Ke Pulau Galang…? Ke bekas Kamp Pengungsi Vietnam itu…? Kok bisa…? Apa ceritanya…? Yoiiii…. Ini perjalanan yang tidak direncanakan…
Ceritanya, hari Kamis tanggal 5 Agustus 2010 yang lalu aku terbang ke Batam untuk urusan pekerjaan.. Plan awalnya siyyy setelah kerjaan selesai hari Jum’at, hari Sabtunya aku mau nyebrang ke Negeri Singa lalu kembali hari Minggu dan pulang ke Pekanbaru di siang hari… Sehingga dari awal aku mengatur tiket kembaliku ke Pekanbaru hari Minggu tanggal 8 Agustus siang…
Lalu, something happened sehari sebelum aku berangkat.. Aku kehilangan passport ku… Hikssss…. Ya aku jadi gak bisa nyebrang deehhh…., mau mempercepat penerbangan pulang kayaknya hanya bikin repot yaa.. Jadi aku putuskan untuk menikmati Pulau Batam.. Lagi pula sudah lama juga gak muter2 di Batam.. Terakhir, kayaknya sekitar tahun 2007…, saat pulang travelling ke Singapore dengan atasan dan temanku waktu masih bekerja di Bappeda Kota. Bulan Februari lalu, saat janjian travelling bareng sohib2ku ke Singapore, dari Bandara Hang Nadim aku lagsung ke Batam Center, salah satu pelabuhan ferry penumpang Batam – Singapore PP. Pulangnya juga begitu.., dari Batam Center langsung ke Hang Nadim, cuma sempat duduk2 di Mall Batam Cente dengan Soni Salusianto, seorang teman saat kuliah di Bogor dulu.
Kok kepikiran buat ke Pulau Galang…?
Aku kepikiran karena aku sempat liat liputan kunjungan ke obyek2 wisata yang dibuat dan ditayangkan oleh Trans TV…
Awalnya siyy bingung juga.., mau naik apa ke sana.., jauh dan kayaknya gak ada transportasi umum… Beberapa tahun yang lalu saat ikut acara Asosiasi Pemerintah Kota se-Indonesia (APEKSI) yang diadakan di Batam, aku dibawa untuk island tour (hehehe.. bukan city tour, menurut aku.. habis yang dikelilingin bukan satu kota, tapi satu pulau) bahkan sampai ke Pulau Rempang, melihat jembatan Barelang (akronim dari nama 3 pulau yang tersambungkan oleh jembatan tersebut : Batam – Rempang – Galang) yang saat itu baru selesai dibangun.. Jadi aku tau kalo jarak ke Pulau Galang itu lumayan jauh.., sekitar 60 km kali yaaa… Untungnya ada seorang kerabat yang menetap di sana yang bersedia mengantarkan… Alhamdulillah…
Setelah bergerak ke arah timur Pulau Batam, kami melintasi jembatan Barelang, Pulau Rempang, satu pulau kecil lagi dan akhirnya sampai di Pulau Galang… Dari jalan besar, tidak ada “sign” yang menunjukkan arah ke eks Kamp Vietnam itu… Kerabat yang mengantarkan kami membelokkan mobil ke jalan kecil yang pertama kali kami temui di sebelah kiri jalan.. Itu pun setelah sempat ragu2, dan jalan terus beberapa ratus meter dari simpangan itu… Begitu masuk ke jalan kecil, kami menemukan kalau jalan itu bercabang dan di situ ada “sign” yang mengarahkan kami untuk bergerak ke arah kanan kalau mau ke lokasi bekas Kamp Pengungsi Vietnam…
Begitu masuk ke lokasi, kami menemukan kompleks pemakaman… Kami juga melihat ada beberapa orang sedang berziarah… Lalu selanjutnya setelah mobil berjalan beberapa ratus meter, di bagian kiri jalan di lahan yang tinggi kami menemukan sebuah Kuil… Namanya Quil Quan Am Tu.. Tempat sembahyang di kuil ini berada di lantai 2.. Pada pelataran di lantai 2 tersebut terdapat patung Dewi Guang Shi Pu Sha, dewi yang menurut kepercayaan Vietnam bisa memberikan hoki, jodoh dan keharmonisan dalam rumah tangga. Sedangkan di lantai 1 terdapat semacam diorama yang melukiskan dewa dan dewi kepercayaan Vietnam.
