Apa itu Simarjarunjung….? Apa itu Tanah Karo..?
Simarjarunjung itu nama sebuah daerah di tepi Danau Toba, yang termasuk Kabupaten Simalungun.. Kata Papa, daerah Saribu Dolok, alias seribu bukit.. Sekitar 123 km dari Medan, ibu Kota Provinsi Sumatera Utara…. Daerah ini merupakan destinasi pariwisata yang tidak seramai Parapat.. Lebih sepi… Tak ada hotel-hotel, seperti yang berserakan di Parapat dan sekitarnya… Jalur ini terkoneksi dengan Tanah Karo, di daerah Tiga Panah…

@ Tanjung Unta
Menyusuri jalur ini sebenarnya sudah lama aku idam-idamkan… Sejak tahun 1993-an…. Saat aku bersama Papa, alm Mama dan adik ku Noy jalan-jalan ke Parapat, dan di perjalanan Papa bercerita tentang jalur tersebut… Tapi karena kesibukan, kami tak sempat-sempat melakukannya..

@ Pardede Int’l Cottage – Parapat
Aku akhirnya menyusuri jalur ini pada bulan September 2014.. Dalam perjalanan kembali ke Medan setelah mengantarkan alm Mama ke tempat peristirahatannya di kampung kami, Sibadoar – Sipirok. Kami sengaja pulang sambil berjalan-jalan untuk meringankan hati Papa, dan juga hati kami yang kehilangan alm Mama.., Kami berangkat dari Sipirok hari Sabtu 20 September 2014 setelah magrib.. Kami sampai hari Minggu, 21 September 2014 jam 02 pagi di Parapat, dan menginap di Pardede International Cottage, yang berada di tepi Danau Toba.. Pagi hari, setelah sarapan, dan santai-santai sejenak.. Aku, Papa, David, Uli, Ivo plus supir meneruskan perjalanan menuju Simarjarunjung…

@ Tanjung Unta
Jalur ini memang memanjakan mata… Sepanjang mata memandang, warna yang dominan hijau dedaunan, birunya langit dan air Danau Toba.. Cantik… Kita juga bisa melihat apa yang Papa bilang Tanjung Unta.., perbukitan yang menjorok ke Danau Toba dengan bentuk seperti punggung binatang unta.. Tak banyak pemukiman yang kami temui… Jadi jangan berharap ada tempat bisa duduk-duduk, sekedar untuk minum teh atau kopi…

Ikan mas raksasa.. 😀
Dalam perjalanan kami melihat ada sebuah bangunan yang unik, berada di tengah-tengah kebun kopi.. Bentuknya seperti ikan mas.. Besar… Aku dan adikku Ivo, sengaja turun dan menghampiri tempat itu.. Tapi tak ada apa-apa.. Hanya bangunan yang tak terurus…, belum selesai pula… Enggak tau niatnya mau dijadiin apa..Sayang yaa..

@ Simarjarunjung – Saribu Dolok
Setelah berjalan sekitar 1 jam 30 menit, kami akhirnya sampai di daerah Simarjarunjung, udaranya sejuk… Pemandangan danau Toba yang hampir ditutupi kabut begitu cantik… Beda memang dengan pemandangan dari Parapat… Di daerah Simarjarunjung ada tempat yang namanya Bukit Simarjarunjung.. Tempat kita bisa melihat the best view..

@ Bukit Simarjarunjung
Di sini juga ada sebuah restaurant, yang diresmikan oleh alm Raja Inal Siregar, saat beliau masih menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara.. Restaurant yang sepertinya direncanakan menjadi resto international ini punya pemandangan yang indah dari jendela-jendelanya.. Tapi mungkin karena omzet yang tak terlalu besar, karena tak banyak pengunjung, penataannya ya so so.. Penataan ala tahun 1980-an… Padahal makanan yang dihidangkan rasanya lumayan.. Apa lagi saat lapar dan udara dingin… 😀
Setelah perut kenyang…, mata pun puas memandang…, kami melanjutkan perjalanan…, menuju Tanah Karo, ke daerah di sekitar Kota Brastagi, melalui daerah Tiga Panah.. Gak tau apa artinya.. Yang jelas di Tanah karo ini ada beberapa daerah yang juga bernama Tiga.., antara lain Tija Jumpa, Tiga Binanga. Tiga Binanga itu sebuah kota kecil di lintasan Medan – Aceh Tenggara. Alm Ibu dan keluarganya sempat tinggal di situ saat orang tuanya bertugas menjadi guru di sana..

@ Kebun strawberry, Tongkoh, Brastagi
Di Tanah Karo ini kami ke daerah yang bernama Tongkoh… Menurut Ivo, adik ku yang salah satu usahanya adalah pupuk organik, Tongkoh ini merupakan daerah pertanian.., dan di sana juga ada kebun strawberry.. Jadi gak cuma ada di Lembang – Bandung dan di Bedugul – Bali… Kebun strawberry yang kami datangi bernama Rini Colia.. Saat kami sampai di sana, hari hujan… Mulai dari gerimis sampai hujan lebat… Udara semakin segar dan dingin… Tapi ya itu…, jadi gak bisa metik sendiri.. Bisanya beli hasil panen yang sudah ada di pondok pemilik kebun… Kalau gak harga strawberry dengan ukuran besar, IDR 100 K per kilogram..

@ Peternakan Sapi Perah Gundaling, Brastagi
Dari Tongkoh kemana lagi…? Ke peternakan sapi perah Gundaling… Sayangnya saat kami sampai di sana sudah terlalu sore, jadi produk olahan susu berupa yoghurt dalam ukuran kecil yang untuk sekali minum sold out… Karena aku, David dan Ivo lagi gak pengen minum susu sapi segar, jadi hanya Uli dan Papa yang minum… Kami menonton saja… 😀 Peternakan ini sebenarnya sudah bersiap untuk jadi tempat wisata.. Ada tempat pengunjung duduk-duduk menikmati produk olahan.., juga ada fasilitas toilet yang bagus.. Hanya tidak cukup terjaga kebersihannya..
Dari peternakan sapi perah Gundaling kami sempat singgah di permandian Lau Si Debuk-debuk… Tapi hanya Papa yang mencoba menikmati.. Anak-anaknya gak ada yang mau ikutan, karena ramai banget.. jadi tak lama di sana, kami pun segera pulang ke Medan, dan singgah makan malam di Green Hill Sibolangit…
Senangnya bisa berjalan bersama Papa.. Sayang bang Rio gak ikut.. Si bungsu Nora dan Ananda sengaja pulang dengan kendaraan terpisah, karena Ananda ingin main dulu di Parapat. Semoga ada kesempatan berikutnya untuk jalan-jalan bersama keluarga… Ke desa Tongging di Tanah Karo, kayaknya asyik tuuhhh… ****
Some of pictures have captured by my sissy, Uli Siregar. Tq dear..