Kahlil Gibran dalam Sang Nabi mengatakan :
Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mendapat imbangan.
Dialah ladang hati, yang dengan kasih kau taburi,
Dan kau pungut buahnya penuh rasa terima kasih.
Dia pulalah naungan sejuk keteduhanmu,
Sebuah pendiangan demi kehangatan sukmamu.
Karena kau menghampirinya di kala hati gersang kelaparan,
Dan mencarinya di kala jiwa membutuhkan kedamaian.
Bila dia bicara, menyatakan fikirannya,
Kau tiada menakuti bisikan “TIDAK” di kalbumu sendiri,
Pun tiada kau takut melahirkan kata “YA”;
Dan bilamana dia diam, terbungkam tanpa bicara,
Hatimu tiada ‘kan berhenti mencoba menangkap bahasa hatinya,
Segala fikiran, harapan dan keinginan, dicetuskan bersama,
Dengan sukacita yang utuh, pun tiada disimpan.
Di saat berpisah dengan teman, kau tiada ‘kan berdukacita;Sebab apa yang paling kau kasihi darinya,
Amatlah mungkin lebih cemerlang dari kejauhan.
Sebagaimana sebuah gunung, nampak lebih agung, dari tanah ngarai dataran.
Janganlah ada tujuan lain dari persahabatan,
Kecuali saling memperkaya kejiwaan.
Sebab kasih yang mengandung pamrih,
Di luar misterinya sendiri,
Bukanlah kasih, namun jaring yang ditebarkan,
Hanya akan menangkap yang tiada diharapkan.
Persembahkanlah yang terindah demi persahabatan;
Jika dia harus tahu musim surutmu,
Biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Sebab, siapakah sahabat itu, hingga kau hanya mendekatinya untuk bersama sekedar akan membunuh waktu?
Carilah ia, untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Sebab dialah orangnya untuk mengisi kekuranganmu,
Bukannya untuk mengisi keisenganmu.
Dan dalam kemanisan persahabatan,
Biarkanlah ada tawa-ria kegirangan,
Berbagi duka dan kesenangan,
Sebab dari titik-titik kecil embun pagi,
Hati manusia menghirup fajar hari,
Dan menemukan gairah segar kehidupan.
Rangkaian kata2 ini rasanya begitu indah.. Sampai di usia segini, alhamdulillah aku sempat merasakan punya sahabat2 yang luar biasa… Sahabat2 dengan hati yang indah…
Mereka ada yg kutemukan saat aku di SMP trus berlanjut di SMA, ada yang aku temukan saat kuliah di Bogor, di Yogya, bahkan juga ada yang aku temukan setelah bekerja. Memang menemukan teman di lingkungan kerja, sedikit lebih rumit di banding saat masih di bangku sekolah. Mungkin karena unsur “kompetisi”nya lebih kuat ya..
Sahabat2ku…, aku rindu dengan kalian….