Weekly Photo Challange : Path

Ini untuk pertama kali aku membuat postingan untuk menjawab tantangan Weekly Photo Challange.  Kebetulan temnya kali ini “path”.. Aku mencoba mengamati arsip photo-photo yang masih tersimpan.. Pilihanku memang tidak banyak setelah aku kehilangan external harddisk setahun yang lalu karena tas tempat aku menyimpan berbagai peralatan kerja, termasuk external harddisk di dalamnya, dirampok di pinggir jalan..

Aku lalu memutuskan untuk menampilkan dua photo, photo-photo yang aku buat tanggal 14 Agustus 2011 yang lalu.
Photo yang pertama adalah photo ini..

Tangga 40, Jalan Simangambat, Sipirok

 Photo ini photo  jalan menuju ke sebuah rumah yang berada di tebing, tepat di seberang rumah Opung saya di jalan Simangambat, Sipirok.  Karena rumah tersebut berada di tanah yang berbeda ketinggian berbelas meter dari jalan raya, jalan menuju rumah tersebut berbentuk tangga..  Penduduk sekitarnya menyebut tangga ini sebagai TANGGA 40.  Aku pernah menghitungnya berkali-kali, aku lupa persisnya berapa jumlah anak tangga yang ada, tapi yang pasti BUKAN 40… 😀

Tangga ini dulu merupakan salah satu tempat nongkrong aku dan saudara-saudaraku saat kami liburan dan mengisinya dengan berkunjung ke rumah Opung..  Dari tangga ini kita dapat melihat aktivitas di teras dan ruang tamu rumah Opung yang pintunya selalu terbuka di siang hari..  Ceritanya mantau, gitu…  Jadi kita bisa tahu siapa yang mau pergi kemana, biar bisa ngikut…  Dari tangga ini kita juga bisa mendengar orang-orang dewasa memberitahukan bahwa makanan sudah siap dihidangkan di meja makan…, sehingga kami bisa segera turun dari tangga dan masuk ke rumah untuk menyerbu makanan yang serba hangat…  Ahhh indahnya liburan masa kecil di Sipirok…

Photo yang kedua, adalah photo ini…

Jalan Setapak di Sibadoar....

Photo ini adalah photo jalan setapak di kampung asal Papa ku, Sibadoar,  sebuah desa sekitar 3 kilometer dari Pasar Sipirok, Kecamatan Sipirok, ke arah Simangambat.  Jalan setapak ini telah disemenisasi.., namun salah satu fungsinya yang tidak berubah sejak bertahun-tahun yang lalu adalah sebagai tempat menjemur hasil pertanian penduduk kampung.., bisa berupa padi, kopi, cengkeh dan juga kemiri..  Pada saat-saat seperti ini, aroma padi, kopi  dan cengkeh yang khas akan menghampiri penciuman kita bila kita menyusuri jalan setapak ini menuju rumah-rumah yang berada di sepanjang jalan setapak ini…  Photo ini mampu menggugah rasa rindu ku untuk kembali berkunjung ke kampung, tanah asal leluhurku.., semoga jadi bisa menggugah orang-orang yang juga berasal dari Sibadoar yaa..  Atau juga menggugah orang yang bukan berasal dari Sibadoar untuk berkunjung ke sini..  Semoga..  ***

10 thoughts on “Weekly Photo Challange : Path

  1. Hi there, and congratulations for participating in your first photo challenge. i am sorry to hear that so much of your equipment was stolen, but happy that you had access to these photo memories. i can almost smell the spices…. 🙂

  2. ah, aku belm sempat cari arsip dengan tema path ini,
    jadi rindu kepingin pulakam, sudah lama sekali…

    maaf lahir bathin ya sondha

    • @ Monda : maaf lahir bathin juga.. aku udah liat blog tarombo Harahap itu.. Karena kami dari garis Papa adalah turunan anak boru (Opung perempuanku anak Mangaraj Elias Harahap), kayaknya yg ada hanya nama Papa, lalu karena dari pihak Mama kami juga anak boru (Mama ku putri Baginda Soripada Paruhum (BSP) Harahap, yang juga anak Mangaraja Elias Harahap), jadi nama kami tidak muncul juga dari garis Mama.. Padahal justru darah Hanopan kental di kami, karema datang dari 2 sisi… 😀

    • @ Monda : maaf lahir bathin juga.. aku udah liat blog tarombo Harahap itu.. Karena kami dari garis Papa adalah turunan anak boru (Opung perempuanku anak Mangaraj Elias Harahap), kayaknya yg ada hanya nama Papa, lalu karena dari pihak Mama kami juga anak boru (Mama ku putri Baginda Soripada Paruhum (BSP) Harahap, yang juga anak Mangaraja Elias Harahap), jadi nama kami tidak muncul juga dari garis Mama.. Padahal justru darah Hanopan kental di kami, karena datang dari 2 sisi… 😀

  3. Pingback: Rest in Peace, Mom… | Sondha's Notes

Comments are closed.