Aku lalu membalas sms itu ” Itu tujuan gue memberitahukan lu..  Supaya lu, dan juga gue, bisa memahami apa yang tersembunyi di balik apa yang kita pikir bencana dalam hidup kita.  Take care…”

Yaaa…. , pada saat sesuatu yang buruk terjadi dalam hidup, kita seringkali tidak mengerti bahwa sesuatu yang indah, sesuatu yang jauh jauh jauh lebih baik menanti kita di depan.. Kita sebagai manusia hanya bisa memandang sesuatu dalam rentang yang pendek..  Tapi Alloh Sang Pemilik Semesta Alam, yang Maha Tahu, yang Maha Mengatur, akan memberikan keindahan di balik segala kesusahan dan kesulitan hidup yang terjadi pada kita..

Kesusahan, kesedihan seperti kata Kahlil Gibran, adalah proses penempaan bagi kita, seperti pada  sebuah cawan..:   dari segenggam lempung diolah sedemikian rupa, dijemur dan dibakar agar mempunyai bentuk yang indah, daya tahan yang tinggi dan  mampu menampung lebih banyak….  Semoga segala kesusahan, kesedihan yang terjadi dalam perjalanan hidup akan membawa kita pada kehidupan yang lebih indah..

 

—————————–

My dear friend, Anny… Walau di cerita ini nama lu gue ganti jadi Anny, lu pasti tau ini cerita tentang elu…  Lu adalah  teman gue yang paling “gila”,  teman yang paling tegar yang pernah hadir dalam hidup gue..  You are one of the best women that I ever know…  I love you…. , dear…!!