Kita biasanya kan mendengar ada hari ulang tahun, hari Kartini, hari ibu atau di negeri sono disebut sebagai Mother’s Day. Naaahhh hari ini buat Tati adalah HARI BATAK.. Karena Tati seharian ini berurusannya dengan orang Batak melulu… Hahahaha… Kok bisa…?
Ceritanya, Tati hari ini lagi pengen masuk ke cangkang.. Gak pengen keluar rumah, malas ngapa2in… Jadi seharian ya di rumah, kalo gak mau disebut di kamar doank kecuali ke kamar mandi, atau ke ruang depan karena ada yang ngetuk pintu.. Hehehe..
Di kamar seharian ngapain…? Kok betah… Ya di depan laptop lah yaaa… Fisik bisa gak kemana2.., tapi pikiran teteup melanglang buana… Terbang ke dunia luassss…. Hehehe…
Pagi2, Tati chatting conference bertiga dengan bang Rio, abang Tati atu2nya, dan David, adik laki2 Tati juga atu2nya.. Mereka sebagaimana juga Tati bermarga siregar, artinya Tati berurusan dengan orang Batak..
Tati sempat juga sebentar ngobrol di facebook dengan jeung yang ini… Lalu siangan dikit Tati dapat 2 notification di Facebook. Notification untuk di-add sebagai friend. Ternyata kedua2nya juga orang Batak : satu dari ibu ini dan satu dari si bapak ini… Keduanya adalah anggota milis Saroha, milisnya orang-orang Tapanuli Selatan.. Tati juga terdaftar jadi anggota milis itu, cuma lebih milih jadi penonton para Bataks ngobrol by milis.. Ngobrol yang seru dan hueeebbbbohhhh…, sampai bikin keder Tati buat ikutan masuk gelanggang… Karena kalo mau ikutan mesti kuat nyali, kuat otak dan kuat mental… Hehehe…
Si ibu yang ini dimata Tati adalah tipikal orang dengan pribadi petasan renceng… Tulisan-tulisannya di milis persis kayak petasan renceng yang kalo meledak, dasyat, bererot-rerot, gak putus-putus… Hehehe.. Tapi ada 2 tulisannya yang di muat di blog ini tentang ramadhan dan hidangan lebaran di Sipirok yang sangat bagus dan dijamin memikat hati orang2 yang tahu persis tentang kehidupan di kampung Tati tersebut… I love those posts, Eda…!!!
Tati sempat ngobrol sama si ibu ini tentang milis Saroha yang benar-benar merefleksikan sifat orang Batak, “ngomongnya kencang dan sulit buat mengalah pada saat berbicara…” Gubrak aja deh pokoknya… Huahahaha… Kedua sifat yang membuat orang Batak cenderung terlihat rude alias kasar.. Padahak kalo udah tau, hati orang Batak itu selembut salju.. Wakakak… Kedua sifat yang menjadi streotype ini pula yang membuat “Tati Muda” lebih senang menyembunyikan Kebatakan-nya, dan gak mau berlama-lama kongkow2 dengan sesama Batak.. Hehehe..
Tapi sejalan dengan kedewasaan berpikir dan perjalanan hidup… Tati bisa melihat menjadi Batak tidak lah memalukan.. Gak ada bedanya dengan suku-suku lain di muka bumi ini.. Bahkan orang tua dari suku Batak terkenal sebagai orang tua yang bekerja keras untuk memberi anak-anaknya kesempatan meraih pendidikan setinggi-tingginya..
Jangan heran kalo teman-teman pergi ke Pajak Pringgan (sebuah pasar di Medan) trus ngeliat inang2 (ibu2) berjualan tomat, yang jauh dari keren bahkan cenderung lusuh.., tapi kalo ditanya anaknya dimana, dia bisa bilang dengan suara penuh bangga dan mata berbinar-binar “Anakku yang paling besar kuliah di ITB, anakku yang nomor 2 di UI dan sebaginya dan sebagainya”. Itu yang di Medan.. Coba kalo kita pergi ke daerah-daerah di Sumatera Utara, kita akan menemukan hal yang sama. Ada banyak Amang2 (bapak2) dan Inang2 yang jauh dari keren, dengan baju seadanya, telapak kaki yang pecah2 karena kerja di sawah, tangan yang kasar, kulit yang legam karena selalu mandi cahaya matahari, mengunyah sugi (tembakau) pula. Tapi kalo ditanya anaknya dimana, dia akan menjawab dengan kebanggaan yang luar biasa “Si Ucok kita kuliah di IPB, si Butet kita sudah tahun kesekian di UI.” What great parents…!!!! Mereka mengorbankan dirinya demi masa depan yang lebih baik bagi anak dan keturunannya… Salah satu kejadian yang menyentuh hati sehingga membuat Tati merasa semakin wajib menghargai leluhur Tati yang asli Batak dari empat penjuru, pernah Tati tulis di sini…
Gak lama, si bapak yang ini ninggalin comment di “wall” Tati di facebook.. ternyata beliau yag saat ini bekerja dan menetap di Riyadh adalah teman seangkatan Tati di IPB. Angkatan 23 alias 1986 tapi beda Kelompok. Dia Kelompok 10, Tati Kelompok 5. Tapi sumpeee sampai saat menulis ini Tati masih belum bisa mengingat sosoknya di masa kuliah yang lebih dari 20 tahun yang lalu itu… Meski begitu, perasaan seangkatan di sekolah yang sama membuat kita langsung nyambung… Kita lalu chit chat di Facebook…
Gak lama Tati ngeliat di friend list si ibu ini ada nama si bapak yang ini.. Bapak ini adalah pemilik blog Toba Dreams yang pernah me-reposting tulisan Tati yang berjudul “Batak Berekor atau Berbelalai..?” . Tati lalu meng-add friend nama beliau.. Gak lama Tati dapat notification dari beliau… Kita lalu ngbrol di Facebook.. Obrolan yang ringan tapi inspiring… Karena beliau selalu mendorong orang-orang di sekitarnya untuk membuang rasa inferior yang sering kali hadir di diri akibat pola didikan kuno tinggalan penjajahan.. Beliau selalu bilang “Batak Keren”. Kalo sekilas orang bisa melihatnya sebagai suatu sikap arogansi.., tapi sama sekali enggak.. Itu adalah suatu upaya membuang rasa inferior, membangkitkan rasa percaya diri.. Karena sebenarnya setiap pribadi, termasuk orang-orang Batak, telah diberi “kelebihan” yang membuatnya setara dengan manusia lainnya di muka bumi ini… Lalu…, sikap dan tingkah lakunya lah yang membuat statusnya bergeser.. Bisa menjadi manusia yang lebih baik, atau sebaliknya…
Percakapan kami terhenti karena listrik di rumah Tati mati, modem gak bisa nyala, line internet jadi putus…
So…, coba lihat dari pagi sampai sore Tati berkomunikasinya sama orang Batak semua kecuali jeung yang ini.. Topik yang dibahas juga tentang orang Batak.. Wajar doonk kalo hari ini Tati anggap sebagai adalah Hari Batak…***