Single….?

Membaca blogs Fluffy’s Mom tentang status baru beliau, meningatkan Tati tentang pengalaman hidup Tati saat mulai tinggal sendiri di lingkungan rumah yang sekarang…

Mungkin memang gak lazim buat orang2 di kota kecil (masa sih Pekanbaru tergolong kota kecil?? Kayaknya kalo lomba2, Kota Pekanbaru tergolong kota besar kok!), seorang perempuan single tinggal sendiri.. Mana yang ngedatangin juga jarang banget… Sehingga menimbulkan berbagai dugaan… Waktu awal, Tati selain melapor ke Pak RT dengan menyerahkan fotocopy KTP dan KK, Tati juga memperkenalkan diri sama tetangga di kanan dan depan rumah (rumah yang di kiri pemiliknya tinggal di luar kota).

Tetangga yang di depan, kebetulan orang Tapanuli marga Purba. Untuk mendekatkan diri dan menetapkan batas dari awal, Tati memangil Ito ke si Bapak dan Eda ke si Ibu, meski kalo ditelusurin gak nyambung banget deh… Tapi maksud Tati, kalo ke si Bapak menggunakan panggilan Ito (artinya saudara laki2), hubungannya kan jadi saudara. Ini diharapkan akan menutup kesempatan berkembangnya dugaan yang tak terduga dari berbagai pihak. Alhamdulillah, ini berjalan… Hubungan kita yang memang baik dari awal, semakin baik dari waktu ke waktu.. Anak2 keluarga Purba memanggil Bou ke Tati, bahkan Bapak dan Ibu Purba ikut2 memanggil Bou… So, Tati nambah ponakan 2 orang lagi…, nambah 1 saudara laki2 dan nambah 1 ipar perempuan… Bahkan Tati dan Ibu Purba menjadi sahabat bagi satu sama lain, saling menguatkan bila ada masalah…

Demikian juga, hubungan dengan keluarga Pak Ali, orang Sumatera Barat di sebelah kanan rumah. Hubungan Tati juga baik.. Kalo si Bapak mau pergi, sementara si Ibu belum pulang kerja, anak2 mereka, Muti dan Nala biasa nunggu di rumah Tati sambil nonton TV… Semua berjalan baik dengan tetangga.. Alhamdulillah, gak adalah yang berburuk sangka dengan status Tati yang single dan sudah tua pula… Hahaha…

Nah yang jadi masalah, justru sama orang yang bukan tetangga sama sekali… Gak tau, gimana ceritanya… Tahu2 suatu hari minggu pagi, ada bapak2 yang bertamu ke rumah..
Tamu tak dikenal : “Pagi Bu. Apa betul ibu yang kerja di Pemda A?”
Tati : “Betul, Pak. Ada apa ya?”
Tamu tak dikenal sembari menunjuk kursi di teras rumah: “Boleh saya duduk, Bu?”
Tati : “Silahkan Pak. Ada apa, ya?”
Tamu tak dikenal : “Nama saya Polan, bu. Saya pensiunan BUMN X. Saya punya tanah sekian hektar di jalan A (jl protokol di Pekanbaru). Rencana mau kerjasama untuk dibangun ruko. Yang akan bangun kebetulan orang kita Chinese. Beliau minta saya membantu menguruskan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)-nya. Ibu bisa bantu saya?”
Tati : “Oh, begitu. Kebetulan Pak, saya kerja dibagian perencanaan, bukan di bagian perizinan mendirikan bangunan. Untuk urusan seperti itu, Bapak langsung saja ke Kantor Pelayanan Terpadu. Pemda tempat saya bekerja sudah menyediakan fasilitas seperti itu. Saya tidak ingin mencampuri apa yang bukan pekerjaan saya. Mungkin kalau Bapak mau, saya bisa kasi beberapa nama teman yang memang bertugas di sana. Maaf, ya Pak.”
Tamu tak dikenal : “Oh, begitu ya Bu. Ya sudah kalau begitu. Ngomong2, Bapak tugas dimana ya, Bu? Saya gak lihat beliau dari tadi.”
Tati yang terbiasa berpikir lugas dan merasa tidak perlu berbohong (why should I lie? Pikir Tati “Ngapain gue mesti bikin dosa untuk hal2 remeh temeh begini?”) : “Oh, saya belum berkeluarga Pak.”
Tamu tak dikenal : “Maaf, Bu. Boleh saya bantu ibu untuk mencari jodoh? Dan kebetulan, istri saya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.”

