“Menari lah dan terus tertawa.. Walau dunia tak seindah surga….”
Dua baris lirik lagu itu mengalun di benak ku saat pimpinan ku mengatakan ada undangan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Wilayah Sumatera tanggal 13 – 15 Desember 2014 di Belitung, dan beliau memerintahkan diri ku untuk mewakili beliau menghadiri rapat tersebut….
Aku lalu mempersiapkan diri untuk PERJALANAN KU tersebut… Berkoordinasi dengan Bappeda, yang merupakan leader untuk acara tersebut…, menyiapkan bahan-bahan yang dikompilasi Bappeda, dan mencari tiket… Akomodasi…? Staff Bappeda yang mencarikan, peserta tinggal datang dan menyelesaikan pembayaran… Lumayan lah, gak mencari-cari di tempat yang baru pertama kali didatangani.. 😀
Dari Pekanbaru kalau mau ke Belitung, seperti ke wilayah tengah dan selatan Sumatera lainnya, harus terbang ke Jakarta dulu… (Mungkin sudah waktunya, salah satu kota di wilayah tengah pulau Sumatera menjadi hub untuk penerbangan ke berbagai kota di Pulau Sumatera). Saat membeli tiket di website Garuda, saya baru tahu kalo mau ke Belitung itu penerbangannya langsung ke kota Tanjung Pandan, ibu kota Kabupaten Belitung…, bukan ke Pangkal Pinang, ibu kota Provinsi Bangka Belitung.. Bahkan ternyata kalau dari Pangkal Pinang ke Tanjung Pandan, orang harus naik pesawat sekitar 30 menit, atau naik kapal laut sekitar 4 jam.. So, kalau teman-teman mau ke Belitung, jangan salah beli tiket yaaa…
Karena penerbangan yang bisa connecting dari Pekanbaru ke Tanjung Pandan harus pagi-pagi dari Pekanbaru, jadi lah hari Jum’at 12 Desember 2014 jam 07 pagi diri ku sudah berangkat dari Pekanbaru ke Jakarta… Lalu jam 11-an nyambung terbang dari Jakarta ke Tanjung Pandan… Di penerbangan yang sama ada pimpinan dan rekan-rekan dari beberapa Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD).. Karena rombongan, saat sampai di Tanjung Pandan sudah disediakan kenderaan oleh Pemerintah setempat untuk membawa kami ke hotel…
Menginap dimana….?
Di Tanjung Pandan ada banyak hotel dengan berbagai kelas… Ada hotel Aston, yang lokasinya di tepi pantai.. Ada hotel Grand Hatika yang berlokasi tak jauh dari Pantai Pendam, pantai yang berada di tengah kota Tanjung Pandan. Bahkan saat ini juga sedang dibangun hotel dari jaringan Max One. Rombongan kami dipesankan di hotel Green Tropical Village.. Sebuah hotel milik pengusaha lokal, yang katanya mantan pegawai perusahaan penambang timah.. Hotel ini konsepnya cottage… Bangunan kamar-kamar yang dipercantik dengan teras-teras berbahan kayu… Juga terdapat beberapa balai bengong di bawah pepohonan rindang, di tepi-tepi 3 buah kolam renang.. Rate-nya berapa…? Untuk deluxe, saat weekend dibandrol IDR 640 K, saat weekdays IDR 520K.
Secara rapat diadakan hari Sabtu 13 Desember 2014…, maka setelah istirahat sejenak…, saya dan 2 orang rekan kerja dari SKPD lain, pergi untuk mencari makan siang….
Naik apa….? Hmmmm… ini memang masih menjadi masalah bagi pengembangan parwisata di Belitung… Karena sarana transportasi umum masih terbatas… Ada juga muahaaaalllll…. Taxi argo di Pulau Belitung hanya ada 5 unit.. Whaaaaatttttt….? Iya, se-pulau yang terdiri dari 2 kabupaten, hanya ada 5 unit taxi argo… Namanya Street Taxi.. Nomor pemesanan, alias nomor ownernya 082283015555..
Terus klo mo pergi-pergi, dan taxi argo gak ada, gimana…? Biasanya hotel-hotel menyediakan kenderaan yang bisa disewa.. Ukurannya macam-macam.. Ada sejenis avanza, ada juga mini bus yang muat sekitar 10 orang… Harganya..? Sewa per hari IDR 600 K untuk Avanza atau sejenis.. Ada juga yg mau 1/2 hari. harganya IDR 350 K. Di luar itu belum ada…
Terus pergi makan kemana jadinya…?
