Bogor…. ? Iya Bogor… Bogor selalu ada dalam hatiku, dalam kenanganku…. Episode hidup di kota yang punya Tugu Kujang (sejenis keris khas Sunda), bemo dan tales dimana2 sungguh tidak bisa terlupakan… Kenapa…? Karena di masa muda hidup begitu meriah.. Penuh canda tawa dari kehidupan berteman… CATET… DARI KEHIDUPAN BERTEMAN, BUKAN DARI BERSEKOLAH… PADAHAL AKU DIKIRIM KE BOGOR KAN BUAT SEKOLAH… Hehehehe…

@ Bogor Permai
Ada banyak hal yang muncul dari kotak kenangan di otak dan hatiku saat mengingat Bogor… : teman2 yang menyenangkan, tempat2 yang penuh kenangan, jalan2 yang rindang, makanan dan jajanan yang luar biasa, bemo & supirnya yang ramah, bioskop Sukasari & Galaxy Group dan banyak lagi… Gimana enggak.. Aku tinggal di kota itu lebih dari 5 tahun dan aku menikmatinya… Menikmati banyak sisi kehidupan di kota itu…
Aku mencintai suasana kota Bogor yang hijau dan teduh di masa itu (sekarang enggak seteduh dulu), sehingga aktivitas jalan kaki menyusuri lingkar luar Kebun Raya, mulai dari Jl. Raya Pajajaran terus ke Jl. Jalak Harupat terus ke Jl. Ir. H. Juanda lalu ke Jl. Otista dan berakhir di sekitar Tugu Kujang selalu menjadi kegiatan yang menyenangkan.. Aku bisa melakukannya di pagi hari buat nyari keringat (kenapa juga keringat dicari2…?), di siang hari untuk mengurangi rasa stress saat skripsi, atau di malam hari di saat bemo dan angkot mulai pulang untuk beristirahat… Berjalan kaki menyusuri lingkar luar Kebun Raya di malam hari sambil ngobrol dengan sahabat benar2 aktivitas yang sangat menyenangkan..
Belum lagi kulinernya… Makanan Sunda dan pengaruh Chinesse mewarnai kuliner di kota ini… Di masa kuliah dulu aku dan teman2 seneng banget berburu makana, such as :
- martabak telor atau pun terang bulan di pojokan di seberang Pasar Bogor atau di Pasar Gembrong,;
- Asinan Gedung Dalam yang mula2 berlokasi di seberang Toko ABC di Surya Kencana, tapi belakangan pindah ke pertokoan di daerah Sukasari;
- rujak di samping gang di Jl. Medeka;
- nasi goreng di Restoran Bogor Permai di Jl. Jend. Sudirman;
- Es Dotok di pinggir Jl. Sukasari;
- Gado-gado di kaki lima di depan Supermarket Ngesti di Jl. Surya Kencana;
- Roti dan Bakso tahu di Restoran Jumbo di seberang Kampus Baranangsiang;
- Sate di Taman kencana;
- Mie Ayam di tepi pagar Kamus FKH juga di sekitar Taman Kencana;
dan banyak lagi yang gak bisa disebutkan satu persatu.. Banyak banget kenangan tentang Bogor di pikiranku…
Setelah bertahun-tahun enggak ke Bogor, sejak reunian Sosek bulan April 2009 aku sudah ke Bogor dua kali.. Ya menyusuri kenangan, kumpul2, mengunjungi sahabat dan keluarga mantan ibu kost di Pangrango 16.
Naaahhhh, kali ini aku kembali ke Bogor… Againnnn….? Yuuuupppppp…. Biasa memanfaatkan hari di sela2 perjalanan dalam rangka tugas… Ceritanya aku harus menghadiri rapat di tingkat pusat pada hari Senin – Jum’at 12 – 16 Juli 2010. Karena acara dimulai hari Senin jam 09 pagi, jadi aku berangkat sehari sebelumnya… Naahhh menurut Ati sohibku, sebaiknya aku berangkat ke Jakarta nya hari Minggu, 11 Juli pagi aja, supaya bisa main dulu… Hmmmmmm, mau bangetsss… Tapi karena anggota gank yang lain gak bisa ikut, Veny lagi liburan keluarga dan Linda juga ada acara keluarga, jadi ke Bogornya bertiga aja : Aku Ati & Mas-nya Ati..