Gubbbbbbbbrrrrrrrraaaaaaaaakkkkkkkkkkkkk. Masya Allah, apa ini…? Manusia macam apa yang datang ke rumahku….????? Apa tampang Tati udah seperti barang di toko yang gak laku bertahun2, sehingga membuat orang berpkir “pasti akan disale”, sehingga bisa bicara seenak perutnya pada Tati…. Tapi, hati boleh sakit karena rasa dilecehkan namun Tati justru harus menunjukkan kelas Tati sebagai perempuan yang telah dididik dengan baik oleh keluarga..

Tati : “Pak, terima kasih sudah perduli dengan saya. Tapi maaf, untuk saat ini saya belum berminat untuk berumah tangga.”
Tamu tak dikenal : “Oh begitu ya Bu. Kenapa begitu, Bu? Cobalah ibu pikir2 lagi. Ngomong2 tanaman2 Ibu bagus2 sekali, subur2, hijau2. Tapi kok Ibu belum punya anggrek ya? Kalau Ibu mau, saya bisa suruh orang bikinkan taman anggrek di bagian depan rumah Ibu.”
Subhanallah, kok ini orang gak ngerti2 ya…??
Tati dengan masih berusaha tetap sopan : “Maaf Pak. Saya gak berkeinginan punya taman anggrek. Selain saya memang gak mau, saya juga gak bisa mengurus, saya sibuk dengan pekerjaan saya dan kegiatan2 saya yang lain. Terima kasih sudah menawarkan.”
Si Tamu tak dikenal masih aja duduk2 sambil manggut2.. Mungkin berpikir mau ngomong apa lagi… Dia tetap begitu untuk beberapa menit… (Tapi buat Tati rasanya seabad).
Tati : “Pak, maaf ya Pak. Kalo udah gak ada yang mau Bapak bicarakan, saya pamit untuk masuk. Banyak yang harus saya kerjakan di dalam.”
Tati langsung bangkit dari kursi teras dan masuk ke dalam rumah, membiarkan tamu gak dikenal termangu2 di teras.. Lama pula baru itu orang pergi.

Beberapa minggu berikutnya, tamu gak dikenal itu masih bulak balik ke rumah. Tati terpaksa minta tolong si kakak yang kerja mingguan di rumah untuk berbohong mengatakan Tati tidak ada di rumah. Eh tamu tidak diundang, masih ngotot mau ngunggu Tati pulang. Sampai si kakak yang kerja di rumah juga naik spaning dan akhirnya marah ke tamu gak diundang itu.

Usut2 ternyata, si Bapak itu tinggak beberapa blok dari rumah Tati.. Cuma yang jadi pertanyaan, “angin” mana yang menyampaikan kabar kepada si tamu gak diundang “bahwa di blok sana ada perawan tua gak laku2 baru pindah” ? Gak mungkin orang jauh, pasti orang yang di sekitar rumah Tati juga lah.. Mana mungkin orang jauh tau kondisi Tati yang single dan tinggal sendiri. Tapi, kenapa orang yang baru kenal, dan pasti belum mengenal pribadi Tati “bisa dengan cepatnya menghakimi status Tati”. Kenapa dia merasa perlu “berbuat baik” dengan menyampaikan kabar berita yang sebenarnya dia gak tau? Tapi sudahlah… Di sini, orang sering kali terlalu perduli dengan urusan yang tidak perlu dia urus…

Tapi setelah tiga tahun tinggal di rumah yang sekarang… Tati adalah tante buat anak2 tetangga… Senang rasanya, hidup di lingkungan yang ramah, yang membuat kita merasa diterima dengan segala pilihan hidup kita…***