Rabu, 1 Agustus 2007, sore hari. Papa, ditemani Papi David dan Mami Nana, mau ke hotel Emerald di Jl. Putri Hijau Medan buat nemuin Opung BS. Mama nyuruh Tati ikut nemuin Opung BS, karena sudah lebih dari 12 tahun gak ketemu. Belum tau kapan lagi ada kesempatan ketemu Opung yang satu ini. Siapa sih Opung BS? Apa itu BS?
Opung BS adalah saudara laki2 ayahnya Mama, sekaligus saudara laki2nya ibunya Papa? Lho kok? Iya.., Papa dan Mama itu adalah saudara sepupu alias pariban. Mereka menikah karena dijodohkan.
BS adalah singkatan Bachtiar Syamsul plus Harahap (marganya). Opung ini dan Opung Tiurma adalah 2 anak dari Tuongku Mangaraja Elias Harahap yang masih ada.. Yang lain udah pergi semua. Seingat Tati, opung BS bersaudara adalah sebagai berikut :
- Opung Mamanya Paulina. Perempuan. Tati gak pernah ketemu, beliau meninggal saat masih muda. Makamnya beberapa tahun yang lalu dipidahkan ke pemakaman keluarga di Hanopan. Karena beliau anak tertua dan memberikan cucu pertama bagi orang tuanya, maka buyut Tati dipanggil dengan nama Opung ni Paulina.
-
Opung Dinar. Perempuan. Tati terakhir ketemu saat pemakaman Pak Tuo Duren Bangka (abang Papa) bulan Maret1994, setelahnya sampai Opung Dinar meninggal Tati gak pernah ketemu. Opung ini dimakamkan di Tanah Kusir. Keluarga Opung Dinar tinggal di Bintaro Jakarta. Anak Opung ini yang Tati pernah ketemu adalah Uda Edward dan Tante Lily.
-
Opung Lintje alias Menmen. Perempuan. Nah yang ini adalah ibunya Papa. Kok dipanggil Opung Lintje? Ya, karena kak Lintje adalah cucu paling tua. Opung meninggal bulan Maret 1988. Opung dimakamkan di pemakaman keluarga Siregar di Sibadoar.
-
Opung Mamanya Wak Gajah. Tati juga gak pernah ketemu sama Opung yang ini, karena beliau meninggal sebelum Tati lahir. Tapi Tati dulu sering banget ketemu sama anak beliau yang kita panggil Wak Gajah. Wak Gajah ? Hehehe. Iya, uwa yang ini nama sebenarnya Syamsir Siregar, tapi karena badannya tinggi besar beliau dari kecil dipanggil si Gajah. Beliau juga rada kebule2an, dan memang beliau masih warga Negara Belanda sampai saat ini.
-
Opung Bagon alias Baginda Hanopan. Anak Laki2 tertua. Opung ini adalah salah satu korban romusha. Beliau menyerahkan dirinya sebagai utusan kampungnya untuk menjadi Romusha, dan dipekerjakan di daerah Lirik, Riau untuk pembangunan jalan kereta api. Ketika ada kesempatan Opung ini dan beberapa temannya melarikan diri, dan kembali ke kampungnya dengan berjalan kaki berminggu2, menempuh hutan belantara Sumatera. Opung ini meninggal tahun 1993, dimakamkan di Tanah Kusir. Keluarga Opung ini tinggal di Jl. Fatmawati, Jakarta. Anak2 Opung ini Tati masih sering ketemu, antara lain Tulang Sahrin, Tante Yunita dll.
-
Baginda Parbalohan alias Opung BDN. Laki2. Opung ini dipanggil dengan nama Opung BDN karena rumahnya dulu di Jl. BDN, Cilandak, Jakarta. Opung ini juga dimakamkan di Tanah Kusir. Anak Opung ini yang dulu sering ketemu Tati adalah almarhum Tante Grace. Beliau menikah dengan Wak Gajah.
-
Opung Baginda Soripada Paruhum. Laki2. Nah yang ini adalah Bapaknya Mama. Opung meninggal tahun 2000, saat Tati lagi kuliah di Yogya dan dimakamkan di pemakaman keluarga Harahap di Hanopan.
-
Opung Bachtiar Syamsul Harahap. Opung BS tidak memiliki putra dan putri. Sementara Opung yang perempuan (istrinya) telah meninggal pada tahun 1999 karena kanker di bagian otak. Btw, Opung yang perempuan adalah icon kecantikan di lingkungan keluarga.. secara beliau memang cantik dan gaya. Tati gak pernah lihat beliau tanpa sasak yang tinggi di rambutnya.. Dan kalau beliau pake baju brokat, vooringnya gak sewarna dengan kain, tapi sewarna dengan kulit beliau. Jadinya, sooooo sexxxxyyyyy… !! Keren abisss..
