Perkawinan…

Kemaren pagi, Venny (V), junior di kantor yang hobby banget blog walking bilang : Kak, baca blog ini deehh…
Tati (T): Blog siapa, tentang apa?
V : Baca deh kak…

Ternyata blog ini milik seorang perempuan yang cerdas dan bekerja sebagai redaksi di sebuah majalah wanita terkemuka di negeri ini. Ini siyy blog lamanya, karena kamudian dia tidak menulis lagi di blog tersebut, melainkan membuka blog baru…, sesuai dengan tekadnya untuk punya dunia yang baru…

Di blog ini tanggal 8 Maret 2004 perempuan ini menulis Another Sad Story, yang berkisah tentang apa yang terjadi dengan temannya.. Tapi kalo dilihat2 dan dikaitkan dengan tulisan2nya terdahulu, Another Sad Story itu adalah cerita tentang dirinya sendiri…

Lalu tadi malam saat chatting dengan Venny di YM, dia ngebahas lagi cerita hidup si perempaun itu..

V : Kak, sedih banget hidupnya yaaa….? Kok pernikahan itu kayaknya mengerikan ya? Apa yang kurang dari perempuan itu? Kok bisa suaminya begitu? Ngeri ya kak? Jadi takut..
T : Ven.. kakak juga gak ngerti karena belum mengalami yang namanya perkawinan plus sejuta kerumitannya.. Tapi kayaknya perkawinan itu adalah sebuah proses yang gak berhenti sampai salah satu unsur dari perkawinan itu berakhir..
V : Tapi kan jadinya ngeri kak…
T : Ya.. makanya dalam ceramah2 agama selalu diingatin kalo mau nikah tujuannya apa dulu.. pernikahan yang baik itu adalah pernikahan yang tujuannya ibadah, menyempurnakan setengah dari iman kita.. Tujuan itu yang mengikat pihak2 yang terikat di dalamnya untuk berjalan di jalurnya.. Mudah2an kita ketemunya sama orang2 yang pikirannya seperti itu ya..
V : Kayaknya laki2 yang kayak gitu udah langka deh kak..?
T : Waduuhh, pikiran begitu bisa bikin kita berburuk sangka sama Alloh..
V : Astagafirullah, ya kak..
T : Kita harus membangun keyakinan bahwa ada sesuatu yang indah menunggu kita di depan, say..
V : Iya, ya kak. Insya Alloh.
T : Iya, insya Alloh. Ya udah.. tidur giih.. udah malam. Dee..

Percakapan dengan Venny terus berputar di benak Tati menjelang tidur tadi malam.. Memikirkan betapa rumitnya sebuah perkawinan.., betapa rumitnya menyatukan dua jiwa dalam sebuah lembaga yang bernama perkawinan.. Memikirkan, apakah Tati sanggup menjalaninya, bila saatnya tiba? Apakah Tati sanggup mengendalikan diri dalam menghadapi berbagai kejutan, yang bisa jadi akan bener2 bikin terkejut, sehingga jantung berhenti berdetak beberapa saat? Apakah Tati akan mampu untuk menahan diri untuk tidak pergi dan tetap duduk menghadapi kerumitan masalah yang bisa saja terjadi..? Entahlah… karena sebenarnya kita tidak akan pernah tahu jawaban dari semua pertanyaan itu sampai kita menjalaninya sendiri…

Tapi di dalam gelap malam, saat mata menjelang terpejam Tati bermohon agar segala sesuatu yang akan terjadi dalam kehidupan Tati ke depannya adalah kebaikan.. Amin.