Begitu keluar dari Tol Jagorawi, kita belok ke arah kiri yaitu ke arah Sukasari.. Ceritanya pengen nyari roti Unyil Venus.. Sebelum sampai di pertigaan Sukasari ternyata ada Toko Roti Unyil di kompleks pertokoan di situ.. Kita langsung masuk deehh ke kompleks itu.. Nyari parkir.. , lalu langsung ke Roti Unyil..
Begitu masuk…, masya Alloh… rame bangetss pembelinya… Bussseeettt daahhhh… Mo beli roti aja ngantri ampe keringatan… Pas ngantri, aku liat di etalase kue basah ada ba’cang… Huhuhuhuhuhu…., ba’cang… Udah berapa belas tahun ya gak makan ba’cang.. Dan ba’cang yg dijual isinya daging sapi, jadi bisa deehhh dimakan..
Apa itu ba’cang… Ba’cang itu sejenis makanan dari ketan yang dibungkus pake daun dan dibentuk seperti prisma, lalu dikukus.. isinya bisa tumisan ayam, daging sapi, atau kacang.. Buat teman2 yang Chinesse isinya terkadang daging bak. Aku ingat dulu kala, temanku di kost2an di Petojo Jakarta yang berdarah Chinesse cerita kalo mereka ada hari yang namanya hari sembahyang ba’cang.. Nah pada hari itu mereka bisa bikin ba’cang dengan berbagai macam isi…
Keluar dari Roti Unyil Venus, kita ngeliat sebuah gerobak kecil di pelataran toko.. Di bagian kacanya tertulis “Combro Setan”. Combro….? Huhuhuhuhu mauuuuu…. Aku doyan banget sama makanan yang satu ini…, bahkan aku pernah bikin postingan tentang ini…
Tapi kenapa namanya Combro Setan ya? Hmmmmm.. apa klo setelah makan combronya orang jadi kesetanan yaaa…, pikirku bertanya2.. Aku dan Ati langsung menghampiri gerobak tersebut.. Ternyata oh ternyata, didalamnya oncom dicampur dengan cabe rawit bulat yg udah ditumis.. Jadi klo gak ati2, dan itu cengek kegigit bulat2…, kita bisa kesetanan sampai rambut berdiri karena kepedesan… hihihi… Secara ini masih awal perjalanan, jadi beli combronya gak berani banyak2, cukup 5 buah ajaaaahhhh… Yang penting bisa merasakan…, dan rasanya emang enak.. Singkongnya gurih dan garing, bumbu oncomnya enak… Reseeuuuuppppp….
Setelah membeli combro setan dan sempat singgah di toko Katulampa dan membawa 5 ekor bebek (bebekan) yang imut2, kami melanjutkan perjalanan.. Kita sempat ke Jungle muter2, trus balik ke Jl. Surya Kencana, ke Toko ABC..
Toko ABC…? Toko apa itu, jualan apa….?