-
Opung Toga Mulia Harahap alias Opung Pengayoman. Laki2. Opung ini dipanggil dengan nama Opung Pengayoman, karena rumahnya di Jl. Pengayoman Jakarta. Opung ini sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, dan dimakamkan di pemakaman keluarga Harahap di Hanopan. Anak2 Opung ini 4 orang, satu diantaranya sudah meninggal, Tulang Adek. Yang 3 lagi adalah Tulang Amru, Tante Meity dan Tulang Welly.
-
Opung Tiurma, adalah si bungsu. Menikah dengan marga Marpaung, punya 3 anak, Uda Anto, Tante Meilita dan Uda Andi. Opung ini menetap di Medan.
Opung BS akan berusia 83 tahun tanggal 26 Agustus ini. Tapi di usianya yang segitu, sampai beberapa bulan yang lalu Opung ini masih main golf 2 kali seminggu, juga masih nyetir mobil sendiri dari rumahnya di kawasan Jl. Adhyaksa, Lebak Bulus ke kawasan Blok M, lokasi kantor organisasi yang beliau urus sampai dengan beberapa bulan yang lalu. Sekarang aja beliau mengurangi kegiatannya.. Lebih ingin di rumah katanya.
Bayangin… sementara kita, cucu2nya di usia yang segini udah mulai soak.. Hehehe. Tapi pola hidupnya si Opung yang mantan atlet sepak bola nasional ini memang luar biasa.. Opung gak mau makan sembarangan.. Beliau hanya makan untuk memenuhi kebutuhan kalori tubuhnya. Jadi nasi tuh sedikit sekali dikonsumsi.. Menu utama hari ke hari adalah buah, sayur dan protein… Kok bisa ya? Padahal duitnya lebih dari sangat memugkinkan untuk dia makan di restoran kelas hotel berlian setiap hari.. Hebat sekali pengendalian dirinya…
Sekilas tentang Keluarga Tuongku Mangaraja Elias Harahap, orang tua Opung BS alias Buyut Tati.
Tuongku Mangaraja Elias Harahap adalah pemborong zaman Belanda di daerah Sipirok. Beliau menikah dengan Petronella Siregar, dari Bungabondar. Tuongku Mangaraja Elias Harahap menganut paham kesetaraan gender.. Whaaat? Di zaman bahuela gitu ? Iya, itu terlihat dari putri2nya yang diberi kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi sampai di level HIS, di Jawa pula…!!! Gak heran kalo Papa dan Mama juga akhirnya mewarisi prinsip yang sama…
Kalo pulang kampung ke Sipirok, Tati tuh wajib mengunjungi 2 kampung.. Yang pertama Kampung Sibadoar, sekitar 1.5 km dari Kota Kecil Sipirok, dan Kampung Hanopan, sekitar 20 km dari Sipirok.
Sibadoar adalah kampung dari garis bapaknya Papa, yang menurunkan marga Siregar pada Tati dan saudara2. Di sini selain ada rumah peninggalan, juga ada kuburan keluarga, mulai dari pendiri pertama kampong Sibadoar, Mangaraja Parjanjian. Opung yang ini kira2 8 keturunan di atas Tati.. Papi David janji akan bikin posting tentang keluarga Siregar Sibadoar di blogsnya.
Hanopan adalah kampung baru, yang didirikan oleh ayah Tuongku Mangaraja Elias Harahap pada akhir abad 18, setelah pindah dari Bungabondar. Di kampong ini masih ada rumah peninggalan Tuongku Mangaraja Elias dan makam keluarga. Pada salah satu dinding di samping pintu masuk utama rumah peninggalan Tuongku Mangaraja Elias ini terdapat papan yang ditulis sendiri oleh buyut Tati ini.. Isi tulisannya :
“DIDENGAR, DJANGAN PERTJAJA
DILIHAT, DJANGAN PERTJAJA
DIPERIKSA, BARU BOLEH PERTJAJA”
What a wise quotation…!!!
Yang uniknya, dimakam keluarga Harahap ini, bercampur makam yang Muslim dan Kristen. Bahkan di situ ada beberapa makam, yang sebenarnya gak ada jenazahnya. Kok ? Iya, itu sebagai kenangan bagi anggota2 keluarga yang meninggal pada saat pergi ibadah haji dan jenazah atau tulang2nya tidak bisa dibawa kembali ke kampung. Ada yang meninggal di Jeddah atau di Mekkah. Bahkan Ayah Mangaraja Elias meninggal saat menunaikan ibadah haji, sementara Mangaraja Elias adalah penganut Kriten yang taat. Keluarga yang sangat Indonesia sekali kan… So Bhinneka Tunggal Ika… We’re like a rainbow… Masing2 punya warna masing2, tapi tetap bersatu sehingga membentuk suatu keindahan…***

Berdiri, L-R : Papa, Papi David, Mami Nana, Ananda,Ika (Putri Tulang Sahrin), Nantulang Clara (istri Tulang sahrin) Duduk, L-R : Tulang Sahrin, Opung Marpaung (suami opung Tiurma), Opung BS, Opung Tiurma. Yang motret : Aku
Tatinya-anak-anak