Sei Bingei…

Sei Bingei ? Sei Bingei adalah nama sebuah jalan di daerah Medan Baru, di Kota Medan. Berlokasi di tengah2 kota pada saat ini.., dulunya sih dekat perkampungan, dimana para keturunan India di Medan suka memelihara sapi. Jadi dulu Tati biasa ngelihat sapi keliaran dengan klenengan di leher.. Tati juga selalu menunggu2 ibu keturunan India penjual cenil dan putu mayang yang enaaaakkkk banget, lewat di depan rumah pagi dan sore hari..

Sejak pulang dari rumah sakit, Mama belum pulang ke rumah di Jl. Air Bersih, karena rumahnya direnov.. Sementara Mama tinggal di Jl. Sei Bingei No. 41, yang dijadiin Ivo “Medan City Galery”. So, dari bandara Polonia, Tati langsung ke rumah di Jl. Sei Bingei 41.

Malam sekitar jam 22an, saat ngunci pagar.. Tati sempat memandang ke arah rumah… Rasanya Tati terlempar ke masa kecil… Sebagian masa kecil Tati tersimpan di rumah Jl. Sei Bingei No 41 dan No 43 ini.. Dua nomor? Ya, ini dua rumah dalam satu halaman…

Entah sejak kapan… Rasanya sejak Tati mampu mengingat, Tati sudah selalu bulak balik Pekanbaru-Medan dengan ibu. Nenek, ibunya ibu, menetap di Medan berdua dengan Tante Mong, saudara ibu satu2nya yang masih hidup waktu itu. Sebab itu ibu selalu bulak balik Pekanbaru-Medan. Memang di rumah, Nenek tidak hanya berdua dengan Tante Mong, ada juga Nantulang Minah, saudara jauh ibu, dan Bang Nursal, tetangga di Pekanbaru yang akhirnya menetap di rumah Nenek sampai dia menikah.

Saat rumah J., Sei Bingei No. 43 dibangun, lalu dilanjutkan dengan rumah Jl. Sei Bingei No. 41, Ibu boleh dibilang tinggal di Pekanbaru 2 minggu, tinggal di Medan 2 minggu. Dan itu terjadi berbulan2. Dan Tati selalu dibawa, secara Tati gak pernah pisah dengan Ibu… Tati itu buntutnya Ibu..

Rumah Sei Bingei jadi rumah kedua bagi Tati selama bertahun2, sampai Tati tamat SMA. Selama itu pula Tati selalu bulak balik Pekanbaru – Medan. Bahkan sekitar kelas 4 SD, Tati sudah mulai pergi sendiri ke Medan naik pesawat. Bisa jadi karena Tati menyusul Ibu yang sudah berangkat duluan, bisa jadi juga Tati pergi liburan, sementara Ibu gak bisa pergi..

Bahkan waktu naik kelas 2 SMA, beberapa teman dekat di Pekanbaru ikut libur ke Medan. Buat mereka liburan itu menyenangkan, karena Medan Plaza, plaza terbesar di Medan tahun 80-an ada di jalan sebelah rumah. Dari rumah ini ke Medan Plaza gak sampai 200 meter, jadi kita tinggal wara wiri aja.. Segala yang dimau ada.. Counter Sanrio, toko T’shirt yang lucu2, tempat makan yang enak.. Semua ada. Asal duitnya juga ada. Hehehe.

Rumah Sei Bingei merupakan bahagian saat2 bahagia masa kecil Tati…

Tati jadi ingat Nenek. Saat Tati masih sangat kecil, Nenek selalu memantau kemana Tati main.. Nenek selalu memanggil dengan logat Melayu yang sangat kental : “Sondha…., engkau dimana? Udah makan? Jangan main ke jalan..!! Nanti ibu engkau marah.”

Tati ingat Tante Mong, yang selalu menyuruh orang yang kerja di rumah untuk memasakkan ikan bawal goreng becabe kesukaan Tati.

Tati ingat Bang Nursal, yang sewaktu Tati kecil selalu membawa Tati jalan2 sore ngeliat air mancur di taman di depan kediaman Gubernur Sumatera Utara. Lalu membelikan Tati balon yang dibentuk seperti binatang plus sebungkus kembang gula harum manis..

Tati ingat Nantulang Minah, yang pintar motong rambut yang sesuai dengan wajah Tati, karena beliau memang kapster di sebuah salon ternama di Medan..

Tati ingat Santi & Yadi, anak tetangga depan rumah, oom Sucipto, pegawai Kimia Farma. Lalu Ade, tetangga di sebelah kanan rumah. Mereka adalah teman2 Tati kecil kalau lagi di Medan.. Pada dimana ya sekarang?

Little Me & Ibu (almh)

Di atas segalanya, Tati ingat Ibu.. yang udah 20 tahun meninggalkan Tati.. (‘Ndha kangen bu..!!!). Ibu yang menjadi segala2nya buat Tati di usia belia…

Tati gak pernah nginap di rumah ini, sejak tahun 86an. Setelah Tati berangkat ke Bogor, lalu Ibu passed away di bulan Mei 1987.. Tante Mong kemudian kena stroke sebulan setelah Ibu pergi dan akhirnya juga passed away di bulan September 2000. Sementara Nenek telah duluan pergi di bulan Desember 1983. Setelah itu semua, rumah No.41 dan No. 43 disewakaan.. Selama itu pula kalau Tati ke Medan, Tati hanya bisa melintasi depan rumah tersebut…

Sekarang setelah Ivo menggunakannya sebagai Galerry, dan menata dua dari 3 kamar sebagai ruang pribadi.., Tati kembali ke rumah ini, hanya tidak ada lagi suara Nenek memanggil, tidak ada lagi Tante Mong, tidak ada lagi Bang Nursal dan Nantulang Minah.. Bahkan tidak ada lagi Ibu….Mereka semua sudah pergi.. Semoga Tuhan memberikan tempat yang terbaik bagi mereka… Semoga Tuhan berkenan mempertemukan Tati dengan mereka suatu saat nanti… Semoga…***

One thought on “Sei Bingei…

  1. Aku juga waktu masih kecil tinggal di Jl. Sei Bingei, waktu itu nomor 30, pas tusuk sate dengan Sei Sikundur. Ompungku (Sutan Parluhutan Siregar) dan Tulangku (Mangaraja Sodompahon Siregar) tinggal di nomor 28 (sekarang nomor 27). Di seberang jalan tinggal Sutan Habiaran Siregar. Pokoknya Jl. Sei Bingei ini saat itu jalan tempat tinggal “Siregar dohot boruna”, he he he

Comments are closed.