Aku & Ko Cocong
Toko ABC itu toko yang jual alat2 tulis.. Apa siyyy istimewanya toko itu…? Zaman dulu. sekitar tahun 1986an sd 1992-an barang2 yang dijual di toko itu lucu2 bangetss… Alat tulis, buku2 dan pernak pernik yang dijual di situ banyak produk Jepang, seperti Sanrio.. Mana pemiliknya Ko Cocong ramah banget.. Kita selalu dikasi teh botol Sosro, meski belanjanya gak seberapa.. dan aku, si jail Sondha, senang sekali menggangu Ko Cocong dengan membawa pulang pinsil2nya yang cantik dengan setahu Ko Cocong, namun gak mau bayar… Hahahaha.. Bayarnya ntar pas datang berikutnya.. Jelas aja, itu bikin “jengkel” Ko Cocong.. Masih kuat dalam ingatanku gimana wajah Ko Cocong yang sok jengkel sambil menahan senyum, karena dia tau persis kalo dia dijailin… Hehehehe…
Aku dan teman2 penghuni kost2an di Jl. Cirahayu 4 Baranangsiang 3 tahun 1986-an mengenal Ko Cocong saat kita baru mulai kost, ketika bapak kost kita, Oom Biyan, kedatangan teman2nya untuk melihat rumah kost yang baru jadi itu.. Oom Biyan mengenalkan kami anak2 kostnya kepada teman2nya.. Lalu beberapa hari kemudin Mia, salah seorang warga Cirahayu 4, menemukan lokasi toko tersebut saat dia dan kakaknya Venus menyusuri Jl. Surya Kencana..
Toko ABC gak banyak berubah.. Lay-out-nya masih sama persis… Gak berubah sedikit pun.. Cuma memang isi rak2nya tidak sepenuh dulu.. Tapi saat aku datang, sehari sebelum sekolah mulai setelah libur kenaikan kelas, toko itu dipenuhi pembeli..
Ko Cocong, segera mengenali aku tak lama setelah aku masuk ke toko tersebut dan menatap dia dari balik etalase.. Ko Cong bilang, aku tidak berubah…, kecuali adanya kerudung yang membuat dia ragu.. Hahaha.. Jelas aja dia ragu.. Pastilah dia pikir aku gak mungkin pakai kerudung kalo mengingat kelakuan ku yang “gokil” di masa muda…
Dari obrolan dengan Ko Cocong, aku jadi mengerti bahwa bisnis alat tulis secara kuantitas tidak banyak berubah.. , tapi secara kualitas jauh menurun setelah krisis moneter.. Ko Cong bilang, sekarang tidak banyak lagi supply barang2 yang cantik.. Kalau ada pun harganya muuuaaahhhhaaaallll banget sehingga sulit untuk dijual.. Barang2 yang bisa dijual hanya barang2 biasa…, padahal dulu pernak pernik, diary, frame2 yang dijual cantik2 banget…
Ko Cong yang akhirnya menikah di usia 48 tahun mengingatkan aku, agar segera melanjutkan hidupku… He said “Find a man who loves U, Sondha. It’s enough.. If he really love U he will do anything for U.” Setelah percakapan dari hati ke hati yang mendalam, aku meninggalkan toko itu.. I will always remember U, Ko..
Dari toko ABC, kami melanjutkan perjalanan ke Asinan Gedung Dalam.. Aku suka banget sama asinan buahnya.. Sampai dulu sempat terpikir, “Gimana seandainya aku menikah dan tinggal di kota yang jauh banget dari Bogor, terus aku ngidam asinan Gedung Dalam? Aku bisa nangis2 kali….” Hahahaha…
Dari asinan Gedung Dalam, kami pergi ke Restoran Bogor Permai… Hmmmm kebayang nasi goreng-nya yang ok banget.. Buat mendapatkannya, 18 tahun yang lalu aku dan Linda rela menembus hujan dengan memakai payung, turun dari Jl. Pangrango ke Jl. Jalak Harupat, lalu naik angkot sampai di depan istana Bogor, menyebrangi Jl. Juanda dan menyusuri Jl. Sudirman beberapa ratus meter dengan celana digulung selutut supaya gak terendam air…
Tapi siang2 makan nasi goreng rasanya aneh.. Maka kami memutuskan untuk makan Tahu Goreng di warung yang ada di samping restoran tersebut, lalu memesan semangkok soto mie dan masing2 semangkok es campur… Tahu goreng, soto mie (pake lumpia yang diiris2) dan es campur di tempat ini layak dapat ancungan jempol.. Coba deh kalau ada kesempatan ke Bogor..