Rumah makan Belitong Timpo Duluk.. Rumah makan yang berlokasi di Jalan Lettu Mad Daud, Tanjung Pandan ini menyediakan makanan khas Belitong (demikian cara orang setempat menyebut Belitung).. Menu-menu yang ditawarkan sepertinya tak jauh berbeda dengan masakan Melayu di Riau.. Tapi ikan yang ditawarkan ikan laut, dan berbagai seafood…
Dari menu-menu yang ditawarkan aku memilih ikan bakar simpor.., tanpa tahu apa itu simpor.. Aku pikir, itu sejenis cara memasak… Ternyata…. simpor itu adalah sejenis tanaman dari keluarga Dilleniaceae. Ikan bakar simpor adalah ikan yang dibumbui lalu dibungkus dengan daun simpor lalu dipanggang… Ngomong-ngomong soal daun Simpor…, daun ini menjadi semacam icon khas Belitung… Karena digunakan menjadi motif batik Belitung, pembungkus ikan.., bahkan pembungkus nasi saat dihidangkan di RM Timpo Duluk..
Setelah perut terasa nyaman, kami melanjutkan perjalanan… Kemana…? Karena hari sudah sore, kami tidak bisa pergi terlalu jauh… Kami pergi ke beberapa pantai yang masih termasuk Kabupaten Belitung… Pantai mana aja…?
Pertama-tama kami pergi ke Pantai Pendam… Pantai ini berada di dalam Kota Tanjung Pandan.. Pantai ini mempunyai permukaan yang landai, dan berfungsi menjadi tempat rekreasi warga kota.. Ada beberapa tempat makan di situ.. Kami gak turun dari taxi saat di pantai ini… Kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Batu Banyak..
Pantai Batu Banyak berada sekitar 30 km dari Kota Tanjung Pandan.. Di pantai ini kelihatan Pulau Garuda di kejauhan… Dari pantai ini juga tersedia kapal-kapal kecil untuk menyeberang ke Pulau Lengkuas, salah satu data tarik yang paling keren di Belitung.. Tapi karena kami datang di bulan Desember, saat cuaca tak bersahabat untuk bermain-main di laut, menyeberang ke Pulau Lengkuas is forbidden to do.. Kalau memang berniat mau travelling sampai ke Pulau Lengkuas, datang lah ke Belitung di bulan Mei.. Demikian kata orang-orang di Belitung.. Pantai Batu Banyak ini permukaannya landai dan pasirnya sangat halus.. tak banyak batu-batu besar.. Jadi kalau berenang atau sekedar bermain di pantai, ini adalah tempat yang tepat…
Dari Pantai Batu Banyak kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Tanjung Kelayang… Pantai ini adalah pantai di Belitung yang paling terkenal… Kenapa….? Yaaaa…… Betullll … Karena pantai dengan batu-batu raksasa ini adalah lokasi pembuatan film Laskar Pelangi yang luar biasa itu….
Pantai ini memang unik… Sejauh yang aku pernah jelajahi, pantai ini lah yang batunya gede-gede banget… Honestly, sebagai orang yang pernah belajar tentang geomorfologi, otak ku bertanya-tanya ini landform-nya apa yaa…? Tapi sebenarnya batu segede-gede gaban ini bukan hanya berserak di Pantai Tanjung Kelayang…, tapi juga di beberapa tempat menuju pantai ini… Kalo menurut supir taxi, dan dia juga dari dengar-dengar… 😀 Pada zaman dahulu kala…, ada serangkaian meteor jatuh ke bumi…. Dan jatuhnya itu di sekitar Pulau Belitung… dan itu lah yang menjadi batu-batu segede gaban…
Apa yang bisa dinikmati di Pantai Tanjung Kelayang…? Ya batu-batu yang cantik… serta mengintip pantai dari sela-sela batu… atau yang muda-muda, bisa naik ke batu-batu… Secara diriku sudah tak muda lagi… aku hanya menikmati dari permukaan sajahhh…. pake hhh 😀
Kami tak berlama-lama di pantai ini.., hanya sekitar 45 menit, karena sudah hampir magrib… Jadi kami segera kembali ke hotel… Sempat singgah di sebuah toko kecil yang menjual oleh-oleh khas Belitong yang menjual batik dan barang-barang lain…, tapi tak membeli apa pun.. Batik Belitong dengan motif Daun Simpor dibandrol sangat mahal IDR250K, dengan bahan yang sangat biasa.. Padahal rasanya ingin punya satu buat kenang-kenangan.. hiks…
Oh ya… berapa biaya taxi kami untuk perjalanan yang hanya sekitar 3 jam dan tak sampai 100 km pulang pergi sore itu…? Sekitar IDR500K. Mahal banget yaaaa…. Ini memang jadi pelajaran, untuk lebih baik rental mobil di hari-hari berikutnya.. atau kalau datang lagi ke Belitung ***
Pingback: Ke Negeri Laskar Pelangi… (2) | Sondha's Notes