My Guardian Angel…

Awal tahun 2002, waktu Tati kembali ke kantor setelah menyelesaikan sekolah di Yogya, Tati dipanggil oleh ibu Sartidja, yang waktu itu menjabat sekretaris (orang kedua) di kantor tempat Tati kerja. Saat itu beliau meminta Tati membantu beliau bekerja, meski Tati tidak ditempatkan di sekretariat, melainkan di bidang lain, tanpa meninggalkan tugas pokok yang menjadi kewajiban Tati. Saat itu beliau bilang, beliau gak bisa menjanjikan apa2, apa lagi yang sifatnya materi, tapi beliau akan memberikan Tati kesempatan buat belajar dan belajar…

Tati seneng banget dapat tawaran tersebut. Karena setelah hampir 3 tahun berkelana untuk menambah isi kepala.., pasti gak mudah buat bisa masuk ke “system”.. So, tawaran ini merupakan kesempatan yang baik… So, dimulai lah hari2 bersama ibu Sartidja yang di lingkungan kantor biasa dipanggil dengan “Kak Idja”.

Siapa sih Kak Idja..? Beberapa tahun setelah Tati bekerja dengan beliau, dalam salah satu percakapan dengan salah seorang senior di lingkungan kerja kita, bapak tersebut bilang, “Kak Idja itu karyawati nomor 1 di lingkungan kita, Ndha. Dia benar2 orang kerja, yang bekerja secara professional. Tanggung jawab. Kerjanya rapi dan teliti banget. Penuh pengendalian diri dan rendah hati, pula.”

Si bapak itu benar… bahkan kak Idja tuh punya kelebihan2 lain.. Peduli dengan anak buah dan lingkungan. Mampu mengendalikan emosi dengan luar biasa. Gak pernah kelihatan marah. Kalo marah paling cuma duduk diam di kursi kerjanya, sambil memandang ke halaman depan kantor…, mengamati kendaraan yang masuk dan keluar. Penampilannya juga rapi dan kalo beliau melintas…, sayup sayup akan tercium bau yang lemmmmbbbuuuuutttt banget, so feminine tapi sederhana, gak berlebihan.

Kak Idja gak pernah membiarkan anak buahnya lembur tanpa kehadiran dirinya…, mau sampai jam berapa pun.. bahkan sampai dini hari…!!! Buat anak buahnya yang kerja, kak Idja gak akan membiarkan meja2 kita kosong tanpa makanan dan minuman… Bahkan kalo semua orang sibuk, dan makanan yang diinginkan gak menyediakan jasa delivery, kak Idja akan menyuruh adiknya, Yelly, untuk pergi membelikan makanan…, meski terkadang harus mengeluarkan uang dari kantongnya sendiri..!!

Kepada Tati, kak Idja mengajarkan cara mengkonsep surat2 dinas dengan bahasa yang efisien dan efektif… Kak Idja juga sabar mengkoreksi berbagai kesalahan2 yang Tati bikin selama proses belajar… Bahkan Kak Idja selalu mencari tahu dan mendengarkan problem2 Tati…, memberi nasehat, memberi perhatian yang gak sebatas perhatian seorang atasan, melainkan seperti seorang kakak… Soal rezeki…? Kak Idja selalu mengatur sedemikian rupa, sehingga kita2 yang bekerja memperoleh rezeki yang tidak berlebihan tapi alhamdulillah, layak disyukuri…

Lucunya kedekatan kita beberapa kali dinilai negative oleh pihak2 tertentu. Ada yang menuduh Tati bisa dekat dengan beliau karena “menjilat”.. Waduuhhh… Waktu itu Tati cuma nyeletuk ke teman yang nyampein dugaan tersebut, “Kalo emang si ibu yang satu ini bisa dijilat, kok teman2 lain gak menjilat?”. Hehehe.. Alhamdulillah, sampai saat ini meski kita udah gak punya hubungan struktural dalam pekerjaan, hubungan kita tetap dekat. Padahal dalam kondisi seperti ini kan gak ada yang mau dijilat….

Pernah juga, Tati dan kak Idja berangkat keluar kota dalam waktu hampir bersamaan. Tati ambil cuti tahunan untuk keperluan pribadi di Jakarta, lalu nerusin jalan2 ke Yogya. Sementara kak Idja sehari kemudian berangkat ke Jakarta buat urusan kantor.

Waktu kembali bekerja…, salah seorang yang saat itu senior di kantor berkata pada Tati, “Enak lah ya jalan2 dengan uang negara.”
Tati kaget dan terbengong2…
Setelah berpikir sejenak, Tati lalu bertanya “Maksudnya apa, pak?”
Si bapak : “Iya, kamu pergi jalan2 ke Jakarta sama kak Sartidja, kan? Dapat Biaya Perjalanan Dinas donk…!!”
Waduuuuhhhh, assooyyy banget tuduhannya..
Tati : “Pak, hati2 kalo nuduh …, Bapak tau gak kalo saya itu ke Jakarta buat urusan pribadi, lalu saya liburan ke Yogya. Saya itu ambil cuti tahunan, saya gak pergi dengan ibu Sartidja. Dan karena ini cuti, semua biaya berasal dari tabungan pribadi saya”
Si Bapak : “Oh gitu, ya? Maaf lah ya, saya salah informasi kalo begitu.”
Hehehe… Pahit… pahit… !!! Susah ternyata punya kedekatan dengan atasan…

Kenapa kok Tati tau2 hari ini nulis tentang Kak Idja yang udah lebih dari setahun gak sekantor dengan Tati …?

