Kita lanjutin lagi cerita tentang persiapan perjalanan mandiri ke Jepang di Februari 2020, yang sudah ditulis di postingan sebelumnya yaa teman-teman…
TRANSPORTASI LOKAL

Bila Japan Rail Pass digunakan untuk naik kereta api antar kota, untuk transportasi umum di Tokyo, kami membeli kartu SUICA. Saya membeli kartu SUICA secara online di Klook pada tanggal 17 Januari 2020. Tanggal 22 Januari 2020 terima email yang isinya voucher untuk ditukar dengan kartu SUICA yang isinya JPY1.500 dan deposit (jumlah yang tidak bisa digunakan untuk transaksi, tapi bisa di-refund saat pengembalian kartu ke JR Office) sebesar JPY500. Lokasi penukaran, ada di Bandara Haneda, Bandara Narita, juga di beberapa tempat lainnya yang dicantumkan di email.
Untuk kartu SUICA, menurut saya lebih baik beli setelah tiba di Jepang saja, karena kartu ini mudah didapat di counter JR yang ada semua stasiun di Tokyo. Kalau beli di Klook, harus ditukar di tempat tertentu, yang jam operasinya belum tentu sesuai dengan waktu perjalanan kita. Bahkan klo kita beli SUICA di counter JR ada pilihan, untuk turis atau bukan. Kalau untuk turis harganya berbeda, lebih murah. Selain itu gambar di kartu SUICA berbeda dengan kartu SUICA classic yang saya dapat. Teman-teman yang beli di di sana, kartunya bergambar bunga sakura. Untuk pengecekan dan penambahan (top up) saldo, bisa dilakukan di vending machine yang terdapat di sekitar pintu-pintu masuk stasiun. Penggunaan vending machine relatif mudah, so don’t worry.. Justru berkenalan dengan berbagai teknologi yang ada menjadi daya tarik sendiri selama di perjalanan..
Saya menukar voucher SUICA dimana? Di Shinjuku Takashimaya Duty Free, yang berlokasi di Takashimaya Times Square, 11th Floor, 5-24-2 Sendagaya, Shibuya-ku, Tokyo. Nemu lokasinya gak sengaja, saat mundar mandir ngisi waktu di Shinjuku Station menunggu teman yang menjemput passportnya ketinggalan di apartemen tempat kami menginap. Shinjuku Takashimaya itu bagian belakang gedungnya persis di seberang kantor JR di Shinjuku Station. Kesimpulannya, klo beli SUICA, beli setelah sampai di Jepang aja… π
Btw, klo gak salah ingat kartu SUICA ini juga bisa diguunakan untuk transportasi lokal di Osaka dan Kyoto. Jadi ini kartu efektif banget.

Lalu…, bagaimana merencanakan jadwal perjalanan, untuk ke berbagai tempat? Mau naik apa, di stasiun mana, jam berapa?
Alhamdulillah… Jepang sebagai negera yang modern, dengan sistem transportasi umum yang canggih, informatif dan tepat waktu, membuat kita bisa merencanakan perjalanan dengan baik. Kita bisa melihat semua informasi transportasi umum di aplikasi Google Map. Bila kita memasukkan tempat awal dan tujuan, serta kapan waktunya kita bergerak, Google Map akan memberikan informasi arah ke stasiun/halte, pilihan-pilihan transportasi publik yang bisa kita naiki di sekitar waktu yang kita inginkan, nomor platformnya, bahkan berapa stasiun/halte yang akan kita lewati untuk sampai ke tujuan. Jadi kita insya Allah gak akan nyasar.. Klo nyasar2 dikit, tanya Google Map lagi. π π π
Buat saya merencanakan transportasi ini salah satu bahagian yang sangat menyenangkan dalam merencanakan perjalanan kami.

PAKET TRAVELING KHUSUS
Selama traveling di Jepang, inginnya semua perjalanan dilakukan secara mandiri. Tapi ada satu destinasi dengan event yang ingin kami kunjungi, yang tidak terbuka untuk transportasi umum, melainkan dikelola secara khusus, yaitu Shirakawa-go Illumination atau winter light up. Shirakawa-go adalah pedesaan di Gifu Perfecture, denga artsitektur rumah yang unik dan sudah ditetapkan menjadi World Heritage oleh Unesco. Di beberapa malam akhir pekan di musim dingin, lampu-lampu di rumah-rumah di Shirakawa-go akan dinyalakan, sehingga memberikan pemandangan tebaran cahaya dalam gelap malam bersalju. Seperti melihat gambar di buku dongeng.