Setelah keluar dari kuil, kami melanjutkan penyusuran… Kami menemukan puing2 bangunan kayu bekas barak2 tempat tinggal pengungsi.. Lalu kami melihat bekas power house, rumah para sukarelawan yang melayani para pengungsi… Kami juga melihat Tin Lan alias Christian Church.. Gereja yang untuk mencapainya harus melalui jembatan kayu yang sudah mulai pada rontok, sehingga kami tidak berani menyebranginya..
Kami terus menyusuri jalan, dan berelok ke kiri.. Di pojok jalan dimana kami belok aku melihat tulisan “Bodhi Tree” di kaki sebuah pohon yang sangat besar dan rindang… Saat aku amati, ternyata itu pohon beringin… Istilah Pohon Bodhi, mengingatkan aku pada tulisan yang pernah aku baca bahwa Sidharta Gautama alias Sang Budha bersemedi bertahun-tahun di bawah pohon Bodhi hingga mencapai kesempurnaan imannya.. Di bawah pohon itu pun aku melihat perlengkapan sembayang ala umat Budha dengan warna merahnya yang khas..
Setelah melihat pohon Bodhi, di sisi kiri jalan kami melihat Unified Quil dengan nama Quil Chua Kim Quang.. Kuil ini berada beberapa puluh meter dari jalan.. dan untuk mencapainya pengunjung dapat menyusuri jalan yang sudah disemenisasi dengan gerbang merah di pangkalnya dan jembatan merah di tengahnya… Kami tidak langsung berhenti dan menghampiri kuil ini, tapi lebih dahulu melanjutkan penyusuran…
Lalu di sisi kanan jalan, di sebuah pojokan kami melihat 2 buah perahu yang telah diangkat dari air dan diletakkan di lapangan berumput… Menurut kerabat yang mengantarkan kami, kapasitas perahu itu gak lebih dari 5 gross ton.. Benar2 perahu yang kecil…
Saat kami hampiri, di situ terdapat “story behind d ship”..
“ Perahu kayu ini adalah sisa-sisa dari peninggalan pengungsi Vietnam yang sengaja ditenggelamkan di perairan Pulau Galang dan ada beberapa perahu yang dibakar oleh para pengungsi sebagai aksi protes dan penolakan pemulangan kembali ke negara Vietnam.
Setelah peninggalan mereka dari Pulau Galang tahun 1995 perahu-perahu ini oleh Otorita Batam diangkat ke daratan kemudian diperbaiki dan dipamerkan untuk publik sebagai obyek yang bernilai sejarah.
Perahu inilah yang dipakai para pengungsi mengarungi Lautan Cina Selatan selama berbulan-bulan dan sejauh ribuan kilometer menuju berbagai belahan dunia dengan harapan dapat perlindungan dari negara lain. Di antaranya sampai ke Pulau Galang ini dan sebagian dari mereka gagal mencapai daratan dan gugur di tengah lautan karena perahunya tenggelam.”
Beberapa puluh meter dari kapal ini terdapat bangunan yang cukup terawa rapi… Bangunan bekas penjara… Jadi kalau dulu ada pengungsi yang berbuat kejahatan, maka akan dihukum kurungan di sini…
Di seberang bangunan penjara terdapat bangunan yang sekarang difungsikan menjadi Pusat Informasi Kawasan Wisata… Di dalamnya kita bisa mendapatkan informasi tentang para pengungsi Vietnam yang pernah tinggal di situ, nama2 dan foto2 sukarelawan yang pernah mengabdikan diri di situ, juga peralatan rumah tangga dan hasil kerajinan yang pernah dibuat para pengungsi saat tinggal di situ.. Dari hasil kerajinannya, kami diberi tahu petugas yang melayani di pusat informasi bahwa di Kamp itu pun sempat menetap pengungsi Kamboja..