Selesai dengan urusan perut, kami menuju rumah Idien, sahabat kami… Ngobrol di situ samapai magrib.. lalu kembali ke Jakarta… Hari yang luar biasa… Terima kasih Ati & Mas.. semoga hari ini juga menjadi hari yang sangat menyenangkan buat kalian berdua…
enaknya nostalgia,
akrab banget dengan ko Cocong ya
@ Moda : diriku di masa muda adalah anak yang jail dan gampang akrab dengan siapa aja… Bahkan bbrp bulang yg lalu saat aku berkunjung ke Yogya, lalu berhenti di lampu merah di dekat kampus ku dulu, tiba2 ada yang nyapa.. “Mba Sondha, apa kabar…?” Yuuupppp, dia (perempuan) adalah pedagang koran di lokasi tersebut. Temanku yg dosen senior di UGM sampai kaget dan senyum2… Yaa.., aku senang sekali ngobrol dengan siapa saja…
Sama…Bogor selalu dihatiku & membaca posting ttg Bogor selalu menghangatkan hati… nggak mampir kampus? Pengen tau, es Doger ‘DPR’ itu masih eksis ga ya? huu..kemecer lagi nih…
@ Mechta : aku gak singgah ke kampus… apalagi itu kan hari minggu… kapan2 kita ketemuan di sana aja buat ngecek yuuuukkkk…..
Pingback: 2010 : Work Hard, Travel Hard & Play Hard (Part 3 – Final) | MY NOTES….
Sate di Taman kencana;
Mie Ayam di tepi pagar Kamus FKH juga di sekitar Taman Kencana;
saya tambah dengan …
Rujak Aki di pojokan taman kencana – jln Salak dibawah pohon rindang
Bubur Kacang Ijo madura di deket FKH
Aaahhhh …
Membaca postingan ini serasa melayang kembali ke masa itu …
4,5 tahun indekost di Jalan Tangkuban Perahu
4,5 tahun bring cikita …
Salam Saya Sondha
NH18
A.19 sekian-sekian
@ NH18 :
Hatur nuhun udah mengunjungi blog saya…
Mahasiswa Sosek tapi tinggal di Tangkuban Perahu…? Lumayan jauh dan bersahabat dengan supir bemo seperti kami2 anak Pangrango yaa… 🙂
Supir2 yang baik dan ramah, yang selalu menurunkan kami persis di pintu pagar rumah… Bantuan yang luar biasa, apalagi di saat malam hari atau hujan lebat…
Bogor akan selalu indah dalam kenangan kita yang pernah menikmati hari2 di kota hujan itu… Semoga Bogor bisa kembali asri…
Lam kenal mbak Sondha, pada taon 1996-1999, saya bekerja di Kejaksaan Agung RI, taon 2000 mutasi ke Kejaksaan Negeri Depok, tetapi tinggal/kost di Manggarai Jakarta, karena pada waktu itu Kota Depok belum memiliki Pengadilan Negeri dan Rumah Tahanan maka kami bersidang di PN Cibinong dan menitipkan tahanan di LP Paledang Bogor, seusai sidang seringkali saya ikut mobil tahanan mengantarkan pulang tahanan ke LP Paledang, sekembalinya saya ajak sopir dan pengawal tahanan untuk singgah makan toge goreng yang ada di stadion, diluar waktu2 tugas saya bersama teman2 kantor juga sering jalan2 ke Bogor / Puncak terutama ya Kebon Raya, es cincau gerobak di depan kantor KPKN pernah juga saya rasakan, sayang awal 2001 saya di mutasi ke Sulawesi Selatan, sedih rasanya meninggalkan Jakarta, Depok, dan Bogor.
@ Pak Herry : tapi perjalanan bapak kan jadi lebih jauh lagi.. Sulawesi Selatan juga punya keindahan sendiri.. Saya sampai saat ini masih bermimpi ingin ke Pulau Bira, ke Bulu Kumba untuk menlihat orang membuat Phinisi, ke Tanah Toraja, Bantimurung dll.. Soal kuliner, es pisang ijo, mie titi juga gak kalah enak lho Pa.. Saya berharap suatu hari nanti bisa kembali berkunjung ke sana… 😀