Untuk bisa menghadiri Shirakawa-go Illumination kita harus membeli paket wisata yang dikelola oleh Nohi Bus, dengan keberangkatan dari Terminal Bus di Kota Takayama. Paket Shirakwa-go Illumination yang ditawarkan pada Februari 2020 ada 3 macam. Paket pertama kunjungan ke Shirakawa-go saja; paket kedua kunjungan ke Shirakawa-Go plus makan malam; paket ketiga kunjungan ke Shirakawa- Go sampai ke deck di kaki bukit sehingga bisa melihat desa dari atas plus makan malam.
Karena jumlah paket yang tersedia sangat terbatas, maka untuk bisa menyasikan Shirakawa-go Illumination pada tanggal 07 Februari 2020, paket tersebut dibeli segera secara online, sebelum keberangkatan.
AKOMODASI
Penentuan akomodasi dan penyusunan ittenerary adalah pekerjaan dengan panah dua arah. Bolak balik dan saling menyesuaikan. Karena kami pergi bersama, dan urusan persiapan dilakukan dengan berbagi tugas, mencari hotel menjadi tanggung jawab temanku. Namun pengambilan keputusan dilakukan setelah kami diskusi. Temanku itu melakukan pemesanan hotel di secara online di website yang biasa dia gunakan.
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan kami dalam mencari akomodasi, yaitu :

1) Lokasi. Penginapan harus mudah diakses dari stasiun kereta, karena kereta merupakan transportasi publik terbesar di Jepang, dan akan menjadi transportasi utama yang akan digunakan selama perjalanan. Lokasijuga sangat perlu dipertimbangkan karena setiap hari perjalanan akan diisi penuh dari pagi sampai malam, jadi diperkirakan setiap malam, kami akan kembali ke tempat menginap dalam keadaan lelah. Jadi harus diusahakan sedekat mungkin dengan stasiun. Lokasi juga menjadi pertimbangan untuk keamanan bagi seluruh anggota rombongan yang berjenis kelamin perempuan. Keamanan tetap harus dipertimbangkan meski Jepang adalah negara yang relatif sangat aman ;
2) Kenyamanan. Akomodasi harus nyaman untuk digunakan bersama oleh seluruh anggota rombongan yang terdiri dari 6 orang. Nyaman ini meliputi luas ruangan, jumlah bed, ketersediaan lift bila berada di lantai lebih dari 2, ketersediaan mini kitchen yang lengkap dengan peralatan memanaskan air untuk minum, microware. Kalau soal toilet dan bathroom, sepertinya tak perlu khawatir, karena Jepang punya standard yang sangat baik menyangkut kedua hal tersebut;
3) Harga. Harga tentu saja menjadi pertimbangan yang juga penting, karena Jepang adalah salah satu negera dengan biaya hidup yang mahal, terutama di Tokyo. Seluruh biaya akomodasi ditanggung bersama secara merata oleh 6 anggota rombongan.
Mencari akomodasi buat perjalanan kami tidak mudah, karena kami cenderung mobile. Sesuai dengan ittenarary yang sudah disusun, kami merencanakan untuk menginap di Tokyo 2 hari pertama, lalu menginap di Toyama, Takayama, Osaka dan kembali menginap di Tokyo di malam terakhir di Jepang. Alhamdulillah kami mendapat kesempatan menginap di berbagai macam akomodasi. Kami menginap di menginap 2 malam di apartemen mungil di kawasan Yotsuya Tokyo. Menginap di Comfort Hotel di Toyama. Menginap di Sora-Ama Hostel dengan kamar ala Jepang alias berkasur tatami di Takayama. Lalu menginap 3 malam di Universal Bay Condominium, kondo 3 kamar dengan ruang duduk, dapur dengan area makan yang nyaman di Osaka. Terakhir, kami menginap di hotel Mimaru Hotel Tokyo Ueno North dengan 6 bed yang sangat nyaman, tak terlalu jauh dari Ueno Park. Review dari masing-masing akomodasi, dibahas nanti ya teman-teman..