Saat melihat deretan foto2 sukarelawan dari berbagai bangsa yang pernah mengabdikan diri sebagai pengajar, aku terngat pada Miss Nuri. Beliau adalah guru Bahasa Inggris ku, saat aku mengambil kelas Intensive English di English Language Training International (ELTI) di Wijaya Center Kebayoran, Jakarta sekitar pertengahan tahun 1992. Menurut cerita Miss Nuri beliau pernah menjadi guru bahasaInggris bagi pengungsi Vietnam di Pulau Galang.. Aku lalu menyusuri foto demi foto yang tersusun cukup rapi… dan…. aku menemukan foto dari wajah yang masih ada dalam memory ku itu… Wajah yang sederhana tapi mencerminkan keteguhan hati… Dimana ya Miss Nuri sekarang..? Semoga beliau dalam keadaan baik, sehat dan bahagia…
Dari penjaga pusat informasi ini pula kami diberi tahu kalau para mantan pengungsi Vietnam yang pernah menetap di Kamp ini pada tahun 2005 pernah mengadakan reuni di Pulau Galang.. Dan subhanallah…, mereka telah menjadi orang2 yang mapan di negara2 yang bersedia menampung mereka.. Tekanan hidup yang luar biasa membuat mereka menjadi pribadi2 yang punya “drive” sangat kuat untuk menaklukkan kehidupan…
Puas mengelilingi pusat informasi, kami menuju Quil Chua Kim Quang yang sebelumnya sudah kami lihat dari kejauhan.. Quil ini dijaga sepasang patung singa… dan sepertinya dibangun pada tahun 1985 Masehi dan tahun 2529 penanggalan China, karena di salah satu sisinya tertulis Quil Chua Kim Quang DL 1985 PK 2529.
Saat duduk2 di bangku yang ada di pelatarn kuil, aku melihat ke seberang jalan.. di sana terdapat beberapa runtuhan bekas barak… Puing2 yang menggambarkan betapa kerasnya hidup yang pernah terjadi pada orang2 yang pernah tinggal di tempat ini…
Semoga, di negeri kita yang penuh dengan keragaman ini tidak ada lagi pertentangan yang menyebabkan darah2 tertumpahkan… Semoga selalu ada kedamaian di negeri kita yang indah ini, di bumi yang indah ini…
Datang lah ke Pulau Galang, teman2ku.. Agar dapat meningkatkan kesadaran untuk menjaga kedamaian, saling menghargai dan bertoleransi dalam keberagaman…
– Sondha Siregar-
Wah..sungguh perjalanan yg berkesan ya. Sementara blom bisa kesana 9 dan entah kapan dapat kesempatan itu.. hehe.. ) maka membaca cerita ini bisa membuatku seolah tlah sampai disana. Terima kasih, Sonda….. Oya…maaf lahir batin ya…
Tks buat apresiasinya Mechta..
Sudah jadi ke sana..?
Kalau belum, semoga segera…
Salam
Ini adalah artikel bagus untuk dibaca, terima kasih untuk berbagi.
Terima kasih atas apresiasinya yaa…
Salam…
Pingback: 2010 : Work Hard, Travel Hard & Play Hard (Part 3 – Final) | MY NOTES….
pulau galang,sebuah pulau yg pasti menyimpan beribu kenangan bagi pr pengungsi vietnam. dan,sungguh sebuah pulau yg selalu menjadi impian buatku untuk,semoga suatu saat nanti dapat mengunjunginya. kala membaca tulisanmu ini,mbak sondha. serasa separuh mimpiku,tlah terwujud. ..makasih ya..!
Terima kasih atas apresiasinya Pak…