Ini karena kejadian kamis malam tanggal 1 November yang lalu. Kita berdua pergi menghadiri acara 40 hari meninggalnya orang tua salah satu rekan kita. Tati menjemput kak Idja di rumahnya karena kak Idja gak ada supir kalau malam dan beliau gak berani nyetir mobil. Waktu itu cuaca buruk, hujan lebat, kilat dan petir menyambar2.. Mana lampu jalan banyak yang mati pula. Tati menjalankan mobil sangat pelan.., sehingga kita butuh waktu lebih lama dari yang seharusnya untuk sampai di tempat acara.

Usai acara, Tati nganterin kak Idja pulang… Nah, waktu Tati mau nerusin perjalanan buat pulang, kak Idja gak membiarkan Tati mengendarai mobil sendirian menyusuri jalan keluar dari kompleks perumahannya, sepanjang sekitar 3 km yang gelap dan sunyi, menyusuri parit besar pula.. . Kak Idja beserta adiknya, yang baru sampai dari luar kota, mengiringi Tati dengan mobilnya dari belakang sampai ke jalan besar yang ramai.. Kak Idja tetap ngotot mengiringi, meski Tati bilang, insya Allah Tati gak apa2, karena rasanya si sparky dalam keadaan yang fit. Bahkan saat Tati udah sampai di rumah, beliau menelpon untuk memastikan bahwa Tati sudah sampai di rumah dengan selamat. Yang kayak gini bukan pertama kali.., melainkan kerap kali beliau lakukan. Beliau sangat perduli dengan keselamatan orang2 di sekitarnya. Bahkan waktu Tati baru2 pindah ke rumah yang sekarang, beberapa hari sekali, sebelum tidur beliau menelpon Tati untuk mengingatkan agar jangan lupa memeriksa pintu2 dan peralatan listrik sebelum tidur.. Perhatian banget, detil banget….

Ada satu cerita heboh … Suatu kali, saat salah satu jalan masuk ke perumahan tempat Tati tinggal rusak, orang yang tak dikenal menawarkan pada Tati untuk menunjukkan jalan alternative. Orang itu bersama beberapa temannya pakai mobil lain dan berjalan di depan mobil Tati. Tati pada awalnya mencoba menerima tawaran tersebut, tapi begitu melihat jalan yang ditunjukkan semakin tak tentu, mengarah pada semak belukar, Tati memutuskan balik arah, tanpa memperdulikan teriakan orang2 tersebut. Di kantor, Tati cerita ke kak Idja tentang kejadian tersebut. Kak Idja langsung wanti2 agar Tati benar2 waspada, secara selalu kemana2 sendiri, gak siang gak malam.

Malamnya, kak Idja bolak balik menelpon ke hp Tati, karena beliau khawatir Tati dibuntuti oleh orang2 tersebut. Tapi telepon gak Tati angkat karena hp tinggal di kamar, sementara Tati ngobrol sama ibu tetangga di depan rumah. Karena berkali2 nelpon dan gak juga diangkat, kak Idja lalu menelpon Eko, minta Eko cari tau keberadaan Tati. Saat Eko ngasi tau ke kak Idja kalo dia juga gak bisa menghubungi Tati, kak Idja lalu meminta Eko menghubungi sepupunya yang tinggal di blok lain tapi di perumahan yang sama dengan Tati, untuk mengecek keadaan Tati di rumah. Untungnya, sebelum sepupu Eko bergerak, Tati udah selesai ngobrol dengan ibu tetangga, dan menemukan so many miscall di hp, dari kak Idja dan Eko. Tati langsung menelpon balik kedua nomor tersebut.. Kak Idja langsung lega, begitu juga Eko. Nyesel deh udah bikin cemas orang2 yang perduli dengan Tati..

Makasih udah peduli dengan Son
dha selama bertahun2, ya kak. You are like a guardian angel for me… especially when I was in low part of my life.. Thank you.

Ini pics saat berlibur bersama.

Nonton Chingay Festival
L-R : Tati, Kak Idja dan Eko

Di depan sebuah bangunan tua yang masih dilestarikan dan dimanfaatkan menjadi pertokoan di Orchad…

Menhirup udara malam yang segar di tengah hirup pikuk the Lion City

Bersama Kak Idja dan Eko di Genting Highland..

3 thoughts on “My Guardian Angel…

  1. Pingback: Selamat Jalan Pocahontas Bermata Indah…. « Sondha's Notes…

  2. Woww amazing, ketemu blog ini, banyak crita orang2 yg saya”tahu” ada d sini, kisah tengku fifi, dan cik ijah, so keep spirt ya kak, tetep menulis, saya akan teruz baca blog kaka….

  3. Pingback: Buka Bareng Keluarga Besar Bappeda Kota Pekanbaru.. « Sondha's Notes…

Comments are closed.