Berapa biaya akomodasi untuk 8 malam? Lumayan, hampir setara dengan harga tiket Kuala Lumpur – Haneda pp. Akomodasi dan tiket pesawat merupakan dua komponen terbesar dari biaya perjalanan yang kami lakukan.
ASURANSI PERJALANAN
Mengingat perjalanan yang akan dilakukan cukup beresiko karena menempuh jarak yang jauh, di negeri yang asing, mobilitas yang tinggi, akan menggunakan berbagai moda transportasi, dilakukan pada musim end-winter yang sangat beresiko bagi kesehatan untuk yang biasa hidup di daerah tropis, kami memutuskan untuk mengurangi resiko dengan membeli asuransi perjalanan . Asuransi perjalanan ditujukan untuk menutup biaya yang timbul akibat pengobatan, pembatalan perjalanan, bagasi hilang, insiden dalam perjalanan, dan kerugian lain yang timbul selama perjalanan.
Kami mencari informasi tentang asuransi perjalanan dari beberapa websiste perusahaan asuransi, juga bertanya pada teman yang berkerja sebagai agen asuransi. Beberapa perusahaan asuransi telah menyediakan layanan pembelian asuransi perjalanan secara online. Namun mengingat banyak hal lain yang juga harus diurus, takut ada data yang kurang pas saat disampaikan ke pihak perusahaan asuransi, kami memutuskan untuk membeli asuransi melalui agen asuransi.
Paket asuransi apa yang kami ambil?
Asuransi perjalanan untuk group, karena harga premi bila dibagi bersama jadi lebih murah, dari pada premi asuransi perjalanan perorangan. Manfaat asuransi yang kami pilih, adalah manfaat maksimal.
FASILITAS KOMUNIKASI
Mengingat Jepang adalah negara dengan teknologi sangat maju, wifi ada dimana-mana. Di stasiun, bahkan di kereta-kereta api. Karena pada saat ini berbagai aplikasi yang membuat kita bisa berkomunikasi baik berupa text message, voice call maupun video call dengan menggunakan jaringan internet. Kita gak perlu menyediakan cadangan pulsa yang banyak, atau buka roaming sebelum berangkat ke Jepang. Cukup dengan mengakses wifi.
Apakah mengandalkan wifi public cukup? Menurut saya tidak. Karena wifi public kadang tidak stabil, kadang kualitasnya kurang baik. Lalu apa solusinya? Pocket wifi.
Untuk bisa menggunakan pocket wifi selama melakaukan perjalanan di Jepang, kita tak perlu membeli, cukup menyewa saja. Saat tiba, saya lihat di Bandara Haneda ada counter penyewaan pocket wifi. Ini bisa jadi alternatif bagi teman-teman yang ingin menyewa setelah sampai di sana. Tapi biar gak harus mencari-cari lagi setelah sampai di Jepang, pocket wifi bisa dibawa dari Indonesia. Kita tinggal mengaktifkan pocket wifi yang sumber energinya menggunakan battery yang bisa di-recharge dengan menggunakan kabel yang sama dengan charger handphone. Ukurannya pun kecil, tinggal dimasukkan ke backpack.
Untuk mendapatkan pocket wifi Jepang di Indonesia, coba searching di google. Ada banyak info layanan penyewaan alat tersebut, terutama di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia. Karena berangkat dari Pekanbaru, yang setahu kami belum ada jasa layanan tersebut, maka kami menyewanya dari Jakarta. Penyedia jasa mengirimkannya ke Pekanbaru dan sampai ke kami beberapa hari sebelum berangkat. Sesuai arahan penyedia jasa, pengembaliannya dilakukan dengan menyerahkan ke salah satu mini market yang ditunjuk penyedia jasa. Tapi di Pekanbaru, nampaknya petugas di mini market yang menjadi rekanan penyedia jasa belum terbiasa untuk menerima pengembalian wifi modem, sehingga teman saya yang mengembalikan ke sana agak mengalami kesulitan,
PAKAIAN
Bawa pakaian apa, berapa banyak selama perjalanan 11 hari pulang pergi ke daerah yang sedang end-winter, bahkan bersalju di beberapa tempat yang akan didatangi? Kalau gak salah ingat, diriku bawa 2 gamis katun, 3 rok, 1 celana panjang bahan kaus, 1 blus katun, 4 baju kaus tangan panjang, 1 baju kaus tebal selutut lengkap dengan hoodie, sengaj dibawa khusus untuk pergi ke daerah yang bersalju. Selain itu diriku bawa 2 legging, 3 set winter long john, 1 jacket panjang bahan rajut dan 1 jacket yang benar-benar tebal.
Aku juga bawa 6 set kaus kaki khusus untuk di cuaca dingin. Iyu pun selalu dipakai dua lapis. Kita juga perlu bawa kaus kaki untuk digunakan di tempat kita menginap, karena saat end-winter, lantai jadi sangat dingin. Sandal rumah yang disediakan penyedia akomodasi tidak cukup untuk menahan kaki dari rasa dingin. Untuk tidur, aku bawa 2 buah baju tidur. Aku juga bawa beberapa shawl aneka warna dan motif, selain wajib untuk menghangatkan leher, shawl juga membuat tampilan terlihat berbeda, meski menggunakan baju yang sama.
Sepatu? Aku sebenarnya bawa 2 pasang sepatu. Sepasang sepatu keds dan sepasang sepatu boots wedges berbahan suede. Mengapa bawa 2? Untuk mengantisipasi sepatu yang satu basah terkena salju. Tapi aku lupa, klo beberapa tahun yang lalu kaki kananku pernah cedera di angkle. Akibatnya sepatu boots tak lagi nyaman untuk dipakai berjalan kaki untuk wakttu yang lama dan jarak yang panjang Meski dibawa, bootsku tidak terpakai. Akibatnya saat septu basah kena hujan salju di Toyama, sebelum dan setelah bangun tidur, ada acara mengeringkan sepatu pakai hai dryer di kamar hotel. π π Kesimpulannya, untuk perjalanan yang sangat mobile, membawa dua pasang sepatu keds adalah pilihan terbaik.
Sebenarnya gak perlu bawa pakaian luar terlalu banyak, karena meski bergerak ke sana kemari, tubuh cenderung tak berkeringat. Kalau pun berkeringat, tak banyak, dan segera kering kembali. Tak ada bau yang melekat di pakaian. Tinggal dijemur sambil diangin-anginkan saja. Apa lagi kalau dapat tempat menginap yang ada mesin cuci, seperti di kondo di Osaka, pakaian bisa dicuci dengan keringkan sampai 80%, sebelum tidur, pagi-pagi dijemur, sore sudah kering. π
KONSUMSI DAN OBAT-OBATAN
Untuk konsumsi, sejak awal kami sepakat untuk tidak mengumpulkan uang. Pertimbangannya selera berbeda-beda, harga makanan yang akan dipilih juga akan berbeda. Jadi kita pakai prinsip, pay what you eat alias bayar sendiri-sendiri apa yang dimakan. Dan itu memang lebih fair.
Secara kami orang Indonesia asli, yang gak kenyang klo belum ketemu nasik dan sambel. Maka kami membawa aneka ragam makanan kering selera asal. Ada yang bawa sambal kentang, ada yang bawa sambal teri plus kacang, ada yang bawa rendang daging dan rendang kerang. Kami juga membawa beberapa mie instant, aneka biskuit, permen, dan minuman sesuai selera masing-masing. Saya bawa cadbury, minuman coklat kesukaan, juga teh dan pemanis buatan, juga beberap biskuit kesukaan. Minuman cadbury hangat yang dibawa dalam tumbler tahan panas sungguh menjadi mood booster dan sumber energi saat memulai perjalanan setiap pagi.
Gak usah repot-repot untuk bawa beras, ya teman-teman. Apa lagi sampai berkarung-karung.. π π π Orang Jepang sama seperti kita, salah satu makanan pokoknya adalah nasi. Di gerai-gerai mini market seperti Seven Eleven atau Family Mart, yang terdapat di setiap sudut kota, tersedia nasi yang tinggal dihangatkan di microwave. Jadi gak perlu bawa mini magic com, apa lagi panci. π π π Untuk mebawa bekal dalam perjalanan, masing-masing perlu membawa lunch box plus sendok dan gapu, serta tumbler.
Meski tidak sakit, obat-obatan tetap perlu disiapkan, termasuk vitamin untuk mejaga daya tahan tubuh, yang akan beraktivitas luar biasa selama 11 hari. Obat yang dibawa adalah obat-obat generik untuk berjaga-jaga bila terkeba flu, diare dan alergi. Juga obat bila terluka serta band aid.
KOPER, TAS DAN PENGIRIMAN
Setelah diskusi, saya dan teman-teman memuruskan untuk membawa 1 koper besar, 1 koper kecil, 1 ransel dan 1 sling bag. Ransel untuk membawa kotak makanan, minuma, perlengkapan sholat, kebutuhan sanitary selama melakukan perjalanan setiap hari dan juga berbagai keperluan lainnya. Sling bag digunakan untukmembawa barang-barang kecil yang harus cepat diakses, seperti dompet, kartu ATM, CC, passport, JR Pass, kartu Suica, handphone, serta catatan itenerary dan rencana tranportasi yang akan digunakan di hari tersebut.
Untuk lebih terorganisir, saya menyiapkan 3 card holder dengan warna yang berbeda untuk memudahkan dalam mengambil. Satu card holder untuk menyimpan plastic money, satu card holder untuk menyimpan beberapa kartu penting buat berjaga-jaga tapi kemungkinan sangat jarang digunakan, dan satu card holder lagi untuk menyimpan kartu Suica, tiket masuk museum, dan sejenisnya. Card holder penyimpan plastic money, dan card holder penyimpan kartu penting disimpan di kantong bahagian dalam sling bag, dan hanya dikeluarkan saat akan melakukan pembayaran. Karena terpisah, plastic money tidak bulak balik ikut keluar saat mengunakan kartu Suica yang harus di-tap saat masuk dan keluar stasiun. Tujuannya untuk mengurangi resiko tercecer selama melakukan perjalanan.
Selama perjalanan, saya tidak membawa dompet yang biasa saya gunakan. Saya menggunakan case berbahan sama dengan card holder untuk menyimpan uang, juga case senada untuk menyimpan passport. Saya tidak menggunakan passport wallet, karena sering kali petugas imigrasi minta kita menyerahkan passport tanpa cover saat mereka melakukan pengecekan. Menggunakan case-case ini rasanya lebih praktis, gak menuh-menuhin sling back yang ukurannya kecil.
Mengapa kami membawa 2 koper? Karena dalam perjalanan yang direncanakan, akan ada perjalanan ke beberapa kota dalam 3 hari, bahkan ada 2 kota dalam 1 hari. Dalam perjalanan yang seperti itu, agar leluasa bergerak, hanya perlu membawa 1 atau 2 set baju. Saat sampai di kota yang dituju, koper akan dimasukkan ke locker yang tersedia di stasiun, lalu diambil saat akan melanjutkan perjalanan. Akan menyulitkan bila membawa koper besar kemana-mana. Lagi pula semakin besar ukuran locker yang disewa, harga sewa semakin tinggi. Jadi untuk perjalan yang seperti itu cukup bawa koper ukuran cabin.
Lalu koper yang besar dikemanakan? Di Jepang, untuk memudahkan pergerakan orang dan barang, terutama traveler, tersedia jasa untuk pengiriman koper, namanya Takkyubin atau Takuhaibin. Perusahaan ini punya banyak outlet di berbagai kota di Jepang, dan bekerja sama dengan gerai Seven Eleven. Jadi bila kita akan melakukan perjalana ke beberapa kota dalam beberapa hari, kita bisa mengirim barang-barang kita ke kota tujuan akhir. Berapa biaya pengiriman? Tergantung jarak pengiriman dan berat barang yang akan dikirim.

Barang-barang akan di antar Takkyubin ke alamat penginapan yang sudah dibooking. Syaratnya, paling lambat barang yang akan dikirim sudah harus diserahkan ke outlet Takkyubin atau gerai Seven Eleven 2 hari sebelum waktu barang tersebut kita inginkan sampai di tempat. Jadi sejak awal kita perlu merencanakan, kapan barang-barang akan dikirim.. Selain itu perlu menyisihkan waktu untuk mencari outlet pengiriman dan juga waktu untuk pengantaran barang.
Menyisihkan waktu untuk mengirim barang, sangat perlu menjadi pertimbangan, karena di beberapa jaringan mini market yang bekerja sama dengan Takkyubin yang kami datangi, sebagian besar petugas tidak punya kemampuan berbahasa Inggris. Di sisi lain, saya dan teman-teman tidak bisa berbahasa Jepang sama sekali, kecuali mengucapkan Konichiwa dan Arigato Gozaimas.. π π Ada memang aplikasi yang bisa melakukan translate, tapi tetap saja ribet dan butuh waktu.
Khusus untuk di Tokyo, bila kita akan berangkat sore atau malam, dan kita masih ingin jalan-jalan, kita bisa menggunakan jasa pengiriman barang ke Bandara Narita atau Haneda. Nama jasanya Ca-Go Delivery service, teman-teman bisa lihat keterangan jasa yang diberikan di Ca Go Website. Atau sebaliknya, begitu kita sampai di bandara kita ingin langsung jalan-jalan tanpa menyisihkan waktu untuk antar barang ke hotel terlebih dahulu, kita bisa menggunakan jasa Ca-Go Delivery untuk mengirim barang-barang kita ke hotel. Berapa biaya jasa pengirimannya? Untuk dari dan ke bandara Haneda, untuk segala ukuran koper, biayanya Yen 1.650 per koper.
UANG
Berapa banyak uang yang dibawa untuk bekal melakukan perjalanan? Ini merupakan salah satu topik bahasan teman-teman serombongan sebelum berangkat. Karena saya tujuannya jalan-jalan, saya hanya membawa uang tunai secukupnya saja untuk membeli makanan, jajan, tiket masuk museum atau tempat-tempat yang didatangai dan untuk beli souveniers.
Mata uang apa yang dibawa? Yen, jelas harus dibawa. MYR alias Malaysian Ringgit juga harus dibawa, karena saat beragkat dan pulang akan transit di Bandara KLIA, jadi perlu MYR buat beli makanan dan minuman. Saya juga membawa sedikit US $ buat berjaga-jaga untuk ditukar ke Yen, bila kehabisan. Selain menggunakan uang cash, kita bisa menggunakan CC atau Debit. Jadi untuk persiapan uang gak terlalu susah, asal uangnya ada.. π π π
Rasanya semua persiapan yang saya dan teman-teman serombongan lakukan sudah include di postingan ini ya. Mungkin buat teman-teman yang biasa pergi traveling dengan menggunakan jasa travel, rasanya ribet banget ya persiapan yang perlu dilakukan. Bisa bikin ilfil, karena butuh waktu yang cukup panjang dan effort yang besar. π π
Tapi percaya deh, traveling mandiri itu seru !!! Pakai tiga tanda seru π π π Selain kita bisa menentukan sendiri mau kemana dan berapa lama di suatu tempat, kita juga bisa menikmati lebih lama tempat-tempat yang dikunjungi. Kita bisa melihat banyak hal yang mungkin gak terlihat dari balik jendela bus wisata. Di sisi lain, kita secara fisik harus lebih kuat, karena kita akan bepergian dengan tranportasi umum. Tranportasi umum utama di Jepang adalah kereta api. Jangan berpikir stasiunnya seperti di negeri kita, yang platformnya hanya 1 atau 2 tingkat. Di sana sebuah stasiun lorongnya bisa bercabang-cabang, dan punya puluhan platform. Untuk mencapai platform ada yang pakai escalator, ada yang tidak. Syukur-syukur klo ada lift. Dan harap diingat, bahwa kita juga bisa kesasar… π π Dan upaya mencari jalan kembali juga menjadi keseruan tersendiri.. π π π
Berapa estimasi pengeluaran? Di luar biaya konsumsi, uang icip-icip jajanan Jepang yang seru-seru, beli tiket masuk museum dan tempat-tempat yang dikunjungi, serta beli souveniers, saya mengeluarkan uang sekitar Rp.17 jutaan. Murah…?? Coba cari tahu dengan melihat tulisan-tulisan dari teman-teman yang telah melakukan perjalanan yang relatif sama.
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat dan menjadi rujukan buat teman-teman yang merencanakan perjalanan mandiri ke Jepang setelah pandemi berlalu,ya teman-teman. ***